Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DB

(DIABETES MELITUS)
Dosen Pembimbing :
Bapak Suhardono, S.KEP, Ners, M Kes

Di Susun Oleh :
NAMA : AJI PRAKOSO
TINGKAT : 2B
NO.ABS : 30
NIM : P1337420420062

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN BLORA
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. KONSEP DASAR

A. Pengertian

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolime karbohidrat,lemak dan protein,mengarah
ke hiperglikemia(kadar glikosa darah tinggi).Walaupun hiperglikemia memainkan sebuah
peran penting dalam perkembangan komplikasi terkait DM,kadar yang tinggi dari glukosa
darah hanya satu komponen dari proses patologis dan manifestasi klinis yang berhubungan
dengan DM.Proses patologis dan factor resiko lain adalah penting,dan terkadang merupakan
fakto-faktor independen.Diabetes Melitus dapat berhubungan dengan komplikasi serius,namun
orang dengan DM dapat mengambil cara-cara pencegahan untuk mengurangi kemungkinan
kejadian tersebut.

Diabetes Melitus telah menjadi sebuah epidemic di Amerika serikat dengan 21 juta
oeang(7 % dari populasi)memiliki penyakit DM.Sekitar 15 juta orang terdiagnosis DM,selain
dari jumlah yang tidak terdiagnosis yang diperkirakan hamper 6 juta.Sebagai masalah kesehatan
masyarakat yang signifikan,DM merupakan penyebab utama keenam kematian di Amerika
Serikat.Semetara itu,perkiraan total biaya DM di AS tahun 2002 adalah 132 triliun Dollas
AS(biaya langsung dan tidak langsung).Dengan biaya medis langsung terhitung 92 triliun dolas
AS dan 40 triliun Dollar AS biaya tidak langsung(missal dissabilitas,kehilangan kerja,dan
kematian premature).Meskipun peningkatan beban DM mengkhawatirkan,kebanyakan beban
dari masalah kesehatan masyarakat utama ini dapat dicegah dengan deteksi dini,peningkatan
pemberian pelayanan,dan edukasi yang lebih baik untuk penatalaksanaan mandiri diabetes.

Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia kronik yang disertai


dengan berbagai kelainan metabolik yang diakibatkan oleh gangguan hormonal yang
menimbulkan berbagai macam komplikasi kronik pada organ mata, ginjal, saraf, pembuluh
darah disertai lesi padda membran basalis dalam dengan menggunakan pemeriksaan dalam
mikroskop (Arief Mansjoer dkk, 2005).

B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi Fisiologi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5
cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram.
Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik
hewan maupun manusia. Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada
lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan
yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian
ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.Dari segi perkembangan embriologis,
kelenjar pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk
usus. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu Asini sekresi getah pencernaan ke
dalam duodenum, pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar,
tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah. Pulau-pulau Langerhans
yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di seluruh pankreas dengan
berat hanya 1-3 % dari berat total pankreas.Pulau langerhans berbentuk ovoid dengan
besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau langerhans yang terkecil adalah 50
m, sedangkan yang terbesar 300 m, terbanyak adalah yang besarnya 100-225 m. Jumlah
semua pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1-2 juta.

b. Anatomi Fisiologi Kulit


Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang melindungi tubuh dari pengaruh
lingkungan kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu
15%dari berat tubuh dan luasnya 1,50-1,75 m . Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. paling tebal
(6mm) terdapat di telapak tangan dan kaki dan yang paling tipis(0,5mm) terdapat di
penis.

Bagian-bagian kulit manusia sebagai berikut :


1) Epidermis :Epidermis terbagi dalam empat bagian yaitu lapisan basal atau stratum
germinativium, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan glanular atau stratum
gronulosum,lapisan tanduk atau stratum korneum. Epidermis mengandung juga: kelenjar
ekrin, kelenjar apokrin, kelenjar sebaseus, rambut dan kuku. Kelenjar keringat ada
dua jenis, ekrin dan apokrin. Fungsinya mengatur suhu, menyebabkan panas
dilepaskan dengan cara penguapan. Kelenjar ekrin terdapat disemua daerah kulit, tetapi
tidak terdapat diselaput lendir.Seluruhnya berjulah antara 2 sampai 5 juta yang
terbanyak ditelapak tangan. Kelenjar apokrin adalah kelenjar keringat besar yang
bermuara ke folikel rambut, terdapat diketiak,daerah anogenital. Puting susu dan areola.
Kelenjar sebaseus terdapat diseluruh tubuh, kecuali di telapak tangan, tapak kaki dan
punggung kaki. Terdapat banyak di kulit kepala, muka,kening, dan dagu. Sekretnya
berupa sebum dan mengandung asam lemak, kolesterol dan zat lain.
2) Dermis : dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas
jaringan sukutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat
(pars papilaris),sedangkan dibagian bawah terjalin lebih longgar (parsreticularis).
Lapisan pars tetucularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat
dan kelenjar sebaseus.
3) Jaringan subkutan, merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara
jaringan subkutan dan dermis tidak tegas.Sel-sel yang terbanyak adalah limposit yang
menghasilkan banyak lemak. Jaringan sebkutan mengandung saraf, pembuluh darah limfe.
Kandungan rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringan.
Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan
tempat penumpukan energy.
C. Klasifikasi DM

Diabetes Militus di klasifikasikan sebagai salah satu dari empat status klinis berbeda
meliputi tipe1,tipe2,gestasional atau tipe DM spesifik lainnya.Diabetes Militus tipe1
merupakan hasil destruksi autoimun selbeta,mengarah kepada defisiensi insulin absolut.DM
tipe2 adalah akibat dari defek sekresi insulin progresif diikuti dengan resistansi
insulin,umumnya berhubungan dengan obesitas.DM gestasional adalah DM yang didiagnosis
selama hamil.DM tipe lain mungkin sebagai akibat dari depek genetic fungsi selbeta,penyakit
pankreas(missal kistikfibrosis),atau penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan.

Institute of Diabetes and Digestife and kidney Diseases(NIDDK).sebelumnya,DM


diklasifikasikan,baik sebagai insulin dependent diabetes militus(IDDM)maupun non insuline
dependent diabetes militus(NIDDM).Dengan penggunaan terapi insulin yang sudah biasa
dengan kedua tipe DM,IDDM sekarang disebut sebagai DM tipe1 dan NIDDM sebagai DM
tipe2.Ada juga merekomendasikan menggunakan nomor arab dari pada nomor romawi
didalam merujuk untuk kedua tipe DM.

Klien yang tidak memiliki DM tipe1 atau tipe2 mungkin diklasifikasikan sebagai glukosa
puasa terganggu(GPT) atau toleransi glukosa terganggu (TGT). GPT adalah konsentrasi
glukosa diantara 100-125 mg/dl sedangkan TGT didefinisikan sebagai tes toleransi glukosa
oral 2 jam (75 gram pembebanan glukosa) dengan konsentrasi glukosa diantara 140-199
mg/dl.GPT dan TGT merujuk kestatus metabolisme antara normal dan DM,disebut sebagai
pradiabetes.

DM mungkin juga akibat dari gangguan-gangguan lain atau pengobatan.Defekgenetik


pada sel beta dapat mengarah perkembangan DM.beberapa hormone seperti hormone
pertumbuhan,kortisol,glukagon,dan epineprin merupakan antagonis atau menghambat
insulin.Jumlah berlebihan dari hormone-hormon ini (seperti pada akromegali,sindrom
cushing,glukagonoma,dan feokromositoma) menyebabakan DM.selain itu,obat-obat tertentu
(glukokortikoid dan triazid) mungkin menyebabkan DM.Tipe DM sekunder tersebut
terhitumg 1-2% dari semua kasus DM terdiagnosis.

DM gestasional merupakan diagnosis DM yang menerapkan untuk perempuan dengan


intoleransi glukosa atau ditemukan pertama kali selama kehamilan.DM gestasional terjadi
pada 2-5% perempuan hamil namun menghilang ketika kehamilannya berakhir.DM ini lebih
sering terjadi pada keturunan Amerika-Afrika,Amerika hispanik,Amerika pribumi,dan
perempuan dengan riwayat keluarga DM atau lebih dari 4kilo saat lahir,obesitas juga
merupakan factor resiko.

D. Etiologi dan Faktor Risiko


1. Diabetes Militus tipe1

DM tipe1,sebelum disebut IDDM,atau Diabetes Militus Onset anak-anak,ditandai dengan


destruksi sel beta pankreas,mengakibatkan defisiensi insulin absolute.DM tipe1 adalah
salah satu dari penyakit yang paling umum pada anak-anak,3-4 kali lebih sering dibandingp
penyakit kronis pada anak-anak seperti kistik fibrosis,arthritis rheumatoid jupenil,dan
leukemia.Insidensi tipe1 pada laki-laki sama dengan pada perempuan dengan kondisi lebih
umum terlihat pada Amerika – Afrika, Amerika Hispanik,Amerik Asia,dan penduduk
pribumi dari pada kulit putih.Faktor-faktor resiko kurang didefinisikan dengan baik untuk
DM tipe1 dibanding DM tipe2.

DM tipe1 diturunkan sebagai heterogen,sifat multigenik.Kembar identik memiliki resiko


2-50% mewarisi penyakit,sementara saudara kandung memiliki 6% resiko dan anak cucu
memiliki 5% resiko. Meskipun pengaruh keturunan kuat,90% orang dengan DM tipe1 tidak
memiliki relatife tingkat pertama dengan DM.Faktor lingkungan seperti virus tampaknya
memicu proses autoimun yang merusak sel beta. Sel antibody islet (ICAs) muncul,jumlah
meningkat selama berbulan-bulan sampai bertahun-tahun sesuai kerusakan sel
beta.Hiperglikemia puasa (peningkatan kadar glukosa darah) terjadi ketika 80-90% massa
sel beta telah rusak.

Identifikasi ICA membuat ini mungkin untuk mendeteksi DM tipe1 pada tinkat
praklinis.Autoantibodi langsung melawan insulin ditemukan pada 20-60% klien dengan
DM tipe1 sebelum inisiasi terapi insulin eksogen.kombinasi sejumlah besar ICA,adanya
insulin Autoantibodi,dan penurunan sekresi insulin fase pertama(mencerminkan simpanan
insulin dalam sel beta) dapat memprediksi onset DM tipe1 dalam 5 tahun.Dalam hal
tertentu,individu berisiko tinggi ( orang dengan relative dengan DM tipe1 tinkat pertama)
akan dilakukan skrining konseling yang sesuai,dan memulai tindak lanjut.

Kegiatan untuk memelihara kesehatan melibatkan sebagai berikut:

a. Menjaga glukosa darah pada kadar senormal mungkin.


b. Mencegah Hipoglikemia dan Hiperglikemia yang menyertai stress,penyakit,dan
aktivitas fisik melalui monitor ketat kadar glukosa darah serta mengambil tindakan
dini.
c. Melakukan perawatan kaki harian.
d. Mencegah komplikasi DM dengan menghilangkan atau mengobati factor resiko yang
ada bersamaan seperti merokok,hipertensi,hiperlipidemia,dan pemakaian obat-
obatan,nefrotoksik.

Kegiatan pemulihan kesehatan meliputi sebagai berikut:

a. Pengobatan tepat abrasi dan infeksi kaki.


b. Kunjungan ulang guna mengkaji komplikasi DM dan untuk memperkuat kebutuhan
pembelajaran.
c. Pemeriksaan funduskopi tiap tahun oleh Ahli mata (oftalmologis) dengan pengobatan
sesuai kebutuhan.
d. Pengobatan factor resiko penyerta sebagai mana dijelaskan sebelumnya.
2. Diabetes Militus tipe2

DM tipe2,sebelumnya disebut NIDDM atau diabetes militus onset dewasa,adalah


gangguan yang melibatkan,baik genetik dan factor lingkungan.DM tipe2 adalah tipe DM
paling umum,mengenai 90% orang yang memiliki penyakit.DM tipe2 biasanya
terdiagnosis setelah usia 40 tahun dan lebih umum diantara dewasa tua,dewasa obesitas,dan
etnik serta populasi ras tertentu.namun,diagnosis DM tipe2 pada anak-anak dan remaja
meningkat,terutama pada Amerika-Afrika,dan Amerika Hispanik/Latin.rata-rata,orang
terdiagnosis dengan DM tipe2 telah memiliki diagnosis untuk 6,5 tahun sebelum
identifikasi klinis dan pengobatan.

DM merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa usia 20-74 tahun dan
penyebab utama gagal ginjal kronis,terhitung kira-kira 40% kasus baru.Demikian juga,DM
bertanggung jawab untuk lebih dari separuh amputasi non tarumatik di AS.

DM tipe2 lebih umum pada kembar identik (insidensi 58-75%) dibandingkan


populasi umum.Obesitas adalah factor resiko mayor dengan 85% dari seluruh orang
dengan DM tipe2.Hal ini tidak jelas apakah kegagalan sensitifitas jaringan (otot dan hati)
terhadap insulin atau kegagalan sekresi insulin merupakan defek primer DM tipe2.Selain
itu prepalensi penyakit pembuluh koroner pada orang DM tipe2 dalah 2 kali dibanding
populasi non diabetes,dan kardiovaskuler dan angka kematian total adalah 2-3 kali lebih
tinggi dibanding populasi non diabetes.

Tindakan promosi kesehatan tipe2 termasuk sebagai berikut:

a. Mengikuti pola makan berdasarkan “MyPyramid” (seperti yang tercantum kemudian).


b. Hindari makanan olahan tinggi gukla dan lemak jenuh
c. Jaga berat badan ideal,dimulai pada anak-anak.
d. Olahraga teratur.
e. Kembali keberat badan sebelum hamil atau berat badan idela setelah melahirkan.

Kegiatan memelihara kesehatan sebagai berikut:


a. Skrining individu berisiko tinggi (ornag dengan Riwayat keluarga DM didalam generasi
pertama atau kedua,kelompok dari latarbelakang ras dan etnis tertentu orang dengan
umur diatas 45 tahun dengan factor risiko lain,orang dengan hipertensi atau
hiperlipidemia,pasien dengan TGT sebelumnya,perempuan dengan DM gestasional
sebelumnya atau pernah memiliki bayi dengan BB lebih dari 4 kg dan orang dengan
riwayat infeksi berulang,pola hidup bermalasan atau sindrom polikistik ovarium dengan
mengukur kadar glukosa darah puasa.
b. Mengkaji secara periodic untuk menentukan kebutuhan pembelajaran klien dan untuk
mengkaji pengendalian glikenik.
c. Gunakan strategi-strategi yang dapat mengurangi komplikasi-komplikasi DM dengan
menghilangkan atau menangani factor resiko yang ada seperti
merokok,hipertensi,hiperlipidemia,dan pemakaian obat nefrotoksik.
d. Lakukan perawatan kaki harian
e. Mencegah hipoglikemia atau hiperglikemia dengan monitor ketat kadar glukosa darah
dan mengambil tindakan dini.

Tindakan pemulihan termasuk sebagai berikut:

a. Ajarkan program perencanaan diet dan aktifitas fissik untuk mengurangi obesitas.
b. Pengobatan tepat abrasi atau infeksi kaki.
c. Kunjungan ulang untuk mengkaji komplikasi DM dan memperkuat kebutuhan
pembelajaran.
d. Pemeriksaan funduskopi setiap tahun oleh ahli optalmologis dengan pengobatan sesuai
kebutuhan.
e. Pengobatan factor resiko sebelumnya.
f. Mengendalikan penyakit angina dan penyakit vascular feriver.

E. PATOFISIOLOGI

A. Diabetes Melitus tipe1


DM tipe1 tidak berkembang pada semua orang mempunyai predisposisi
genetic.pada mereka yang memiliki indikasi resiko penanda gen (DR3 dan DR4HLA),DM
terjadi kurang dari 1%.Lingkungan telah lama dicurigai sebagai pemicu DM tipe1.insiden
meningkat,baik pada muslim semi maupun gugur,dan onset sering bersamaan dengan
epidemik berbagai penyakit virus.Autoimun aktif langsung menyerang sel beta pankreas
dan produknya.ICA dan antibody insulin secara progresif menurunkan keefektifan kadar
sirkulasi insulin.

Hal ini secara pelan-pelan terus menyerang sel beta dan molekul insulin endogen
sehingga menimbulakn onset mendadak DM.Hiperglikemia dapat timbul akibat dari
penyakit akut atau stress,dimana meningkatkan kebutuhan insulin melebihi cadangan dari
kerusakan massa sel beta.ketika penyakit akut atau stress terobati,klien dapat kembali
kepada status terkompensasi dengan durasi yang berbeda-beda dimana pankreas kembali
mengatur produksi sejumlah insulin secara adekuat.Status konfensasi ini disebut sebagai
periode honeymoon,secara khas bertahan untuk 3-12 bulan.proses berakhir ketika massa
sel beta yang berkurang tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk meneruskan
kehidupan.Klien menjadi bergantung kepada pemberian insulin eksogen (diproduksi diluar
tubuh) untuk bertahan hidup.

B. Diabetes Melitus tipe2

Patogenesis DM tipe2 berbeda signifikan dari DM tipe1.

Respon terbatas sel beta terhadap hiperglikemia tampak menjadi factor mayor dalam
perkembangannya.sel beta terpapar secara kronis terhadap kadar glukosa darah tinggi
menjadi secara progresif kurang efisien ketika merespon peningkatan glukosa lebih
lanjut.fenomena ini dinamai desensitisasi,dapat kembali dengan menormalkan kadar
glukosa.

Proses patofisiologi kedua dalam DM tipe2 adalah resistansi terhadap aktivitas insulin
biologis,baik dihati maupun jaringan ferifer.mekanisme penyebab resistansi insulin ferifer
tidak jelas,namun ini tampak terjadi setelah insulin berkaitan terhadap resektor pada
permukaan sel.
Insulin adalah hormon pembangun(anabolik).tanpa insulin, tiga masalah metabolic mayor
terjadi: (1).Penurunan pernafasan glukosa,(2).Peningkatan mobilisasi
lemak,(3).Peningkatan pemanfaatan protein.

F. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis pada tipe I yaitu IDDM antara lain :


a. Polipagia, poliura, berat badan menurun, polidipsia, lemah, dan somnolen yang
berlangsung agak lama, beberapa hari atau seminggu.
b. Timbulnya ketoadosis dibetikum dan dapat berakibat meninggal jika tidak segera
mendapat penanganan atau tidak diobati segera.
c. Pada diabetes mellitus tipe ini memerlukan adnaya terapi insulin untuk mengontrol
karbohidrat di dalam sel.
Sedangkan manifestasi klinis untuk NIDDM atau diabetes tipe II
antara lain :Jarang adanya gejala klinis yamg muncul, diagnosa untuk NIDDM ini dibuat
setelah adanya pemeriksaan darah serta tes toleransi glukosa didalam laboratorium,keadaan
hiperglikemi berat, kemudian timbulnya gejala polidipsia, poliuria,lemah dan somnolen,
ketoadosis jarang menyerang pada penderita diabetes mellitus tipe II ini.

G. Komplikasi
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi pada penderita Diabetes
Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :
a. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan
jangka pendek dari glukosa darah. Hipoglikemik dan ketoadosis diabetik
masuk ke dalam komplikasi akut.
b. Komplikasi kronik. Yang termasuk dalam komplikasi kronik ini adalah makrovaskuler
dimana komplikasi ini menyerang pembuluh darah besar,kemudian mikrovaskuler yang
menyerang ke pembuuluh darah kecil bisa menyerang mata(retinopati), dan ginjal.
Komplikasi kronik yang ketiga yaitu neuropati yang mengenai saraf.
c. Komplikasi jangka panjang dapat juga terjadi antara lain,menyebabkan penyakit
jantung dan gagal ginjal, impotensi dan infeksi, gangguan penglihatan (mata kabur
bahkan kebutaan),luka infesi dalam , penyembuhan luka yang jelek.
d. Komplikasi pembedahan, dalam perawatan pasien post debridement komplikasi
dapat terjadi seperti infeksi jika perawatan luka tidak ditangani dengan prinsip steril.

H. Pemerikaan Penunjang
Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang untuk penderita diabetes
melitus antara lain :
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi keringatnya (menurun
atau tidak), kemudian bulu pada jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat,kering yang tidak normal,
pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau bisa jugaterapa lembek.
3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah terjadinya ulkus
b. Pemeriksaan Vaskuler
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan,adanya benda asing,
osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula DarahSewaktu), GDP (Gula
Darah Puasa),
b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya kandungan
glukosa pada urine tersebut.Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan
cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat dari
perubahan warna yang ada : hijau (+),kuning (++), merah (+++), dan merah bata
(++++).

c) Pemeriksaan kultur pus


Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka dan untuk
observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.
d) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan tindakan pembedahan

I. Penatalaksanaan Medis
Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus DM khususnya penderita setelah
menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk tindakan perawatan dalam jangka
panjang.
a. Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai berikut :
1) Obat hiperglikemik Oral
2) Insulin
a) Ada penurunan BB dengan drastis
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3) Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang bertujuan untuk
mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat, tindakannya antara lain
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka
ulkus diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi

b. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara keperawatan yaitu :
a) Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b) Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan – jalan
sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c) Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri dan
optimal.
d) Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah makan dan pada
malamhari.
e) Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi penderita ulkus
dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala komplikasi pada
dirinya dan mampu menghindarinya.
f) Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka debridement, karena
asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy yang dikeluarkan.
g) Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti bedrest,
dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan. Dan setiap hari
tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan perawatan(medikasi)
untuk mengetahui perkembangan luka dan mencegah infeksi luka setelah
dilakukan operasi debridement tersebut.
h) Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :
Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak ada.
Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan dilakukan
perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka terkontrol dengan baik.
(Smelzer&Bare, 2005)

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Menurut NANDA (2013), fase pengkajian merupakan sebuah komponen utama
untuk mengumpulkan informasi, data,menvalidasi data,mengorganisasikan data,dan
mendokumentasikan data. Pengumpulan data antara lain meliputi :
a. Biodata
1) Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama,pendidikan, pekerjaan,
agama, suku, alamat,status, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnose medis)
2) Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat,hubungan dengan pasien)

b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama , biasanya keluhan utama yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian. Pada pasien post debridement ulkus kaki diabetik yaitu nyeri 5 – 6
(skala 0 10)
2) Riwayat kesehatan sekarang
Data diambil saat pengkajian berisi tentang perjalanan penyakit pasien dari
sebelum dibawa ke IGD sampai dengan mendapatkan perawatan di bangsal.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Adakah riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita oleh pasien tersebut,
seperti pernah menjalani operasi berapa kali, dan dirawat di RS berapa kali.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat penyakit keluarga , adakah anggota keluarga dari pasien yang menderita
penyakit Diabetes Mellitus karena DM ini termasuk penyakit yang menurun.

c. Pola Fungsional Gordon


1). Pola persepsi kesehatan:adakah riwayat infeksi sebelumnya,persepsi pasien dan
keluarga mengenai pentingnya kesehatan bagi anggota keluarganya.
2) Pola nutrisi dan cairan : pola makan dan minum sehari –hari, jumlah makanan dan
minuman yang dikonsumsi, jenis makanan dan minuman, waktu berapa kali sehari,
nafsu makan menurun / tidak, jenis makanan yang disukai,penurunan berat
badan.
3) Pola eliminasi : mengkaji pola BAB dan BAK sebelum dan selama sakit , mencatat
konsistensi,warna, bau, dan berapa kali sehari, konstipasi, beser.
4) Pola aktivitas dan latihan : reaksi setelah beraktivitas(muncul keringat dingin,
kelelahat/ keletihan), perubahan pola nafas setelah aktifitas, kemampuan pasien
dalam aktivitas secara mandiri.
5) Pola tidur dan istirahat : berapa jam sehari, terbiasa tidur siang, gangguan selama
tidur (sering terbangun), nyenyak,nyaman.
6) Pola persepsi kognitif : konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan mengetahui
tentang penyakitnya
7) Pola persepsi dan konsep diri : adakah perasaan terisolasi diri atau perasaan tidak
percaya diri karena sakitnya.
8) Pola reproduksi dan seksual
9) Pola mekanisme dan koping : emosi, ketakutan terhadap penyakitnya, kecemasan
yang muncul tanpa alasan yang jelas.
10) Pola hubungan : hubungan antar keluarga harmonis,interaksi , komunikasi,
car berkomunikasi
11) Pola keyakinan dan spiritual : agama pasien, gangguan beribadah selama sakit,
ketaatan dalam berdo’a dan beribadah.

d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Penderita post debridement ulkus dm biasanya timbul nyeri akibat pembedahanskala
nyeri (0 - 10), luka kemungkinan rembes pada balutan. Tanda-tanda vital pasien
(peningkatan suhu, takikardi), kelemahan akibat sisa reaksi obat anestesi.
2) Sistem pernapasan
Ada gangguan dalam pola napas pasien, biasanya pada pasien post
pembedahan pola pernafasannya sedikit terganggu akibat pengaruh obat
anesthesia yang diberikan di ruang bedah dan pasien diposisikan semi fowler
untuk mengurangi atau menghilangkan sesak napas.

3) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung, pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,perkusi dan auskultasi
pada permukaan jantung, tekanan darah dan nadi meningkat.
4) Sistem pencernaan
Pada penderita post pembedahan biasanya ada rasa mual akibat sisa bius,setelahnya
normal dan dilakukan pengkajian tentang nafsu makan,bising usus,berat badan.
5) Sistem musculoskeletal
Pada penderita ulkus diabetic biasanya ada masalah pada sistem ini karena pada
bagian kaki biasannya jika sudah mencapai stadium 3 – 4 dapat menyerang sampai
otot. Dan adanya penurunan aktivitas pada bagian kaki yang terkena ulkus karena
nyeri post pembedahan.
6) Sistem intregumen
Turgor kulit biasanya normal atau menurun akibat input dan output yang
tidak seimbang. Pada luka post debridement kulit dikelupas untuk membuka
jaringan mati yang tersembunyi di bawah kulit tersebut.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (biologis, fisik, psikologis).
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi, nyeri, disfungsi
neuromuskular.
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif,
kegagalan mekanisme regulasi.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
5. Kerusakan integitas kulit berhubungan dengan perubahan status
metabolik, perubahan sirkulasi, dan perubahan sensasi.
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas, stimulasi yang
berlebih, pengobatan.
7. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan atau prosedur pembedahan,
prosedur infasif.

3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (biologis, fisik, psikologis).
1. NOC ( Tingkat Nyeri)
 Tidak ada nyeri yang dilaporkan
 Tidak ada ekspresi nyeri wajah
 Tidak ada mengeluarkan keringat
 Tidak ada deviasi dari kisaran normal frekuensi nafas
 Tidak ada deviasi dari kisaran normal tekanan darah
2. NIC(Manajemen nyeri)
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
 karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
 Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
 Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien.
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,
nyeri, disfungsi neuromuskular.
1. NOC( Status Pernafasan )
 Tidak ada deviasi dari kisaran normal frekuensi pernafasan
 Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
 Tidak ada pernafasan cuping hidung
 Tidak ada medesah
 Tidak ada restraksi dinding dada
2. NIC( Manajemen Jalan Nafas )
 Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu.
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan.
 Berikan bronkodilator bila perlu.
 Monitor respirasi dan status O2
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien.
1. NOC( Status Nutrisi )
 Tidak menyimpang dari rentang normal Asupan Gizi
 Tidak menyimpang dari rentang normal Asupan Makanan
 Tidak menyimpang dari rentang normal Asupan Cairan
 Tidak menyimpang dari rentang normal Energi
 Tidak menyimpang dari rentang normal resiko berat badan
2. NIC( Manajemen nutrisi )
 Identifikasi alergi atau toleransi makanan yang dimiliki pasien
 Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi
 Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk sakit
 Berikan pilihan makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihan
makanan yang lebih sehat,jika diperlukan
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik,
perubahan sirkulasi, dan perubahan sensasi.
1. NOC( Integrotas Jaringan:Kulit dan membran mukosa )
 Tidak terganggu integritas kulit
 Tidak terganggu elastisitas
 Tidak terganggu perfusi jaringan
 Tidak ada pigmentasi abnormal
 Tidak nekrosis
2. NIC( Perawatan luka )
 Monitor karakteristik luka,termasuk drainase,warna,ukuran dan bau
 Ukur luas luka yang sesuai
 Bandingkan dan catan untuk setiap perubahan luka
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk mngenal tanda dan gejala infeksi
 Dokumentasikan likasi luka,ukuran dan tampilan
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas, stimulasi yang berlebih,
pengobatan.
1. NOC( Tidur )
 Tidak terganggu jam tidur
 Tidak terganggu pola tidur
 Tidak terganggu kwalitas tidur
 Tidak ada kesulitan memulai tidur
 Tidak ada nyeri
2. NIC( Peningkatan Tidur )
 Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
 Tentkan efek dari obat yang dikonsumsi pasien terhadap pola tidur
 Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
 Sesuaikan lingkungan’
 Ajarkan pasien bagaimana melakukan relaksasi otot autogenik atau bentuk
non farmakologi lainnya untuk memancing tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Black,Joyce M.,& Hawks,Jane Hokanson.(2009).Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 buku


2.Jakarta:Salemba Medika

Nanda.(2015).Diagnosis Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi 2015-2017 edisi 10 editor T


heather herdman,shigemi kamitsuru.Jakarta:EGC
Dochterman,J.M.,& Bulechek,G.M(2004).Nursing Interventions Classifikation(NIC)(5th
ed.).Amerika:Mosby Elseiver.

Moorhead,S.,Jhonson,M.,Maas,M.,&Swanson,L.(2008)Nursing Outcomes
Classifikations(NOC)(5th ed).United states of America:Mosby Elseiver

www.jurnal.unsyiah.ac.id>download

journal.poltekkes-mks.ac.id>download

Anda mungkin juga menyukai