Anda di halaman 1dari 9

TUGAS I

SKENARIO OPERAN
Transcript kenario operan, pre, middle, dan post conference Operan (timbang terima)
Karu : Assalamualaikum warrahmatulahi wabarakatuh. Silahkan untuk yang dinas malam
menyiapkan laporan untuk operan ke dinas pagi. Dan untuk yang shift pagi silahkan
menyiapkan catatan untuk operan pagi ini.

4 menit kemudian
Karu : baiklah.. mari kita mulai operan pagi hari ini..
(Karu, perawat shift malam dan shift pagi selanjutkan keliling ke pasien-pasien)

Perawat shift malam : Selamat pagi bapak ibu, ini perawat akan melakukan operan kegiatan
keperawatan dari shift malam ke shift pagi

Pasien dan keluarga pasien : Iya mbak, silahkan masuk..

Perawat malam 1 ke perawat pagi 1: pasien bapak Yogi dx medis GGK dan tipus abd. TTV
(TD: 100/90, RR: 16, N: 22, S : 37) Tadi malam ada kejadian khusus. Tn yogi mengalami
nyeri perut setelah pembeagus antibiotic, tadi mlam mendapatkan terapi antibiotic, antipiretik
dan furosemid. Rencana selanjutnya pagi ini injeksi furosemid untuk terapi antibiotic
sementara di hentikan menunggu advise dokter selanjutnya

Perawat malam 1 ke perawat pagi 1 : pasien bapak Rinal dx medis Hipertermi dan GGK.
Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan ttv terakhir 110/90 mmHg,RR: 20, N: 80, S:38,5
C, mendapatkan terapi manitol.
Rencana selanjutnya pagi ini injeksi manitol, observasi ttv

Perawat malam 1 ke perawat pagi 1 : pasien Ny Vera dx medis post operasi os cruris. Tadi
malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic. ttv terakhir 110/80
mmHg,RR: 18, N: 80, S:37o C, Rencana selanjutnya pagi ini injeksi ceftriaxon , monitor
intake nutrisi

Perawat malam 1 ke perawat pagi 1 : pasien bapak Agus dx CVA dan gastritis akut. Tadi
malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic, ranitidine, NS 0,9%.
Rencana selanjutnya pagi ini injeksi cetorolax dan ranitidine, melatih ROM pasif serta
monitor intake dan output.
Perawat malam 1 ke perawat pagi 1 : pasien Ny Marta dx DM dengan ulkus dekubitus. ttv
terakhir 110/80 mmHg,RR: 18, N: 80, S:37o C, Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan
mendapatkan terapi antibiotic, antipiretik dan injeksi insulin 6 unit. GDP terakhir 400 gr/dl.
Rencana selanjutnya pagi ini injeksi insulin 8 U, rawat luka

Perawat malam 1 ke perawat pagi 1: pasien Ny .Linda dx medis CVA. ttv terakhir 130/100
mmHg,RR: 18, N: 100, S:37o C Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan
terapi antibiotic serta diuretic. Perawat malam 2 ke perawat pagi 2 : pasien Ny Aryo dx medis
tifus abdominalis. Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic,
ranitidine, cetorolax. Rencana selanjutnya pagi ini injeksi ranitidine lanjutan serta pantau
input dan output makanan.
Perawat malam 2 ke perawat pagi 2: pasien bapak Adri dx medis CVA dan gastritis. Tadi
malam tidak ada kejadian khusus dan ttv terakhir 150/110, 36o C, mendapatkan terapi
manitol. Rencana selanjutnya pagi ini injeksi manitol, observasi ttv, serta melanjutkan injeksi
ranitidine, dan dexametason

Perawat malam 2 ke perawat pagi 2 : pasien tn Nopal dx medis tipus abd dan post fraktur
tibia. Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic. Rencana
selanjutnya pagi ini injeksi ciprofloxacin , monitor intake nutrisi. ajarkan ROM pasif

Perawat malam 2 ke perawat pagi 2 : pasien Ny. Sari dx medis Diare. Tadi malam tidak ada
kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic dan cairan NaCl 0,9%. Rencana
selanjutnya pagi ini injeksi ciprofloxacin , ranitidine, dan terapi cairan NaCl 0,9%. Pantau
input dan output cairan.Perawat malam 2 ke perawat pagi 2 : pasien Tn. Hamid dx medis
peritonitis. Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic.
Rencana selanjutnya pagi ini pembeagus ranitidine dan
dexametason. Pembeagus makanan melalui sonde.Perawat malam 2 ke perawat pagi 2 :
pasien Tn Sarif dx medis post op apendik. Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan
mendapatkan terapi antibiotic, cetorolax, dan dexametason. ttv terakhir 110/80 mmHg,RR:
18, N: 80, S:37o C,

Perawat malam 3 ke
perawat pagi 3 : pasien Ny Santi dx medis gout attack. Tadi malam tidak ada kejadian khusus
dan mendapatkan terapi analgesik. Skala nyeri pagi ini berkurang menjadi 5. ttv terakhir
110/80 mmHg,RR: 18, N: 80, S:37o C, Rencana tindakan pantau kadar uric acid, penkes ke
keluarga tentang pantangan makana. Lanjutkan terapi analgesic dan menunggu advice dokter
Irwan

Perawat malam 3 ke perawat pagi 3 : pasien Ny. Imah dx medis diare. Tadi malam tidak ada
kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic., terapi cairan RL dan NaCl. ttv terakhir
90/80 mmHg,RR: 18, N: 90, S:37o C,
Perawat malam 3 ke perawat pagi 3 : pasien Ny. Fanny dx medis open fraktur ulna. Tadi
malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic., terapi cairan RL dan
NaCl, serta dilakukan rawat luka. ttv terakhir 100/80 mmHg,RR: 18, N: 90, S:37o C,
Rencana lanjutan teruskan terapi cairan NaCl 0,9%, ganti balutan, dan konsultasi ke dokter
rencana operasi.
Perawat malam 3 ke perawat pagi 3 : pasien Tn Abdul dx medis post op trepanasi. Tadi
malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic., terapi cairan NaCl. ttv
terakhir 100/80 mmHg,RR: 24, N: 90, S:37,5o C, Rencana lanjutan rawat luka dan lanjutkan
terapi antibiotic dan cairan. Pantau tandatanda infeksi.

Perawat malam 3 ke perawat pagi 3 : pasien Tn. Handoko dx medis CA paru. Tadi malam
tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic dan pemasangan bantuan
oksigen 6L. ttv terakhir 80/60 mmHg,RR: 28, N: 55, S:36,5o C. Rencana tindak lanjut
observasi klien tiap 1 jam, pantau keadekuatan pemasangan Oksigen.

Perawat malam 3 ke perawat pagi 3 : pasien Tn. Salim dx medis Tifus abdominalis dan BPH.
Tadi malam tidak ada kejadian khusus dan mendapatkan terapi antibiotic. TTV terakhir
110/80 mmHg,RR: 16, N: 80, S:36,5o C. Rencana tindak lanjut ganti kateter, lanjutkan terapi
obat ditambah dengan injeksi ranitidine. Monitor input dan output makanan.

Karu: Baiklah, terima kasih


atas laporannya. Mari kita kembali lagi ke ruangan untuk melaksanakan pre conference

PRE-KONFERENCE
Karu :Assalamualaikum Wr.Wb, selamat pagi.Semua: Waalaikumsalam Wr Wb.
Karu : Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada pagi hari ini pada
tanggal 13 April 2021 kita dapat melaksanakan kegiatan rutin yaitu Pre-Konference. Baiklah
sebelum kita memulai kegiatan, marilah kita berdoa sesuai dengan kepercayaan dan agama
masing-masing. Baikalah langsung saja saya serahkan ke Katim A untuk menyampaikan
kondisi klien kelolaannya. Apakah ada kasus istimewa yang perlu dibahas bersama hari ini?

Katim A: Terima kasih Pak Danang. Hari ini ada pasien


dari perawat Dina yaitu Tn. Yogi di kamar 2 nomer registrasi 22387 dengan diagnosa medis
GGK dan Tiphus Abdominalis.. Diagnosa keperawatannya yaitu ketidakseimbangan cairan
elektrolit berhubungan dengan kerusakan organ ginjal.Diagnosa keperawatan kedua yaitu
hipertermi berhungan dengan proses peradangan. Kondisi pasien saat ini adalah
komposmentis dengan GCS 456 dengan tingkat ketergantungan minimal. Terapi yang
diberikan adalah kolaborasi pembeagus antipiretik dan antibiotic. Tujuan dari tindakan yang
diberikan adalah menurunkan suhu tubuh pasien dan membunuh bakteri salmonella
thyposa.Masalah yang dihadapi adalah pasien dengan typus abdominalis dan harus diberikan
antibiotic. Namun disisi lain pasien menderita GGK dengan prinsip terapi adalah
menghindari antibiotic untuk tidak memperberat kerja ginjalnya.

Karu: Baiklah, masalah telah disampaikan oleh Perawat Nizar selaku Katim A. Apakah dari
rekan-rekan ada tanggapan mengenai kasus tersebut?

Perawat 1: Menurut saya antibiotic harus diberikan untuk meminalkan dampak yang dapat
ditimbulkan dari bakteri tiphus tersebut.
Perawat 2: Kalau menurut saya, antibiotic jangan diberikan karena pertimbangan dengan
GGKnya.

Perawat 3: kalau menurut saya, antibiotic tetap harus diberikan. Namun kita juga harus
mempertimbangkan kondisi ginjal pasien. Jalan keluarnya yaitu kita berkolaborasi dengan
farmasi untuk memberikan antibiotic dengan dosis rendah dan aman untuk ginjal pasien.

Karu: Oke terima kasih atas


tanggapan rekan-rekan. Jadi saya simpulkan bahwa pasien dengan GGK dan tipus
abdominalis tersebut tetap diberikan antibiotic namun sebelumnya kita kolaborasi dahulu
dengan pihak farmasi. Tolong Katim A untuk menghubungi pihak farmasi untuk
pertimbangan tersebut.

Katim A: Baik pak danang. Setelah ini akan saya laksanakan.

Karu : Masalah dari tim A sudah kita bahas. Apakah ada masalah lain dari Tim B? Silahkan

Katim B, Perawat Dwi.

Katim B: Untuk pasien kelolaan dari tim B tidak ada kasus yang istimewa.

Karu: Kalau begitu, Konferensi awal pada pagi hari ini kita tutup. Selamat menjalankan tugas
sesuai rencana. Sampai jumpa di konferensi selanjutnya. Terima Kasih. Wassalamualaikum
TUGAS II

Kepala Ruangan
1). Perencanaan
a. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
b. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
c. Merencanakan logistik ruangan
d. Menentukan metode penugasan
e. Menunjuk perawat primer sebagai ketua tim
f. Merencanakan evaluasi mutu askep

2). Pengorganisasian
a. Melakukan kegiatan admisitrasi dan surat menyurat
b. Menyusun jadwal dinas
c. Membagi pasien yang menjadi tanggung jawab perawat
d. Mengatur penggunaan logistik ruangan
e. Menciptakan hubungan harmonis tim perawat dengan pasien, keluarga, & tim kesehatan lain

3). Pengarahan
a. Memimpin operan
b. Melakasanakan pembinaan terhadap PP & PA
c. Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah ruangan
d. Menciptakan iklim motivasi
e. Mengatur pendelegasian
f. Melakukan supervisi
g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan mengadakan pertemuan secara rutin,
melakukan pre dan post confrence dan memberikan umpan balik tentang prestasi kerja
stafnya

4). Pengendalian
a. Mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
b. Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan
c. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lainnya
d. Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
e. Melakukan evaluasi kinerja perawat

Clinical Care Manager (CCM)


1). Perencanaan
a. Merencanakan kegiatan perawat primer
b. Mengidentifikasi dan merencanakan pemecahan masalah yang dihadapi oleh PP dan tim
c. Merencanakan pertemuan ilmiah untuk membahas evaluasi asuhan keperawatan

2). Pengorganisasian
a. Mengkoordinir pemberian asuhan keperawatan di ruangan dengan PP
3). Pengarahan
a. Memberikan masukan pada diskusi kasus yang yang dilakukan PP dan PA
b. Mempresentasikan isu-isu baru terkait dengan asuhan keperawatan
c. Melakukan bimbingan pemberian asuhan keperawatan pada perawat asosiet

4). Pengendalian
a. Menetapkan secara acak minimal 2 (dua) status yang akan dievaluasi untuk setiap tim
b. Mengevaluasi apakah diagnosa yang telah ditetapkan oleh PP sesuai dengan kondisi kien
c. Mengevaluasi apakah laporan penggantian dinas sudah diisi sesuai panduan
d. Mengevaluasi pendidikan kesehatan yang dilakukan PP dan memberikan masukan untuk
perbaikan
e. Melakukan evaluasi laporan perkembangan klien

Perawat Primer (PP) sebagai Ketua tim


1). Perencanaan
a. Merencanakan kontrak dengan klien dan keluarga pada awal masuk ruangan
b. Membuat perencanaan pulang pasien

2. Pengorganisasian
a. Bekerjasama dengan CCM
b. Menetapkan perawat asosiet yang bertanggung jawab terhadap pasien kelolaan
c. Membagi pasien kepada setiap anggota tim
d. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
e. Mengikuti visit dokter

3). Pengarahan
a. Memimpin pre confrence dan post conference
b. Menjelaskan renpra yang sudah dibuat kepada PA dibawah tanggung jawabnya sesuai klien
yang dirawat
c. Menciptakan iklim motivasi di timnya
d. Mengatur pendelegasian dalam timnya
e. Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
f. Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA

4). Pengendalian
a. Mengevaluasi kinerja anggota timnya
b. Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan oleh perawat
pelaksana
c. Mengevaluasi kelengkapan dokumentasi keperawatan dari mulai pengkajian sampai catatan
perkembangan masing-masing pasien

Perawat Asosiet (Pelaksana)


1). Perencanaan
a. Menyusun rencana jangka pendek (rencana harian)
b. Membaca dan memahami renpra yang telah ditetapkan PP

2). Pengorganisasian
a. Melaksanan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun
b. Membantu anggota tim nya dalam memberikan asuhan keperawatan

TUGAS III

A. Analisis unsur timbang terima di RSUD Panembahan Senopati Bantul


1. Timbang terima dilaksanakan pada setiap pergantian shift. (98,5%)
2. Timbang terima meliputi semua pasien. (89,4%)
3. Serah terima didahului dengan doa bersama. (58,5%)
4. Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab
dilakukan dengan suara perlahan/tidak rebut. (97,12%)
5. Menyebutkan identitas pasien. (98,1%)
6. Menyebutkan diagnosa medis. (96,1%)
7. Menyebutkan diagnosa keperawatan. (17,1%)
8. Menyebutkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya. (95,6%)
9. Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan keperawatan yang belum
dilakukan. (95,6%)
10. Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift. (95,6%)
11. Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan (bila ada). (30,4%)
12. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan. (85,1%)
13. Menyebut terapi dan tindakan medis beserta waktunya yang dilakukan selama
shift. (93,3%)
14. Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama shift. (91,8%)
15. Menginformasikan kepada pasien/keluarga nama perawat shift berikutnya pada
akhir tugas. (58,5%)
16. Memberikan salam kepada pasien, keluarga serta mengobservasi dan
Menginspeksi keadaan pasien, menanyakan keluhan-keluhan pasien (dalam
rangka klarifikasi). (50,9%)
17. Timbang terima di tutup dengan doa. (29,8%)

B. Kelebihan
Dalam proses pelaksanaan timbang terima yang dilakukan menggunakan
Standart Operasinal Prosedur (SOP) yang dibuat oleh Rumah Sakit dan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan timbang terima yaitu
kejelasan komunikasi yang didukung dengan kelengkapan informasi yang
disampaikan, akurasi terhadap pasien, penggunaan istilah atau kata-kata yang
mudah dipahami, ketersediaan sumber dan sarana, monitoring yang dilakukan
oleh kepala ruang atau penanggung jawab shif, serta laporan tentang kondisi
pasien apakah ada kemajuan atau kemunduran (Nursalam, 2016). Unsur dalam
fase pelaksanaan timbang terima yang terbesar adalah menyebutkan identitas
pasien yaitu 98,1%. komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima
tanggung jawab dilakukan dengan suara perlahan (97,12%)
Perawat saat melakukan timbanag terima harus menyampaikan masalah,
kondisi dan keadaan klien serta hal-hal penting seperti diagnosa medis, hal
tersebut dikarenakan perlunya tindak lanjut mengenai apa saja yang akan
dilakukan ketika shif jaga nanti Hal tersebut sesuai dengan kejadian di RSUD
Panembahan Senopati Bantul bahwa sebanyak 96,1% perawat menyebutkan
diagnosa medis pasien.
Secara keseluruhan pelaksanaan timbang terima yang dilakukan perawat
dalam penelitian ini dalam kategori cukup yaitu 62,64 %.

C. Kekurangan
Ruang rawat inap yang ada di RSUD Panembahan Senopati Bantul
memiliki tim keperawatan yang masing-masing ruangan terdiri dari 3 tim
keperawatan, yaitu tim A, tim B dan tim C dan masing-masing memiliki peranan
dalam mengelola pasien berdasarkan ruangan. Setelah perawat mendapat pasien
kelolaan masing-masing yang dilakukan perawat dalam tahap persiapan adalah
mempersiapkan lembar serah terima pasien yang akurat berisi tentang identitas
pasien, catatan perkembangan pasien, keluhan pasien, rencana perawatan, catatan
obat, keseimbangan cairan, penilaian resiko jatuh atau ulkus, hasil penunjang
medis, perencanaan keuangan, tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan, juga informasi yang sensitive seperti HIV. Hal yang didapatkan di
RSUD Panembahan Senopati Bantul bahwa tahap persiapan dalam kategori
kurang yaitu 11.06%
Hal yang didapatkan di RSUD Panembahan Senopati Bantul bahwa
17,1%. Perawat yang menyebutkan diagnosa keperawatan. lama kerja berkorelasi
dengan pengalaman yang artinya semakin lama perawat bekerja maka pengalaman
perawat tersebut dalam melakukan timbang terima juga akan semakin banyak.
Hal yang didapatkan di RSUD Panembahan Senopati Bantul bahwa 30,4%
perawat menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan. Tujuan
pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk meningkatkan status
kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan
peran pasien selama sakit serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan
Pelaksanaan post timbang terima dalam penelitian ini dalam kategori
kurang yaitu 1,76 %. Selama melakukan operan jaga sebagian besar responden
dalam melakukan timbang terima tidak ditutup dengan doa (29,9%). Menjelang
berakhirnya serah terima sebaiknya perlu dilakukan diskusi apabila ada masalah
baru yang muncul sebelum perawat akan melakukan implementasi keperawatan
D. Kesimpulan
1. Tahap persiapan yang dilakukan perawat dalam timbang terima dalam kategori
kurang.
2. Tahap pelaksanaan yang dilakukan perawat dalam timbang terima dalam kategori
cukup.
3. Tahap post timbang terima yang dilakukan perawat dalam timbang terima dalam
kategori kurang.

Anda mungkin juga menyukai