Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Pemasaran dan Distribusi

Produk Agribisnis
Prof. Dr. Ir. Djoko Koestiono, SU. dan Andrean Eka Hardana, SP.,MP.,MBA
Lab of Productions and Operations Management of Agribusiness,
Faculty of Agriculture, University of Brawijaya
Email: djokokoestiono@gmail.com

a. Pengertian Pasar, c. Sistem Pemasaran MODUL


Pemasar, dan Merupakan Sistem
Pemasaran yang Kompleks

9
Agribisnis d. Pemasaran Merupakan
b. Pemasaran Kegiatan Produktif
Agribisnis Sebagai
Ilmu dan Seni

TUJUAN
Setelah mempelajari materi ini mahasiswa diharapkan:
1. Mampu mengetahui dan memahami pengertian pasar, pemasar
, dan pemasaran agribisnis.

PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS


2. Mampu mengetahui dan memahami objektifitas kegiatan dalam
Agribisnis.
3. Mampu mengetahui dan memahami sistem pemasaran merupakan
sistem yang kompleks.
4. Mampu mengetahui dan memahami pemasaran merupakan kegiatan
produktif

1. Pengertian Pasar, Pemasar, dan Pemasaran


Agribisnis
Pada mulanya istilah pasar diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual
dan pembeli untuk mepertukarkan barang-barang. Pengertian pasar yang sering
disarankan oleh para ahli ekonomi adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang
melakukan transaksi atas sejumlah produk atau kelas produk tertentu. Pada lain
pihak para pengusaha sering mendefinisikan pasar berdasarkan pengelompokan
pelanggan sehingga dikenal berbagai jenis pasar seperti pasar kebutuhan, pasar
produk, pasar demografis, dan pasar geografis. Bahkan mereka memperluas
penggolongannya sehingga dikenal dengan istilah pasar pemberi suara, pasar tenaga
kerja dan pasar donor.
Pasar juga dapat diartikan sebagai tempat terjadinya penawaran dan permintaan,
transaksi, tawar-menawar nilai (harga) dan atau pemindahan kepemilikan melalui
suatu kesepakatan antara pembeli dan penjual. Kesepakatan tersebut dapat berupa
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
harga, cara pembayaran, cara pengiriman, tempat pengambilan atau penerimaan
produk, jenis dan jumlah produk, spesifikasi serta mutu produk dan lain-lain. Jika
didsarkan pada konsep sistem agribisnis, maka pasar pertanian terdiri atas apasar
input dan alat-alat pertanian, pasar produk pertanian, dan pasar produk industri
pengolahan hasil pertanian atau pasar produk Agroindustri.
Pemasar menurut Kotler (1997) adalah seorang yang mencari sumber daya dari orang lain dan
bersedia menawarkan suatu sebagai imbalannya. Dengan dekimian, seorang pemasar mengharapkan
tanggapan dari pihak lain, apakah dalam bentuk menjual atau membeli. Dengan kata lain, pemasar dapat
menjadi penjual dan pembeli. Oleh karena itu, pemsar pertanian dapat diartikan sebagai seorang yang
mencari barang input dan output serta jasa pada bidang pertanian dengan menawarkan sesuatu yang
bernilai sebagai imbalannya.
Pemasaran adalah sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk member kepuasan dari barang atau
jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai (kotler, 1997). Definisi tersebut sangat tepat
untuk dijadikan dasar dalam mendefinisikan istilah pemsaran pertaniankarena pengertia tersebut dapat
mencakup perpindahan barang atau jasa mulai dari subsistem pengadaan dan penyaluran input pertanian,
produsen hasil pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer, dan lembaga lainnya. Dengan
demikian pemsaran pertaniandapat didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
member kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai dalam bidang
pertanian, baik input maupun produk pertanian.
Berdasarkan pengertian pasar, pemasar, dan pemasaran pertanian diatas, maka dapat juga
dikemukakan pengertian pengertian pasar, pemasar, dan pemasaran pertanian. Pasar agribisnis adalah
tempat dimana terjadi interaksi antara penawaran dan permintaan produk (barang dan jasa) di bidang
agribisnis, terjadi transaksi dan kesepakatan nilai, jumlah, spesifikasi produk, cara pengiriman,
penerimaan, dan pembayaran, serta tempat terjadi pemindahan kepemilikan barang atau jasa di bidang
agribisnis. Pemasar agribisnis adalah seorang yang mencari barang atau jasa, baik berupa input atau
produk agribisnis dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalannya. Dengan demikian, pemasar agribisnis
dapat berfungsi sebagai pembeli atau penjual.
Pemasaran agribisnis dapat diartikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk member i
kepuasan dari barang atau jasa yang dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai dalam bidang
agribisnis. Pemasaran agribisnis tersebut secara parsial terdiri atas pemasaran input dan alat-alat pertanian,
pemasaran produk pertanian, dan pemasaran produk agroindustri, serta pemasaran jasa- jasa pendukung
agribisnis.

Page 2 of 6
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
2. Pemasaran Agribisnis Sebagai Ilmu dan Seni
Pemasaran sebagai salah satu bidang ilmu merupakan kumpulan pengetahuan dan pengalaman yang
disusun secara sistematis dan dapat diterima sebagai suatu kebenaran yang bersifat universal. Ilmu
pemasaran memberikan kerangka analisis mengenai proses perpindahan barang atau jasa dari produsen ke
tangan konsumen akhir serta fungsi-fungsi dan strategi pendukungnya. Kerangka analisis ini berkembang
secara teoritis, dapat memebutikan, meramalkan, mendefinisikan, dan meberikan kepastian atau ukuran
tentang dimensi-dimensi pemasaran yang ditelaah. Hasilnya akan memberikan suatu kerangka tindakan
dan kebijakan yang mendorong pengembangan dimensi-dimensi pemaran secara praktis, dengan
melibatkan kemampuan intuitif, rasa, keyakinan-keyakinan, kreativitas serta penguasaan akan teknik-
teknik aplikasinya. Hal ini menunjukkan bahwa bidang pemasaran juga merupakan suatu seni disamping
sebagai ilmu.
Berdasarkan uraian diatas, maka pemasaran agribisnis sebagai suatu bidang ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan dan pengalaman praktis di bidang pemasaran agribisnis yang disusun secara sistematis dan
dapat diterima sebagai kebenaran yang bersifat universal. Dengan demikian, pemsaran agribisnis menjadi
salah satu bidang ilmu yang data diajarkan.
Pemasaran agribisnis sebagai suatu seni mendorong aplikasi praktis dari teori-teori dan konsep-konsep
pemasaran agribisnis serta timbulnya dorongan untuk melakukan penyesuaina-penyesuaian berdasarkan
hasil intuisi, rasa, keyakinan, dan kreativitas dalam seluruh rangkaian kegiatan pemasaran agribisnis.
Pemsaran agribisnis sebagai seni memerlukan ketajaman intuisi dalam melihat peluang-peluang
keberhasilan dan peka terhadap kemungkinan-kemungkinan keggalan, sehingga pemasar agribisnis dapat
mengatur strategi untuk menjadikan kegiatan pemasaran agribisnis menjadi suatu yang menarik dan dapat
dinikmati oleh para pihak yang terlibat dan terkait dengan jegiatan tersebut. Seluruh rangkaian kegiatan
pemasaran agribisnis mencakup seni mempengaruhi opini masyarakat ( calon konsumen atau pelanggan)
tentang keunggulan produk agribisnis yang dipasarkan, seni mengelola, seni mendesain produk dan
kemsaran produk, serta seni menata asesoris pendukung dayatarik produk agribisnis.
Ilmu dan seni pemasaran tersebut terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebudayaan dan
teknologi serta peningkatan kompleksitas masalah dalam sistem pemsaran. Perkembangan mengeai konsep
bauran pemsaran merupakan salah satu contoh yang dapat menunjukkan bahwa ilmu pemasaran tersebut
berkembang terus-menerus. Perkembangan konsep bauran pemsaran tersebut dapat dijelaskan secara
ringkas sebagai berikut.
Pada awal decade 1950an, ketika ilmu pemasaran secara formal mulai dikenal, bauran pemsaran hanya
meliputi 4P yakni produk (Product), Harga (Price), Tempat (place), dan promosi (promotion). Namun
pada decade 1980an bertambah lagi dengan 1S yakni Jasa (Service), dan bahkan pada awal decade 1990an,
bertambah lagi dengan CS yani kenyamanan (Convenience) dan sesitivitas (sensitivity)

Page 3 of 6
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
3. Sistem Pemasaran Merupakan Sistem yang Kompleks
Sektor pertanian Indonesia merupakan suatu sistem yang kompleks karena melibatkan lebih dari 70%
penduduk Indonesia sebagai produsen dan 100% penduduknya sabagai konsumen. Disamping itu
jugamelibatkan banyak perusahaan, baik yang bergerak dalam produksi dan pengolahan produk pertanian
maupun yang menyediakan jasa untuk sektor pertanian, seperti jasa pemasaran, asuransi pertanian, jasa
penelitian, dan pengembangan, penyediaan dan penyalur dana dan jasa lainnya. Bahkan, produk pertanian
dan hasil olahannya menjadi salah satu komponen utama ekonomi Indonesia. Kompleksitas pada sektor
pertanian tersebut memberikan implikasi kepada kompleksitas sistem pemasaran komoditas pertanian.
Sistem pemasaran komodutas pertanian juga relative lebih kompleks dibandingkan komoditas lainnya,
diluar komoditas pertanian. Hal ini disebabkan oleh sifat produk, sistem produksi, serta struktur dan
karakteristik pasar produk pertanian yang khas.

Produk pertanian umumnya memiliki sifat yang rawan terhadap kerusakan (perisable), memiliki ukuran
yang besar partumpukan (Bulky/ Volumeous) dan beraneka ragam mutunya (quality variation). Kerawanan
terhadap kerusakan dan ukuran yang besar pertumpukannya sangat berperan untuk menentukan metode
dan tempat penyimpanan, metode, alat pengangkutan, serta penjadwalan. Di lain pihak , keaneragaman
mutu memerlukan standarisasi, penyortiran, dan pengelompokan berdasarkan standar produk yang baku
atau diinginkan oleh konsumen. Sifat – sifat produk pertanian tersebut diuraikan sebagai berikut.

a. Tidak Tahan Lama

b. Sifat Ukuran yang besar Pertumpukan

c. Mutu produksi yang Bervariasi

4. Pemasaran Merupakan Kegiatan Produktif


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali terjadi pendapat mengenai siapa sebenarnya yang menjadi
pelaku produksi diantara semua pelaku yang terlibat dalam suatu komoditas. Petani, misalnya, sering
menuduh lembaga-lembaga perantara pemasaran dalam sistem komoditas. Pertanian sebagai yang hanya
mengeruk keuntungan yang pengeluaran konsumen akhir produk yang melakukan kegiatan produksi
hanyalah para petani. Silang pendapat seperti itu terjadi karena konsep oleh petani hanya menyangkut
kegiatan yang menghasil produk secara fisik. Oleh karena itu, kegiatan pemasaran semata-mata hanya
dianggap sebagai pemberi jasa yang mengantarkan produk-produk dari tangan produsen ke tangan
konsumen akhir dan hanya berhak menerima semacam upah atau komisi. Namun, pada kenyataannya
anggapan seperti itu tidak berdasar, bukan karena tingginya marjin yang diterima pem dibanding dengan
petani, tetapi lebih karena petani ha memahami konsep produksi secara fisik

Page 4 of 6
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
Para ahli ekonomi menyatakan bahwa konsep produksi tidak hanya dilihat dari kegiatan produksi yang
menghasilkan pro fisik secara nyata, tetapi semua kegiatan yang menambah arang atau jasa juga
merupakan suatu kegiatan produk pengertian konsep produksi yang singkat dapat memberi gambaran
tentang hal tersebut, yakni produksi sebagai upaya penciptaan kegunaan,yaitu proses menciptakan
kegunaan barang dan jasa. Kegunaan yang diciptakan tersebut meliputi kegunaan bentuk, tempat, waktu,
dan pemilikan.
Dalam sistem komoditas pertanian, di samping proses produksi yang dilakukan oleh petani yang
menciptakan kegunaan bentuk, lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran
juga dapat menciptakan keempat kegunaan tersebut. Dengan demikian, kegiatan pemasaran merupakan
kegiatan yang produktif. Peternak yang memelihara sapi menciptakan kegunaan bentuk, begitu juga jika
sapi tersebut dipotong menjad daging untuk dijual. Peternak tersebut telah mengubah bentuk input-input
peternakan menjadi sapi yang memiliki nilai dan kemudian sapi tersebut diubah bentuknya menjadi daging
yang siap untuk dijual.
Daging tersebut diangkut ke bagian yang melakukan pengepakan atau ke industri pengolahan dan
kemudian ke pedagang besar serta ke pengecer yang mendistribusikannya kepada konsumen. Lembaga
pemasaran yang melakukan fungsi pengangkutan berperan menambah kegunaan tempat. Disamping itu,
lembaga pemasaran yang melakukan fungsi pengepakan penyimpanan, pendinginan, dan pengolahan,
menambah kegunaan waktu dari daging tersebut, karena dengan pengepakan, penyimpanan, pendinginan,
dan pengolahan, daging tersebut dapat bertahan untuk jangka waktu yang relatif lebih lama dibanding
tanpa melakukan fungsi-fungsi pemasaran tersebut.
Fungsi pertukaran yang terdiri atas proses transaksi penjualan dan pembelian merupakan aktivitas yang
dapat menaikkan atau menciptakan kegunaan kepemilikan. Proses transaksi tersebut misalnya penjualan
daging yang dilakukan olehpeternak kepada pengumpul. Pedagang pengumpul menjualnya kepada
pedagang besar dan atau industri pengolahan. Pedagang besar menjual daging kepada industri pengolahan,
pengecer, dan atau negeri. Begitu juga industri pengolahan yang menjual hasil olahan daging kepada
konsumennya. Semua aktivitas tersebut merupakan serangkaian kegiatan pemasaran yang menciptakan
kegunaan kepemilikan melalui fungsi pertukaran. Dengan terjadinya penciptaan kegunaan kepemilikan
tersebut, maka semua aktivitas diatas dapat digolongkan sebagai aktivitas produktif.

REFERENSI
George R. Terry, Dr. Winardi, SE, 2010. Asas-asas Manajemen :Bandung
Gumbira-Sa’id, E. dan A. Haritz Intan. 2004. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Ghalia

Page 5 of 6
PENGANTAR MANAJEMEN AGRIBISNIS Universitas Brawijaya 2018
Indonesia.

James A.F. Stoner, Management, edisi kedua, Prentice/Hall International, Inc.,


Englewood Cliffs, New York, 1982.
Suryani, P dan Rahmadani, E. 2014. Manajemen Agribisnis. Aswaja Pressindo:
Togyakarta

PROPAGASI
1. Jelaskan perkembangan ilmu pemasaran agribisnis kaitannya dengan konsep bauran
pemasaran!
2. Carilah artikel ilmiah yang membahas tentang pemasaran dalam agribisnis!

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai