Anda di halaman 1dari 121

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

(Studi Living Hadis di Kampung Cilogang Masjid, Desa Setrajaya,


Pandeglang, Banten)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Pada Fakultas Ushuluddin Jurusan Ilmu Hadis
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Disusun oleh:
ENDAH PUJI ASTUTI
NIM: 171370021

FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2021 M/1442 H
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama
(S.Ag.) dan diajukan pada jurusan Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin,
Universits Islam Negeri (UIN) “Sultan Maulana Hasanuddin”
Banten, ini sepenuhnya asli merupakan hasil karya ilmiah pribadi.
Adapun tulisan maupun pendapat orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini telah saya sebutkan kutipannya secara jelas sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku di bidang penulisan karya
ilmiah.
Apabila di kemudian hari terbukti bahwa sebagian atau
seluruh isi skripsi ini merupakan hasil pembuatan plagiatisme atau
mencontek karya tulis orang lain saya bersedia untuk menerima
sanksi berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang saya terima atau
sanksi akademik lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Serang, 15 Maret 2021

Endah Puji Astuti


NIM: 171370021

i
ABSTRAK

Nama : Endah Puji Astuti, NIM: 171370021, Judul “Pembentukan Karakter


Anak (Studi Living Hadis di Kampung Cilogang Masjid, Desa Setrajaya,
Pandeglang, Banten)”. Jurusan Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin. 2021
M/1442 H.
Pembentukan karakter anak di Kampung Cilogang Masjid masih belum
begitu maksimal, karena kurang kondusifnya dunia pendidikan saat ini,
sehingga mengakibatkan kurangnya pendidikan karakter dan pembentukan
moral pada anak. Orang tua sebagai faktor pendidik pertama anak dalam
keluarga, karena anak mula-mula akan memperoleh pendidikan karakter
didalam lingkungan keluarga.
Dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah: 1). Bagaimana Hadis-hadis tentang peran dan tanggung jawab orang
tua dalam pembentukan karakter anak?. 2) Bagaimana pandangan masyarakat
Desa Setrajaya mengenai peran dan tanggung jawab orang tua dalam
pembentukan kaakter anak?
Tujuan penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui Hadis-hadis
tentang peran dan tanggung jawab orang tua dalam pembentukan karakter
anak. 2). Untuk mengetahui pandangan dan implementasi masyarakat Desa
Setrajaya mengenai peran dan tanggung jawab orang tua dalam pembentukan
karakter anak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
lapangan yang menghasilkan data deskriptif kualitatif, berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari objek penelitian yang diamati. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, dan wawancara.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa
hadis tentang pembentukan karakter anak yang terdapat dalam kitab Al-
Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Sunan At-
Tirmidzi, Sunan Abu Daud. Namun yang penulis cantumkan dalam skripsi
adalah kitab Shahih Bukhari dengan nomor hadis 5376, 5027, dan 2101
dengan kualitas hadisnya Shahih, Sunan At-Tirmidzi dengan nomor hadis
2378 dengan kualitas hadis Hasan, serta Sunan At-Tirmidzi dengan nomor
hadis 1952 dengan kualitas hadis Dhoif sebagaimana yang dikatakan oleh
ulama ahli hadis kontemporer yaitu Syaikh Muhammad Nashiruddin al-
Albani beliau mengatakan bahwa hadis ini dhaif dikarenakan keterputusan
pada sanad (Mursal). Kesimpulan dari hadis-hadis tersebut penulis
berpendapat bahwa peran dan tanggung jawab orang tua dalam pembentukan
karakter anak bisa dimulai dari mengikuti tauladan Rasulullah SAW.

Kata kunci: Pembentukan karakter, anak, peran orang tua

ii
ABSTRACK

Name: Endah Puji Astuti, NIM: 171370021, the tittle “Building


Children Character (Study of Hadith Living in Cilogang Village,
Setrajaya Village, Koroncong District, Pandeglang Regency,
Banten)”. Department of Hadith Sciences, Faculty of Usuluddin.
2021 M / 1442 H.
Building Children Character in Cilogang Masjid Village has
not been optimal, due to lack of parental care and education. So, this
came to the degradation in guiding and shaping character in
children. However, Parents is a pillar of education for their children
because the first building children character is family.
Based on the description, the problems in this research are:
1). What are the Hadiths telling the roles and responsibilities of
parents in shaping children's character? 2). How do the people of
Setrajaya Village think about the roles and responsibilities of parents
in shaping children's character?
Further, the purposes of this study are 1). To find out the
hadiths telling the roles and responsibilities of parents in shaping
children's character. 2). acknowladging the views and
implementations of the Setrajaya Village community in the roles and
responsibilities of parents at shaping children's character.
The method used in the field assessment was the field
research, which results in qualitative descriptive like written or
spoken words from observable research objects. The data utilized in
collection technique was observation and interview.
A conclusion taken from this assessement bases on a taken
research, there are some hadists telling building character children
written in Shahih Bukhari-Muslim and Sunan Al-Tirmidzi-Abu
Daud. Shahih Al-Bukhari number 5376, 5027 and 2101 in Shahih
quality. Sunan At-Tirmidzi number 2378 in Hasan quality and
number 1952 in Dhoif quality, said by Hadist Scholar Syaikh
Muhammad Nashiruddin al-Albani, because of the mislink of sanad,
Mursal. In nutshell, the parent roles and responsibilities in Building
Children Character can start from following what Rasulullah.

Keyword: Character Building, Children, Parent Roles

iii
FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

Nomor : Nota Dinas kepada Yth


Lampira : - Ekslemplar Dekan Fak. Ushuluddin
n
Perihal : Ujian Skirpsi UIN “SMH” Banten
Di
Serang

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa setelah membaca
dan menganalasiss serta mengadakan koreksi seperlunya, kami
berpendapat bahwa skirpsi atas Endah Puji Astuti, NIM: 171370021,
Judul “Pembentukan Karakter Anak (Studi Living Hadis di
Kampung Cilogang Masjid, Desa Setrajaya, Pandeglang, Banten)”.
dapat diajukan dalam sidang Munaqasah pada Fakultas Ushuluddin
dan Adab Jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Sultan
Maulana Hasanuddin Banten.
Demikian atas segala perhatian Bapak, kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Serang, 15 Maret 2021
Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Udi Mufradi Mawardi, Lc., M.Ag. Dr. Sholahuddin Al Ayubi, M.A
NIP. 196102091994031001 NIP. 197304211999031001

iv
v
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
(Studi Living Hadis di Kampung Cilogang Masjid, Desa Setrajaya,
Pandeglang, Banten)

Oleh:

ENDAH PUJI ASTUTI


NIM: 171370021

Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Udi Mufradi Mawardi, Lc., M.Ag. Dr. Sholahuddin Al Ayubi, M.A
NIP. 196102091994031001 NIP. 197304211999031001

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan


Fakultas Ushuluddin dan Adab Ilmu Hadis

Prof. Dr. H. Udi Mufradi Mawardi, Lc., M.Ag Dr. H. Masrukhin Muhsin,Lc.,M.A
NIP. 19730420 199903 1 001 NIP. 19720202 199903 1 004

vi
PENGESAHAN

Skripsi a.n. Endah Puji Astuti, NIM : 171370021, Judul Skripsi:


“Pembentukan Karakter Anak (Studi Living Hadis di Kampung
Cilogang Masjid, Desa Setrajaya, Pandeglang, Banten). Telah di
ajukan dalam sidang munaqasah Universitas Islam Negeri (UIN)
Sultan Maulana Hasanuddin Banten pada tanggal 7 April 2021
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Fakultas Ushuluddin
dan Adab Jurusan Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan
Maulana Hasanuddin Banten.
Serang, 7 April 2021
Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretari Merangkap Anggota

Dr. Syafi’in Mansur, M.A Drs. Jaipuri Harahap, M.Si


NIP: 19640108 199803 1 001 NIP. 19610607 199503 1 002

Anggota
Penguji I Penguji II

Dr.H. Masrukhin Muhsin, Lc M.A Dr.H. Badrudin M.A


NIP. 197202021999031004 NIP. 197504052009011014

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Udi Mufradi Mawardi, Lc., M.Ag. Dr. Sholahuddin Al Ayubi, M.A
NIP. 196102091994031001 NIP. 197304211999031001

vii
PERSEMBAHAN

Rangkaian kata-kata yang tertulis dalam skripsi ini penulis


persembahkan khususnya kepada ibunda (Siti Adminah) dan
ayahanda (Alm. Karsono) yang telah mendidik dengan penuh
perjuangan dan membimbing dengan penuh kesabaran senantiasa
selalu memberikan motivasi dan mencurahkan kasih sayang melalui
do’a dan jerih payah yang tak mungkin bisa terbalas.
Dan yang tercinta terimakasih kepada suamiku (Heri Wahyu
Mandung) dan buah hatiku yang terus memberikan suport terbesar
untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

viii
MOTTO

ٍ ‫ض َل ِم ْن أَ َد‬
‫ب َح َس ٍن‬ َ ‫َما نَ َح َل َوالِ ٌد َولَ ًدا ِم ْن نَحْ ٍل أَ ْف‬

“Tiada suatu pemberianpun yang lebih utama dari


orangtua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.”

(Sunan At Tirmidzi: 1952)

ix
RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Endah Puji Astuti lahir di Kebumen

tanggal 26 Agustus 1990, tepatnya di Desa Panjer Kewarisan,

Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penulis

merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasanganan

bapak Karsono dan ibu Siti Adminah. Penulis tinggal dan dibesarkan

di jalan Padjajaran, Husen Sastranegara, Bandung.

Adapun jenjang Pendidikan formal yang ditempuh penulis

adalah sebagai berikut: SDN Jatayu 1 Bandung lulus pada 2003,

setelah itu melanjutkan SMPN 41 Bandung lulus pada 2006, dan

melanjutkan SMA di SMK YPPP Bandung dan lulus pada tahun

2009. Dan penulis melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Islam

Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten pada fakultas

Ushuluddin jurusan Ilmu Hadis

x
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.


yang telah memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi  ini guna memenuhi persyaratan untuk
dapat memperoleh gelar sarjana (S1) pada jurusan Ilmu Hadis,
Fakultas Ushuluddin. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
tercurah limpahan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi
tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan Surga.
Allhamdulillah atas pertologan Allah SWT dan usaha yang
sungguh-sungguh penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“ Pembentukan Karakter Anak (Studi Living Hadis di Kampung
Cilogang Masjid, Desa Setrajaya, Pandeglang, Banten).” Dalam
penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, terutama di sebabkan kurangnya ilmu pengetahuan.
Namun, berkat bantuan dari teman-teman yang solid dan
kesungguhan dalam menyelesaikan skripsi ini, akhirnya dapat di
selesaikan dengan baik meski masih jauh dari kesempurnaan.
Skripsi ini tidak dapat di selesaikan tanpa adanya bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak prof. Dr.H. Fauzul Iman, M.A., Rektor UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten, yang telah memimpin lembaga
ini dengan baik.

xi
2. Bapak Prof. Dr. H. Udi Mufrodi, Lc,M.Ag. Dekan Fakultas
Ushuluddin
3. Bapak Dr. H. Masrukhin Muhsin, Lc., M.A. Ketua jurusan
Ilmu Hadis, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
4. Bapak. Dr. H. Udi Mufrodi, Lc,M.Ag. selaku pembimbing I,
Dan Bapak Dr. Sholahuddin Al Ayubi, M, A. selaku
pembimbing II yang telah membimbing penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin
Banten, yang telah mengajar dan mendidik penulis selama
kuliah, pengurus perpustakaan umum, Iran Corner, serta staf
akademik dan karyawan UIN yang telah memberikan bekal
pengetahuan yang begitu berharga selama penulis kuliah di
UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
6. Narasumber yang sudah memberikan informasi untuk
penulis dalam proses penelitian dan penggarapan penulisan
skripsi.
7. Keluarga, teman-teman dan semua pihak yang telah
membantu dalam berbagai hal sehingga memudahkan
penulis menyusun skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon agar seluruh
kebaikan dari semua pihak yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini, semoga diberikan balasan yang berlipat
ganda. Penulis berharap kiranya karya tulis ini turut mewarnai
khazanah ilmu pengetahuan dan besar harapan, mudah-mudahan

xii
skripsi yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat dan maslahat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Serang, 15 Maret 2021

Endah Puji Astuti

xiii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................


i
ABSTRAK......................................................................................
ii
ABSTRACK....................................................................................
iii
NOTA DINAS.................................................................................
iv
PERSETUJUAN ............................................................................
v
PENGESAHAN..............................................................................
vi
PERSEMBAHAN...........................................................................
vii
MOTTO .........................................................................................
viii
RIWAYAT HIDUP........................................................................
ix
KATA PENGANTAR....................................................................
x

xiv
DAFTAR ISI...................................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN........................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................
8
D. Tinjauan Pustaka.......................................................
9
E. Kerangka Teori..........................................................
12
F. Metode Penelitian......................................................
25
G. Teknik Pengumpulan Data........................................
28
H. Sistematika Penulisan................................................
30
BAB II TINJAUAN UMUM DESA SETRAJAYA
PANDEGLANG BANTEN...........................................
32
A. Gambaran Lokasi Penelitian Di Desa Setrajaya,
Pandeglang, Banten..................................................
32

xv
1. Struktur Organisasi Desa Setrajaya...................
33
2. Letak Geografis Desa Setrajaya, Pandeglang
Banten................................................................
34
3. Jumlah Penduduk Desa Setrajaya,
Pandeglang Banten............................................
35
4. Mata Pencaharian Masyarakat Desa
Setrajaya, Pandeglang Banten...........................
36
5. Sarana Prasarana Aparatur Desa Setrajaya........
37
B. Kondisi Sosial Masyarakat.......................................
40
1. Jenis Kegiatan Masyarakat Kampung
Cilogang Masjid, Desa Setrajaya......................
40
2. Kondisi Keagamaan Masyarakat.......................
42
BAB III HADIS-HADIS TENTANG PERAN DAN
TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK.....................
46
A. Pengertian Hadis.......................................................
46

xvi
B. Hadis-hadis Peran dan Tanggung Jawab Orang
Tua dalam Pembentukan Karakter Anak..................
48
1. Pembentukan Karakter Anak dengan
Pendidikan Iman dan Metode Pembiasaan........
48
2. Membentuk Karakter Anak dengan
Pendidikan Akhlak dan Metode Keteladanan. . .
53
3. Membentuk Karakter Anak dengan
Pendidikan Sosial dan Metode Memotivasi......
58
4. Membentuk Karakter Anak dengan
Pendidikan Seksual dan Metode Memberikan
Nasehat..............................................................
61
5. Membentuk Karakter Anak dengan
Mengawasi Anak dari Pergaulan Buruk............
64
BAB IV PANDANGAN DAN IMPLEMENTASI
MASYARAKAT DESA SETRAJAYA
MENGENAI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER ANAK.....................................................
68

xvii
A. Pandangan terhadap Peran dan Tanggung Jawab
Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Anak.......
68
B. Implementasi Hadis dalam Pembentukan
Karakter Anak...........................................................
77
1. Hadis pembentukan karakter anak dengan
pendidikan Iman dan metode pembiasaan.........
78
2. Hadis pembentukan karakter anak dengan
pendidikan Akhlak dan metode keteladanan.....
80
3. Hadis pembentukan karakter anak dengan
pendidikan Sosial dan metode memotivasi.......
82
4. Hadis pembentukan karakter anak dengan
pendidikan Seksual dan metode memberi
nasehat...............................................................
84
5. Hadis pembentukan karakter anak dengan
mengawasi anak dari pergaulan buruk..............
86

BAB V PENUTUP ......................................................................


89

xviii
A. Kesimpulan...............................................................
89
B. Saran-saran...............................................................
91
DAFTAR PUSTAKA

xix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan

hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.0

Desa Setrajaya merupakan Desa bentukan baru,

pemekaran dari Desa Karangsetra. Pada saat ini dalam Desa

Karangsetra terdapat beberapa kampung diantaranya: kampung

Jengjing, kampung Lebak Setra, kampung Pasir Cau, dan

kampung Cibusung, sedangkan Desa Setrajaya terdapat beberapa

0
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa, dikutip dari id.m.wikipedia.org, diakses 17 Februari 2021, pukul 22.00
WIB.
2

kampung diantaranya: kampung Jamuju, kampung Cipatik,

kampung Tegal, kampung Cilogang Sabrang, kampung Cilogang

Masjid, dan kampung Pagembrongan. Yang penulis fokuskan

terletak di kampung Cilogang Masjid, tepatnya di rt/rw: 07/03.0

Anak merupakan dambaan dan harapan setiap orang

setelah berkeluarga, mereka adalah hasil cinta kasih kedua orang

tuanya, investasi masa depan, dan investasi orang tua ketika

mereka sudah lanjut usia.0

Pendidik pertama bagi anak adalah orang tua. Orang tua

berkewajiban membimbing serta mengajarkan anak-anaknya

pada hal-hal yang baik sesuai dengan nilai dan norma-norma

yang berlaku di dalam masyarakat dan agama.0

0
Wawancara dengan Bapak Ade pudoli (kepala Dusun Desa
Setrajaya), 15 Desember 2020, pukul 09.00 WIB.
0
Dikutip dari Etik fadhila https://www.kompasiana.com/etikfadhilah
anak-adalah-anugerah-terindah/ 29 Desember 2020/pukul 13.30 WIB.
0
Dikutip dari https://www.kompasiana.com/unet/Peran-Orang_Tua-
Terhadap-Anak/29 Desember 2020/pukul 23.10 WIB.
3

Karakter merupakan rangkaian emosional dan perilaku

yang didapatkan anak dari pengalaman. Karakter merupakan

watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk

dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakininya dan

digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,

bersikap, dan bertindak.0

Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai

hasil suatu tindakan. Pembentukan karakter anak merupakan

salah satu wujud kepedulian terhadap kesejahteraan anak di masa

depan, pembentukan karakter merupakan suatu proses yang

dilakukan untuk menanamkan hal positif pada anak yang

bertujuan untuk membangun karakter yang sesuai dengan norma,

dan kaidah moral dalam bermasyarakat.0

0
Dikutip dari Dina Rahmawati, https://www.sehatq.com/artikel/
parenting,”Cara-Membangun-Karakter-Anak-Dengan-Baik”/23 Oktober
2020/pukul 17.00 WIB.
0
Dikutip dari Afid Burhanuddin,
https://afidburhanuddin.wordpress .com/ 2015/01/17/tahapan-pembentukan-
karakter/, diakses 6 November 2020, pukul 14.00 WIB
4

Ada beberapa cara dalam proses pembentukan karakter

pada anak, seperti memberikan anak perhatian khusus,

memberikan pengajaran budi pekerti yang baik, mengajari anak

akhlak-akhlak yang baik, mendidik anak kejalan yang baik,

mendidik anak dengan kelembutan dan kasih sayang,

menghindarkan anak bergaul dengan teman-teman yang kurang

baik, mendidik anak dengan keteladanan dan mengajarkan

mereka dasar agama, agar mereka selalu berbuat baik dan

bersikap positif.0

Proses pembentukan karakter diawali dengan kondisi

pribadi ibu-ayah sebagai figur yang berpengaruh untuk menjadi

panutan, keteladanan, dan ditiru anak-anak. Anak lebih mudah

meniru perilaku daripada menuruti nasehat yang diberikan ibu-

ayahnya. Mereka belajar melalui mengamati apa yang ada dan

terjadi di sekitarnya, bukan lewat nasehat semata-mata. Nilai

yang diajarkan melalui kata-kata, hanya sedikit yang akan mereka

lakukan, sedangkan nilai yang diajarkan melalui perbuatan, akan

0
Dikutip dari Dosen Psikolog, https://dosenpsikologi.com/2 Mei
2017, diakses 10 Oktober 2020/ pukul 17.00 WIB.
5

banyak mereka lakukan. Proses selanjutnya adalah memberikan

pemahaman dan contoh perilaku kepada anak tentang baik dan

buruk, benar atau salah, mana yang boleh dan tidak boleh

dilakukan. Anak juga perlu diajarkan untuk dapat memilah dan

memilih sesuatu yang baik, sehingga ia bisa mengerti tindakan

apa yang harus diambil, serta mampu mengutamakan hal-hal

positif untuk dirinya.0

Tujuan dari pembentukan karakter adalah untuk

membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia,

bermoral, dan bertolerasi. Pembentukan karakter yang baik, pasti

akan menghasilkan perilaku individu yang baik pula, pribadi

yang selaras dan seimbang, serta dapat mempertanggung

jawabkan segala tindakan yang dilakukan.0

0
Dikutip dari BP PAUD DAN DIKNAS SUMATERA BARAT,
”Bagaimana Membentuk Karakter Anak”,
http://pauddikmassumbar.kemdikbud .go.id/artikel/50/berita, diakses tanggal 6
November 2020, pukul 14.00 WIB
0
Dikutip dari https://www.merdeka.com/trending/tujuan-pendidikan-
karakter-ajarkan-materi-penting-bagi-anak.html. Diakses 22 Januari 2021.
Pukul 11.00 WIB.
6

Akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang

menimbulkan bermacam-macam perbuatan yang mudah, tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Objek kajiannya

adalah perbuatan manusia dan norma (aturan) yang dijadikan

untuk mengukur perbuatan dari segi baik dan buruk.

Pembentukannya secara integral melalui rukun iman dan rukun

islam.0

Moral secara etimologi menurut KBBI (Kamus Besar

Bahasa Indonesia) bias diartikan sebagai ajaran tentang baik

buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan

kewajiban. Di dalam bahasa Indonesia kata moral diterjemahkan

dengan aturan kesusilaan atau istilah yang digunakan untuk

menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak,

pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar,

salah, baik, maupun buruk. Moral sering diartikan juga sebagai

nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.0

Badrudin, “Akhlak Tasawuf”, IAIB PRESS, Serang 2015.


0

0
Dikutip dari www.definisi-pengertian.com, “Pengertian Moral serta definisi
Moral menurut para Ahli”, diakses 25 April 2021, pukul 10.00 WIB.
7

Etika menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

merupakan ilmu yang membahas baik dan buruknya perilaku, hak

dan kewajiban moral (sekumpulan asa atau nilai-nilai yang

berkaitan dengan akhlak) nilai mengenai benar atau salahnya

perbuatan atau perilaku yang dianut masyarakat.0

Hadis adalah sabda atau perbuatan Nabi Muḥammad

SAW, yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabatnya untuk

menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Hadis juga dikatakan

sebagai sumber ajaran Islam yang kedua selain al-Qur’an.0

Pada Penelitian ini penulis menggunakan teori living

hadis. Living hadis menurut Masrukin Muhsin, merupakan bentuk

suatu pemahaman yang berada dalam level praktis lapangan. Oleh

karena itu pola pergeseran yang digagas oleh Fazlur Rahman tidak

berbeda dengan kajian living Ada tiga model variasi living yaitu

tradisi tulis, tradisi lisan, dan tradisi praktik. Tradisi tulis biasanya

dalam bentuk tulisan yang terpampang ditempat-tempat strategis


0
Dikutip dari www.dosenpendidikan.co.id, “Etika”, diakses 25 April
2021, pukul 11.00 WIB.
0
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke-Dua (Cet. III; Jakatra: Balai Pustaka, 1994), p. 333.
8

seperti rumah, pesantren, ataupun madrasah dan diyakini bahwa

isi tulisan berasal dari Nabi SAW.0

B. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini, maka dirasa perlu merumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hadis-hadis tentang peran dan tanggung jawab

orang tua dalam pembentukan karakter anak?

2. Bagaimana pandangan masyarakat Desa Setrajaya

mengenai peran dan tanngung jawab orang tua dalam

pembentukan karakter anak?

0
Nikmatullah, “Review Buku Dalam Kajian Living Hadis,” dalam
Jurnal Holistic al-Hadis, vol.01, No.02, (Juli-Desember, 2015), p. 230.
9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, tujuan yang ingin penulis

capai adalah terjawabnya rumusan masalah diatas, adapun

kegunaan atau manfaat lain yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui hadis-hadis tentang peran dan

tanggung jawab orang tua dalam pembentukan karakter

anak.

2. Untuk mengetahui pandangan dan implementasi

masyarakat Desa Setrajaya mengenai peran dan tanggung

jawab orang tua dalam pembentukan karakter anak.

b. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi semua kalangan masyarakat dan pendidik secara

teoritik dan praktik, antara lain sebgai berikut:


10

1. Manfaat Teoritik

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran bagi pendidik pada umumnya

dan orang tua pada khususnya, terutama mengenai pembentukan

karakter anak dalam keluarga dan lingkungan masyarakat.

2. Manfaat Pratik

a) Sebagai kajian studi living hadis, sehingga penulis

khususnya pembaca umumnya dapat mengambil hikmah

dan pelajaran dari kajian studi living hadis ini.

b) Memberikan pemahaman dan pengetahuan pendidikan

karakter pada anak.

c) Memberikan motivasi dan dorongan serta contoh kepada

manusia untuk membangun karakter yang baik pada anak.

d) Penelitian ini diharapkan menjadi wawasan untuk

masyarakat Indonesia umumnya, dan untuk orang tua

khusunya dalam memahami arti pentingnya pendidikan

dan pembentukan karakter pada anak.


11

D. Tinjauan Pustaka

Disamping merupakan penelitian ilmiah, skripsi ini juga

melakukan kajian pustaka terhadap skripsi atau karya tulis

lainnya yang telah terlebih dahulu membahas tentang

pembentukan karakter anak, penulis telah menemukan beberapa

jurnal, dan artikel terkait yang membahas tentang pembentukan

karakter anak, diantaranya:

Karya ilmiah disusun oleh Liliek Channa yang berjudul

“Pendidikan karakter dalam presfektif Nabi SAW” Dosen FITK

UIN Sunan Ampel.0 Dalam penulisan ini berisi memahami

formulasi konsep pendidikan karakter dalam - Nabi SAW melalui

telaah pemahaman secara tekstual dan kontekstual, serta

mengungkap relevansi-Nabi SAW dalam perspektif pendidikan

karakter masa sekarang. Bedanya dengan skripsi penulis adalah

Liliek Channa, “Pendidikan karakter dalam presfektif Hadis Nabi


0

SAW”. Dikutip 28 Oktober 2020. Pukul 20.00 WIB.


12

penulis lebih fokus pada pembentukan karakter anak dalam

presfektif hadis.

Skripsi disusun oleh Yobi Norviansyah yang berjudul

“Impelentasi pendidikan karakter dalam presfektif Islam di

sekolah” Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam

Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.0 Dalam skripsi ini

berangkat dari keprihatinan penulis mengenai krisis

multidimensional yang dihadapi bangsa Indonesia terutama

dalam problem moral, yaitu dengan ditandai oleh banyaknya

aktivitas sikap dan prilaku yang tidak berkarakter seperti tawuran,

fitnah didunia maya, korupsi, seks bebas dan lain sebagainya.

Bedanya dengan sripsi penulis adalah, penulis lebih membahas

akan metode dan faktor-faktor apa saja yang dapat digunakan

dalam pembentukan karakter dalam presfektif hadis.

Skripsi disusun oleh Siti Nurjanah yang berjudul “Pola

Asuh Orang tua Dalam Pembetukan Karakter Anak Usia Dini Di

0
Yobi Norviansyah, “Impelentasi pendidikan karakter dalam
presfektif Islam di sekolah” dalam skripsi. Tahun 2018.
13

Desa Adi Karya Mulya Kecamatan Panca Jaya Kabupaten Mesuji

Tahun 2017.”0 Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro. Dalam

skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh yang dilakukan

orang tua dalam pembentukan karakter anak di usia dini. Bedanya

dengan skripsi penulis adalah penulis lebih menekankan akan

pentingnya peranan masyarakat dalam pembentukan karakter

anak, dan bagaimana pengaruh lingkungan sekitar akan

pembentukan karakter anak.

E. Kerangka Teori

Di era globalisasi saat ini masyarakat luas ataupun orang

tua tidak dapat membendung perkembangan teknologi yang

sangat signifikan. Yang mana saat ini semua kalangan dapat

mengakses teknologi ini tanpa batasan, akan tetapi dengan

perkembangan teknologi yang begitu signifikan tentu akan

0
Siti Nurjanah, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan
Karakter Anak Usia Dini Di Desa Adi Karya Mulya Kecamatan Panca Jaya
Kabupaten Mesuji Tahun 2017” dalam skripsi. 27 Maret 2017.
14

menimbulkan dampak bagi generasi dimasa mendatang. Disinilah

pentingnya peran dan tanggung jawab orang tua dalam

pembentukan karakter anak, orang tua harus bisa berusaha

menanamkan pendidikan karakter dan moral yang baik kepada

anak, agar anak dapat memiliki adab (ahklak) yang baik, yang

mana jika anak sudah memiliki adab yang baik, maka anak akan

terbentuk sebagai seorang yang jujur dan bertanggungjawab.

Menurut Al-Ġazālī dalam bukunya ”Iḥyā’ ‘Ulūmuddīn”

Perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak termasuk

urusan yang sangat penting dan harus medapatkan perioritas yang

lebih dari yang lainnya. Anak merupakan amanat bagi kedua

orang tuanya, kalbunya yang begitu suci bak permata yang begitu

polos, bebas dari segala macam pahatan dan gambaran, dan lagi

siap untuk menerima setiap pahatan apapun serta selalu

cenderung pada kebiasaan yang diberikan kepadanya. Jika anak

dibiasakan melakukan hal-hal yang baik serta positif maka ia

akan menjadi orang baik, sebaliknya jika anak di biasakan


15

melakukan hal-hal buruk dan di telantarkan dalam pendidikan,

maka ia akan menjadi seorang yang celaka.0

R.A. Kosnan berpendapat bahwa “Anak-anak yaitu

manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan

hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya”.

Oleh karna itu anak-anak perlu diperhatikan secara sungguh-

sungguh. Akan tetapi, sebagai makhluk sosial yang paling rentan

dan lemah, ironisnya anak-anak justru sering kali di tempatkan

dalam posisi yang paling di rugikan, tidak memiliki hak untuk

bersuara, dan bahkan mereka sering menjadi korban tindak

kekerasa dan pelanggaran terhadap hak-haknya.0

Di Indonesia sendiri terdapat beberapa pengertian tentang

anak menurut peraturan perundang-undangan. Pengertian anak

menurut peraturan perundang-undangan dapat dilihat sebagai

berikut:

0
Jamaal’Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan
Rasūlullāh SAW, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005), p. 19.
0
Dikutip dari file:///C:/Users/ummi/Downloads/BAB%20II(5).pdf,
diakses tanggal 05 november 2020, pukul 20.00 WIB.
16

a. Anak Menurut UU No. 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan anak

Pengertian anak berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU No 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan anak adalah seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang

masih dalam kandungan.

b. Anak menurut Kitab Undang –Undang Hukum

Perdata

Di jelaskan dalam Pasal 330 Kitab Undang-undang

Hukum Perdata, mengatakan orang belum dewasa adalah mereka

yang belum mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah

kawin. Jadi anak adalah setiap orang yang belum berusia 21

tahun dan belum menikah. Seandainya seorang anak telah

menikah sebalum umur 21 tahun kemudian bercerai atau

ditinggal mati oleh suaminya sebelum genap umur 21 tahun,


17

maka ia tetap dianggap sebagai orang yang telah dewasa bukan

anak-anak.0

Karakter Imam Al-Ghazali sebagaimana yang dikutip oleh

Mansur Muslich bahwa karakter karakter lebih dekat dengan

akhlak, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau perbuatan

yang telah menyatu dalam diri nanusia sehingga ketika muncul

tidak perlu dipikir lagi. Karakter merupakan kualitas moral dan

mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor

bawaan (fitrah) dan lingkungan (sosialisasi pendidikan). Karakter

adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap

individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup

keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.0

Kunci utama keberhasilan dalam membangun karakter positif

pada anak adalah keteladanan dimana orang tua harus menjadi

0
Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlidungan anak,
(Jakarta : Visimedia, 2007), p. 4.
0
Dikutip dari L Nuzula, File:///c:/Users/ummi/Download/BAB
II(1).pdf/Kajian Tentang Pembentukan Karakter/Tahun 2017.
18

orang yang memiliki karakter positif.0 Adapun jenis karakter

yang umum dimiliki anak, seperti:0

a. Manis dan Penurut

Jika anak memiliki karakter manis dan penurut, orang tua

tentunya tidak perlu merasa khawatir karena anak dengan

karakter ini sangat mudah untuk diarahkan, anak-anak bisa

dengan mudah menerima contoh yang diberikan oleh orang

tuanya, hanya orang tua harus tetap memperhatikan anak dengan

serius dan tidak boleh lengah.

b. Penakut dan Pemalu

Anak bisa saja memiliki karakter penakut dan pemalu,

dalam hal ini anak akan condong menempel kepada ibunya atau

orang tuanya dan terlihat gelisah, terutama ketika anak berada

0
Dikutip dari L Nuzula, File:///c:/Users/ummi/Download/BAB
II(1).pdf/Kajian Tentang Pembentukan Karakter/Tahun 2017.
0
Dikutip dari Mia Zakaria dan Dewi arumsari, “Jeli Membangun
Karakter Anak”, (https://ebooks.gramedia.com/id/buku/jeli-membangun-
karakter-anak), p. 7-9.
19

dekat dengan orang lain dikeramaian. Dalam hal ini orang tua

tidak boleh memaksa anak bergabung dengan orang lain dan

jangan terlalu memanjakannya, sehingga anak nantinya akan

kurang pergaulan dengan kawan sebayanya.

c. Aktif

Anak dengan karakter aktif umumnya akan diikuti oleh

sifat ceria dan cerewet, anak dengan karakter ini cenderung

senang berlarian, tidak bisa diam, agak sulit jika diajak tidur

siang, dan tidak ragu untuk protes. Anak yang aktif akan

memiliki respon yang lebih peka dibandingkan dengan karakter

lainnya.

d. Sensitif

Anak dengan karakter sensitif bila satu hal kecil saja

menyinggung perasaannya, ia akan mudah menangis dan rasa

mudah tersinggungnya lebih besar dibandingkan anak-anak

dengan karakter lain. Bagi orang tua yang memiliki anak dengan
20

karakter sensitif maka harus selalu pintar dalam melihat situasi,

jangan terlalu mengajak anak berpergian, karena anak yang

memiliki karakter sensitif kurang menyukai perjalanan yang

panjang dan lama.

e. Mudah Marah

Anak dengan karakter seperti ini harus mendapatkan

perhatian khusus dari orang tuanya, pada umumnya anak dengan

karakter ini mudak marah ketika apa yang diinginkannya tidak

tercapai dan apa yang dikerjakannya tidak berhasil. Sebagai

orang tua ada baiknya mendampingi anak dalam berbagai

kegiatan serta selalu melakukan aktifitas yang rutin secara

bersama.

f. Santai dan Menyenangkan

Anak dengan karakter ini biasanya santai dan mudah

tersenyum, orang tua tidak perlu khawatir dengan anak

berkarakter seperti ini, anak-anak akan mudah beradaptasi


21

menyikapi banyak hal dengan santai dan ramah, Orang tua hanya

perlu memperhatikan perkembangan dan memberikan ruang anak

untuk berkreasi.

Pembentukan karakter merupakan usaha atau suatu proses

yang terencana yang dilakukan untuk menanamkan hal positif

pada anak baik dalam lingkup pendidikan (sekolah), keluarga,

dan lingkungan atau masyarakat yang bertujuan untuk

membentuk karakter yang sesuai dengan norma, dan kaidah

moral masyarakat.0

Pendidikan karakter menurut Muklas Samani dan

Hariyanto. “Pendidikan karakter adalah proses pemberian

tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya

yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, dan rasa serta

karsa.” Hal senada yang diungkapkan oleh Fakry Gaffar dalam

Dharma Kesuma, “Pendidikan karakter adalah sebuah proses

transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh kembangkan

0
Jamaal’Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan
Rasūlullāh SAW, (Bandung: Irsyad baitus Salam, 2005), p. 16.
22

dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam

perilaku kehidupan orang itu.” Masa dini merupakan waktu yang

sangat brilian dalam proses pembentukan karakter, karena usia

dini adalah masa dimana anak-anak banyak menyerap

pengetahuan untuk diaplikasikan di masa mendatang.0

Pendidikan karakter dapat mengajari anak pandangan

tentang nilai-nilai kehidupan, didalamnya tertanam kejujuran,

kepedulian, tanggung jawab dan keimanan. Seperti sabda Nabi

SAW:

:٣٦٧١ ‫]سنن ابن ماجه‬

‫ش َح َّدثَنَا َس ِعي ُد‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ْال َعبَّاسُ ب ُْن ْال َولِي ِد ال ِّد َم ْشقِ ُّي َح َّدثَنَا َعلِ ُّي ب ُْن َعيَّا‬
‫ك‬ٍ „ ِ‫َس ْبنَ َمال‬ َ ‫ْت أَن‬ ُ ‫ث ب ُْن النُّ ْع َم„„ا ِن َس „ ِمع‬ ِ „‫„ارةَ أَ ْخبَ „ َرنِي ْال َح‬
ُ ‫ار‬ َ „‫ب ُْن ُع َم‬
‫ص„لَّى هَّللا ُ َعلَيْ„ ِه َو َس„لَّ َم قَ„ا َل أَ ْك ِر ُم„وا أَوْ اَل َد ُك ْم‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ِّث ع َْن َرس‬ ُ ‫ي َُحد‬
‫َوأَحْ ِسنُوا أَ َدبَهُ ْم‬

Dikutip dari Udzlifatul chasanah, https://www.neliti.com/id


0

publications/ 270604/urgensi-pendidikan-hadis-dalam-pembentukan-karakter-
anak-usia-dini/Journal Living Hadis 2017, diakses 6 November 2020, pukul
13.57 WIB.
23

Sunan Ibnu Mājah 3671: Telah menceritakan kepada


kami Al ‘Abbās bin Al Walīd Ad Dimasyqī telah menceritakan
kepada kami ‘Ali bin ‘Ayyāsy telah menceritakan kepada kami
Sa’īd bin ‘Umārah telah mengabarkan kepadaku Al Hāriṡ bin An
Nu’man ān saya mendengar Anas bin Mālik dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Muliakanlah
anak-anak kalian dan perbaikilah tingkah laku mereka.”0

:١٦٧١٠ ‫مسند أحمد‬

‫„ف ب ُْن‬ُ „َ‫يريُّ َو َخل‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ال َح َّدثَنَا ُعبَ ْي ُد هَّللا ِ ب ُْن ُع َم„ َر ْالقَ „ َو‬
َ َ‫َح َّدثَنَا َعبْد هَّللا ِ ق‬
‫وس„„ى‬ َ ‫ُّوب ْب ِن ُم‬ َ ‫ِه َش ٍام قَااَل َح َّدثَنَا عَا ِم ُر ب ُْن أَبِي عَا ِم ٍر ْال َخ َّزا ُز ع َْن أَي‬
َ ِ ‫ع َْن أَبِي ِه ع َْن َج ِّد ِه قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما نَ َح„„ َل‬
‫ب َح َسن‬ ٍ ‫ض َل ِم ْن أَ َد‬ َ ‫َوالِ ٌد َولَ َدهُ نُحْ اًل أَ ْف‬

Musnad Ahmad 16710: Telah menceritakan kepada kami


‘Abdullāh berkata: telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullāh
bin ‘Umar Al Qawārīriy dan Khalaf bin Hisyām berkata: telah
menceritakan kepada kami ‘Amr bin Abu ‘Amr Al Khazazi dari
Ayyūb bin Mūsa dari Bapaknya dari kakeknya berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Orang tua
tidak bisa memberi pemberian kepada anaknya yang lebih utama
daripada adab yang baik."0
0
Ibn Mājah Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Yazïd al-Qazwīniy,
Sunan Ibn Mājah, Editor Syu‘aib al-Arna’ūṭ et. al., Cetakan Pertama (Ḥalab:
Dār al-Risālah al-‘Ālamiyyah, 2009) jilid 2, p. 1211.
0
Abū ‘Abdillāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal ibn Hilāl ibn al-
Syaibāniy, Musnad al-Imām Aḥmad ibn Ḥanbal, Editor Syu‘aib al-Arna’ūṭ et.
al., Cetakan Pertama (Beirut: Mu’assasah al-Risālah, 2001), jilid 27, p. 265.
24

Mendidik dan memberikan tuntunan kepada anak

merupakan sebaik-baik hadiah dan perhiasan paling indah yang

diberikan oleh orang tua kepada anaknya dengan nilai yang jauh

lebih baik daripada dunia dan segala isinya.0 Diantara sekian

perintah Allāh SWT berkenaan amanat-Nya yang berupa anak

adalah bahwa setiap orang tua muslim wajib mengasuh dan

mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar. Agar tidak

menjadi anak-anak yang lemah iman dan lemah kehidupan

duniawinya. Namun, agar tumbuh dewasa menjadi generasi yang

saleh, sehingga terhindar dari kezoliman dan dari siksa api

neraka.0

Tujuan pembentukan karakter pada dasarnya adalah

mendorong lahirnya anak-anak yang baik dengan tumbuh dan

berkembangnya karakter yang baik akan mendorong anak untuk

tumbuh dengan kapasitas komitmennya untuk melakukan


0
Jamaal’Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan
Rasūlullāh SAW, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005), p. 17.
0
Moh. Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan ala
Rasūlullāh, (Semarang: pustaka Rizki Putra, 2009), p. 96.
25

berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar

serta memiliki tujuan hidup.0

Menurut ahli, Hadis adalah “seluruh perkataan, perbuatan,

dan hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW. sedangkan

menurut yang lainnya ialah segala sesuatu yang bersumber dari

Nabi, baik yang berupa perkataan, perbatan, maupun

ketetapannya”.0

Hadis adalah sabda atau perbuatan Nabi Muḥammad

SAW, yang diriwayatkan oleh sahabat-sahabatnya untuk

menjelaskan dan menentukan hukum Islam. Hadis juga dikatakan

sebagai sumber ajaran Islam yang kedua selain al-Qur’an.0

Metode yang dipakai dalam menguraikan judul skripsi

penulis tentang Pembentukan Karakter Anak di Desa Setrajaya,

0
Dikutip dari https://www.kajianpustaka.com/Pengertian-Unsur-
Dan-Pembentukan -Karakter.html/24 Agustus 2017
0
Skripsi Syahrul Gufron, “Pengertian Hadis Tematik Dan Sejarah
Pertumbuhannya”, UIN Sultan Maulana Hasanudin Banten. Diakses 23
Januari 2021, pukul 13.00 WIB.
0
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke-Dua (Cet. III; Jakatra: Balai Pustaka, 1994), p. 333.
26

Pandeglan Banten ini adalah menggunakan kajian living hadis,

yang mana hadis menjadi suatu yang hidup di masyarakat. Istilah

yang lazim dipakai untuk hal tersebut. Istilah living hadis secara

kebahasan bisa berarti hadis hidup atau menghidupkan hadis. Hal

ini disebabkan oleh kata living itu sendiri yang dalam Bahasa

Inggris berarti hidup dan menghidupkan, atau dalam Bahasa Arab

semakna dengan hay dan ihya’. Karenanya living hadis dalam

Bahasa Arab bisa berarti al-hadis al-hayy atau ihya’ al-hadis.0

Menurut Masrukin Muhsin, living merupakan bentuk

suatu pemahaman yang berada dalam level praktis lapangan.

Oleh karena itu pola pergeseran yang digagas oleh Fazlur

Rahman tidak berbeda dengan kajian living . Apa yang dijalankan

di masyarakat kebanyakan tidak sama sesuai dengan misi yang

diemban Rasūlullāh SAW. Melainkan berbeda dengan konteks

yang ditujunya. Ada perubahan dan perbedaan yang

menyesuaikan karakteristik masing-masing lokalitasnya.

Pemahaman seperti ini biasanya menggunakan pendekatan


0
Dr. Nor Salam, S.HI., M. HI, “Living Hadis Integrasi Metodologi
Kajian ‘Ulumul Al-Hadis & Ilmu-Ilmu Sosial” Literasi Nusantara cetakan 1,
September 2019. P.7
27

kontekstual. Pemahaman terhadap baik secara tekstual maupun

kontekstual, dan kemudian di aplikasikan dalam sebuah tradisi

yang berkembang di masyarakat, keduanya bisa dimasukan dalam

kategori living .0

Ada tiga model variasi living yaitu tradisi tulis, tradisi

lisan, dan tradisi praktik. Tradisi tulis biasanya dalam bentuk

tulisan yang terpampang ditempat-tempat strategis seperti rumah,

pesantren, ataupun madrasah dan diyakini bahwa isi tulisan

berasal dari Nabi SAW.0 Tradisi lisan dalam living sebenarnya

muncul seiring dengan praktik yang dijalankan oleh umat Islam.

Seperti bacaan dalam melaksanakan sholat subuh pada hari

jum’at. Demikian pula terhadap pola lisan yang dilakukan oleh

masyarakat terutama dalam melakukan zikir dan do’a seusai

sholat bentuknya bermacam-macam. Ada yang melaksanakan

dengan panjang dan ada yang sedang. Dalam kesehariannya umat

Islam sering melaksanakan zikir dan do’a, tradisi praktek dalam

0
Masrukin Muhsin,”Memahami Hadis Nabi Dalam Konteks Kekinian
Studi Living Hadis,”dalam jurnal Holistic al-Hadis, vol.01, No. 01, (Januari-
Juni, 2015), p. 22.
0
Nikmatullah, “Review Buku Dalam Kajian Living Hadis,” dalam
Jurnal Holistic al-Hadis, vol.01, No.02, (Juli-Desember, 2015), p. 230.
28

living cenderung banyak dilakukan oleh umat Islam. Hal ini

berdasarkan sosok Nabi SAW, yang senantiasa menyampaikan

ajaran Islam. Sebagai contoh dalam kasus ini adalah tradisi

ru’yah dan hisab yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia

termasuk didalamnya masyarakat Banten, tradisi ini berdasarkan

Nabi SAW.0

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian

lapangan yakni penelusuran langsung ke lapangan atau objek

penelitian untuk menggali informasi terkait dengan pembentukan

karakter anak. Adapun metode yang digunakan yakni metode

desktriktif kualitatif (menciptakan raport, pemilihan informan

pencatatan data atau informasi hasil pengumpulan data). 0 Metode

Masrukin Muhsin, “Memahami Hadis Nabi,”....p.viii


0

Dikutip dari jurnal Risky Kuwasati “Teknik Pengumpulan Data


0

Metode Kualitatif” https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf, 30/09/2020,


29

ini dirasa tepat untuk mendapatkan data dilapangan secara

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan latar ilmiah, dengan maksud untuk menafsirkan

suatu fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan

melibakan berbagai metode yang ada.

2. Sumber Data

Adapun Sumber Data atau informasi yang digunakan

dalam kajian ini adalah:

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data.0 Penelitian ini yakni

wawancara langsung dengan tokoh masyarakat mengenai

17:10
0
Dikutip dari jurnal Fransiska Anita Carolina “Metodologi
Penelitian” http://repository.unika.ac.id/14719/4/12.60.0192%20Fransisca
%20Anita%20Carolina%20BAB%20III.pdf 30/09/2020, 20:21
30

pembentukan karakter anak di kampung cilogang masjid, Desa

Setrajaya, Pandeglang Banten.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau dokumen.0 Yang digunakan dalam penelitian

penyusunan skripsi ini berasal dari berbagai sumber-sumber

dalam bentuk dokumen. Adapun sumber dalam bentuk

kepustakaan yaitu menggunakan buku-buku, Al- qur’an, buku-

buku Teori sosial, buku Teori penelitian, buku keislaman serta

jurnal-jurnal yang berkaitan dengan tema penelitian.

Analisis penulis: Adapun tahapan proses


penelitian kualitatif,
diantaranya:

1. Menyusun rancangan
Penelitian kualitatif adalah awal penelitian (seperti
sebuah proses penelitian menyiapkan
0
Dikutip dari jurnal Fransiska Anita Carolina “Metodologi
Penelitian” http://repository.unika.ac.id/14719/4/12.60.0192%20Fransisca
%20Anita%20Carolina%20BAB%20III.pdf 30/09/2020, 20:25
31

untuk mengungkapkan suatu pertanyaan-pertanyaan


fenomena sosial dan masalah untuk sesi wawancara)
manusia yang terjadi pada 2. Mengurus ijin
individu, kelompok, penelitian (dengan
masyarakat, atau organisasi, bersilaturahmi ke
baik berupa perilaku, kepala Desa)
persepsi, motivasi, atau 3. Penjajakan lapangan
tindakan. (penulis mewawancarai
tokoh masyarakat, dan
narasumber lainnya,
Adapun sumber data atau kemudian melakukan
informasi yang digunakan telaah dokumen yang
dalam kajian ini adalah relevan.
menggunakan data primer 4. Pemilihan narasumber
dan data sekunder, yang (dengan memilih tokoh-
mana data primer didapat tokoh masyarakat dan
dari wawancara dari para narasumber lainnya
narasumber, sedangkan data yang sangat mumpuni
sekunder didapat dari dalam bidang
beberapa buku yang pembentukan karakter
berhubungan dengan anak.
pembentukan karakter anak,
dan dokumen-dokumen
penting dari kantor kepala
Desa.
32

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan Data adalah cara yang digunakan

untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena

empirik. Dalam peneitian ini menggunakan beberapa Metode

diantaranya wawancara, dan dokumen.

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dapat dikatakan

bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu

proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber

informasi atau sumber yang di wawancarai (interviewee) dan

sumber informasi melalui komunikasi langsung.0 Wawancara

dilakukan secara langsung bertanya kepada Narasumber. Peneliti

menggunakan model wawancara terencana. Selain itu model

wawancara ini juga digunakan ketika bertanya kepada sesepuh

masyarakat kampung Cilogang Masjid dan masyarakat sekitar.

0
Dikutip dari jurnal Risky Kuwasati “Teknik Pengumpulan Data
Metode Kualitatif” https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf, 30/09/2020,
pukul 17:10 WIB.
33

Fungsinya untuk memperoleh informasi-informasi tentang

pembentukan karakter anak di kampung cilogang masjid, Desa

Setrajaya, Pandeglang Banten.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini sangatlah diperlukan

untuk memperkaya pada pembahasan pembentukan karakter anak

di Desa Setrajaya, kampung cilogang masjid. Data-data

dokumentasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

tulisan-tulisan para sarjana kontemporer maupun para ulama

terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian ini.0

3. Metode Analisis Data

Analisis data secara deskriptif kualitatif dengan

menggambarkan atau menguraikan dan menjelaskan seluruh

permasalahan yang ada secara jelas dan dari penjelasan itu

0
Mohamad Hudaeri, “Debus: Dalam Tradisi Masyarakat Banten”.
(Banten: FUD PRESS, 2010), p. 9.
34

dikumpulkan simpulan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang

bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

4. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data.0

Metode observasi ini untuk mengamati langsung. Pengamatan ini

dilakukan ditempat dimana penulis melaksanakan praktik

wawancara bersama narasumber.

H. Sistematika Penulisan

Secara umum penulisan skripsi ini terbagi dari beberapa

bab dan sub bab diantaranya sebagai berikut:

Bab pertama, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,


0
Dikutip dari jurnal Risky Kuwasati “Teknik Pengumpulan Data
Metode Kualitatif” https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf, 30/09/2020,
pukul 17:48
35

kerangka teori, metode penelitian, teknik pengumpulan data,

sistematika penulisan. Bab pertama ini sebagai pengantar dari

pembahasan yang akan dikaji, dan juga sebagai kerangka teori

pembahasan yaitu metode penelitian yang akan digunakan.

Bab kedua, adapun pembahasan dalam bab kedua ini

adalah tinjauan umum tentang Desa Setrajaya, kampung cilogang

masjid yang terdiri dari letak geografis, struktur organisasi

pemerintahan Desa Setrajaya, jumlah penduduk, pendidikan,

agama, kewarganegaraan, mata pencaharian, saran prasarana,

struktur aparatur Desa Setrajaya, kampung cilogang masjid,

Pandeglang Banten.

Bab ketiga, pada bab ini menguraikan tentang hadis-hadis

peran dan tangggung jawab orang tua dalam pembentukan

karakter anak.

Bab keempat, Dalam bab ini penulis akan menjelaskan

tentang pandangan dan impelemantasi masyakarat Desa Setrajaya

dalam hadis-hadis pembentukan karakter anak.


36

Bab kelima, merupakan bab terakhir yang didalamnya

terdapat dua bagian yaitu kesimpulan dan saran.


BAB II

TINJAUAN UMUM DESA SETRAJAYA PANDEGLANG

BANTEN

A. Gambaran Lokasi Penelitian Di Desa Setrajaya,

Pandeglang, Banten.

Pada awalnya Desa Setrajaya merupakan Desa bentukan baru,

pemekaran dari Desa Karangsetra. Pemerintahan Desa Setrajaya

terbentuk pada tahun 1990. Pada saat pemilihan kepala Desa

Bapak Abu Jaya, mulailah terbentuknya Desa Setrajaya. Pada

saat ini dalam Desa Karangsetra terdapat beberapa kampung

diantaranya: kampung Jengjing, kampung Lebak Setra, kampung

Pasir Cau, dan kampung Cibusung, sedangkan Desa Setrajaya

terdapat beberapa kampung diantaranya: kampung Jamuju,

kampung Cipatik, kampung Tegal, kampung Cilogang Sebrang,

kampung Cilogang Masjid, dan kampung Pagembrongan. Desa

Setra Jaya berganti kepemimpinan sebanyak 4 kali, Periode

pertama dipimpin oleh kepala Desa Bapak Abu Jaya selama

kurang lebih 1 periode dan dipimpin oleh kepala Desa Bapak Edi
38

Suhaedi selama 1 periode, kemudian dipimpin oleh Ibu Siti

Jubaedah selama 1 periode, dan saat ini dipimpin oleh Bapak

Dumiyati selama 2 periode. Pemerintah Desa Setrajaya memiliki

aparatur Desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa,

Kepala Urusan Kepemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan,

Kepala Urusan Umum.0

1. Struktur Organisasi Desa Setrajaya.

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA

SETRAJAYA

0
Wawancara dengan Bapak Ade pudoli (kepala Dusun Desa
Setrajaya), 20 Desember 2020, pukul 09.00 WIB.
39

2. Letak Geografis Desa Setrajaya, Pandeglang Banten.

Desa Setrajaya merupakan pemekaran dari Pakuluran, jadi

pada zaman dulu Pakuluran itu di pekarkan menjadi dua Desa

yaitu Desa Setrajaya dan Desa Karangsetra, yang merupakan

dataran tinggi dengan pesawahan dan perkebunan. Sistem

pemerintahan di Desa Setrajaya pada zaman dulu sudah

mengikuti pemerintahan pada umumnya, seperti adanya kepala

desa, ada cariknya, kemudia pada saat ini aparatur Di Desa

Setrajaya sudah sangat kumplit seperti bertambahnya kasi-kasi

Desa.0

a. Kondisi Geografis

 Banyak curah hujan: sedang.

 Suhu udara rata-rata: sedang.

 Topograsi ( daratan rendah, tinggi dan pantai): dataran

tinggi.

b. Orbitrasi ( jarak dari pusat pemerintahan).

 Jarak dari pusat pemerintahan ke Kecamatan: 5 Km.

0
Wawancara dengan Bapak Ade pudoli (kepala Dusun Desa
Setrajaya), 20 Desember 2020, pukul 09.00 WIB.
40

 Jarak dari pusat Pemerintahan Kota Administrasi: 10

Km.

 Jarak dari Ibu Kota Kabupaten: 67 Km.

 Jarak ke RSUD terdekat: 10 Km.

 Jarak ke SPBU terdekat: 8 Km

3. Jumlah Penduduk Desa Setrajaya, Pandeglang Banten.

Desa Setrajaya memiliki kepala keluarga 607 (KK)

dengan jumlah penduduk pada tahun 2019 adalah 2.336 jiwa

yang terdiri dari 1.328 laki-laki dan 1.008 perempuan. Tabel di

bawah ini menjelaskan secara rinci jumlah penduduk menurut

jenis kelamin.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah


1 Laki-laki 1.328
2 Perempuan 1.008
Jumlah 2.336

Sumber data profil Desa Setrajaya


41

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Usia

NO Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


1 0-5 100 87 187
2 5-7 120 81 201
3 7-13 110 91 201
4 13-16 119 78 197
5 16-19 132 91 223
6 19-23 108 109 217
7 23-30 121 89 210
8 30-40 130 79 209
9 40-56 122 94 216
10 56-65 95 58 153
11 65-75 101 89 190
12 75 Tahun Keatas 70 62 132
13 Total 1328 1008 2336

4. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Setrajaya,

Pandeglang Banten

Mata pencarian rupiah di Desa Setrajaya ialah petani,

pedagang, pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai negeri swasta.

Tetapi mayoritas berprofesi sebagai petani atau pekebun.

Pertanian yang berkembang di daerah ini ialah padi, jagung,

kacang tanah, cabe, ketela singkong dan lain-lain. Lebih

simpelnya para petani menanam tanaman yang sesuai dengan

keadaan cuaca atau dengan memprediksi hujan supaya tanaman

yang mereka tanam bisa tumbuh dengan subur dan mendapatkan


42

hasil rupiah yang dapat mencukupinya. Mayoritas pekerjaan

masyarakat Desa Setrajaya adalah petani dan wiraswasta atau

karyawan, hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang tidak

menempuh jenjang pendidikan yang tinggi.0 Berdasarkan mata

pencaharian penduduk, statistik penduduk Desa Setrajaya dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Setrajaya

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan


1 PNS 10 7
2 Abri 2 -
3 Swasta 43 12
4 Wiraswasta/Karyawan 323 100
5 Tani 100 40
6 Pertukangan 35 -
7 Buruh Tani 400 105
8 Pensiunan 5 -
9 Nelayan 3 -
10 Jasa 35 -

5. Sarana Prasarana Aparatur Desa Setrajaya

Sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Setrajaya,

Kampung Cilogang Masjid, Kecamatan Korocong, Kabupaten

Pandeglang, Banten terdiri dari sarana pendidikan, sarana

0
Wawancara dengan Bapak Ade pudoli (kepala Dusun Desa
Setrajaya), 20 Desember 2020, pukul 09.00 WIB.
43

peribadatan, sarana pelayanan publik dan umum, serta sarana

kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Sarana Prasarana Aparatur Desa Setrajaya


Data Prasarana Desa Setrajaya
No Jenis Jumlah
1 INDUSTRI
Pabrik Padi 4 Unit
Pabrik Makaroni 3 Lokasi
2 Pertokoan/Perdagangan 1 Klontongan
3 Perkantoran 1 Kantor Desa
4 Pasar Desa -
5 Tanah Wakaf -
6 Tanah Sawah 97H
7 Tanah Kering 96H
8 Tanah Yang Belum -
Dikelola
9 Perkuburan 4 Lokasi
Sumber data profil Desa Setrajaya

Tabel 5.2. Sarana Pelayanan Publik dan Umum


No Jenis Jumlah
BIDANG PEMBANGUNAN
1 Jumlah Masjid 3
2 Jumlah Musola 6
3 Jumlah Gereja 0
4 Jumlah Pura 0
5 Jumlah Wihara 0
PENDIDIKAN
1 Jumlah Gedung TK 2
2 Jumlah Gedung MDA 2
3 Jumlah Gedung SD 1
4 Jumlah Gedung SMP 0
Jumlah Gedung SMA 0
44

SARANA OLAH RAGA


1 Lapangan Sepak Bola 1
2 Lapangan Voly 1
3 Lapangan Bulu Tangkis 1
4 Lapangan Tenis 0
KOLAM
1 Kolam Empang 1
2 Kolam Berenang 0
TRANSPORTASI
1 Sepedah 150
2 Sepedah Motor 611
3 Mobil 33
INDUSTRI
1 Industri Besar 0
2 Industri Kecil 15
PERTERNAKAN
1 Ayam Kampung 879
2 Itik 105
3 Kambing 175
4 Kerbau 15
PERTANIAN
1 Padi 60H
2 Jagung 1H
3 Kacang-Kacangan 1H
SAYUR-SAYURAN
1 Sawi 1H
2 Terong 1H
Sumber data profil Desa Setrajaya
45

Tabel 5.3. Aset Desa Setrajaya atau Mentaris Desa setrajaya

Jenis Jumlah
Kendaraan Bermotor 2
ELEKTRONIK
Leptop 6 Unit
Televisi 1 Unit
Radio 0
Printer 2 Unit
Komputer 1 Unit
MEJA
Meja Kecil 7 Unit
Meja Bundar 3 Unit
KURSI
Besi 30 Unit
Plastik 25 Unit
Kayu 2 Unit

B. Kondisi Sosial Masyarakat

1. Jenis Kegiatan Masyarakat Kampung Cilogang Masjid,

Desa Setrajaya

Dari awal tatanan kehidupan masyarakat Desa Setrajaya,

kampung Cilogang Masjid, sangat kental dengan sikap solidaritas

sesama, sangat menjujung sikap kebersamaan, dimana kegiatan-

kegiatan yang berbaur sosial kemasyarakatan sangat berjalan dan

dipelihara secara turun-menurun. Hal ini terjadi karena adanya

ikatan emosional yang sangat kuat sesama masyarakat untuk


46

membina memelihara hubungan ukhuwah islamiah antar sesama.

Adapun rangkaian kegiatan masyarakat kampung Cilogang

Masjid, Desa Setrajaya, antara lain sebagai berikut:

Jenis Kegiatan Masyarakat Desa Setrajaya

Tabel 1.2. Jenis Kegiatan Sosia Masyarakat Desa Setrajaya

No Golongan Jenis Kegiatan


1 Kepemudaan  Gotong-royong
 Melakukan takziyah dan dalail khairat
ke tempat orang meninggal
 Berkunjung ketempat orang sakit.
 Pengajian kitab di Mushola
 Persatuan olahraga
2 Ibu-Ibu  Gotong-royong
 Pengajian rutin (wirid yasin)
 Pengajian kitab di Mushola
 Melakukan takziah ke tempat orang
yang meninggal
 Berkunjung ke tempat orang sakit
atau melahirkan
 Kegiatan PKK
3 Bapak-Bapak  Gotong-royong
 Pengajian rutin (wirid yasin)
 Pengajian kitab di Mushola
 Melakukan takziah ke tempat orang
yang meninggal
 Berkunjung ke tempat orang sakit
atau melahirkan
 Kegiatan PKK
47

2. Kondisi Keagamaan Masyarakat

Dalam kehidupan ini Agama selalu dikaitkan dengan

kepercayaan dan pedoman manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Agama sangat penting bagi manusia karena dengannya lah kita

bisa menjalani kehidupan dengan baik dan benar, kita memiliki

aturan dalam bertindak baik untuk diri sendiri terutama dalam

kehidupan sosial. Kondisi keagamaan masyarakat kampung

Cilogang Masjid sangat kental dengan kegiatan keagamaanya

yang berjalan dengan sangat baik, hal ini terjadi karena adanya

ikatan emosional keagamaan yang sangat kuat sesama

masyarakat untuk membina dan memelihara hubungan ukhuwah

islamiah antar sesama masyarakat.

Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat termasuk di

Desa Setrajaya ini terdapat agama dan berbagai macam

kebudayaan didalamnya. Sebagian besar mayoritas masyarakat

Desa Setrajaya bersuku Sunda dan ada pula suku pendatang dari

Jawa, sehingga di dalam bahasa sehari-hari pun mereka

menggunakan bahasa Sunda ada pula yang menggunakan bahasa

jawa, tetapi tidak semua hanya sebagian orang yang bermigrasi


48

dari luar kota ke Desa Setrajaya ini. Tentunya di daerah wilayah

ini, terdapat berbagai budaya-budaya yang bergradasi Islam, yang

telah berkulturasi Jawa. Diantaranya Tahlilan, Berziarah kubur,

Yasinan, Selametan, dan lain-lain. Dengan masyarakat yang

mayoritas beragama Islam, kegiatan-kegiatan tersebut masih

berjalan hingga sampai sekarang. Bahkan disetiap sudut Desa

terdapat musholla-musholla dan masjid-masjid yang berdiri

kokoh yang di dirikan dengan gotong-royong oleh masyarakat

disana. Selametan adalah acara berdoa dan makan bersama yang

sebelumnya acara ini dipimpin oleh seorang ustad atau kiyai yang

memimpin do’a. Mengikat acara selametan di wilayah Desa

Setrajaya sering dilakukan adalah: selametan dalam bentuk

bundaran hidup seseorang seperti: mengadakan acara waktu

hamil empat bulan dan hamil tujuh bulan, pemotongan rambut

pertama bayi, dan mengadakan do’a bersama setelah kematian

(tahlilan). Selametan dengan berhubungan hari-hari besar Islam

seperti:  Maulid nabi dan Isra’ Mi’raj Muhammad SAW, dan

lain-lain. Masyarakat Desa Setrajaya lebih sering di sibukkan

dengan aktivitas-aktivitas keagamaan seperti: Pengajian majlis


49

ta’lim dan lain sebagainya. Setiap hari Libur diisi dengan

Tahfidzul Qur’an di mushalla, setiap hampir magrib mushalla-

mushalla sudah di penuhi mulai dari anak-anak, remaja maupun

orang dewasa yang akan melakukan shalat magrib berjamaah

kemudian dilanjutkan dengan pengajian anak-anak yang

diajarkan oleh ustadz-ustadz dikampung Cilogang Masjid.0

Analisis penulis:
Desa Setrajaya merupakan Desa bentukan barum yang mana
Desa Setrajaya hasil pamekaran dari Desa Karangsetra.
Pemerintahan Desa Setrajaya terbentuk pada tahun 1990.
Desa Setrajaya memiliki beberapa dusun atau kampung,
diantaranya: Kampung Cipatik, kampung Jamuju, kampung
Tegal, kampung Cilogang Sabrang, kampung Cilogang Masjid,
dan kampung Pagembrongan. Sedangkan proses penelitian
dilakukan di kampong Cilogang Masjid tepatnya di rt/rw: 07/03,
kebanyakan masyarakat kampong Cilogang Masjid mencari mata
pencaharian dengan berkebun, bertani, dan sebagian kecil
menjadi pekerja.
Berangkat dari kepedulian terhadap pembentukan karakter anak
di Desa Setrajaya tepatnya dikampung Cilogang Masjid, maka
masyarakat Desa Setrajaya berfokus kepada kaum anak-anak

0
Wawancara dengan Bapak Ade pudoli (kepala Dusun Desa
Setrajaya), 20 Desember 2020, pukul 09.00 WIB.
50

dalam memperoleh pembentukan karakter. Diharapkan dapat


terbentuk generasi bangsa yang berkarakter baik, yang sesuai
dengan ajaran Islam, dan sesuai dengan suri teladan Rasulullah
SAW.
BAB III

HADIS-HADIS TENTANG PERAN DAN TANGGUNG

JAWAB ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN

KARAKTER ANAK

A. Pengertian Hadis

Kata hadis berasal dari bahasa Arab dari kata al-hadīṡ,

jamaknya adalah al-ahadist, al-hadstan, danal-hudstan. Kata ini

memiliki banyak arti diantaranya adalah lawan dari al-qadim, dan

semakna dengan al-jadid (baru), al-khabar (berita).0 Kata hadis

dalam bahasa Indonesia memiliki dua arti, yaitu;

1. Sabda atau perbuatan Nabi Muḥammad SAW, yang

diriwayatkan oleh sahabat-sahabatnya untuk menjelaskan dan

menentukan hukum Islam.

2. Sumber ajaran Islam yang kedua selain al-Qur’an.0

Adapun menurut istilah, para ulama memberi pengertian yang

berbeda-beda. Pada umumnya, ulama hadis memberi pengertian

ُّ ِ‫أ ْقوا ُل النّب‬


bahwa yang dimaksud dengan hadis sebagai berikut:‫ي‬
0
Nur al-Din itr, manhaj Al-nad fi Ulum al-hadis, (Cet. III; Dimasiki:
Dar al-Fikr, 1992), p. 26.
0
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke-Dua (Cet. III; Jakatra: Balai Pustaka, 1994), p. 333.
52

‫وأ ْفعال ِه وأحْ وال ِه‬.‫م‬.‫“( ص‬Segala perkataan Nabi, perbuatan, dan hal-

ِ ‫ُكلُّ ماأثر‬
ihwalnya.”). Ulama Hadis lain merumuskan dengan: ‫عن‬

ِ ْ‫ْ„„„ل وت ْق ِر ْيرًاأو‬
ً‫ص„„„فة‬ ٍ ‫ ِم ْن ق„„„وْ ٍل وفِع‬.‫م‬.‫“( النّبِ ّي ص‬Segala sesuatu yang
bersumber dari Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan,

takrir, maupun sifatnya.”)

ِّ ِ‫ماص„„يْف إِلى النّب‬


Ada yang mendefinisikan dengan: ‫ي‬ ِ ُّ‫ُك„„ل‬

ِ ْ‫قوْ اًل أوْ فِعاًل أوْ ت ْق ِر ْيرًاأو‬.‫م‬.‫“( ص‬Segala sesuatu yang disandarkan
ً ‫صفة‬

kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, takrir,

maupun sifatnya”.

Ketiga pengertian diatas yang sama mendefinisikan hadis

dengan segala yang disandarkan kepada Rasul, baik perkataan

maupun perbuatan. Sedangkan yang berbeda dari ketiganya

adalah penyebutan yang terakhir. Diantaranya ada yang

menyebutkan hal-ihwal atau sifat Rasul sebagai hadis, ada yang

tidak, ada yang menyebutkan takrir Rasul.0

0
Dikutip dari Andi Safar danial, Peran dan tanggung Jawab orang
tua Tentang Pendidikan Anak Dalam Presfektif Hadis, Makasar 2018,
file:///C:/Users/ummi/Downloads/Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua
tentang Pendidikan Anak dalam Perspektif Hadis(4).pdf
53

B. Hadis-hadis Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua

dalam Pembentukan Karakter Anak

1. Pembentukan Karakter Anak dengan Pendidikan Iman

dan Metode Pembiasaan

Kedua orang tua memiliki peran dan tanggung jawab yang

sangat penting dalam pembentukan karakter anak-anaknya.

Karena itu orang tua harus melaksanakan peran dan tanggung

jawabnya dengan baik sehingga anak tumbuh dengan maksimal

dengan karakter yang diingingkan. Sejalan dengan hal tersebut,

Rasulullāh SAW bersabda:

ْ ‫ي‬
‫عن‬ ُّ ‫عن‬
ِّ ‫الزب ْي „ ِد‬ ْ ‫ب‬ ٍ ْ‫„دذثناحاجبُ ب ُْن ْالولِي ِدح ّدثنا ُمحم„„ذ ُد ب ُْن ح„„ر‬
ِ „‫ح‬
‫عن أبِي هُريْ„„رة أنّ„„هُ ك„„ان‬ ْ ‫ب‬ ْ
ِ ّ‫س„„عي ُد ب ُْن ال ُمس„„ي‬
ِ ‫أخ„„ برنِي‬ ْ ِّ‫„„ري‬ ُّ
ِ ‫الز ْه‬
‫رس„„و ُل هللاِ عليْ„„ ِه وس„„لّم م„„ا ِم ْن موْ لُ„„و ٍد إِاّل يُول„„ ُد على‬ ُ ‫ق„„ال‬,ُ‫يقُ„„ول‬
.‫ُهودانِ ِه ويُمجِّ سانِ ِه كماتُ ْنت ُج ْالب ِهيمةً ج ْمعاء‬ ْ ِ‫ْالف‬
ِّ ‫طر ِةفأبواهُ ي‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hajib bin al-
Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb
dari al-Zubaidi dari al-Zuhri telah mengabarkan kepadaku Sa’id
bin al-Musayyab dari Abu Hurairah, dia berkata; “Rasulullāh
shallallahu’alaihi wasallam telah bersabda: “Seorang bayi tidak
dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian
(fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi,
54

sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat


tanpa cacat.”0

Hadis di atas menjelaskan peran dan tanggung jawab

kedua orang tua yang begitu besar terhadap perkembangan anak,

serta pengaruhnya terhadap pembentukan karakter anak. Sebab

anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Hadis tersebut di atas juga

menjelaskan adanya perhatian Islam yang begitu tinggi terhadap

anak dan perkembangannya, serta memberi petunjuk agar anak

diberi perhatian, perlindungan, serta pengarahan yang sesuai

dengan fitrahnya. Sehingga pada akhirnya, anak akan menjadi

hamba Allah yang shaleh, serta taat melakukan segala bentuk

ibadah.

Adapun pendidikan iman yang diajarka oleh orang tua

dalam pembentukan karakter anak yaitu, pendidikan iman yang

dimaksud adalah mengikat anak dengan dasar-dasar iman, rukun

Islam dan dasar-dasar syari’ah, sejak anak mulai mengerti dan

dapat memahami sesuatu. Yang dimaksud dengan dasar-dasar

0
Muslim ibn al Ḥajjāj Abū al Ḥasan al Qusyairiy al Naisābūriy, Al
-Musnad al -Ṣaḥīḥ al -Mukhtaṣar bi naql al -‘ Adl‘an al-‘Adl ilā Rasūlillah
ṢallāAllāh ‘alaih wasallam, Editor: Muḥammad Fu’ād ‘Abd alBāq, cet-1
(Beirut: Dār Iḥyā’ alTurāṡ al ‘Arabi, 1424 H), Jilid: 4, p.47
55

iman adalah segala sesuatu yang ditetapkan dengan jalan kabar

secara benar, berupa hakekat keimanan dan masalah gaib, seperti

beriman kepada Allāh swt, beriman kepada para malaikat,

beriman kepada kitab-kitab, beriman kepada semua Rasul,

beriman kepada siksa kubur, beriman kepada hari kebangkitan,

hisab, surga, neraka dan seluruh perkara gaib yang diwajibkan

untuk mengimaninya. Yang dimaksud dengan rukun Islam adalah

seluruh ibadah yang bersifat badani dan harta, yaitu salat, puasa,

zakat, dan haji bagi orang yang mampu melakukannya. Yang

dimaksud dengan dasar-dasar syari’at adalah segala yang

berhubungan dengan jalan Ilahi dan ajaran-ajaran Islam, berupa,

aqidah, ibadah, akhlak, perundang-undangan, peratuaran dan

hukum.0 Keseluruhan pemahaman tentang iman ini bersandarkan

kepada wasiat-wasiat Rasūlullāh saw dan petunjuknya dalam

menyampaikan dasar-dasar iman dan rukun-rukun islam kepada

anak. Petunjuk dan wasiat Rasūlullāh diantaranya:

a. Pendidikan Iman dengan Membuka Kehidupan Anak

dengan Mengajarkan Kalimat La Ilaha IllAllāh.


0
Dikutip dari MH. Ginanjar, Keseimbangan Peran Orang Tua Dalam
Pembentukan Karakter Anak, Edukasi Islam Jurnal Pendidikan Islam Vol.
02,Januari2013. File:///C:/Users/ummi/Downloads/267897124(4).pdf
56

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a yang telah

menceritakan bahwa Nabi SAW pernah Bersabda:

‫ أن„ا أَبُ„و‬: ‫ قَ„ااَل‬،ُ‫ َوأَبُ„و َعبْ„ ِد هللاِ ْال َحافِ„ظ‬، ُّ‫اري‬ ِ َ‫وذب‬ ْ ُّ‫أَ ْخبَ َرنَا أَبُو َعلِ ٍّي الر‬
‫ نا أَبُ„„و َع ْب„ ِد هللاِ ُم َح َّم ُد ب ُْن‬،ُ‫النَّضْ ِر ُم َح َّم ُد ب ُْن ُم َح َّم ِد ب ِْن يُوسُفَ ْالفَقِيه‬
‫ ع َْن‬،‫ض „ ُر ب ُْن ُم َح َّم ٍد ْالبَي َْس „ ِك ُّي‬
ْ َّ‫ ن„„ا الن‬،‫ ثن„„ا أَبِي‬،‫َمحْ َم َو ْي „ ِه ب ِْن ُم ْس „لِ ٍم‬
‫ ع َْن‬،‫„„„اج ٍر‬ ِ َ‫ ع َْن إِبْ„„„ َرا ِهي َم ْب ِن ُمه‬،‫ور‬ ٍ „„„‫ص‬ ُ ‫ ع َْن َم ْن‬، ِّ‫ُس„„„ ْفيَانَ الثَّوْ ِري‬
" :‫ قَ„„ا َل‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي„ ِه َو َس„لَّ َم‬َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،‫س‬ ٍ ‫ ع َِن ا ْب ِن َعبَّا‬،َ‫ِع ْك ِر َمة‬
‫ َولَقِّنُ„„وهُ ْم ِع ْن„„ َد‬،ُ‫ص„„ ْبيَانِ ُك ْم أَ َّو َل َكلِ َم„„ ٍة بِاَل إِلَ„„هَ إِاَّل هللا‬
ِ ‫ا ْفتَحُ„„وا َعلَى‬
‫آخ„ َر‬ ِ ‫ فَإِنَّهُ َم ْن َكانَ أَ َّو َل كَاَل ِم ِه اَل إِلَ „هَ إِاَّل هللاُ َو‬،ُ‫ت اَل إِلَهَ إِاَّل هللا‬ِ ْ‫ْال َمو‬
ٍ ‫َاش أَ ْلفَ َسنَ ٍة َما ُسئِ َل ع َْن َذ ْن‬
.‫ب َوا ِح ٍد‬ َ ‫ ثُ َّم ع‬،ُ‫كَاَل ِم ِه اَل إِلَهَ إِاَّل هللا‬
Telah mengabarkan kepada kami Abu Ali arudbari dan
Abu Abdillah Al-Hafidz dia berkata telah menceritakan kepada
kami Abu Nadr Muhammad bin Muhammad bin Yusuf Al-Faqih,
telah menceritakan kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin
Mahmawih bin Muslim, telah menceritakan kepada kami dari
bapaku, telah menceritakan kepada kami Nadr bin Muhammad
Al-Baisaqi, dari Sufyan Atsauri, dari Mansyur, dari Ibrahim bin
Muhajir, dari Ikrimah, dari Sayyidina Ibnu Abbas Radhiyallahu
‘anhuma, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ajarilah anak-anakmu Laa ilaaha illallah ketika
mereka mulai bisa berbicara. Talqinlah mereka ketika menjelang
wafatnya dengan Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya,
barangsiapa ucapan pertamanya Laa ilaaha illallah dan ucapan
terakhirnya juga Laa ilaaha illallah, lalu ia hidip selama seribu
tahun, maka ia tidak akan ditanya tentang satu dosa pun (Insya
Allah).” (karena mungkin dia tidak pernah berbuat dosa sama
sekali, seandainya berbuat dosa mungkin dia sudah diampuni
dengan sebab taubat atau dengan amalan kebaikan yang lain,
57

atau mungkin dia sudah diampuni karena semata-mata anugerah


Allah Subhaanahu wata’ala).”0

Hadis dibawah ini, menunjukkan bahwa Rasulullāh

mendidik anak-anak dengan metode pembiasaan, hadis tersebut

sebagai berikut:

b. Membiasakan anak makan dengan menyebut nama

Allah dan menggunakan tangan kanan.

ُ‫أخبرنِي انّ„„ه‬ ْ ‫ير‬ ٍ ِ‫يان قال ْالولِي ُد ب ُْن كث‬


ُ ‫أخبرنا ُس ْف‬ْ ِ‫ثناعلي ب ُْن ع ْب ِد هللا‬
ُّ ‫ح ّد‬
‫ت‬ ُ ‫ ُك ْف‬:ُ‫س „ ِمع و ْهب بْن كيْس„„ان أنّ „هُ س „ ِمع ُعم„„ر بْن أبِي س„„لمة يقُ „ل‬
ُ‫وكانت ي „ ِدي ت ِطيش‬ ْ ‫ُغال ًمافِي حجْ ِررسُو ِل هللاِ صلّى هللاُ عل ْي ِه وسلّم‬
‫فِي الصّحْ ف ِة فقال لِي رسُو ُل هّللا ِ صلّى هللاُ عل ْي„ ِه وس„„لّم ي„„ا ُغال ُم س„ ِّم‬
.‫فمازالت تِ ْلك طعْمتِي ب ْع ُد‬
ْ ‫هللا و ُكلْ بِيمينِك و ُكلْ ِم ّما يلِيك‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kam ‘Ali bin
‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Sufyan ia berkata; al-
Walid bin Katsir Telah mengabarkan kepadaku, bahwa ia
mendengar Wahb bin Kaisan bahwa ia mendengar ‘Umar bin
Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di
bawah asuhan Rasulullāh ṣallāllāhu ‘alaihi wasallam, tanganku
bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullāh ṣallāllāhu
‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Ghulam, bacalah
Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
makanan yang ada di hadapanmu. “Maka seperti itulah gaya
makanku setelah itu.0
0
Abu Bakar Ahmad bin Husein al-Baihaqi, Syu'abul Iman, (Riyadh:
Makhtabah Al-Rushd, 2003), Juz 11, p. 128, nomor hadis 8282.
0
Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah
al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr
Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz VII, p. 608, nomor hadis 5376.
58

2. Membentuk Karakter Anak dengan Pendidikan Akhlak

dan Metode Keteladanan

Orang tua sangat bertanggung jawab penuh terhadap

pembentukan karakter anak dalam pendidikan akhlak, karena jika

anak tidak memiliki pendidikan akhlak maka moralitasnya akan

sangat buruk. Orang tua dapat memperkenalkan para Nabi SAW

dengan menceritakan tugas-tugas para Nabi SAW dan sejarah-

sejarah para Nabi SAW kepada anak, sehingga didalam diri anak

tertanam kecintaan kepada Nabi SAW. Bahkan Rasūlullāh SAW

memerintahkan kepada orang tua untuk mendidik anak-anaknya

mencintai beliau, dalam sabdanya: “Didiklah anakmu pada tiga

perkara; mencintai Nabimu, mencintai ahlul baitnya, dan

membaca Al-Qur’an…” (HR. Thabrani).

Cara mendidik dengan keteladanan adalah memberikan

teladan atau contoh yang baik kepada anak dalam kehidupan

sehari-hari. Keteladanan sangat besar pengaruhnya terhadap anak,

Allah telah menunjukkan bahwa keteladanan dari kehidupan Nabi


59

SAW mengandung nilai pendidikan bagi manusia, seperti dalam

QS al-Azhab/33: 21, berikut:

ۡ َ‫لَقَ ۡد َكانَ لَ ُكمۡ فِ ۡى َرس ُۡو ِل هّٰللا ِ اُ ۡس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َم ۡن َكانَ يَ ۡرجُوا هّٰللا َ َو ۡالي‬
‫„„و َم‬
‫ااۡل ٰ ِخ َر َو َذ َك َر هّٰللا َ َكثِ ۡيرًا‬
Terjemahnya: Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullāh
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang
mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan
yang banyak mengingat Allah.0

Adapun hadis di bawah ini tentang mendidik anak dengan

metode keteladanan, yaitu:

a. Menanamkan pengajaran kepada anak agar memiliki adab

(akhlak) yang baik.

:١٩٥٢ ‫سنن الترمذي‬


‫ض ِم ُّي َح َّدثَنَا عَا ِم ُر ب ُْن أَبِي عَا ِم ٍر ْالخَ َّزا ُز‬ َ ‫َح ّدثَنَا نَصْ ُر ب ُْن َعلِ ٍّي ْال َج ْه‬
ُ ‫ص„لَّى هَّللا‬ َ ِ ‫َح َّدثَنَا أَيُّوبُ ب ُْن ُمو َسى ع َْن أَبِي ِه ع َْن َج„ ِّد ِه أَ َّن َر ُس„و َل هَّللا‬
‫ب َح َس„ ٍن‬ ٍ ‫ض„ َل ِم ْن أَ َد‬ َ ‫ال َما ن ََح َل َوالِ ٌد َولَ„دًا ِم ْن نَحْ„ ٍل أَ ْف‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ث عَا ِم ِر ْب ِن‬ ِ ‫ْرفُهُ إِاَّل ِم ْن َح ِدي‬ ِ ‫َريبٌ اَل نَع‬ ِ ‫يث غ‬ ٌ ‫قَا َل أَبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬
ُ‫ُس„تُ َم ْال َخ„ َّزا ُز َوأَيُّوب‬
ْ ‫ح ْب ِن ر‬ َ ‫از َوهُ َو عَا ِم ُر ب ُْن‬
ِ ِ‫صال‬ ِ ‫أَبِي عَا ِم ٍر ْالخَ َّز‬
‫يث‬ ٌ ‫اصي َوهَ َذا ِع ْن ِدي َح ِد‬ ِ ‫ب ُْن ُمو َسى هُ َو اب ُْن َع ْم ِرو ب ِْن َس ِعي ِد ْب ِن ْال َع‬
‫ُمرْ َس ٌل‬
Sunan At Tirmiżī 1952:
Telah menceritakan kepada kami Naṣr bin ‘Ali Al
Jahḍamiy, telah menceritakan kepada kami ‘Āmir bin Abī ‘Āmir
Al Khazzāz, telah menceritakan kepada kami Ayyūb bin Mūsa
dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasūlullāh Ṣallāllāhu
0
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, diterbitkan
oleh: dharma art-Jakarta, Februari 2005, p. 418.
60

‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada suatu pemberian


seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama daripada adab
(akhlak) yang baik." Abu Isa berkata: Ini adalah hadist gharib,
kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya ‘Āmir bin Abī
‘Āmir Al Khazzaz, ia adalah ‘Āmir bin Ṣālih bin Rustum Al
Khazzaz. Sedangkan Ayyūb bin Mūsa adalah Ibnu ‘Amr bin Sa’īd
bin Al ‘Āṣī. Dan menurutku, ini adalah hadits Mursal.0

b. Menanamkan Pengajaran dengan Mengajari Adzan

dan Shalat

Adapun mengenai shalat, maka sesungguhnya Rasulullāh

SAW telah memerintahkan kepada para ayah agar

mengajarkannya kepada anak-anaknya sejak mereka berusia tujuh

tahun dan memukul mereka bila meninggalkannya saat mereka

berusia sepuluh tahun. Sehubungan dengan hal ini, Rasulullāh

SAW telah bersabda:

‫ي َح َّدثَنَا‬ َّ ‫ َح َّدثَنَا ُم َؤ َّم ُل ب ُْن ِه َش ٍام يَ ْعنِي ْاليَ ْش ُك ِر‬:٤٩٥ ‫سنن أبي داوود‬
‫ار أَبِي َح ْم„ َزةَ قَ„„ا َل أَبُ„„و دَا ُود َوهُ„ َو َس„ َّوا ُر ب ُْن دَا ُو َد‬ ٍ ‫إِ ْس َم ِعي ُل ع َْن َس َّو‬
‫ب ع َْن أَبِي„ ِه ع َْن‬ ٍ ‫„رو ْب ِن ُش„ َع ْي‬ ِ „‫الص„ي َْرفِ ُّي ع َْن َع ْم‬َّ ‫أَبُو َح ْمزَ ةَ ْال ُم„„زَ نِ ُّي‬
‫ص „لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي „ ِه َو َس „لَّ َم ُم „ رُوا أَوْ اَل َد ُك ْم‬
َ ِ ‫„ال قَ„„ا َل َر ُس „و ُل هَّللا‬ َ „َ‫َج„ ِّد ِه ق‬
‫َش „ ٍر‬ ْ ‫صاَل ِة َوهُ ْم أَ ْبنَا ُء َسب ِْع ِسنِينَ َواضْ ِربُوهُ ْم َعلَ ْيهَ„„ا َوهُ ْم أَ ْبنَ„„ا ُء ع‬ َّ ‫بِال‬
‫ب َح„ َّدثَنَا َو ِكي„ ٌع‬ ٍ ْ‫اج ِع َح„ َّدثَنَا ُزهَيْ„ ُر ب ُْن َح„ر‬ ِ „‫ض‬ َ ‫َوفَرِّ قُ„وا بَ ْينَهُ ْم فِي ْال َم‬
‫ار ْال ُم„„زَ نِ ُّي بِإ ِ ْس„„نَا ِد ِه َو َم ْعنَ„„اهُ َوزَا َد َوإِ َذا َز َّو َج‬
ٍ ‫َح„„ َّدثَنِي دَا ُو ُد ب ُْن َس„„ َّو‬
0
Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā ibn Saurah ibn Mūsā al-Ḍaḥḥak al-
Tirmiżiy, Al-Jāmi‘ al-Kabïr wahuwa Sunan al-Tirmiżiy, Editor Basysyār
‘Awad Ma‘rūf, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Garb al-Islāmiy, 1998), Juz 3,
p. 402.
61

‫ق‬ ُّ َ‫أَ َح ُد ُك ْم خَ ا ِد َمهُ َع ْب َدهُ أَوْ أَ ِجي َرهُ فَاَل يَ ْنظُ„„رْ إِلَى َم„„ا ُدون‬
َ ْ‫الس„ َّر ِة َوفَ„„و‬
‫اس„ ِم ِه َو َر َوى َع ْن„هُ أَبُ„„و دَا ُو َد‬ ْ ‫الرُّ ْكبَ„ ِة قَ„„ا َل أَبُ„„و دَا ُود َو ِه َم َو ِكي„ ٌع فِي‬
َّ ‫يث فَقَا َل َح َّدثَنَا أَبُو َح ْم َزةَ َس َّوا ٌر ال‬
‫ص ْي َرفِ ُّي‬ َ ‫الطَّيَالِ ِس ُّي هَ َذا ْال َح ِد‬
Sunan Abu Daud 495: Telah menceritakan kepada kami
Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri telah menceritakan kepada
kami Isma'il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud: Dia
adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al Muzani Ash Shairafi
dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata:
Rasulullāh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat
apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah
mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak
melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat
tidurnya." Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb
telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan
kepadaku Dawud bin Sawwar Al Muzani dengan isnadnya dan
maknanya dan dia menambahkan: (sabda beliau): "Dan apabila
salah seorang di antara kalian menikahkan sahaya
perempuannya dengan sahaya laki-lakinya atau pembantunya,
maka janganlah dia melihat apa yang berada di bawah pusar
dan di atas paha." Abu Dawud berkata: Waki' wahm dalam hal
nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh
Abu Dawud Ath-Thayalisi, dia berkata: Telah menceritakan
kepada kami Abu Hamzah Sawwar Ash Shairafi.0

Hadis diatas memuat perintah kepada para orang tua agar

dapat mendidik anak-anaknya untuk melaksanakan shalat ketika

sudah balig atau sudah berumur 10 tahun, dan apabila anak masih

berumur 7 tahun dan tidak melaksanakan shalat maka didiklah

0
Abū Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‘aṡ ibn Isḥāq ibn Basyīr ibn Syidād
ibn ‘Amru al-Azdiy al-Sijistāniy, Sunan Abī Dāwud, Editor Syu‘aib al-
Arna’ūṭ, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Risālah al-‘Ālamiyah, 2009), jilid 1,
p. 367.
62

dengan memberikan pengajaran pukulan lidi di bagian yang tidak

sensitif, dengan niatan pukulan tersebut sebagai acuan agar anak

mau beribadah kepada Allah SWT, dan bukan pukulan

penyiksaan.

Penulis berpendapat bahwa jika orang tua memberikan

pendidikan akhlak berupa keteladanan, dengan mengajari anak

beribadah sesuai dengan kewajibannya, maka dalam diri anak

akan tertanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin untuk

beribadah. Adapun memberikan pelajaran kepada anak ketika

anak tidak disiplin dalam beribadah, boleh saja dilakukan tetapi

diperingatkan disini agar jangan sekali-kali memukul anak pada

bagian yang sensitif. Adapun pukulan yang dibolehkan yaitu

memukul di bagian kaki dengan menggunakan lidi atau benda

yang tidak berbahaya, dan adapun niatan untuk memukul

bukannya dendam atau benci, melainkan agar anak semakin

bersemangat dalam beribadah.


63

3. Membentuk Karakter Anak dengan Pendidikan Sosial

dan Metode Memotivasi

Orang tua sangat berpengaruh penting dalam

pembentukan karakter anak dalam pendidikan sosial, dimana

interaksi sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

bahkan dalam bermasyarakat. Jika anak tidak memiliki

pendidikan sosial, anak akan tumbuh arogan, tidak mempunyai

kesopanan dalam bergaul bahkan dikhawatirkan anak akan

mengasingkan diri dalam pergaulan. Oleh karenanya orang tua

sedini mungkin harus memberikan pendidikan sosial kepada

anak, sehingga seiring berjalannya waktu dan anak tumbuh

dewasa maka anak mulai terbiasa dengan keadaan sosialnya.

Adapun pendidikan sosial dalam pembentukan karakter anak

yaitu dengan, pendidikan sosial dengan menjauhkan anak dari

sifat berdusta.

Dusta atau bohong merupakan perbuatan buruk yang

sering dilakukan oleh anak. Mereka belajar berdusta dari

lingkungan sekitarnya, dusta merupakan perbuatan tercela dalam


64

Islam. Ibnu Jarih Rahimahullah, menafsirkan ‘azzur’ dengan ‘al-

kidzb’ yang berarti dusta. Rasūlullāh SAW, bersabda:

‫ ع َْن أَبِي‬،‫ور‬ ٍ „‫ص‬ ُ ‫ ع َْن َم ْن‬،‫ َح„ َّدثَنَا َج ِري„ ٌر‬،َ‫ان ب ُْن أَبِي َش„ ْيبَة‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ُع ْث َم‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس„لَّ َم‬ َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
ِ ‫ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ َر‬،‫َوائِ ٍل‬
‫ َوإِ َّن‬،‫ َوإِ َّن البِ„ َّر يَهْ„ ِدي إِلَى ال َجنَّ ِة‬،‫ق‌يَ ْه ِدي‌إِلَى‌البِ ِّر‬َ ‫ «‌إِ َّن‌الصِّ ْد‬:‫قَا َل‬
،‫„ور‬ِ „‫ب يَ ْه ِدي إِلَى الفُ ُج‬ َ ‫ َوإِ َّن ال َك ِذ‬.‫صدِّيقًا‬
ِ َ‫ق َحتَّى يَ ُكون‬ ُ ‫ال َّرج َُل لَيَصْ ُد‬
‫َب ِع ْن„ َد‬ َ ‫ َوإِ َّن ال َّر ُج„ َل لَيَ ْك„ ِذبُ َحتَّى يُ ْكت‬،‫ار‬ ِ َّ‫ُور يَ ْه ِدي إِلَى الن‬ َ ‫َوإِ َّن الفُج‬
»‫هَّللا ِ َك َّذابًا‬
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu
Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari
Abu Wa`il dari Abdullah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya kejujuran akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing
ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku
jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan
sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan,
dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Dan
sesungguhnya jika seseorang yang selalu berdusta sehingga akan
dicatat baginya sebagai seorang pendusta."0

Memotivasi anak merupakan bagian yang penting yang

harus diperhatikan oleh orang tua, karena motivasi bagi anak

adalah penyemangat dalam melakukan segala sesuatu termasuk

Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah


0

al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr


Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz 8, p. 25, nomor hadis 6094.
65

menuntut ilmu, sebangaimana hadis Rasulullāh SAW sebagai

berikut:

Memotivasi anak membaca al-Qur‟an

‫علقم „ةُ ب ُْن مرْ ث „ ٍد‬ ْ ‫أخ„ برنِي‬


ْ ‫ثناش „عْبةُ ق„„ال‬ ٍ „‫ح ّدثناحجّا ُج ب ُْن ِم ْنه‬
ُ ‫„ال ح ّد‬
‫عن ُع ْثم„„ان‬ ْ ‫الس „ل ِم ِّي‬ ْ ‫ْت سعْد بْن ُعبيْدة‬
ُّ ‫عن أبِي ع ْب„ ِد ال „رّحْ م ِن‬ ُ ‫س ِمع‬
‫من تعلّم‬ ْ ‫عن النّبِ ِّي صلّى هللاُ عل ْي ِه وسلّم قال خ ْي ُر ُك ْم‬ْ ُ‫صي هللاُ ع ْنه‬ ِ ‫ر‬
‫ْالقُرْ آن وعلمهُ قال وأقرأأبُو ع ْب ِدالرّحْ م ِن فِي إِ ْمر ِة ُعثمان حتّي كان‬
ْ ْ ّ
.‫ْالحجّا ُج قال وذاك الّ ِذي أ ْقع ِدي هذا‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin
Minhal Telah menceritakan kepada kami Syu’bah ia berkata,
Telah mengabarkan kepadaku ‘Alqamah bin Marsad Aku
mendengar Sa’ad bin Ubaidah dari Abu ‘Abdurrahman al-
Sulami dari Usman radliallahu ‘anhu, dari Nabi ṣallāllāhu
‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Orang yang paling baik di
antara kalian adalah seorang yang belajar al-Qur’an dan
mengajarkannya.” Abu Abdirrahman membacakan (al-Qur’an)
pada masa Usman hingga Hajjaj pun berkata, “Dan hal itulah
yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini.”0

Penulis berpendapat bahwa dalam hadis diatas

membentuk karakter anak di lingkungan sosial dengan

menggunakan metode memotivasi bisa digunakan dengan,

mengajari anak agar bersikap jujur dalam segala tindakan dan

memberi semangat kepada anak untuk menuntut ilmu.

0
Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah
al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr
Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz VI, p. 192, nomor hadis 5027.
66

4. Membentuk Karakter Anak dengan Pendidikan Seksual

dan Metode Memberikan Nasehat

Perkembangan ilmu dan teknologi telah membuat dunia

semakin mudah dijangkau, segalanya serba transparan, mudah,

dan cepat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.

Informasi dan pengalaman seksual dapat diperoleh secara bebas

telanjang tanpa filter. Anak-anak sejak usia dini sudah terbiasa

dengan teknologi maka akan dengan mudah mereka mengakses

situs-situs porno yang berbahaya bagi perkembangan jiwa dan

spiritualnya. Di samping itu kejahatan seksual sudah merebak

hampir disemua negara dan kota, membuat orang tua cemas akan

keselamatan anak-anaknya. Pendidikan seks perlu diberikan

secara dini mengingat pada zaman ini kecanggihan teknologi

yang menyebabkan merebaknya kejahatan seksual. Pendidikan

pertama dan utama tentang seks sebaiknya diberikan oleh orang

tua, karena orang tua pastinya lebih paham dengan karakter

anaknya. Disini orangtua perlu kedekatan dengan anaknya, orang

tua juga perlu memberikan teladan yang baik sehingg anak dapat

belajar bukan dari apa yang dikatakannya namun lebih dari apa
67

yang dilihat dan dirasakannya. Kedekatan ini yang membuat anak

dapat terbuka dengan orang tuanya, sehingga anak dapat dengan

mudah mengutarakan apa yang ia butuhkan dan apa yang menjadi

kebingungan, sejalan dengan perkembangan kepribadiannya,

termasuk juga masalah-masalah yang berkaitan dengan seks.

Kedekatan hubungan orang tua dengan anak membuat orang tua

mempunyai kepekaan terhadap apa yang terjadi dengan anaknya,

dan orang tua dapat memberikan pengarahan yang baik tentang

pendidikan seksual kepada anak, sehingga anak tidak terjerumus

kedalam pergaulan yang salah, bahkan kedalam perlakuan yang

sangat merugikan.

Adapun metode memberi nasihat kepada anak dalam

pendidikan seksual bisa melalui memberikan pengarahan

(memberi nasehat), agar anak bergaul dengan orang yang

semestinya (sebayanya), mengawasi anak dari pergaulan buruk,

serta tontonan yang tidak mendidik. Bahkan yang utama adalah

memberikan pengajaran Agama kepada anak, agar anak

dimanapun berada tetap takut akan berbuat yang tidak baik dan

merugikan. Hadis dibawah ini menunjukan pentingnya memilah


68

milih pergaulan yang baik agar anak-anak tidak terjerumus

kedalam hal yang merugikan.

‫اح ِد َح َّدثَنَا أَبُو بُرْ َدةَ ب ُْن َع ْب ِد‬ِ ‫َّدثَنِي ُمو َسى ب ُْن إِ ْس َما ِعي َل َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َو‬
ُ‫ض „ َي هَّللا ُ َع ْن„ه‬ ِ ‫وس „ى ع َْن أَبِي „ ِه َر‬ َ ‫ْت أَبَا بُ„„رْ َدةَ ْبنَ أَبِي ُم‬ ُ ‫هَّللا ِ قَا َل َس ِمع‬
‫ح‬ِ ِ‫الص„ال‬ َّ ‫يس‬ ِ ِ‫ص„لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي„ ِه َو َس„لَّ َم َمثَ„ ُل ْال َجل‬ َ ِ ‫„ال َر ُس„و ُل هَّللا‬ َ َ‫„ال ق‬ َ „َ‫ق‬
‫ير ْال َح„ َّدا ِد اَل يَ ْع„ َد ُمكَ ِم ْن‬ ِ ‫ك َو ِك‬ ِ ‫ب ْال ِم ْس‬ ِ ‫اح‬ َ ‫يس ال َّسوْ ِء َك َمثَ ِل‬
ِ ‫ص‬ ِ ِ‫َو ْال َجل‬
‫ك‬َ َ‫ق بَ َدن‬ُ ‫ْك إِ َّما تَ ْشت َِري ِه أَوْ تَ ِج ُد ِري َحهُ َو ِكي ُر ْال َح َّدا ِد يُحْ ِر‬
ِ ‫ب ْال ِمس‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َ
.ً‫ك أَوْ ت َِج ُد ِم ْنهُ ِريحًا خَ بِيثَة‬ َ َ‫أَوْ ثَوْ ب‬
Artinya: Telah menceritakan kepada saya Musa bin Isma'il
telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid telah
menceritakan kepada kami Abu Burdah bin 'Abdullah berkata:
Aku mendengar Abu Burdah bin Abu Musa dari bapaknya
radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bergaul dengan
orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk
seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi, Pasti kau
dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli
minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya,
sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu
atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak
sedap."0

0
Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah
al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr
Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz III, p. 63, nomor hadis 2101.
69

5. Membentuk Karakter Anak dengan Mengawasi Anak

dari Pergaulan Buruk

Mengingatkan anak agar tidak bergaul dan berteman

dengan orang jahat. Abu Hurairah r.a telah mengatakan bahwa

Rasulullāh SAW pernah bersabda:

‫ار َح َّدثَنَا أَبُو َع„„ا ِم ٍر َوأَبُ„„و‬


ٍ ‫ َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن بَ َّش‬:٢٣٧٨ ‫سنن الترمذي‬
‫وس„„ى ب ُْن َورْ دَانَ ع َْن أَبِي‬ َ ‫دَا ُو َد قَااَل َح َّدثَنَا ُزهَ ْي ُر ب ُْن ُم َح َّم ٍد َح َّدثَنِي ُم‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي„ ِه َو َس „لَّ َم ال َّر ُج„ ُل َعلَى ِدي ِن‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫هُ َري َْرةَ قَا َل ق‬
.ُ‫خَ لِيلِ ِه فَ ْليَ ْنظُرْ أَ َح ُد ُك ْم َم ْن يُ َخالِل‬
Sunan Tirmidzi 2378: Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Abu
'Amir dan Abu Dawud keduanya berkata: Telah menceritakan
kepada kami Zuhair bin Muhammad telah menceritakan
kepadaku Musa bin Wardan dari Abu Hurairah berkata:
Rasulullāh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang itu
akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah
seorang diantara kalian mencermati dengan siapa ia berteman."0
Analisa penulis:
Hadis Tema Penjelasan
HR. Shahih Al- Adab dalam Pada waktu tangan Umar
Bukhari 5376 makan bin Abu Salamah
(Hadis ini bersleweran di nampan
berkualitas Shahih) makanan, Rasulullah SAW
0
Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā ibn Saurah ibn Mūsā al-Ḍaḥḥak al-
Tirmiżiy, Al-Jāmi‘al-Kabïr wahuwa Sunan al-Tirmiżiy, Editor Basysyār
‘Awad Ma‘rūf, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Garb al-Islāmiy, 1998), jilid
4, p. 167. Lihat juga, Abū Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‘aṡ ibn Isḥāq ibn Basyīr
ibn Syidād ibn ‘Amru al-Azdiy al-Sijistāniy, Sunan Abī Dāwud, Editor
Syu‘aib al-Arna’ūṭ, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Risālah
al-‘Ālamiyah, 2009), jilid 7, p. 204.
70

mengajarkan cara-cara
makan yang baik dan
sopan yaitu didahului
dengan membaca
basmallah dan meraih
makanan yang ada
dihadapannya atau ada
didekatnya.
Sunan At-Tirmidzi Pendidikan Sikap orangtua dalam
1952 akhlak mendidik dan memberikan
(Hadis ini tuntunan kepada anak-
berkualitas Dahaif anaknya, yang mana
menurut penilaian orangtua bias memberikan
Al-Abani) pengajaran adab(akhlak)
yang baik kepada anak
sedini mungkin, karena
pendidikan adab(akhlak)
merupakan sebaik-baik
hadiah dan perhiasan
paling indah yang
diberikan oleh orangtua
kepada anaknya, dengan
nilai yang jauh lebih baik
daripada dunia dan segala
isinya.
HR. Shahih Al- Mengajarkan Diantara sebab Allah SWT
Bukhari 5027 Al-Qur’an memberi kebaikan dan
(Hadis ini keberkahan kepada
berkualitas Shahih) manusia adalah dengan
mepelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya kepada
orang lain yang belum
tahu.
HR. Shahih Al- Adab dalam Menggambarkan
Bukhari 2101 berteman perumpamaan orang yang
(Hadis ini bergaul dengan orang
berkualitas Shahih) shalih dan orang yang
bergaul dengan orang
71

buruk, seperti penjual


minyak wangi dan tukang
tempa besi.
Sunan At-Tirmidzi Selektif Bahwa seseorang itu akan
2378 dalam mengikuti Agama
(Hadis ini berteman temannya, karenanya
berkualitas hasan hendaklah salah seorang
menurut penilaian diantara kalian
Al-Abani, dan Imam mencermati dengan siapa
As-Suyuti) ia berteman.
Dari kelima hadis diatas penulis berpendapat bahwa peran dan
tanggung jawab orangtua dalam memberikan tuntunan dan
pendidikan kepada anak-anaknya, dapat dimulai dari mengikuti
teladan Rasulullah SAW, seperti mengajarkan anak etika makan
yang dicontohkan Rasulullah SAW, yang mana nilai ajaran ini
mengandung nilai aqidah dan kesopanan yang tinggi, yaitu dengan
perintah membaca basmallah sebelum makan dengan ini secara
tidak langsung anak diingatkan kepada yang pemberi nikmat yaitu
Allah SWT, kemudian makan dengan tanggan kanan adalah salah
satu tindakan yang baik, selanjutnya perintah mengambil atau
meraih makanan yang ada didekatnya atau dihadapannya, hal ini
mengajarkan anak agar bersikap sopan dan tidak rakus.
Kemudia orangtua dapat memberikan pengajaran akhlak yang
baik kepada anak, karena dengan akhlak yang baik anak akan
cenderung memiliki sikap dan sifat yang positif yang mana akan
membanggakan orangtua. Orangtua juga berkewajiban
memberikan pengajaran anak dalam menuntut ilmu, dan orangtua
harus turut mengawasi pergaulan anak, agar anak tidak terjerumus
kedalam pergaulan yang tercela. Seorang anak di lingkungan
sosial akan cenderung mengikuti pergaulan teman-temannya, jika
anak memiliki teman yang tidak baik maka tidak menutup
kemungkinan anak kita akan terbawa kedalam pergaulan yang
tidak baik pula, maka dari itu orangtua disini harus cermat dalam
mengawasi pergaulan anaknya, jangan sampai anak terbawa
kedalam arus pergaulan buruk yang akan berdampak merugikan.
BAB IV
PANDANGAN DAN IMPLEMENTASI MASYARAKAT
DESA SETRAJAYA MENGENAI PERAN DAN
TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

A. Pandangan terhadap Peran dan Tanggung Jawab Orang

Tua dalam Pembentukan Karakter Anak

Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab III mengenai

hadis-hadis peran dan tanggung jawab orang tua dalam

pembentukan karakter anak. Bahwa pendidikan yang baik adalah

hak setiap orang, dalam pembentukan karakter anak, anak akan

lebih banyak belajar dari orang tua yang sehari-hari menjadi

gambaran contoh untuk anak, dan dari lingkungan sekitarnya.

Mayoritas masyarakat kampung Cilogang Masjid, Desa

Setrajaya, Kecamatan Korocong, Kabupaten Pandeglang Banten

beranggapan bahwa sumber utama dan terpenting pembentukan

karakter anak adalah sekolah, padahal sejatinya orang tua adalah

guru pertama dalam pembentukan karakter anak. Krakter anak

yang terbentuk dari keluarga akan dijadikan sebagai kerangka

acuan di setiap tindakannya dalam menjalani kehidupan.


73

Namun saat ini globalisasi dan teknologi juga

mempengaruhi pembentukan karakter anak, kebanyakan anak

lebih suka main dengan gadgetnya dari pada bermain dengan

temannya. Tentu itu akan berdampak buruk pada karakter anak,

seperti rendahnya kemampuan bersosialisasi. Hadirnya televisi

juga telah merebut perhatian anak dari orang tuanya, anak sering

kali mengabaikan nasehat yang diberikan oleh orang tuannya

dengan alasan nasehat yang diberikan sudah kuno.0

Penulis telah mewawancari beberapa sample masyarakat

kampung Cilogang Masjid, yang tepatnya di rt/rw: 07/03, Desa

Setrajaya, Pandeglang banten. Peranan orang tua di kampung

Cilogang masjd, Desa Setrajaya, Kecamatan Koroncong,

Kabupaten Pandeglang Banten, membentuk karakter anak belum

begitu maksimal. Hal ini dibuktikan dengan tingkah laku anak-

anak yang kurang baik. Masih ada anak-anak yang memiliki

akhlak yang kurang baik, tingkah laku dan juga tutur kata yang

kurang sopan. Itu semua terjadi karena kurangnya kepedulian

orang tua dalam membimbing dan membentuk karakter yang kuat

0
Dikutip dari Nur Chanifah, Abu Samsudin, “Pendidikan Karakter
Islami: Karakter Ulul Albab Di Dalam Al-ur’an”, p. 66-67
74

dalam diri anak sejak kecil, sehingga anak mudah terpengaruh

oleh teman sebayanya, apabila karakter anak sudah terbentuk

sejak kecil, ketika dewasa anak tidak akan mudah berubah meski

godaan atau rayuan datang begitu menggiurkan. Ketika anak

sedang berada di luar rumah dia akan terbiasa dengan karakternya

yang sudah dibentuk sejak kecil oleh orang tua di rumah.

Desa Setrajaya termasuk Desa yang tidak jauh dari pusat

perkotaan, namun pendidikan orang tua dahulu di Desa Setrajaya

sangat rendah, ada yang lulusan SD, SMP ada yang beberapa

lulusan SMA bahkan ada orang tua yang tidak sekolah. Banyak

orang tua yang kurang memahami akan perannya sebagai

pendidik utama terhadap anak, sehingga anak-anak memiliki

akhlak kurang baik dan juga berbicara kasar dan mengeluarkan

kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan oleh anak-anak. Hal

tersebut terjadi karena rendahnya pendidikan orang tua, dan

kurangnya pemahaman orang tua tentang mendidik anak,

kurangnya contoh teladan yang diberikan orang tua terhadap

anak, dan juga tidak ada bimbingan dari orang tua sehingga anak

tidak memiliki pedoman yang harus diikutinya. Hal ini juga


75

disebabkan karena faktor kesibukan orang tua dengan

pekerjaannya, mereka tidak mengawasi perkembangan anak,

sehingga hal tersebut sangatlah berpengaruh terhadap karakter

seorang anak.

Banyak orang tua yang kurang memahami akan tugasnya

sebagai pendidik dirumah, mereka hanya memberikan pendidikan

sekolah terhadap anak padahal pembentukan karakter baik atau

buruknya anak berawal pada didikan orang tua dirumah. Anak

akan tumbuh dan berkembang dengan kebiasaan yang

dialaminya. Anak-anak mudah terpengaruh dengan pergaulan

yang terjadi di luar, itu semua juga terjadi karena orang tua tidak

membentuk karakter yang baik secara kuat dalam diri anak sejak

kecil. Sehingga anak mudah terpengaruh oleh lingkungan di luar.

Namun sekarang ini tingkah laku anak-anak di Desa Setrajaya

sudah mulai ada perubahan baik dari segi berbahasa maupun

tingkah laku. Orang tua sekarang yang ada di Desa Setrajaya

sudah memiliki pendidikan yang lebih baik dari orang tua

sebelumnya. Ada yang dari lulusan SMA bahkan ada juga yang

lulusan perguruan tinggi. Hal tersebut bisa kita lihat bagaimana


76

peranan orang tua dalam membentuk karakter anak berdasarkan

wawancara dengan ibu-ibu di Kampung Cilogang Masjid, Desa

Setrajaya, Kecamatan Koroncong, Kabupaten Pandeglang

Banten:

Menurut Ibu Neng (Ibu rumah tangga dengan pekerjaan

sampingan sebagai penjaga warung), mengemukakan bahwa

peranan orangtua sangat penting terhadap pembentukan karakter

anak, yaitu mendidik dengan cara yang baik, mengajarkan

pengetahuan tentang agama kepada anak sejak anak masih kecil.0

Menurut Ibu Oci (Ibu rumah tangga dengan pekerjaan

sampingan sebagai buruh harian pabrik makaroni di Desa

Setrajaya), peran orangtua sangat penting terhadap pembentukan

karakter anak sejak dini. Anak akan memiliki karakter yang baik

apabila orang tua mengajarkan hal-hal yang baik, mendidiknya

dengan cara baik, perhatian dan juga memberikan kasih sayang

yang penuh terhadap anak dan juga memberikan contoh teladan

yang baik pula kepada anak.0

0
Wawancara dengan Ibu Neng, di Desa Setrajaya, 15 Januari 2021,
pukul 09.00 WIB.
0
Wawancara dengan Ibu Oci, di Desa Setrajaya, 15 Januari2021,
pukul 11.00WIB.
77

Menurut Ibu Enong (Ibu rumah tangga), beliau

mengemukakan bahwasanya orang tua berperan penting terhadap

pembentukan sikap dan kebiasaan anak. Anak akan memiliki

kebiasaan yang baik dan karakter yang baik apabila orang tua

mendidik sejak kecil dirumah. Mengajarkan pengetahuan agama,

memberikan contoh yang baik terhadap anak dan memberi

nasihat ketika anak melakukan kesalahan, maka anak akan

terbiasa dengan hal-hal yang baik tersebut, sehingga akan

membentuk pribadi anak yang mengedepankan nilai-nilai

kebajikan dalam kehidupannya.0

Menurut Ibu Ida (Ibu rumah tangga dengan usaha mikro

kecil di Desa Setrajaya), mendidik anak dengan cara yang baik,

memberi pengertian kepada anak, memberikan pendidikan yang

baik, mengantarkan anak ketempat pengajian dan memberikan

pendidikan sekolah yang bagus pula.0

Menurut Ibu Norman (Ibu rumah tangga dengan usaha

sampingan bertani), mengatakan bahwa peran orang tua sangat

0
Wawancara dengan Ibu Enong, di Desa Setrajaya, 17 januari 2021,
pukul 10.00 WIB.
0
Wawancara dengan Ibu Ida, di Desa Setrajaya, 17 Januari 2021,
pukul 16.00 WIB.
78

berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak, anak harus di

didik dengan cara yang baik, mengajarkan pengetahuan agama,

memberikan contoh yang baik kepada anak seperti harus jujur,

sopan santun, berbicara sopan kepada orang yang lebih tua. Hal

itu harus dibiasakan oleh orang tua ketika anak belum sekolah.

Ketika anak melakukan kesalahan harus dinasehati diberi

pengertian mana yang baik mana yang tidak, mana yang boleh

dan mana yang tidak boleh. Kita selaku orang tua juga harus

melakukan hal-hal yang baik didepan anak, bertingkah laku yang

baik dan sebagainya. Karena anak akan meniru apa yang

dilakukan oleh orang tuanya di rumah.0

Menurut Ibu Wati (Ibu rumah tangga) mendidik anak

dengan cara sabar, tahan emosi dan pengajaran tentang agama

kepada anak harus diutamakan, dan harus diberikan pendidikan

yang baik kepada anak agar anak tahu mana yang benar dan mana

yang salah. Apabila anak bertutur kata yang tidak baik dan

0
Wawancara dengan Ibu Norman, di Desa Setrajaya, 18 Januari
2021, pukul 11.00 WIB.
79

bertingkah laku yang tidak sopan maka kita sebagai orang tua

harus menegurnya.0

Penulis juga telah mewawancarai beberapa sesepuh

masyarakat yang memiliki pondok pesantren salafi di lingkungan

kampung Cilogang Masjid, seperti salah satunya bapak Kiyai TB.

Safrudin (Ponpes Al-Raudlah), dalam dakwahnya di Masjid

Ataqwa mengatakan bahwa seorang bayi tidak dilahirkan (ke

dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian

kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi,

Nasrani, ataupun Majusit, kemudian bapa kiyai berpendapat

bahwa peran orang tua sangatlah penting dalam pembentukan

utama karakter anak, karena dalam keluarga anak mula-mula

mendapat pendidikan karakter yang mana anak dapat meniru

kebiasaan-kebiasaan yang biasanya dilakukan oleh anggota

keluarga. Maka peran orang tua disini sangat menjadi patokan

utama dalam tumbuh kembang anak, sebaiknya orang tua dalam

hal ini harus memberikan pengajaran dan contoh yang baik

kepada anak, sehingga dalam memori anak tertanam pengajaran

0
Wawancara dengan Ibu Wati, di Desa Setrajaya, 18 Januari 2021,
pukul 15.00 WIB.
80

yang baik, yang membuat anak memiliki karakter yang baik dan

positif.0

Menurut bapak Ustadz Abdul Muhaemin yang kerap

disapa ustadz Emin (Ponpes Riyadul Hijaiyah), berpendapat

bahwa peran orang tua dalam pembentukan karakter anak

biasanya akan dimulai dengan pendidikan agama, karena dengan

pendidikan agama yang baik akan menciptakan generasi anak-

anak yang disiplin dan beradab. Karena terkadang kebanyakan

orang tua beranggapan bahwa pendidikan karakter hanya

diajarkan disekolah formal, tanpa memikirkan bahwa orang tua

juga sangat berperan penting dalam terbentuknya karakter anak

yang baik. Jika orang tua sudah menjadi contoh yang baik untuk

anak, maka sudah tentu anak akan memiliki kepribadian yang

baik dan tidak menyimpang.0

Sedangkan menurut Bapak Ustadz Rohman (Guru

mengaji di Kampung Cilogang Masjid) berpendapat bahwa, peran

dan tanggung jawab orang tua dalam pembentukan karakter anak

0
Wawancara dengan Bapak Kiyai TB. Safrudin, di Desa Setrajaya,
27 Januari 2021, pukul 17.00 WIB.
0
Wawancara dengan Bapak Ustadz Abdul Muhaemin, di Desa
Setrajaya, 28 Januari 2021, pukul 15.00 WIB.
81

sangat berpengaruh, apalagi dalam hal pengajaran kesopanan atau

dalam keagamaan disebut dengan adab. Menurut Ustadz Rohman

adab merupakan hal utama dalam pembentukan karakter anak,

dan seharusnya ditanamkan dalam diri anak sedini mungkin,

karena anak yang memiliki adab yang baik akan dengan

sendirinya memiliki karakter yang baik pula. Dengan pendidikan

adab anak akan cenderung lebih sopan dalam bertindak, akan

lebih berhati-hati dalam bersikap, dan akan lebih santun dalam

berucap.0

B. Implementasi Hadis dalam Pembentukan Karakter Anak

Dalam penelitian ini, penulis akan menjabarkan

implementasi hadis-hadis pada bab III terhadap pembentukan

karakter anak di Desa Setrajaya. Adapun Implementasi yang

dilakukan masyarakat kampung Cilogang Masjid diantaranya

yaitu:

0
Wawancara dengan Bapak Ustadz Rohman, di Desa Setrajaya, 28
januari 2021, pukul 20.00 WIB.
82

1. Hadis pembentukan karakter anak dengan pendidikan

Iman dan metode pembiasaan.

Membiasakan anak makan dengan menyebut nama Allah dan

menggunakan tangan kanan.

ُ‫أخبرنِي انّ„„ه‬ ْ ‫ير‬ ٍ ِ‫يان قال ْالولِي ُد ب ُْن كث‬


ُ ‫أخبرنا ُس ْف‬ْ ِ‫ثناعلي ب ُْن ع ْب ِد هللا‬
ُّ ‫ح ّد‬
‫ت‬ ُ ‫ ُك ْف‬:ُ‫س „ ِمع و ْهب بْن كيْس„„ان أنّ „هُ س „ ِمع ُعم„„ر بْن أبِي س„„لمة يقُ „ل‬
ُ‫وكانت ي „ ِدي ت ِطيش‬ ْ ‫ُغال ًمافِي حجْ ِررسُو ِل هللاِ صلّى هللاُ عل ْي ِه وسلّم‬
‫فِي الصّحْ ف ِة فقال لِي رسُو ُل هّللا ِ صلّى هللاُ عل ْي„ ِه وس„„لّم ي„„ا ُغال ُم س„ ِّم‬
.‫فمازالت تِ ْلك طعْمتِي ب ْع ُد‬
ْ ‫هللا و ُكلْ بِيمينِك و ُكلْ ِم ّما يلِيك‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kam ‘Ali bin
‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Sufyan ia berkata; al-
Walid bin Katsir Telah mengabarkan kepadaku, bahwa ia
mendengar Wahb bin Kaisan bahwa ia mendengar ‘Umar bin
Abu Salamah berkata; Waktu aku masih kecil dan berada di
bawah asuhan Rasulullāh ṣallāllāhu ‘alaihi wasallam, tanganku
bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullāh ṣallāllāhu
‘alaihi wasallam bersabda: “Wahai Ghulam, bacalah
Bismilillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
makanan yang ada di hadapanmu. “Maka seperti itulah gaya
makanku setelah itu.0
Pada Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari

Umar bin Abu Salamah, menyangkut dirinya pada waktu kecil

saat makan bersama dengan Rasulullāh SAW. Pada waktu itu,

tangan Umar bin Abu Salamah bersleweran di nampan makanan,


0
Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah
al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr
Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz VII, p. 608, nomor hadis 5376.
83

Rasulullāh mengajarkan cara-cara makan yang baik dan sopan

yaitu didahului membaca basmallah dan meraih makanan yang

ada dihadapannya.

Penulis berpendapat bahwa, hadis di atas menjelaskan

Rasulullāh SAW, dengan praktis mengajar anak asuhnya makan

dengan cara dan etika Islam. Cara seperti ini dapat diajarkan oleh

orang tua kepada anak-anaknya sehingga anak-anak mengguakan

etika Islam ketika makan. Etika makan yang diajarkan Rasulullāh

SAW, mengandung nilai aqidah dan kesopanan yang tinggi.

Yaitu dengan perintah membaca bismillah sebelum makan, secara

tidak langsung anak diingatkan kepada Allah SWT setiap

memulai pekerjaan. Makan dengan tangan kanan adalah salah

satu pekerjaan yang baik, selanjutnya perintah mengambil

makanan yang ada di hadapan anak, mengajarkan mereka agar

tidak bersifat rakus. Anak diperintahkan mengambil makanan di

depannya, memiliki nilai etika yang tinggi yaitu agar orang lain

tidak terganggu.
84

2. Hadis pembentukan karakter anak dengan pendidikan

Akhlak dan metode keteladanan.

Menanamkan pengajaran kepada anak agar memiliki adab

(akhlak) yang baik.

:١٩٥٢ ‫سنن الترمذي‬


‫ض ِم ُّي َح َّدثَنَا عَا ِم ُر ب ُْن أَبِي عَا ِم ٍر ْالخَ َّزا ُز‬ َ ‫َح ّدثَنَا نَصْ ُر ب ُْن َعلِ ٍّي ْال َج ْه‬
ُ ‫ص„لَّى هَّللا‬ َ ِ ‫َح َّدثَنَا أَيُّوبُ ب ُْن ُمو َسى ع َْن أَبِي ِه ع َْن َج„ ِّد ِه أَ َّن َر ُس„و َل هَّللا‬
‫ب َح َس„ ٍن‬ ٍ ‫ض„ َل ِم ْن أَ َد‬ َ ‫ال َما ن ََح َل َوالِ ٌد َولَ„دًا ِم ْن نَحْ„ ٍل أَ ْف‬ َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ث عَا ِم ِر ْب ِن‬ ِ ‫ْرفُهُ إِاَّل ِم ْن َح ِدي‬ ِ ‫َريبٌ اَل نَع‬ ِ ‫يث غ‬ ٌ ‫قَا َل أَبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬
ُ‫ُس„تُ َم ْال َخ„ َّزا ُز َوأَيُّوب‬
ْ ‫ح ْب ِن ر‬ َ ‫از َوهُ َو عَا ِم ُر ب ُْن‬
ِ ِ‫صال‬ ِ ‫أَبِي عَا ِم ٍر ْالخَ َّز‬
‫يث‬ ٌ ‫اصي َوهَ َذا ِع ْن ِدي َح ِد‬ ِ ‫ب ُْن ُمو َسى هُ َو اب ُْن َع ْم ِرو ب ِْن َس ِعي ِد ْب ِن ْال َع‬
‫ُمرْ َس ٌل‬
Sunan At Tirmiżī 1952: Telah menceritakan kepada kami
Naṣr bin ‘Ali Al Jahḍamiy, telah menceritakan kepada kami
‘Āmir bin Abī ‘Āmir Al Khazzāz, telah menceritakan kepada kami
Ayyūb bin Mūsa dari bapaknya dari kakeknya bahwa Rasūlullāh
Ṣallāllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada suatu
pemberian seorang ayah kepada anaknya yang lebih utama
daripada adab (akhlak) yang baik." Abu Isa berkata: Ini adalah
hadist gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari haditsnya
‘Āmir bin Abī ‘Āmir Al Khazzaz, ia adalah ‘Āmir bin Ṣālih bin
Rustum Al Khazzaz. Sedangkan Ayyūb bin Mūsa adalah Ibnu
‘Amr bin Sa’īd bin Al ‘Āṣī. Dan menurutku, ini adalah hadits
Mursal.0

0
Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā ibn Saurah ibn Mūsā al-Ḍaḥḥak al-
Tirmiżiy, Al-Jāmi‘ al-Kabïr wahuwa Sunan al-Tirmiżiy, Editor Basysyār
‘Awad Ma‘rūf, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Garb al-Islāmiy, 1998), Juz 3,
p. 402.
85

Hadis diatas menunjukan bagaimana sikap orang tua

dalam mendidik dan memberikan tuntunan kepada anak-anaknya,

yang mana pengajaran tentang adab (akhlak) yang baik

merupakan sebaik-baik hadiah dan perhiasan paling indah yang

diberikan oleh orang tua kepada anaknya dengan nilai yang jauh

lebih baik daripada dunia dan segala isinya.0 Diantara sekian

perintah Allāh SWT berkenaan amanat-Nya yang berupa anak

adalah bahwa setiap orang tua muslim wajib mengasuh dan

mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar. Agar tidak

menjadi anak-anak yang lemah iman dan lemah kehidupan

duniawinya. Namun, agar tumbuh dewasa menjadi generasi yang

saleh, sehingga terhindar dari siksa api neraka.0

Penulis berpendapat bahwa orang tua terutama ibu

merupakan madrasah utama bagi anak-anaknya, yang mana anak

akan menerima pendidikan karakter dari orang tua, karena anak

senantiasa meniru perilaku dan tabiat orang-orang disekitarnya,

lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang akan

0
Jamaal’Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan
Rasūlullāh SAW, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005), p. 17.
0
Moh. Slamet Untung, Menelusuri Metode Pendidikan ala
Rasūlullāh, (Semarang: pustaka Rizki Putra, 2009), p. 96.
86

membentuk karakter anak, maka dari itu sepantasnya orang tua

memberikan pengajaran dan contoh yang baik kepada anak,

sehingga anak akan tumbuh dengan perilaku dan sikap serta adab

(akhlak) yang baik.

3. Hadis pembentukan karakter anak dengan pendidikan

Sosial dan metode memotivasi.

Adapun pendidikan sosial dalam pembentukan karakter anak

yaitu dengan, pendidikan sosial dengan menjauhkan anak dari

sifat berdusta. Dusta atau bohong merupakan perbuatan buruk

yang sering dilakukan oleh anak. Mereka belajar berdusta dari

lingkungan sekitarnya, dusta merupakan perbuatan tercela dalam

Islam. Ibnu Jarih Rahimahullah, menafsirkan ‘azzur’ dengan ‘al-

kidzb’ yang berarti dusta. Rasūlullāh SAW, bersabda:

‫ ع َْن أَبِي‬،‫ور‬ ٍ „‫ص‬ ُ ‫ ع َْن َم ْن‬،‫ َح„ َّدثَنَا َج ِري„ ٌر‬،َ‫ان ب ُْن أَبِي َش„ ْيبَة‬ ُ ‫َح َّدثَنَا ُع ْث َم‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس„لَّ َم‬ َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،ُ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنه‬
ِ ‫ ع َْن َع ْب ِد هَّللا ِ َر‬،‫َوائِ ٍل‬
‫ َوإِ َّن‬،‫ َوإِ َّن البِ„ َّر يَهْ„ ِدي إِلَى ال َجنَّ ِة‬،‫ق‌يَ ْه ِدي‌إِلَى‌البِ ِّر‬َ ‫ «‌إِ َّن‌الصِّ ْد‬:‫قَا َل‬
،‫„ور‬ِ „‫ب يَ ْه ِدي إِلَى الفُ ُج‬ َ ‫ َوإِ َّن ال َك ِذ‬.‫صدِّيقًا‬
ِ َ‫ق َحتَّى يَ ُكون‬ ُ ‫ال َّرج َُل لَيَصْ ُد‬
‫َب ِع ْن„ َد‬ َ ‫ َوإِ َّن ال َّر ُج„ َل لَيَ ْك„ ِذبُ َحتَّى يُ ْكت‬،‫ار‬ ِ َّ‫ُور يَ ْه ِدي إِلَى الن‬ َ ‫َوإِ َّن الفُج‬
»‫هَّللا ِ َك َّذابًا‬
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu
Syaibah telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur
87

dari Abu Wa`il dari Abdullah radliallahu 'anhu dari Nabi


shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda: "Sesungguhnya
kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu
akan membimbing ke surga, sesungguhnya jika seseorang yang
senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat sebagai orang
yang jujur. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan mengantarkan
pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan
menggiring ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang yang
selalu berdusta sehingga akan dicatat baginya sebagai seorang
pendusta."0

Manusia menurut fitrahnya, diciptakan diatas kebaikan

dan cinta kepada kebenaran. Oleh karena itu, apabila ia memiliki

sifat tercela seperti dusta dan khianat, itu hanyalah dari proses

pemerolehan dari lingkungan sekitarnya dan pengaruh

keinginannya. Orang tua harus membiasakan anak sejak usia dini

berlaku jujur dan menjauhi sifat dusta dalam segala tindak

tanduknya. Apabila anak sudah terbias berlaku jujur, maka

kejujuran itulah yang akan menjadi landasan amalnya.0

0
Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah
al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr
Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz 8, p. 25, nomor hadis 6094.
0
Adnan Hasan Shalih Baharits, Tanggung jawab ayah terhadap anak
laki-laki, Gema Insani, p. 166
88

4. Hadis pembentukan karakter anak dengan pendidikan

Seksual dan metode memberi nasehat

Hadis dibawah ini menunjukan pentingnya memilah milih

pergaulan yang baik agar anak-anak tidak terjerumus kedalam hal yang

merugikan.

‫اح ِد َح َّدثَنَا أَبُو بُرْ َدةَ ب ُْن َع ْب ِد‬ِ ‫َّدثَنِي ُمو َسى ب ُْن إِ ْس َما ِعي َل َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َو‬
ُ‫ض „ َي هَّللا ُ َع ْن„ه‬ ِ ‫وس „ى ع َْن أَبِي „ ِه َر‬ َ ‫ْت أَبَا بُ„„رْ َدةَ ْبنَ أَبِي ُم‬ ُ ‫هَّللا ِ قَا َل َس ِمع‬
‫ح‬ِ ِ‫الص„ال‬ َّ ‫يس‬ ِ ِ‫ص„لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي„ ِه َو َس„لَّ َم َمثَ„ ُل ْال َجل‬ َ ِ ‫„ال َر ُس„و ُل هَّللا‬ َ َ‫„ال ق‬ َ „َ‫ق‬
‫ير ْال َح„ َّدا ِد اَل يَ ْع„ َد ُمكَ ِم ْن‬ ِ ‫ك َو ِك‬ ِ ‫ب ْال ِم ْس‬ ِ ‫اح‬ َ ‫يس ال َّسوْ ِء َك َمثَ ِل‬
ِ ‫ص‬ ِ ِ‫َو ْال َجل‬
‫ك‬َ َ‫ق بَ َدن‬ُ ‫ْك إِ َّما تَ ْشت َِري ِه أَوْ تَ ِج ُد ِري َحهُ َو ِكي ُر ْال َح َّدا ِد يُحْ ِر‬
ِ ‫ب ْال ِمس‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ َ
.ً‫ك أَوْ ت َِج ُد ِم ْنهُ ِريحًا خَ بِيثَة‬ َ َ‫أَوْ ثَوْ ب‬
Artinya: Telah menceritakan kepada saya Musa bin Isma'il
telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid telah
menceritakan kepada kami Abu Burdah bin 'Abdullah berkata:
Aku mendengar Abu Burdah bin Abu Musa dari bapaknya
radliyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bergaul dengan
orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk
seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi, Pasti kau
dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli
minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya,
sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu
atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak
sedap."0

0
Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mugīrah
al-Ju‘fiy al-Bukhāriy, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ al-Mukhtaṣar min Umūr
Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed.
Muḥammad Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt, 1422 H.),
cet ke-1, Juz III, p. 63, nomor hadis 2101.
89

Penulis berpendapat bahwa hadis di atas mengandung dua

perumpamaan, yaitu orang yang baik dan saleh diumpamakan

sebagai penjual minyak wangi yang paling tidak mendapatkan

bau harumnya saat berbaur dengan mereka. Sedangkan teman

yang buruk diumpamakan sebagai tukang tempa besi yang akan

membakar badan atau kain baju yang dikenakan, atau

mendapatkan bau yang tak sedap. Maknanya dalam bergaul

dengan sesama hendaknya orang tua memberikan pengawasan

kepada anak-anak mereka dalam pergaulan. Orang tua seharusnya

memperhatikan dengan siapa anaknya berteman, karena

pergaulan yang buruk akan cenderung mempengaruhi sikap dan

kelakuan anak.

5. Hadis pembentukan karakter anak dengan mengawasi

anak dari pergaulan buruk.

Abu Hurairah r.a telah mengatakan bahwa Rasulullāh

SAW pernah bersabda:

‫ار َح َّدثَنَا أَبُو َع„„ا ِم ٍر َوأَبُ„„و‬


ٍ ‫ َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن بَ َّش‬:٢٣٧٨ ‫سنن الترمذي‬
‫وس„„ى ب ُْن َورْ دَانَ ع َْن أَبِي‬ َ ‫دَا ُو َد قَااَل َح َّدثَنَا ُزهَ ْي ُر ب ُْن ُم َح َّم ٍد َح َّدثَنِي ُم‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي„ ِه َو َس „لَّ َم ال َّر ُج„ ُل َعلَى ِدي ِن‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫هُ َري َْرةَ قَا َل ق‬
.ُ‫خَ لِيلِ ِه فَ ْليَ ْنظُرْ أَ َح ُد ُك ْم َم ْن يُ َخالِل‬
90

Sunan Tirmidzi 2378: Telah menceritakan kepada kami


Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Abu
'Amir dan Abu Dawud keduanya berkata: Telah menceritakan
kepada kami Zuhair bin Muhammad telah menceritakan
kepadaku Musa bin Wardan dari Abu Hurairah berkata:
Rasulullāh shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang
itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah
seorang diantara kalian mencermati dengan siapa ia berteman."0

Hadis diatas sudah jelas menerangkan bahaya teman

duduk yang buruk dan begitu pula bergaul dengan orang-orang

yang jahat serta menjadikan mereka sebagai teman dekat sama

bahayanya. Agama orang yang bersangkutan akan terpengaruh

oleh agama mereka, begitu pula kesudahannya akan mengalami

nasib yang sama, meskipun yang bersangkutan berpendapat

membeda dengan mereka. Ibnu Sina dalam bukunya yang

berjudul Siyatul Awlaad telah mengatakan bahwa hendaklah

seorang anak bergaul dengan anak-anak sebayanya yang memiiki

etika yang lebih baik dan sepak terjang yang terpuji. Hal itu

karena sesungguhnya pengaruh seorang anak terhadap anak lain

0
Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā ibn Saurah ibn Mūsā al-Ḍaḥḥak al-
Tirmiżiy, Al-Jāmi‘al-Kabïr wahuwa Sunan al-Tirmiżiy, Editor Basysyār
‘Awad Ma‘rūf, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Garb al-Islāmiy, 1998), jilid
4, p. 167. Lihat juga, Abū Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‘aṡ ibn Isḥāq ibn Basyīr
ibn Syidād ibn ‘Amru al-Azdiy al-Sijistāniy, Sunan Abī Dāwud, Editor
Syu‘aib al-Arna’ūṭ, Cetakan Pertama (Beirut: Dār al-Risālah
al-‘Ālamiyah, 2009), jilid 7, p. 204.
91

yang seusia lebih mendalam, lebih berkesan, dan lebih dekat

dengannya.

Penulis berpendapat bahwa maknanya dalam bergaul

dengan sesama hendaknya orang tua memberikan pengawasan

kepada anak-anak mereka dalam pergaulan. Orang tua seharusnya

memperhatikan dengan siapa anaknya berteman, karena

pergaulan yang buruk akan cenderung mempengaruhi sikap dan

kelakuan anak.

ٍ ‫ض َل ِم ْن أَ َد‬
‫ب َح َس ٍن‬ َ ‫َما نَ َح َل َوالِ ٌد َولَدًا ِم ْن نَحْ ٍل أَ ْف‬

“Tiada suatu pemberianpun yang lebih utama dari


orangtua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.”
(Sunan At Tirmidzi: 1952)

Pembentukan karakter anak itu Mendidik anak dalam lingkungan


sangat penting, orangtua memiliki keluarga dapat dimulai dengan
peran dan tanggung jawab dalam mengajarkan beberapa nilai-nilai
memberikan tuntunan dan Agama kepada anak, kemudian
pendidikan karakter kepada anak- mengajarkan anak adab-adab
anaknya. Karena anak mula-mula ketika makan bahkan ketika anak
akan memperoleh pembentukan bergaul, serta yang paling
dan pendidikan karakter di penting orangtua berkewajiban
lingkungan keluarga, anak-anak mengawasi pergaulan anak,
akan cenderung meniru dan karena seperti hadis yang
mencontoh tingkah laku apa saja dijelaskan pada bab III bahwa
92
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada uraian dan penelitian penulis pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,

diantaranya sebagai berikut:

1. Terdapat beberapa hadis tentang pembentukan karakter anak

yang terdapat dalam kitab Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan

Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Abu

Daud. Namun yang penulis cantumkan dalam skripsi adalah

kitab Shahih Bukhari dengan nomor hadis 5376, 5027, dan

2101 dengan kualitas hadisnya Shahih, Sunan At-Tirmidzi

dengan nomor hadis 2378 dengan kualitas hadis Hasan, serta

Sunan At-Tirmidzi dengan nomor hadis 1952 dengan kualitas

hadis Dhoif sebagaimana yang dikatakan oleh ulama ahli


94

hadis kontemporer yaitu Syaikh Muhammad Nashiruddin al-

Albani beliau mengatakan bahwa hadis ini dhaif dikarenakan

keterputusan pada sanad (Mursal). Kesimpulan dari hadis-

hadis tersebut penulis berpendapat bahwa peran dan tanggung

jawab orang tua dalam pembentukan karakter anak bisa

dimulai dari mengikuti tauladan Rasulullah SAW, seperti

memberikan pengajaran adab yang baik kepada anak,

mengajari anak etika makan, menganjurkan anak agar bergaul

dengan teman yang baik dan menjauhi teman yang buruk,

serta mengajarkan anak secara disiplin ilmu agama, agar anak

mendapatkan landasan iman yang kuat, dan agama yang

lurus.

2. Menurut pandangan para narasumber yang telah penulis

wawancarai, anak itu merupakan peniru yang ulung, sehingga

apapun yang orang tua contohkan dan ajarkan akan sangat

berpengaruh kepada perilaku keseharian anak tersebut, orang

tua juga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter

anak, karena dengan pendidikan karakter yang baik, dapat

mengajari anak pandangan tentang nilai-nilai kehidupan,


95

didalamnya tertanam kejujuran, kepedulian, tanggung jawab

dan keimanan. Anak yang memiliki karakter baik sudah tentu

akan memiliki karakter yang baik juga, sehingga akan

menjadi bekal untuk anak dikemudian hari

B. Saran-saran

1. Saran yang ingin penulis sampaikan yaitu ditunjukan kepada

seluruh orang tua, khususnya orang tua di kampung Cilogang

Masjid Desa Setrajaya, Pandeglang, Banten. Sebagai faktor

pendidik utama dalam pembentukan karakter anak, orang tua

berkewajiban memberian teladan yang baik untuk anaknya,

agar anak-anaknya kelak akan tumbuh dengan karakter yang

baik. Dan Perlu disadari bahwa pembentukan karakter anak

harus diajarkan dari semua kalangan, baik dalam lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan bermasyarakat.

2. Semoga penelitian ini dapat memotivasi dan memberikan

semangat khususnya kepada orang tua dalam mendidik anak

sebagaimana sesuai dengan ajaran Islam.


DAFTAR PUSTAKA
Baharist Shalih, Adnan Hasan, Tanggung jawab ayah terhadap
anak laki-laki, Gema Insani.
Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin Husein al-, Syu'abul Iman,
(Riyadh: Makhtabah Al-Rushd, 2003).
Bukhāriy, Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn
al-Mugīrah al-Ju‘fiy al-, Al-Jāmi‘ al-Musnad al-Ṣaḥīḥ
al-Mukhtaṣar min Umūr Rasūlillah Ṣallā Allāh ‘alaih
wasallam wa Sunanih wa Ayyāmih, ed. Muḥammad
Zuhair ibn Nāṣir al-Nāṣir, (Beirut: Dār Ṭauq al-Najāt,
1422 H.)
Chanifah, Nur, Abu Samsudin, “Pendidikan Karakter Islami:
Karakter Ulul Albab Di Dalam Al-Qur’an”.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan, diterbitkan
oleh: dharma art-Jakarta,
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi ke-Dua (Cet. III; Jakatra: Balai
Pustaka, 1994)
Hairuddin, Eni K, “Membentuk Karakter Anak Dari Rumah”
Hanbal, Abū ‘Abdillāh Aḥmad ibn Muḥammad ibn Ḥanbal ibn
Hilāl ibn al-Syaibāniy, Musnad al-Imām Aḥmad ibn
Hanbal, Editor Syu‘aib al-Arna’ūṭ et. al., Cetakan
Pertama (Beirut: Mu’assasah al-Risālah, 2001)
Itr, Nur al-Din, manhaj Al-nad fi Ulum al-hadis, (Cet. III;
Dimasiki: Dar al-Fikr, 1992)
Muhsin, Masrukin,”Memahami Hadis Nabi Dalam Konteks
Kekinian Studi Living Hadis,”dalam jurnal Holistic al-
Hadis, vol.01, No. 01, (Januari-Juni, 2015)
97

Mutiah, Diana, “Psikologis Bermain Anak Usia Dini”Kencana,


(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)

Naisaburi, Muslim bin al-Hajjaj Abual-Husain al-Qusyairi al-,


Sahih Muslim, Juz IV (Indunisiyya: Maktabah Dahlan,
t.th.)

Nikmatullah, “Review Buku Dalam Kajian Living Hadis,” dalam


Jurnal Holistic al-Hadis, vol.01, No.02, (Juli-
Desember, 2015)

Norviansyah, Yobi, “Impelentasi pendidikan karakter dalam


presfektif Islam di sekolah” dalam skripsi. Tahun 2018.

Qazwīniy, Ibn Mājah Abū ‘Abdillāh Muḥammad ibn Yazïd al-,


Sunan Ibn Mājah, Editor Syu‘aib al-Arna’ūṭ et. al.,
Cetakan Pertama (Ḥalab: Dār al-Risālah
al-‘Ālamiyyah, 2009)

Rahman, Jamaal’Abdur, Tahapan Mendidik Anak Teladan


Rasūlullāh SAW, (Bandung: Irsyad Baitus Salam,
2005)

Salam, Nor, Living Hadis Integrasi Metodologi Kajian ‘Ulumul


Al-Hadis & Ilmu-Ilmu Sosial” Literasi Nusantara

Sijistāniy, Abū Dāwud Sulaimān ibn al-Asy‘aṡ ibn Isḥāq ibn


Basyīr ibn Syidād ibn ‘Amru al-Azdiy al-, Sunan Abī
Dāwud, Editor Syu‘aib al-Arna’ūṭ, Cetakan Pertama
(Beirut: Dār al-Risālah al-‘Ālamiyah, 2009).

Tirmiżiy, Abū ‘Īsā Muḥammad ibn ‘Īsā ibn Saurah ibn Mūsā al-
Ḍaḥḥak al-, Al-Jāmi‘ al-Kabïr wahuwa Sunan al-,
Editor Basysyār ‘Awad Ma‘rūf, Cetakan Pertama
(Beirut: Dār al-Garb al-Islāmiy, 1998)

Undang-undang No 23 tahun 2002 tentang perlidungan anak,


(Jakarta : Visimedia, 2007)
98

Untung, Moh. Slamet, Menelusuri Metode Pendidikan ala


Rasūlullāh, (Semarang: pustaka Rizki Putra, 2009)

INTERNET DAN SOFTWARE

Burhanuddin, Afid, https://afidburhanuddin.wordpress.com


/2015/01/17/tahapan-pembentukan-karakter/, diakses 6
November 2020, pukul 14.00 WIB

Carolina, Fransiska Anita, “Metodologi Penelitian”


http://repository.unika.ac.id. pdf 30/09/2020, 20:21

Channa, Liliek, “Pendidikan karakter dalam presfektif Hadis


Nabi SAW”. Dikutip 28 Oktober 2020. Pukul 20.00
WIB.

Chasanah, Udzlifatul, https://www.neliti.com/id/publications/


270604/urgensi-pendidikan-hadis-dalampembentukan-
karakter-anak-usia-dini/Journal Living Hadis 2017,
diakses 6 November 2020, pukul 13.57 WIB.

Danial, Andi Safar, Peran dan tanggung Jawab orang tua


Tentang Pendidikan Anak Dalam Presfektif Hadis,
Makasar 2018, file:///C:/Users/ummi/Downloads/Peran
dan Tanggung Jawab Orang Tua tentang Pendidikan
Anak dalam Perspektif Hadis(4).pdf

Fadhila , Etik, https://www.kompasiana.com/etikfadhilah/anak-


adalah-anugerah-terindah/ 29 Desember 2020/pukul
13.30 WIB.

Ginanjar, MH, Keseimbangan Peran Orang Tua Dalam


Pembentukan Karakter Anak, Edukasi Islam Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 02, Januari2013.
File:///C:/Users/ummi/Downloads/267897124(4).pdf
99

Gufron, Syahrul, “Pengertian Hadis Tematik Dan Sejarah


Pertumbuhannya”, UIN Sultan Maulana Hasanudin
Banten. Diakses 23 Januari 2021, pukul 13.00 WIB.

https://www.kajianpustaka.com/Pengertian-Unsur-Dan-
Pembentukan -Karakter.html/24 Agustus 2017

https://www.kompasiana.com/unet/Peran-Orang_Tua-Terhadap-
Anak/29 Desember 2020/pukul 23.10 WIB.

https://www.merdeka.com/trending/tujuan-pendidikan-karakter-
ajarkan-materi-penting-bagi-anak.html. Diakses 22
Januari 2021. Pukul 11.00 WIB.

Kuwasati, Risky, “Teknik Pengumpulan Data Metode


Kualitatif”, https://osf.io/cy9de/download/?format=pdf,
30/09/2020, 17:10

Nurjanah, Siti, “Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan


Karakter Anak Usia Dini Di Desa Adi Karya Mulya
Kecamatan Panca Jaya Kabupaten Mesuji Tahun
2017” dalam skripsi. 27 Maret 2017.

Nuzula, L, File:///c:/Users/ummi/Download/BAB II(1).pdf/


Kajian Tentang Pembentukan Karakter/ Tahun 2017.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang


Desa, dikutip dari id.m.wikipedia.org, diakses 17
Februari 2021, pukul 22.00 WIB.

PAUD BP, DIKNAS SUMATERA BARAT, ”Bagaimana


Membentuk Karakter Anak,” http://pauddikmassumbar.
kemdikbud.go.id/artikel/50/berita, diakses tanggal 6
November 2020, pukul 14.00 WIB

Psikologi, Dosen, https://dosenpsikologi.com/2 Mei 2017, diakses


10 Oktober 2020/ pukul 17.00 WIB.
100

Rahmawati, Dina, https://www.sehatq.com/artikel/ parenting,”


Cara-Membangun-Karakter-Anak-Dengan-Baik”/23
Oktober 2020/pukul 17.00 WIB.

Rofiq, Ainur, Ismatul Nihayah, osf.io>download. pdf”Analisi


Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak”10
Oktober 2020/pukul 17.00 WIB.

Zakaria, Miam, Dewi arumsari, “Jeli Membangun Karakter


Anak”, (https://ebooks.gramedia.com/id/buku/jeli-
membangun-karakter-anak)

Badrudin, “Akhlak Tasawuf”, IAIB PRESS, Serang 2015.

Pengertian, www.definisi-.com, “Pengertian Moral serta definisi


Moral menurut para ahli”, diakses 25 April 2021,
pukul 10.00 WIB.

Pendidikan, www.dosenpendidikan.co.id, “Etika”, diakses 25


April 2021, pukul 11.00 WIB.
101

WAWANCARA

Wawancara dengan Bapak Ade pudoli (kepala Dusun Desa


Setrajaya), 15 Desember 2020, pukul 09.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Kiyai TB. Safrudin, di Desa Setrajaya,


27 Januari 2021, pukul 17.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Ustadz Abdul Muhaemin, di Desa


Setrajaya, 28 Januari 2021, pukul 15.00 WIB.

Wawancara dengan Bapak Ustadz Rohman, di Desa Setrajaya, 28


januari 2021, pukul 20.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Enong, di Desa Setrajaya, 17 januari


2021, pukul 10.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Ida, di Desa Setrajaya, 17 Januari 2021,


pukul 16.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Neng, di Desa Setrajaya, 15 Januari


2021, pukul 09.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Norman, di Desa Setrajaya, 18 Januari


2021, pukul 11.00 WIB.

Wawancara dengan Ibu Oci, di Desa Setrajaya, 15 Januari2021,


pukul 11.00WIB.

Wawancara dengan Ibu Wati, di Desa Setrajaya, 18 Januari 2021,


pukul 15.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai