Anda di halaman 1dari 8

Syahid Kematian yang Indah!

Oleh: Ustad Heri Gunawan MZA, S.Pd.I,M.M.

Ringkasan Materi Kuliah Subuh: Masjid Besar Ad-Damanhuriah, Kecamatan Cijati


Minggu, 10 Ramadhan 1441 H/03 Mei 2020 M

Mati syahid di medan jihad menjadi dambaan karena didalamnya tersimpan keutamaan yang
besar. Dalam sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan Ibnu Majah disebutkan:

‫ش َح َّدثَنِي بَ ِحي ُر ب ُْن َس ْع ٍد ع َْن خَالِ ِد ب ِْن َم ْعدَانَ ع َْن ْال ِم ْقد َِام ب ِْن‬ ٍ ‫ار َح َّدثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل ب ُْن َعيَّا‬
ٍ ‫َح َّدثَنَا ِه َشا ُم ب ُْن َع َّم‬
‫ال يَ ْغفِ ُر لَهُ فِي أَ َّو ِل ُد ْف َع ٍة ِم ْن َد ِم ِه‬
ٍ ‫ص‬ َ ‫ت ِخ‬ ُّ ‫ال لِل َّش ِهي ِد ِع ْن َد هَّللا ِ ِس‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ب ع َْن َرس‬ َ ‫َم ْع ِدي َك ِر‬
ْ
ِ ‫ان َويُزَ َّو ُج ِم ْن ْالح‬
‫ُور‬ ِ ‫ع اأْل َ ْكبَ ِر َوي َُحلَّى حُلَّةَ اإْل ِ ي َم‬
ِ َ‫ب ْالقَب ِْر َويَأ َم ُن ِم ْن ْالفَز‬ ِ ‫َوي َُرى َم ْق َع َدهُ ِم ْن ْال َجنَّ ِة َوي َُجا ُر ِم ْن َع َذا‬
ِ َ‫ين َويُ َشفَّ ُع فِي َسب ِْعينَ إِ ْن َسانًا ِم ْن أَق‬
‫اربِ ِه‬ ِ ‫ْال ِع‬
“Orang yg mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama
kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur,
dibebaskan dari ketakutan yg besar, dihiasi dgn perhiasan iman, dikawinkan dgn bidadari & dapat
memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya.” [HR. Ibnu Majah No.2789]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah, amalan apakah yang
(pahalanya) sebanding dengan Jihad fi Sabilillah?” Beliau menjawab, “Kalian tidak akan sanggup
mengerjakannya.”
Mereka (para sahabat) mengulangi pertanyaan tersebut dua atau tiga kali, dan jawaban beliau atas
setiap pertanyaan itu sama, “Kalian tidak akan sanggup mengerjakannya.” Kemudian setelah yang
ketiga beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

‫صاَل ٍة َحتَّى يَرْ ِج َع ْال ُم َجا ِه ُد فِي‬ ِ ‫ت هَّللا ِ اَل يَ ْفتُ ُر ِم ْن‬
َ ‫صيَ ٍام َواَل‬ ِ ِ‫م ْالقَائِ ِم ْالقَان‬Sِِ‫َمثَ ُل ْال ُم َجا ِه ِد فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َك َمثَ ِل الصَّائ‬
ِ ‫ت بِآيَا‬
‫يل هَّللا ِ تَ َعالَى‬
ِ ِ‫َسب‬
“Perumpamaan seorang mujahid Fi Sabilillah adalah seperti orang yang berpuasa yang mendirikan
shalat lagi lama membaca ayat-ayat Allah. Dan dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya, sehingga
seorang mujahid fi sabilillah Ta’ala pulang.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-
orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati
syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
(Q.S Annisa:69)
Doa Supaya diberikan Kematian dalam keadan Mati Syahid:

Do’a yang dipanjatkan Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu.

Sَ ِ‫اللَّهُ َّم ارْ ُز ْقنِى َشهَا َدةً فِى َسبِيل‬


َ ِ‫ َواجْ َعلْ َم ْوتِى فِى بَلَ ِد َرسُول‬، ‫ك‬
‫ك – صلى هللا عليه وسلم‬
Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di negeri Rasul-
Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari 1890)
APA ITU MATI SYAHID?
Jawaban:
Syahid secara bahasa merupakan turunan dari kata sya-hi-da [arab: ‫ ]ش??هد‬yang artinya
bersaksi atau hadir. Saksi kejadian, artinya hadir dan ada di tempat kejadian.
Istilah ini umumnya digunakan untuk menyebut orang yang meninggal di medan jihad dalam
rangka menegakkan kalimat Allah.
Ulama berbeda pendapat tentang alasan mengapa mereka disebut syahid. Al-Hafidz Ibnu
Hajar menyebutkan sekitar 14 pendapat ulama tentang makna syahid. Berikut diantaranya,
 Karena orang yang mati syahid hakekatnya masih hidup, seolah ruhnya
menyaksikan, artinya hadir. Ini merupakan pendapat An-Nadhr bin Syumail.
 Karena Allah dan para malaikatnya bersaksi bahwa dia ahli surga. Ini merupakan
pendapat Ibnul Anbari.
 Karena ketika ruhnya keluar, dia menyaksikan bahwa dirinya akan mendapatkan
pahala yang dijanjikan.
 Karena disaksikan bahwa dirinya mendapat jaminan keamanan dari neraka.
 Karena ketika meninggal tidak ada yang menyaksikannya kecuali malaikat penebar
rahmat.
(Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari syarh Shahih Bukhari (6/42 – 43).

Hukum untuk Jenazah Mati Syahid:

Ada 4 kewajiban kaum muslimin terhadap jenazah muslim yang lain:


Memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan.
Khusus untuk jenazah muslim yang mati syahid, ada 2 hukum khusus:

1. Tidak dimandikan

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda terkait jenazaj korban perang Uhud:
‫ح – أَوْ ُك َّل د ٍَم – يَفُو ُح ِم ْس ًكا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ٍ ْ‫ فَإ ِ َّن ُك َّل جُر‬،‫اَل تُ َغ ِّسلُوهُ ْم‬
“Jangan kalian mandikan mereka, karena setiap luka atau darah, akan mengelluarkan bau
harum minyak misk pada hari kiamat.” (HR. Ahmad 14189 dan dinilai shahih oleh Syuaib Al-
Arnauth).

Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda ketika perang Uhud:
‫ا ْدفِنُوهُ ْم فِي ِد َمائِ ِه ْم‬
“Kuburkan mereka bersama darah mereka.” Jabir mengatakan: “Mereka tidak dimandikan.”
(HR. Bukhari 1346)

2. Boleh tidak dishalatkan


Artinya, jenazah korban perang fi sabilillah tidak wajib dishalatkan, dan boleh juga
dishalatkan.
Jenazah yang meninggal di perang Uhud, dimakamkan tanpa dishalatkan. Jabir mengatakan,
َ ُ‫ َولَ ْم ي‬،‫ َولَ ْم يُ َغ َّسلُوا‬،‫َوأَ َم َر بِ َد ْفنِ ِه ْم فِي ِد َمائِ ِه ْم‬
‫ص َّل َعلَ ْي ِه ْم‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar memakamkan mereka bersama
dengan darah mereka, tidak dimandikan dan tidak dishalatkan. (HR. Bukhari 1343)
Sementara dalil bahwa mereka boleh dishalatkan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menshalatkan jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib, paman beliau yang meninggal
ketika perang Uhud. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
َ ُ‫ ولم ي‬،‫ ودفنوا بدمائهم‬،‫أن شهداء أُحد لم يغسّلوا‬
‫ص َّل عليهم؛ غير حمزة‬ ّ
“Para syuhada perang Uhud tidak dimandikan, mereka dikuburkan bersama darahnya, tidak
dishalatkan, selain Hamzah.” (Shahih Sunan Abu Daud no. 2688).

Bukan Syahid tapi Mendapat Pahala Syahid

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan beberapa orang yang mati di selain


medan jihad, namun beliau menggelarinya sebagai syahid.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
bertanya kepada para sahabat, “Siapakah syahid menurut kalian?”
‘Orang yang mati di jalan Allah, itulah syahid.’ Jawab para sahabat serempak.
“Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku hanya sedikit.” Lanjut Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
‘Lalu siapa saja mereka, wahai Rasulullah?’ tanya sahabat.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan daftar orang yang bergelar syahid,
،‫ َو َم ْن َماتَ ِفي الطَّا ُعو ِن فَهُ َو َش ِهي ٌد‬،‫يل هللاِ فَه َُو َش ِهي ٌد‬ ِ ‫َم ْن قُتِ َل فِي َسبِي ِل‬
ِ ِ‫ َو َم ْن َماتَ فِي َسب‬،‫هللا فَهُ َو َش ِهي ٌد‬
‫ق َش ِهي ٌد‬ُ ‫َري‬ ْ َ‫َو َم ْن َماتَ فِي ْالب‬
ِ ‫ َو ْالغ‬،‫ط ِن فَهُ َو َش ِهي ٌد‬
“Siapa yang terbunuh di jalan Allah, dia syahid. Siapa yang mati (tanpa dibunuh) di jalan
Allah dia syahid, siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. Siapa yang mati
karena sakit perut, dia syahid. Siapa yang mati karena tenggelam, dia syahid.” (HR. Muslim
1915).
Dalam hadis lain, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫َم ْن قُتِ َل ُدونَ َمالِ ِه فَهُ َو َش ِهي ٌد‬
“Siapa yang terbunuh karena membela hartanya maka dia syahid.” (HR. Bukhari 2480).
Dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
،‫ب َش ِهي ٌد‬ِ ‫ت ْال َج ْن‬
ِ ‫صا ِحبُ َذا‬ َ ‫ َو‬،‫ق َش ِهي ٌد‬ ُ ‫َر‬ِ ‫ َو ْالغ‬،‫ُون َش ِهي ٌد‬
ُ ‫طع‬ ْ ‫ ْال َم‬:ِ ‫يل هَّللا‬
ِ ِ‫ال َّشهَا َدةُ َس ْب ٌع ِس َوى ْالقَ ْت ِل فِي َسب‬
ُ ‫ َو ْال َمرْ أَةُ تَ ُم‬،‫وت تَحْ تَ ْالهَ ْد ِم َش ِهي ٌد‬
‫وت بِ ُج ْم ٍع َش ِهي ٌد‬ ُ ‫ َوالَّ ِذي يَ ُم‬،‫يق َش ِهي ٌد‬ ِ ‫احبُ ْال َح ِر‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ َو‬،‫ون َش ِهي ٌد‬ ُ ُ‫َو ْال َم ْبط‬
“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati karena tha’un syahid, mati
karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut
syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yang
mati karena melahirkan syahid.” (HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan Al-Albani).
Mereka digelari oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai syahid, namun jenazahnya
disikapi sebagaimana jenazah kaum muslimin pada umumnya. Artinya tetap wajib
dimandikan, dikafani, dishalatkan, dan dimakamkan. Para ulama mengistilahkan dengan
syahid akhirat. Di akhirat dia mendapat pahala syahid, namun di dunia dia ditangani
sebagaimana umumnya jenazah.

ً ‫ َوهَ َذا فضل من هللا تَ َعالَى لهَ ِذ ِه اأْل مة بِأَن جعل َما جرى َعلَ ْي ِهم تمحيصا‬،‫فهم ُشهَدَاء حكما اَل َحقِيقَة‬
‫ فَلهَ َذا يغسلون َويعْمل بهم َما‬،‫لذنوبهم َو ِزيَادَة فِي أجرهم بَلغهُ ْم بهَا َد َر َجات ال ُّشهَدَاء ْال َحقِيقِيَّة ومراتبهم‬
‫يعْمل بِ َسائِر أموات ْال ُمسلمين‬
“Mereka mendapat gelar syahid secara status, bukan hakiki. Dan ini karunia Allah untuk
umat ini, dimana Dia menjadikan musibah yang mereka alami (ketika mati) sebagai
pembersih atas dosa-dosa mereka, dan ditambah dengan pahala yang besar, sehingga
mengantarkan mereka mencapai derajat dan tingkatan para syuhada hakiki. Karena itu,
mereka tetap dimandikan, dan ditangani sebagaimana umumnya jenazah kaum muslimin.”
(Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).

Macam-Macam Syahid

Dari berbagai hadis yang menyebutkan tentang mati syahid, Al-Hafidz Al-Aini membagi
syahid menjadi tiga macam. Beliau mengatakan dalam lanjutan penkelsannya,
‫ َوهُ َو ْال َم ْقتُول فِي َحرْ ب ْالكفَّار بِ َسبَب‬،‫ َش ِهيد فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َرة‬:‫ ال ُّشهَدَاء ثَاَل ثَة أَق َسام‬: S)‫ضيح‬
ِ ْ‫َوفِي (التَّو‬
،‫ وشهيد فِي ال ُّد ْنيَا دون اآْل ِخ َرة‬.‫ وهم من ذكرُوا آنِفا‬،‫ وشهيد فِي اآْل ِخ َرة دون أَحْ َكام ال ُّد ْنيَا‬،‫من اأْل َ ْسبَاب‬
ُ‫ َوهُ َو من غل فِي ْال َغنِي َمة َومن قتل ُمدبرا أَو َما فِي َم ْعنَاه‬.
Dalam kitab ‘At-Taudhih’ disebutkan: Orang yang mati syahid ada 3:
 Syahid dunia dan akhirat, merekalah orang yang terbunuh karena sebab apapun di
medan perang melawan orang kafir.
 Syahid akhirat, namun hukum di dunia tidak syahid. Mereka adalah orang yang
disebut syahid, namun mati di selain medan perang.
 Syahid dunia, dan bukan akhirat. Dialah orang yang mati di medan jihad,
sementara dia ghulul (mencuri ghanimah), atau terbunuh ketika lari dari medan
perang, atau sebab lainnya.
(Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, 14/128).

Untuk orang yang berstatus syahid dunia, namun bukan akhirat, karena ketika dia mati,
kaum muslimin menyikapinya sebagaimana orang yang mati di medan perang, jasadnya
tidak dimandikan. Namun mengingat orang ini melakukan pelanggaran ketika jihad, dia tidak
mendapatkan pahala mati syahid di akhirat.

Salah satu yang dijanjikan Allah swt. surga adalah para syuhada’. Syuhada merupakan bentuk jama’
atau plural dari kata syahid, yakni orang yang mati dalam medan pertempuran membela agama
Allah. Namun nabi saw. di dalam salah satu hadisnya mengatakan bahwa para syuhada’ atau syahid
bukanlah mereka yang mati dalam peperangan saja.
Hadis tersebut adalah sebagai berikut.
ُ ‫طع‬
‫ُون‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ال ُّشهَ َدا ُء َخ ْم َسةٌ ْال َم‬
َ ِ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬ ِ ‫َع ْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ َر‬
.‫ روا البخاري ومسلم‬.ِ ‫يل هَّللا‬ ِ ِ‫احبُ ْالهَ ْد ِم َوال َّش ِهي ُد فِي َسب‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ق َو‬ ُ ‫ون َو ْال َغ ِر‬
ُ ُ‫َو ْال َم ْبط‬
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda, “Syuhada’ (orang-orang yang mati
syahid) itu ada lima, yakni orang yang mati karena terkena wabah, sakit perut, tenggelam,
keruntuhan bangunan, dan mati yang syahid di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Kata Syahid berasal dari kata syahada yang artinya menyaksikan. Sedangkan kata syahid sendiri
bisa menempati posisi fail atau maf’ul. Yakni syahid bisa berarti fail (pelaku), karena dia
menyaksikan tempatnya sebelum ia mati (sudah terlihat gambaran surga alias lillahi ta’ala). Syahid
juga bisa berarti maf’ul atau objek yakni ia disaksikan oleh para malaikat secara langsung. Hal ini
sebagaimana yang diterangkan oleh imam Al-Mubarakfuri di dalam kitabnya Tuhfatul Ahwadzi.

Menurut imam Nawawi di dalam kitab syarah Shahih Muslim mengatakan bahwa orang yang mati
syahid atau para syuhada’ itu ada tiga macam kategorinya:
√ Pertama adalah syahid dunia dan akhirat. Yakni mereka yang terbunuh ketika memerangi orang-
orang kafir atau ikhlas membela agama Allah, bukan didasari niat keduniaan.
√ Kedua adalah syahid akhiratnya saja. Yakni mereka yang telah tersebut di dalam hadis di atas.
Mati karena terkena wabah, sakit perut, tenggelam dan keruntuhan bangunan. Imam Nawawi juga
menambahkan orang yang termasuk dalam kategori ini berdasarkan riwayata hadis lain. Yakni
orang yang mati karena kebakaran, wanita hamil yang mati ketika proses persalinan, orang yang
mati karena mempertahankan hartanya yang akan dirampas, atau karena untuk membela keluarga.
Mereka termasuk mati syahid karena kematian yang mereka alami sangat tragis dan penderitaan
atau rasa sakit yang mereka rasakan banyak sekali. Namun jenazah mereka tetap dimandikan,
dikafani dan dishalati, tidak seperti syahid karena berperang di jalan Allah swt.

√ Ketiga adalah syahid di dunia saja. yakni mereka yang tujuan berperang hanyalah agar
mendapatkan ghanimah (harta rampasan perang dari musuh). Sehingga niatnya tidak tulus dan
murni membela agama Allah. Maka, meskipun di dunia ia dianggap mati syahid karena memang ia
ikut berperang, namun di akhirat ia tidak dianggap mati syahid.
Sabda Nabi saw. tentang orang-orang yang termasuk syuhada’ atau syahid tersebut tidaklah
membatasi. Masih banyak teks-teks hadis lain yang mengindikasikan orang-orang yang dianggap
mati syahid dan di antaranya telah diterangkan di atas. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

Ganjaran bagi yang mati syahid dan keutamaannya dalam al Qur’an:

1. QS AL BAQARAH:154

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati;
bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.

2. QS ALI IMRAN:157

Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih
baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.
3. QS ALI IMRAN:169

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup
disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.

4. QS ALI IMRAN:170

Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka
bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa
tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

5. QS ALI IMRAN:171

Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

6. QS ALI IMRAN:195

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): “Sesungguhnya Aku tidak menyia-
nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian
kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung
halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai
di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik“.

7. QS AN NISA:69
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang
yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan
orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

8. QS AN NISA:74

Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di
jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak
akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.

9. QS AT TAWBAH:111

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi)
janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya
(selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah
kemenangan yang besar.

10. QS MUHAMMAD:4

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka.
Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh
membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah
menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan
sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal
mereka.

11. QS MUHAMMAD:5

Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,

Bolehkah Minta Agar Dimatikan dalam Keadaan Syahid?


Dari Sahl bin Hunaif Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ق بَلَّ َغهُ هَّللا ُ َمن‬


‫َاز َل ال ُّشهَدَا ِء َوإِ ْن َماتَ َعلَى فِ َرا ِش ِه‬ ِ ِ‫َم ْن َسأ َ َل هَّللا َ ال َّشهَا َدةَ ب‬
ٍ ‫ص ْد‬
Siapa yang dengan jujur meminta kepada Allah untuk mati syahid, maka Allah akan
mengangkat derajatnya seperti derajat orang yang mati syahid, meskipun nantinya dia akan
mati di ranjang. (HR. Muslim 5039, dan Ibnu Majah 2797).

An-Nawawi mengatakan,

‫فيه استحباب سؤال الشهادة واستحباب نية الخير‬


Dalam hadis ini terdapat anjuran untuk berdoa meminta mati syahid. Dan anjuran memiliki
niat yang baik. (Syarh Shahih Muslim, an-Nawawi, 13/55).

Diantara praktek dalam hal ini adalah doa yang dipanjatkan Umar bin Khatab Radhiyallahu
‘anhu. Beliau pernah memanjatkan sebuah doa,

َ ِ‫ َواجْ َعلْ َموْ تِى ِفى بَلَ ِد َرسُول‬، َ‫اللَّهُ َّم ارْ ُز ْقنِى َشهَا َدةً فِى َسبِيلِك‬
‫ك – صلى هللا عليه وسلم‬
Ya Allah berikanlah aku anugrah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di
negeri Rasul-Mu Shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari 1890)

Doa memohon agar dimatikan dalam keadaan syahid termasuk berdoa kebaikan. Karena
Allah memberikan janji yang sangat besar bagi orang yang mati syahid.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ض ِم ْن َش ْى ٍء َغ ْي ُر ال َّش ِهي ِد فَإِنَّه‬ ِ ْ‫َما ِم ْن أَ َح ٍد يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ يُ ِحبُّ أَ ْن يَرْ ِج َع إِلَى ال ُّد ْنيَا َوأَ َّن لَهُ َما َعلَى األَر‬
‫ت لِ َما يَ َرى ِمنَ ْال َك َرا َم ِة‬
ٍ ‫يَتَ َمنَّى أَ ْن يَرْ ِج َع فَيُ ْقت ََل َع ْش َر َمرَّا‬
Semua orang yang masuk surga berangan-angan bisa kembali ke dunia, dan mereka
memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini. Kecuali orang yang mati syahid. Dia bercita-
cita untuk kembali ke dunia kemudian dibunuh, berulang sepuluh kali, setelah dia melihat
besarnya pahala yang Allah berikan kepadanya. (HR. Bukhari 2662, Muslim 4976, dan yang
lainnya).

Anda mungkin juga menyukai