(DIABETES MELITUS)
Dosen Pembimbing :
Bapak Suhardono, S.KEP, Ners, M Kes
Di Susun Oleh :
NAMA : AJI PRAKOSO
TINGKAT : 2B
NO.ABS : 30
NIM : P1337420420062
A. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolime karbohidrat,lemak dan protein,mengarah
ke hiperglikemia(kadar glikosa darah tinggi).Walaupun hiperglikemia memainkan sebuah
peran penting dalam perkembangan komplikasi terkait DM,kadar yang tinggi dari glukosa
darah hanya satu komponen dari proses patologis dan manifestasi klinis yang berhubungan
dengan DM.Proses patologis dan factor resiko lain adalah penting,dan terkadang merupakan
fakto-faktor independen.Diabetes Melitus dapat berhubungan dengan komplikasi serius,namun
orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan
kejadian tersebut.
Diabetes Melitus telah menjadi sebuah epidemic di Amerika serikat dengan 21 juta
oeang(7 % dari populasi)memiliki penyakit DM.Sekitar 15 juta orang terdiagnosis DM,selain
dari jumlah yang tidak terdiagnosis yang diperkirakan hamper 6 juta.Sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang signifikan,DM merupakan penyebab utama keenam kematian di Amerika
Serikat.Semetara itu,perkiraan total biaya DM di AS tahun 2002 adalah 132 triliun Dollas
AS(biaya langsung dan tidak langsung).Dengan biaya medis langsung terhitung 92 triliun dolas
AS dan 40 triliun Dollar AS biaya tidak langsung(missal dissabilitas,kehilangan kerja,dan
kematian premature).Meskipun peningkatan beban DM mengkhawatirkan,kebanyakan beban
dari masalah kesehatan masyarakat utama ini dapat dicegah dengan deteksi dini,peningkatan
pemberian pelayanan,dan edukasi yang lebih baik untuk penatalaksanaan mandiri diabetes.
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi Fisiologi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5
cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram.
Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik
hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada
lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan
yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian
ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.Dari segi perkembangan embriologis,
kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk
usus. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu Asini sekresi getah pencernaan ke
dalam duodenum, pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar,
tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah. Pulau-pulau Langerhans
yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan
berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas.Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan
besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50
m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100-225 m. Jumlah
semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1-2 juta.
Diabetes Militus di klasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda
meliputi tipe1,tipe2,gestasional atau tipe DM spesifik lainnya.Diabetes Militus tipe1
merupakan hasil destruksi autoimun selbeta,mengarah kepada defisiensi insulin absolut.DM
tipe2 adalah akibat dari defek sekresi insulin progresif diikuti dengan resistansi
insulin,umumnya berhubungan dengan obesitas.DM gestasional adalah DM yang didiagnosis
selama hamil.DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari depek genetic fungsi selbeta,penyakit
pankreas(missal kistikfibrosis),atau penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan.
Klien yang tidak memiliki DM tipe1 atau tipe2 mungkin diklasifikasikan sebagai glukosa
puasa terganggu(GPT) atau toleransi glukosa terganggu (TGT). GPT adalah konsentrasi
glukosa diantara 100-125 mg/dl sedangkan TGT didefinisikan sebagai tes toleransi glukosa
oral 2 jam (75 gram pembebanan glukosa) dengan konsentrasi glukosa diantara 140-199
mg/dl.GPT dan TGT merujuk kestatus metabolisme antara normal dan DM,disebut sebagai
pradiabetes.
Identifikasi ICA membuat ini mungkin untuk mendeteksi DM tipe1 pada tinkat
praklinis.Autoantibodi langsung melawan insulin ditemukan pada 20-60% klien dengan
DM tipe1 sebelum inisiasi terapi insulin eksogen.kombinasi sejumlah besar ICA,adanya
insulin Autoantibodi,dan penurunan sekresi insulin fase pertama(mencerminkan simpanan
insulin dalam sel beta) dapat memprediksi onset DM tipe1 dalam 5 tahun.Dalam hal
tertentu,individu berisiko tinggi ( orang dengan relative dengan DM tipe1 tinkat pertama)
akan dilakukan skrining konseling yang sesuai,dan memulai tindak lanjut.
DM merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa usia 20-74 tahun dan
penyebab utama gagal ginjal kronis,terhitung kira-kira 40% kasus baru.Demikian juga,DM
bertanggung jawab untuk lebih dari separuh amputasi non tarumatik di AS.
a. Ajarkan program perencanaan diet dan aktifitas fissik untuk mengurangi obesitas.
b. Pengobatan tepat abrasi atau infeksi kaki.
c. Kunjungan ulang untuk mengkaji komplikasi DM dan memperkuat kebutuhan
pembelajaran.
d. Pemeriksaan funduskopi setiap tahun oleh ahli optalmologis dengan pengobatan sesuai
kebutuhan.
e. Pengobatan factor resiko sebelumnya.
f. Mengendalikan penyakit angina dan penyakit vascular feriver.
E. PATOFISIOLOGI
Hal ini secara pelan-pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin endogen
sehingga menimbulakn onset mendadak DM.Hiperglikemia dapat timbul akibat dari
penyakit akut atau stress,dimana meningkatkan kebutuhan insulin melebihi cadangan dari
kerusakan massa sel beta.ketika penyakit akut atau stress terobati,klien dapat kembali
kepada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda-beda dimana pankreas kembali
mengatur produksi sejumlah insulin secara adekuat.Status konfensasi ini disebut sebagai
periode honeymoon,secara khas bertahan untuk 3-12 bulan.proses berakhir ketika massa
sel beta yang berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk meneruskan
kehidupan.Klien menjadi bergantung kepada pemberian insulin eksogen (diproduksi diluar
tubuh) untuk bertahan hidup.
Respon terbatas sel beta terhadap hiperglikemia tampak menjadi factor mayor dalam
perkembangannya.sel beta terpapar secara kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi
menjadi secara progresif kurang efisien ketika merespon peningkatan glukosa lebih
lanjut.fenomena ini dinamai desensitisasi,dapat kembali dengan menormalkan kadar
glukosa.
Proses patofisiologi kedua dalam DM tipe2 adalah resistansi terhadap aktivitas insulin
biologis,baik dihati maupun jaringan ferifer.mekanisme penyebab resistansi insulin ferifer
tidak jelas,namun ini tampak terjadi setelah insulin berkaitan terhadap resektor pada
permukaan sel.
Insulin adalah hormon pembangun(anabolik).tanpa insulin, tiga masalah metabolic mayor
terjadi: (1).Penurunan pernafasan glukosa,(2).Peningkatan mobilisasi
lemak,(3).Peningkatan pemanfaatan protein.
F. Manifestasi Klinik
G. Komplikasi
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :
a. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan
jangka pendek dari glukosa darah. Hipoglikemik dan ketoadosis diabetik
masuk ke dalam komplikasi akut.
b. Komplikasi kronik. Yang termasuk dalam komplikasi kronik ini adalah makrovaskuler
dimana komplikasi ini menyerang pembuluh darah besar,kemudian mikrovaskuler yang
menyerang ke pembuuluh darah kecil bisa menyerang mata(retinopati), dan ginjal.
Komplikasi kronik yang ketiga yaitu neuropati yang mengenai saraf.
c. Komplikasi jangka panjang dapat juga terjadi antara lain,menyebabkan penyakit
jantung dan gagal ginjal, impotensi dan infeksi, gangguan penglihatan (mata kabur
bahkan kebutaan),luka infesi dalam , penyembuhan luka yang jelek.
d. Komplikasi pembedahan, dalam perawatan pasien post debridement komplikasi
dapat terjadi seperti infeksi jika perawatan luka tidak ditangani dengan prinsip steril.
H. Pemerikaan Penunjang
Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk penderita diabetes
melitus antara lain :
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun
atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat,kering yang tidak normal,
pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa lembek.
3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya ulkus
b. Pemeriksaan Vaskuler
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan,adanya benda asing,
osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula DarahSewaktu), GDP (Gula
Darah Puasa),
b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan
glukosa pada urine tersebut.Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan
cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari
perubahan warna yang ada : hijau (+),kuning (++), merah (+++), dan merah bata
(++++).
I. Penatalaksanaan Medis
Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus DM khususnya penderita setelah
menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk tindakan perawatan dalam jangka
panjang.
a. Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1) Obat hiperglikemik Oral
2) Insulin
a) Ada penurunan BB dengan drastis
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3) Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang bertujuan untuk
mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat, tindakannya antara lain
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka
ulkus diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
b. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara keperawatan yaitu :
a) Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b) Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan – jalan
sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c) Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri dan
optimal.
d) Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah makan dan pada
malamhari.
e) Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi penderita ulkus
dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala komplikasi pada
dirinya dan mampu menghindarinya.
f) Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka debridement, karena
asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy yang dikeluarkan.
g) Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti bedrest,
dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan. Dan setiap hari
tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan perawatan(medikasi)
untuk mengetahui perkembangan luka dan mencegah infeksi luka setelah
dilakukan operasi debridement tersebut.
h) Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :
Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak ada.
Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan dilakukan
perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka terkontrol dengan baik.
(Smelzer&Bare, 2005)
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama , biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian. Pada pasien post debridement ulkus kaki diabetik yaitu nyeri 5 – 6
(skala 0 10)
2) Riwayat kesehatan sekarang
Data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan penyakit pasien dari
sebelum dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan perawatan di bangsal.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita oleh pasien tersebut,
seperti pernah menjalani operasi berapa kali, dan dirawat di RS berapa kali.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga , adakah anggota keluarga dari pasien yang menderita
penyakit Diabetes Mellitus karena DM ini termasuk penyakit yang menurun.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Penderita post debridement ulkus dm biasanya timbul nyeri akibat pembedahanskala
nyeri (0 - 10), luka kemungkinan rembes pada balutan. Tanda-tanda vital pasien
(peningkatan suhu, takikardi), kelemahan akibat sisa reaksi obat anestesi.
2) Sistem pernapasan
Ada gangguan dalam pola napas pasien, biasanya pada pasien post
pembedahan pola pernafasannya sedikit terganggu akibat pengaruh obat
anesthesia yang diberikan di ruang bedah dan pasien diposisikan semi fowler
untuk mengurangi atau menghilangkan sesak napas.
3) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung, pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,perkusi dan auskultasi
pada permukaan jantung, tekanan darah dan nadi meningkat.
4) Sistem pencernaan
Pada penderita post pembedahan biasanya ada rasa mual akibat sisa bius,setelahnya
normal dan dilakukan pengkajian tentang nafsu makan,bising usus,berat badan.
5) Sistem musculoskeletal
Pada penderita ulkus diabetic biasanya ada masalah pada sistem ini karena pada
bagian kaki biasannya jika sudah mencapai stadium 3 – 4 dapat menyerang sampai
otot. Dan adanya penurunan aktivitas pada bagian kaki yang terkena ulkus karena
nyeri post pembedahan.
6) Sistem intregumen
Turgor kulit biasanya normal atau menurun akibat input dan output yang
tidak seimbang. Pada luka post debridement kulit dikelupas untuk membuka
jaringan mati yang tersembunyi di bawah kulit tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (biologis, fisik, psikologis).
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi, nyeri, disfungsi
neuromuskular.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif,
kegagalan mekanisme regulasi.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
5. Kerusakan integitas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik, perubahan sirkulasi, dan perubahan sensasi.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas, stimulasi yang
berlebih, pengobatan.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan atau prosedur pembedahan,
prosedur infasif.
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (biologis, fisik, psikologis).
1. NOC ( Tingkat Nyeri)
Tidak ada nyeri yang dilaporkan
Tidak ada ekspresi nyeri wajah
Tidak ada mengeluarkan keringat
Tidak ada deviasi dari kisaran normal frekuensi nafas
Tidak ada deviasi dari kisaran normal tekanan darah
2. NIC(Manajemen nyeri)
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,
nyeri, disfungsi neuromuskular.
1. NOC( Status Pernafasan )
Tidak ada deviasi dari kisaran normal frekuensi pernafasan
Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Tidak ada pernafasan cuping hidung
Tidak ada medesah
Tidak ada restraksi dinding dada
2. NIC( Manajemen Jalan Nafas )
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
Berikan bronkodilator bila perlu.
Monitor respirasi dan status O2
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
1. NOC( Status Nutrisi )
Tidak menyimpang dari rentang normal Asupan Gizi
Tidak menyimpang dari rentang normal Asupan Makanan
Tidak menyimpang dari rentang normal Asupan Cairan
Tidak menyimpang dari rentang normal Energi
Tidak menyimpang dari rentang normal resiko berat badan
2. NIC( Manajemen nutrisi )
Identifikasi alergi atau toleransi makanan yang dimiliki pasien
Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi
Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk sakit
Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihan
makanan yang lebih sehat,jika diperlukan
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik,
perubahan sirkulasi, dan perubahan sensasi.
1. NOC( Integrotas Jaringan:Kulit dan membran mukosa )
Tidak terganggu integritas kulit
Tidak terganggu elastisitas
Tidak terganggu perfusi jaringan
Tidak ada pigmentasi abnormal
Tidak nekrosis
2. NIC( Perawatan luka )
Monitor karakteristik luka,termasuk drainase,warna,ukuran dan bau
Ukur luas luka yang sesuai
Bandingkan dan catan untuk setiap perubahan luka
Anjurkan pasien dan keluarga untuk mngenal tanda dan gejala infeksi
Dokumentasikan likasi luka,ukuran dan tampilan
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas, stimulasi yang berlebih,
pengobatan.
1. NOC( Tidur )
Tidak terganggu jam tidur
Tidak terganggu pola tidur
Tidak terganggu kwalitas tidur
Tidak ada kesulitan memulai tidur
Tidak ada nyeri
2. NIC( Peningkatan Tidur )
Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
Tentkan efek dari obat yang dikonsumsi pasien terhadap pola tidur
Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
Sesuaikan lingkungan’
Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk
non farmakologi lainnya untuk memancing tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Moorhead,S.,Jhonson,M.,Maas,M.,&Swanson,L.(2008)Nursing Outcomes
Classifikations(NOC)(5th ed).United states of America:Mosby Elseiver
www.jurnal.unsyiah.ac.id>download
journal.poltekkes-mks.ac.id>download