Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RESUME

Nama : Desi Rahayu Yazid


NPM : 2020110010
Prodi : D3 Budidaya Perairan

BUDIDAYA IKAN COBIA

Pembesaran cobia yang dilakukan di keramba jaring apung menggunakan benih


berukuran berat antara 250–300 g. Benih cobia tersebut didapatkan dari hasil pembenihan yang
dilakukan di BBPBL Lampung dan dipelihara pada bak penggelondongan volume 3-5 ton
sampai dengan tiga bulan atau sampai dengan berat rata-rata mencapai 250-300 g. Benih
ditransportasikan dan ditebar di KJA pada pagi hari untuk menghindari suhu tinggi dan stres,
waktu penebaran benih ikan yang baik adalah pada pagi atau sore hari karena pada saat itu suhu
udara rendah sehingga tidak menimbulkan stres.

Sebelumnya benih diaklimatisasikan terlebih dulu dengan cara merendam kantong plastik
wadah benih yang akan ditebar di perairan KJA selama 30 menit, hal ini bertujuan agar benih
bisa menyesuaikan dengan suhu lingkungan di KJA. Pembesaran cobia di BBPBL Lampung,
cobia di KJA dibagi menjadi tiga kategori sesuai ukurannya, yaitu kecil, sedang dan besar. Pada
awal kegiatan PKL ini, cobia yang berukuran kecil sebanyak 105 ekor, sedang 182 ekor, dan
besar 88 ekor. Untuk mengetahui pertumbuhan ikan cobia, dilakukan sampling dengan cara
mengambil 5 ekor ikan dari setiap kategori yang telah dibedakan. Dari sampling tersebut
dilakukan pengukuran berat dan panjang ikan.

Hasil sampling menunjukkan pertumbuhan ikan cobia yang baik, yaitu dengan adanya
pertambahan panjang ratarata setiap harinya. Pada ketiga kategori tersebut, ikan cobia memiliki
kecepatan pertambahan panjang yang berbeda dalam waktu 16 hari. Ikan besar memiliki
pertambahan panjang rata-rata sebesar 3,3 cm, ikan sedang sebesar 8 cm, dan ikan kecil sebesar
5 cm. Pengukuran berat ikan cobia dilakukan bersamaan ketika sampling pengukuran panjang
ikan, namun pengukuran berat ikan cobia dilakukan dengan cara menimbang 5 ekor ikan sampel
dari masing-masing kategori. Setelah didapatkan nilai berat ikan cobia, kemudian dibagi deng
jumlah sampel ikan cobia tersebut. Hasil sampling pertama didapatkan nilai berat sampel ikan
besar 8 kg dengan asumsi rata-rata berat ikan 1,6 kg. Berat sampel ikan sedang 5 kg dengan
asumsi rata-rata berat ikan 1 kg. Berat sampel ikan kecil 2,5 kg dengan asumsi rata-rata berat
ikan 0,5 kg. Kemudian pada sampling kedua didapatkan nilai berat sampel ikan besar 9 kg
dengan asumsi rata-rata berat ikan 1,8 kg. Berat sampel ikan sedang 6,5 kg dengan asumsi rata-
rata berat ikan 1,3 kg. Berat sampel ikan kecil 3,5 kg dengan asumsi rata-rata berat ikan 0,7 kg.

Untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan ikan cobia, nilai rata-rata hasil sampling
tersebut dikalikan dengan total seluruh ikan cobia yang dibudidayakan. Kemudian didapatkan
asumsi berat total ikan cobia pada sampling pertama yaitu sebesar 375,3 kg dan berat total ikan
cobia pada sampling kedua sebesar 465,9 kg. Dari hasil kedua sampling tersebut (selama 16 hari)
diketahui bahwa pertumbuhan berat rata-rata adalah 5,6625 kg/hari. Pada awal tebar di bulan
Juni 2013 berjumlah 435 ekor hingga Desember 2013 berjumlah 422 ekor. Pada bulan Januari
2014 dilakukan penghitungan lagi dan diketahui jumlah ikan cobia adalah 375 ekor dan pada
bulan Februari 2014 berjumlah 373 ekor. Ikan cobia yang mengalami kematian diakibatkan stres
dan berkurangnya nafsu makan. Dari awal tebar hingga penghitungan terakhir, diketahui bahwa
SR ikan cobia termasuk tinggi, yaitu 85,75 %. Pada pembesaran Cobia di KJA BBPBL Lampung
didapatkan hasil penghitungan FCR yaitu sebesar 1,8854. Nilai FCR tersebut sesuai dengan
kiasaran yang dinyatakan oleh Benetti et al. (2010), yaitu cobia memiliki FCR yang berfluktuasi
sangat luas antara 1,3 pada tahap juvenil dan 2,2 pada tahap selanjutnya. Secara keseluruhan,
FCR cobia diperkirakan sekitar 1,8 pada usia 8-10 bulan.

Nilai FCR yang rendah menunjukkan efisiensi pakan yang tinggi, sehingga efisiensi
pakan yang tinggi menunjukkan bahwa ikan tersebut memiliki pertumbuhan yang baik. Sampling
dan pemanenan dilakukan dengan cara mengangkat jaring sampai kedalaman tertentu, kemudian
jaring disekat dengan menggunakan bambu supaya ikan terkumpul di salah satu sisi keramba.
Setelah ikan terkumpul, dilakukan sampling pada ikanikan tersebut. Semua kegiatan pemanenan
dan sampling dilakukan pada waktu pagi hari untuk menghindari suhu tinggi dan stres pada ikan.

Anda mungkin juga menyukai