NIM : 602191010031
Rukun Islam merupakan pilar-pilar utama dalam agama Islam. Ada lima pilar dalam rukun
tersebut yang menjadi dasar bagi kaum muslmi untuk melaksanakan kehidupan selama
berada di dunia ataupun di akhirat kelak.
Ibarat sebuah bangunan, lima rukun Islam ini merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan satu dengan lainnya. Bangunan itu tidak bisa berdiri kokoh apabila salah satu
unsur pembentuknya tidak ada.
Meninggalkan rukun Islam ternyata bisa menyebabkan pelakunya terjatuh ke dalam dosa
besar. Lebih dari itu ternyata ada beberapa rukun Islam yang jika ditinggalkan dapay
menyebabkan orang tersebut keluar dari agama Islam.
Rukun Islam yang paling krusial dan penting adalah mengucapkan dua kalimat
syahadat. Beriman kepada Allah dan Rasul-nya seperti yang terdapat dalam kalimat syahadat
menjadi bagian penyempurna dari rukun Islam.
Kalimat syahadat menjadi tiang pokok dari terbentuknya keimanan di hati seseorang.
Apabila rukun Islam yang satu ini ditinggalkan maka batallah rukun Islam yang lainnya.
Apabila ada keraguan dari rukun Islam yang pertama ini, maka hilanglah keimanan orang
tersebut terhadap agama Islam. Sebab di dalam riwayat sudah disebutkan bahwa:
“Islam itu dibangun di atas lima perkara: beriman pada Allah dan Rasul-Nya;
mendirikan shalat lima waktu; berpuasa Ramadhan; menunaikan zakat; dan berhaji ke
Baitullah.” (HR. Bukhari, no. 4514)
2. Meninggalkan Shalat
Rukun Islam selanjutnya yaitu shalat. Shalat menjadi salah satu tiang agama yang wajib
untuk didirikan oleh kaum muslimin. Ibnu Rajab berkata, ada berbagai hadits yang
menyatakan bahwa meninggalkan shalat mengakibatkan keluar dari Islam. Seperti hadits
Jabir berikut yang dikeluarkan oleh Imam Muslim,
“(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah
meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, no. 82)
Bahkan tidak termasuk dalam Islam orang yang tidak mengerjakan shalat. Umar
radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
“Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat.” (Riwayat ini
disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ash-Shalah, hlm. 41-42. Dikeluarkan oleh Malik,
begitu juga diriwayatkan oleh Sa’ad dalam Ath-Thabaqat, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Iman.
Diriwayatkan pula oleh Ad-Daruquthniy dalam sunannya, juga Ibnu ’Asakir. Hadits ini
shahih sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ Al-Ghalil, no. 209)
Bahkan karean mulianya ibadah shalat, bahkan kita harus tetap mengerjakannya dalam
keadaan apapun meskipun lupa atau ketiduran. Kita harus tetap shalat saat sudah ingat atau
tersadar. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang lupa shalat, hendaklah ia shalat ketika ia ingat. Tidak ada kewajiban
baginya selain itu.” (HR. Bukhari, no. 597; Muslim, no. 684)
Dalam riwayat Muslim disebutkan : “Barangsiapa yang lupa shalat atau tertidur, maka
tebusannya adalah ia shalat ketika ia ingat.” (HR. Muslim, no. 684)
Rukun Islam selanjutnya adalah puasa Ramadhan. Seperti yang diketahui bahwa hukum
melaksanakan puasa Ramadhan adalah wajib. Hal ini menyebabkan seseorang yang
mengingkari wajibnya puasa bisa dikatakan sebagai kafir. Akan tetapi, lain halnya jika ia
malas-malasan puasa Ramadhan padahal ia mampu maka orang tersebut terjatuh dalam dosa
besar. Hal yang sama juga berlaku pada ibadah zakat dan haji.
Demikianlah informasi mengenai hukum meninggalkan rukun Islam. Ketahuilah bahwa
rukun Islam yang ada lima itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Apabila kita
melalaikannya, maka bisa membuat kita terjerumus ke dalam dosa besar bahkan diragukan
keislamannya. Maka laksanakanlah seluruh isi dari rukun Islam tersebut agar hidup kita
senantiasa mendapat naungan dari Allah SWT.
Pada saat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berkhutbah di hadapan ribuan kaum
Muslimin di hari Arafah, beliau bersabda,
"Sesungguhnya darah kalian, harta benda kalian dan kehormatan kalian adalah haram
(terpelihara) antara sesama kalian sebagaimana keharaman hari ini, bulan ini, dan negeri ini. Dan
hendaknya Yang hadir menyarnpaikan kepada yang tidak hadir..." (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits di atas, Rasulullah ﷺmenegaskan atas haramnya darah seorang
Muslim, sebagaimana agungnya hari Arafah, sebagaimana haramnya berperang di bulan Dzul
Hijjah, dan sebagaimana haramnya menumpahkan darah (berperang) di negeri Makkah.