Anda di halaman 1dari 18

NAMA : AISYA SABRINA

NIM : 2008109010003

JURUSAN : FARMASI

KELAS : A6

ASISTEN : FITRI ANDRIANTI

PENGUKURAN DAN ALAT UKUR

1. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Mempelajari penggunaan alat-alat ukur dalam ilmu fisika.


2. Memahami penggunaan konsep angka penting dalam pengukuran dan
perhitungan.

2. LANDASAN TEORI

Fisika mempelajari tentang fenomena-fenomena alam secara kualitatif dan


kuantitaif, karenanya masalah pengukuran terhadap besaran fisis mempunyai arti
penting. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis
sejenis yang dapat dianggap sebagai tolok ukurnya (besaran standar). Oleh sebab
itu tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui harga/nilai antara besaran yang
diukur dengan besaran yang dianggap tolok ukurnya. Dalam kenyataannya nilai
pembanding yang sesungguhnya tidak pernah diketahui sehingga hasil pengukuran
yang benar tidak pernah diketahui.Setiap kali melakukan pengukuran yang diulang-
ulang dengan teliti, hasilnya hampir selalu berbeda meskipun selisihnya sangat
kecil. Karenanya dalam proses pengukuran selalu terdapat kesalahan atau ralat
(”error”). Usaha yang harus dilakukan dalam setiap pengukuran adalah
memperoleh kesalahan tersebut sekecil mungkin. Kesimpulan yang diambil dari
suatu kumpulan data, khususnya seberapa yakin kepercayaan kita akan kesimpulan
tersebut sangat bergantung dari seberapa baik kita memahami dan mengontrol
ketidakpastian dalam pengukuran (Nenni Mona A, dkk. 2019).

Besaran fisis yang didefenisikan sesuai dengan hubungannya dengan


besaran-besaran lain yang disebut besaran turunan. Ada pula besaran yang tidak
bergantung pada besaran lain yang disebut besaran dasar (fundamental). Untuk
setiap besaran dasar ini ditetapkan suatu satuan baku (standard). Misalnya untuk
besaran dasar panjang ada standar meter dan untuk besaran massa ada standar
kilogram dan sebagainya. Pemilihan satuan baku suatu besaran bergantung pada
system satuan yang digunakan. Misalnya, jika digunakan sistem satuan Inggris
(British System), sistem satuannya untuk besaran dasarnya antara lain: panjang
dengan satuan kaki (foot), waktu dengan satuan sekon, gaya dengan satuan pound,
suhu dengan satuan Fahrenheit.

Ilmuwan memerlukan persetujuan mengenai besaran dasar yang digunakan


dan satuan bakunya agar dapat berkomunikasi dengan baik, yang disepakati pada
mulanya adalah sistem yang dikenal dengan system MKS. Besaran dasarnya
adalah: panjang dengan satuan meter (m), massa dengan satuan kilogram (Kg),
waktu dengan satuan sekon. Kemudian ditambah dengan besaran dasar arus listrik
dengan satuan ampere (A).

Sistem Internasional (SI) suatu sistem yang merupakan bentuk modern dari
sistem MKS, telah berkembang meliputi seluruh bidang fisika dengan besaran dan
satuan dasar sebagai berikut:

1. panjang, dalam meter (m)

2. massa, dalam kilogram (kg)

3. waktu, dalam sekon (s)

4. arus listrik, dalam ampere (A)

5. suhu, dalam Kelvin (K)

6. banyaknya bahan, dalam dalam mol (mol)

7. intensitas, dalam candela (cd)

SI juga menggunakan dua buah satuan pelengkap, yakni: sudut bidang,


dalam radian (rad) dan sudut ruang, dalam steradian (sr).

Agar dapat diukur, besaran fisis harus didefenisikan secara operasional,


yaitu defenisi yang menunjukkan secara eksplisit atau implisit bagaimana
mengukur besaran tersebut. Misalnya massa didefenisikan secara operasional
menggunakan neraca berlengan sama, sebagai berikut: “Jika benda diletakkan di
salah satu piringan dan standar (atau salinan-salinannya ) diletakkan di piringan
yang lainnya dan neraca tetap berada dalam keseimbangan, maka kedua benda
tersebut dikatakan sama massanya”. Dengan cara ini massa suatu benda dapat
dinyatakan dalam kelipatan massa baku yaitu standar kilogram.
Hasil suatu pengukuran tidak dapat dijamin akurat/tepat karena pada
umumnya terjadi kesalahan dalam pengukuran, yang terutama disebabkan oleh
keterbatasan akurasi setiap alat pengukur dan ketidakmampuan alat ukur membaca
di luar batas bagian terkecil dari skala yang ditunjukkan. Pada pengukuran pertama,
misalnya dihasilkan angka 6,36 namun jika diulang mungkin saja diperoleh 6,37
atau 6,35 atau angka lain yang tak dapat dipastikan. Ketidakpastian pada angka
yang diperoleh dari pengukuran pada umumnya bersumber dari ketidaksempurnaan
alat, perbedaan metode atau cara mengukur, kondisi lingkungan yang berubah, dan
kesalahan manusia sebagai pelaku pengukuran (Ridwan Abdullah Sani, 2012).

Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah measurement


merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur. Artinya memberi
angka terhadapsesuatu yang disebut objek pengukura atau objek ukur. Menurut
Allen & Yen (1979: 2) pengukuran (measurement) adalah penetapan angka bagi
individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat (karakteristik) dari
individu. Menurut Saifuddin Azwar (2010: 3) pengukuran adalah suatu prosedur
pemberian angka terhadap atribut atau variabel suatu kontinum. Sementara itu,
menurut Anas Sudijono (2011: 4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan
untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan
sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Menurut Saifuddin Azwar (2010: 4-
6) karekteristik dari pengukuran, yaitu: 1) perbandingan antara atribut yang di ukur
dengan alat ukurnya, maksudnya apa yang di ukur adalah atribut atau dimensi dari
sesuatu, bukan sesuatu itu sendiri; 2) hasilnya dinyatakan secara kuantitatif artinya,
hasil pengukuran berwujud angka; 3) hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya hanya
sebatas memberikan angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh. Dari ketiga
karakteristik yang disebutkan tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran
merupakan pengambilan keputusan yang menghasilkan sebuah angka tetapi angka
yang diberikan tidak memberikan interpretasi lebih jauh (L. Antika, dkk. 2012).

Alat ukur adalah suatu perangkat yang dipergunakan untuk menentukan


nilai atau besaran suatu variabel fisis. Alat ukur dasar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu alat ukur analog dan alat ukur digital. Hasil dari alat ukur analog merupakan
hasil pengukuran bernilai kontinu. Contoh dari alat ukur analog adalah pengukuran
arus listrik yang ditunjukkan dalam bentuk skala berupa nilai jarum pada
ampermeter. Alat ukur digital menunjukkan hasil pengukuran bernilai diskrit dalam
jumlah digit tertentu. Dalam praktikum pengukuran dasar dibutuhkan beberapa alat
ukur dasar, seperti: jangka sorong, mikrometer skrup, penggaris, stopwatch,
dynamometer dan neraca digital. Masing masing alat ukur tersebut memiliki cara
tersendiri dalam pengoperasiannya serta cara untuk membaca hasil pengukurannya.
Terdapat beberapa pengertian yang sering ditemukan dalam dalam pengukuran
yaitu:
1. Presisi, yaitu tingkat atau derajat yang membedakan suatu alat
pengukuran tertentu dibandingkan dengan alat ukur lainnya.

2. Akurasi, yaitu kecermatan suatu alat ukur untuk membaca pada nilai yang
sebenarnya.

3. Kepekaan, yaitu ratio dari sinyal tanggapan alat ukur terhadap perubahan
input dari variabel yang diukur.

4. Resolusi, yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu


diukur oleh suatu alat ukur.

5. Kesalahan, yaitu penyimpangan dari nilai sebenarnya dalam variabel


yang diukur (Nenni Mona A, dkk. 2019).

Ditinjau dari cara pengukurannya, besaran-besaran fisika ada yang


diukur secara langsung dan ada (lebih banyak) yang diukur secara tidak
langsung. Pengukuran langsung adalah pengukuran suatu besaran yang
tidak bergantung pada pengukuran besaran-besaran lain. Contohnya
mengukur panjang tongkat dengan mistar, mengukur waktu dengan
stopwatch/ stopclock. Jadi pengukuran suatu besaran secara langsung
adalah membandingkan besaran tersebut secara langsung dengan besaran
acuan. Pengukuran tidak langsung adalah pengukuran besaran fisika
dengan cara tidak langsung membandingkannya dengan besaran acuan,
akan tetapi dengan besaran-besaran lain. Contohnya, mengukur suhu
dengan cara mengukur perubahan volume air raksa, mengukur berat benda
dengan cara mengukur pertambahan panjang pegas, mengukur kecepatan,
kalor, dan lain-lain (Riskawati, dkk. 2019).

3. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut:

Table 3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

No Alat dan Bahan Jumlah

1. Jangka Sorong 1

2. Mikrometer 1

3. Timbangan 1
4. Suntik 1

5. Stopwatch 1

6. Tempat Pensil 1

7. Mouse Laptop 1

8. Stipo 1

9. Charger Handphone 1

10. Twin Pen 1

11. Kipas Angin 1

12. Mesin Cuci 1

13. Botol Sabun 1

14. Sendok teh 1

15. Sendok makan 1

16. Tutup botol parfume 1

17. Sound meter 1

18. Bola mainan 1

19. Tutup Lipstik 1

20. Tutup rexona sachet 1

21. Tutup pelembab 1

22. Tutu micellar water 1

4. METODE PERCOBAAN

Metode percobaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

A. Pengukuran Menggunakan Jangka Sorong

• Gambar jangka sorong (vernier caliper) dicari dengan mengetik kata


kunci “vernier caliper” di Google, lalu cari gambar saja.
• Penggunaan jangka sorong dipelajari dari video-video di youtube.
• Apps Vernier Calliper dicari di Playsore, diinstall di HP anda, dan
dicoba gunakan untuk mengukur objek.
• Hal-hal yang kurang jelas bisa didiskusikan dengan asisten.

B. Pengukuran dengan meggunakan mikrometer


• Gambar micrometer dicari dengan menggunakan laman pencari Google.
• Cara penggunaan mikrometer sekrup dapat dipelajari dari video-video
di youtube.
• Apps mikrometer dicari di Playsore, diiinstall di HP anda, dan dicoba
gunakan untuk mengukur objek
• Untuk hal-hal yang kurang jelas dapat didiskusikan dengan asisten.

C. Pengukuran dengan menggunakan timbangan.


• Apps “Weight Scale Estimator” dicari di Apps Store / Playstore lalu
diinstall di HP anda.
• Instruksi di apps tersebut bisa diikuti dan dilakukan beberapa
pengukuran bobot untuk beberapa benda di sekitar anda.
• Lalu dicoba beberapa apps lain yang mirip dengan fungsi yang sama.

D. Pengukuran intensitas suara.


• Apps sound meter dicari di Playstore, misalnya Sound Frequency
Meter:Sound Frequency Generator.
• Apps tersebut diinstal, lalu dilakukan pengukuran intensitas suara dari
objek objek di sekitar anda, seperti suara teriakan anda sendiri, suara
kompresor kulkas, suara sepeda motor saat sedang digas atau digeber,
dan lain lain.
• Lalu diinstal apps yang dapat menghasil suara pada frekuensi yang
diatur dan dicari di Playstore dengan kata kunci: sound generator.
• Suara dibangkitkan pada frekuensi pada frekuensi 20 Hz
• Suara dibangkitkan pada beberapa frekuensi yang lain antara 20 Hz dan
20.000 Hz .
• Kemudian dilakukan lagi untuk frekuensi yang lebih dari 20.000 Hz.

E. Pengukuran volume
• Alat suntik didapatkan (seperti alat suntik tinta printer atau alat suntik
di apotik) dengan volume antara 10 dan 50 ml.
• Air diambil sebanyak satu sendok makan, lalu dihisapkan ke alat suntik.
Dicatat volume air yang terbaca pada alat suntuk.
• Air diteteskan satu tetes saja di atas permukaan yang licin. Foto tetesan
air tersebiut diambil dengan menggunakan kamera hp.
• Dengan menggunakan jarum suntik, dihisap tetesan air tersebut dan
dibaca nilai volume yang diperoleh.
• Lalu dilakukan pengukuran volume untuk tetesan air embun di ujung
daun pada pagi hari.

F. Pengukuran waktu
• Apps stopwatch dibuka pada HP . Biasanya posisinya pada apps Clock
yang sudah default terinstall. Jika tidak ada, dicari apps Stopwatch di
Playstore.
• Ditekan “start” lalu dibaca kalimat di atas dengan suara pelan dan ritme
normal. Begitu sampai pada akhir kalimat, tekan “stop”. Dicatat waktu
yang dibutuhkan.
• Diulangi membaca kalimat di atas dengan ritme cepat, lalu dicatat waktu
yang dibutuhkan. Diulangi sekali lagi, kali ini dengan ritme yang
lambat, dan dicatat waktu yang dibutuhkan.
• Diambil botol air minum bekas yang kosong, dilempar ke udara.
Ditekan “start” pada saat yang bersamaan dengan lepasnya botol dari
tangan, dan ditekan “stop” saat mendengar botol jatuh mengenai lantai.
• Di langkah ini perlu dilakukan di tempat terbuka, yaitu di lapangan
sepak bola, dan butuh bantuan seorang kawan. Mintalah kawan anda
untuk berdiri pada satu tiang gawang dan anda berdiri pada satu tiang
gawang lagi. Minta teman anda untuk bertepuk tangan sekali, saat anda
melihat teman anda bertepuk tangan, tekan “start”. Saat anda mendengar
suara tepukan tangan sampai pada anda, tekan “stop”. Lakukan beberapa
kali dan catat interval waktu antara anda melihat teman bertepuk tangan
dan saat suara tepukan tangan teman anda sampai. Anda juga bias
meminta teman anda memukul sepotong besi dengan palu, dan anda
mencatat interval waktu Antara saat anda melihat palu menimpa objek
dan saat suara terdengar.

5. DATA DAN ANALISIS DATA

a. Catatan dan Data Percobaan


1. Dalam pembacaan skala utama dan skala nonius pada jangka sorong yang
harus diperhatikan adalah satuan dari skala tersebut. Skala utama dengan
satuan cm sedangkan skala nonius dalam satuan mm. Jangka sorong dapat
digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar maupun diameter sebuah benda
namun dalam skala kecil. Ketelitian jangka sorong mencapai 0.5 mm. objek
yang saya gunakan pada percobaan ini adalah bola mainan, tutup pelembab
dan tutup micellar water.
Tabel 5.1 Pengukuran dengan Menggunakan Jangka Sorong
No. Nama Objek Skala Skala Nonius Diameter
Utama
1. Bola mainan 4,3 cm 0,09 cm 4,39 cm
2. Tutup pelembab 8,7 cm 0,07 cm 8,77 cm
3. Tutup micellar water 5,5 cm 0,09 cm 5,59 cm

2. Dalam pembacaan skala utama dan skala nonius pada mikrometer sekrup
yang harus diperhatikan adalah bahwa skala utama terdiri dari skala : 1, 2,
3, 4, 5 dengan satuan mm, dan seterusnya yang berada pada bagian atas.
Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 juga dengan satuan mm, dan
seterusnya yang berada dibagian bawah. dan skala nonius terdiri atas skala
1 sampai dengan 50. Setiap skala putar atau skala nonius berputar mundur
1kali putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika
tersebut dapat diperoleh 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm. Objek yang
saya gunakan pada pengukuran menggunakan mikrometer sekrup adalah
tutup botol parfume,tutup rexona sachet dan tutup lipstik.
Tabel 5.2 Pengukuran menggunakan mikrometer sekrup
No Nama Objek Skala Skala Nonius Diameter
Utama
1. Tutup botol parfume 21,5 mm 0,14 mm 21, 64 mm
2. Tutup rexona sachet 13,5 mm 0,26 mm 13,76 mm
3. Tutup Lipstik 19 mm 0,25 mm 19,25 mm

3. Berikut data saat mengukur massa suatu benda dengan menggunakan


aplikasi weigh scale estimator
Tabel 5.3 Pengukuran Menggunakan Aplikasi timbangan
Data
No Nama Objek pengukuran
1 2 3
1. Mouse Laptop 0,154 Kg 0,158 Kg 0,167 Kg
2. Tempat Pensil 0,193 Kg 0,194 Kg 0,196 Kg
3. Charger Handphone 0,071 Kg 0,072 Kg 0,073 Kg
4. Stipo 0,034 Kg 0,036 Kg 0,037 Kg
5. Twin Pen 0,014 Kg 0,015 Kg 0,018 Kg

4. Berikut data saat mengukur intensitas suara menggunakan aplikasi


frequency counter.
Tabel 5.4 Pengukuran Menggunakan Aplikasi Sound Meter
No. Nama Objek dan keadaan objek Intensitas suara

1. Suara saat berada di dalam ruangan 2406,9756 Hz

2. Suara saat berada di luar ruangan 2016,0162 Hz

3. Suara mesin cuci saat dihidupkan 1873,9462 Hz

4. Suara kipas angin saat dihidupkan 245,2225 Hz


5. Saat saya mendengar suara pada frekuensi 20 hz yang dibangkitkan oleh aplikasi
frekuensi generator, suara tidak terdengar jika handphone diletakkan di depan
hidung, namun saat handphone didekatkan tepat di depan telinga terdengar seperti
suara getaran. Lalu saya mencoba mendengar lagi pada frekuensi 507 Hz, suara
sudah terdengar dan masih bisa didengar karena belum membuat telinga sakit saat
mendengarnya. Kemudian saya menaikkan lagi frekuensinya menjadi 2304 Hz,
dan saat mendengarnya suara yang dikeluarkan sudah membuat telinga sedikit
sakit. Saat saya menaikkan lagi frekuensinya menjadi 14185 Hz suara yang
dikeluarkan sangat nyaring, membuat telinga sakit dan ketika frekuensinya
kembali dinaikkan menjadi 20000 suara sudah tidak terdengar walaupun
didekatkan ke telinga suara getaran pun tidak ada.
6. Berikut data volume beberapa keadaan zat cair yang diukur pada percobaan 1.5.
Tabel 5.6 Pengukuran Menggunakan Suntik
No. Nama Objek dan keadaan objek Volume

1 Air, satu sendok makan 10 ml

2 Air, satu sendok teh 3,5 ml

3 Air satu tetes <0.1 ml

4 Embun di daun pada pagi hari <0.1 ml

7. Data interval waktu untuk percobaan 1.5


Tabel 5.7 Pengukuran Menggunakan Stopwatch
No Nama Objek dan Keadaan Objek Interval waktu

1. Membaca sebuah kalimat dengan ritme 00.07.98 S


cepat
2. Membaca sebuah kalimat dengan ritme 00.09.81 S
sedang
3. Membaca sebuah kalimat dengan ritme 00.14.48 S
lambat
4. Melempar botol ke atas hingga sampai ke 00.01.18 S
bawah
b. Pembahasan

Pada praktikum ini yaitu tentang pengukuran dan alat ukur,saya menggunakan
beberapa aplikasi untuk mengukur suatu objek. Untuk mengukur panjang suatu benda
dengan jangka sorong saya menggunakan aplikasi vernier caliper,mengukur intensitas
suara menggunakan sound meter,dan menimbang suatu masa benda menggunakan aplikasi
weight scale estimator. Sedangkan untuk mengukur volume tidak menggunakan aplikasi
tetapi menggunakan suntik yang berukurun 10 atau 50 ml.

Salah satu objek yang saya gunakan untuk diukur menggunakan jangka sorong
adalah bola mainan. Pertama-tama saya meletakkan bola tersebut diatas jangka sorong yang
ada di sebuah aplikasi,tepat di antara rahang bawah,setelah itu saya melihat angka nol pada
skala nonius yang sejajar dengan skala utama atau garis pada skala utama yang berada
tepat dibelakang nol pada skala nonius untuk menentukan nilai ukur skala utamanya, dan
setelah saya amati, nilai ukur skala utamanya bernilai 43 mm atau setara dengan 4,3 cm.
Setelah itu saya mencari nilai ukur skala noniusnya dengan cara menentukan garis yang
berhimpitan antara skala utama dengan skala nonius, dan nilai ukur skala noniusnya adalah
0,9 mm atau setara dengan 0,09 cm, kemudian skala utama dan skala nonius dijumlahkan
dan mendapat hasil 43,9 mm atau setara dengan 4,39 cm.

Pada pengukuran sebuah objek menggunakan mikrometer sekrup objek yang saya
gunakan adalah tutup botol parfume. Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang
terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm. Saat saya
mengukur tutup botol parfume, saya meletakkannya diantara poros tetap dan poros
geser,ketika poros gesernya belum sesuai dengan tutup botolnya,saya menggerakkan
bagian timbel agar tutup botol parfumenya benar-benar terjepit diantara poros tetap dan
poros geser. Setelah itu, saya mengamati nilai skala utamanya dengan cara melihat posisi
timble, yang mana letak posisi timble saat saya mengukur tutup botol parfume yaitu
melewati angka 21 di bagian atas dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati
satu garis bernilai 0,5 mm. Sehingga, pada bagian ini hasil pengukuran yaitu 21 + 0,5 mm
= 21,5 mm. Lalu, untuk nilai skala noniusnya didapatkan nilai 0,14 mm dengan cara melihat
garis horizontal di skala utama yang terhimpit atau sejajar dengan skala nonius. Maka, hasil
akhir pengukuran tutup botol parfume menggunakan mikrometer sekrup adalah 21,5 + 0,14
mm = 21,64 mm.

Saat saya melakukan praktikum mengukur massa suatu benda menggunakan


aplikasi weight scale estimator, aplikasi tersebut pertama-tama memberi petunjuk agar bisa
menggunakan timbangan yang ada pada aplikasi tersebut. Petunjuk pertama yang diberikan
adalah meletakkan aqua atau botol yang atau sesuatu yang berbentuk lingkaran untuk
diletakkan di atas layar handphone agar aplikasi tersebut dapat mendeteksi massa suatu
benda. Setelah saya mengikuti petunjuk tersebut barulah saya menimbang massa suatu
benda. Salah satu objek yang saya gunakan adalah mouse laptop, saya meletakkan mouse
laptop diatas layar hand phone kemudian muncul nilai massa benda tersebut dengan nilai
0,154 Kg, akan tetapi nilai tersebut berubah-ubah menjadi 0,158 Kg dan berubah lagi
menjadi 0,167 Kg. Hal tersebut membuktikan bahwa menimbang massa suatu benda
menggunakan aplikasi tersebut tidak tepat karena nilai yang keluar selalu berubah-ubah.

Pada praktikum pengukuran intensitas suara, saya menggunakan aplikasi


frequency counter, dan objek yang saya gunakan adalah suara teriakan saat berada di dalam
maupun di luar ruangan, suara kipas angin yang dihidupkan, dan yang terakhir suara mesin
cuci yang dihidupkan. Saat saya mengukur intensitas suara dari semua objek, aplikasi yang
saya gunakan langsung menunjukkan frekuensi dari suara yang terdengar, sehingga hasil
dari intensitas suara yang saya dapatkan tidak murni karena masih tercampur dengan suara-
suara lainnya,seperti saat saya mengukur suara teriakan yang berada di luar ruangan,banyak
tercampur dengan suara lain,misalnya suara motor,hewan, dan lain-lain.

Dalam percobaan mengukur volume air menggunakan suntik, objek yang


digunakan adalah,air satu sendok amkan dan satu sendok teh,setetes air dan juga embun di
daun saat pagi hari. Saya mendapatkan hasil sebagai berikut, volume satu sendok makan
air sama dengan 10 ml,satu sendok teh sama dengan 3,5 ml,setetes air kurang dari 0,1 ml
begitupun dengan embun di daun saat pagi hari.

Percobaan terakhir yaitu mengukur interval waktu dengan menggunakan


stopwatch, objek yang saya gunakan adalah botol sabun dan ritme saat membaca sebuah
kalimat. Saat saya mengukur interval waktu suatu botol sabun yang dilemparkan ke atas
hingga jatuh ke bawah, hasil yang saya dapatkan dapat berubah-ubah sesuai dengan tinggi
saat melempar botol ke atas. Lalu saat mengukur ritme bacaan juga dapat berubah-ubah,
karena kecepatan membaca saat ritme cepat,sedang dan lambat juga dapat berubah-ubah
jika dilakukakan berulang kali.

Semua percobaan yang telah saya lakukan hasil pengukuran setiap objek
menggunakan satuan yang telah ditetapkan oleh SI (Standar Internasional).
6. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup


hasilnya dapat didapatkan dengan cara menjumlahkan nilai skala utama dan
skala noniusnya.
2. Pengukuran pada aplikasi jangka sorong dan mikrometer yaitu vernier
caliper tidak akurat karena objek yang diukur tidak dapat dijepit sehingga
objek dapat bergeser-geser.
3. Pengukuran massa benda menggunakan aplikasi wight scale estimator tidak
akurat karena hasil massa suatu objek dapat berubah-ubah.
4. Pengukuran Intensitas suara menggunakan aplikasi ferquency counter tidak
murni karena masih terdengar suara dari yang bukan objek.
5. Percobaan mendengar suara di frekuensi 20 Hz tidak dapat didengar namun
saat didekatkan ke telingan terdengar seperti suara getaran, saat suara di
frekuensi antara 20 Hz hingga 20000 Hz, suara sudah terdengar,ada yang
terdengar nyaring dan sangat nyaring.
6. Pengukuran dengan menggunakan aplikasi di handphone tidak akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Nenni Mona A, dkk. 2019. MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1. Sumatera


Utara : Labolatorium Fisika Dasar Institut Teknologi Del.

Ridwan Abdullah Sani. 2012. PENGEMBANGAN LABORATORIUM FISIKA.


Medan : FMIPA Unimed.

L. Antika, dkk. 2012. PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA


JENIS ALUMUNIUM. Universitas Negeri Jakarta : Jurnal Fisika dan Aplikasinya,
vol. 13 Edisi 1 Mei 2012.

Riskawati, dkk. 2019. ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Makassar : LPP


Unismuh Makassar.
LAMPIRAN

1. Alat dan Bahan

➢ Jangka sorong

➢ Mikrometer sekrup

➢ Stopwatch

➢ Suntik

➢ Sound Meter
➢ Timbangan

2. Objek yang digunakan

➢ Tutup micellar Water

➢ Tutup pelembab

➢ Tutup parfurm

➢ Bola mainan
➢ Mesin cuci

➢ Kipas angin

➢ Tempat Pensil

➢ Sendok makan

➢ Sendok teh

➢ Tutup rexona sachet


➢ Mouse laptop

➢ Botol sabun kosong

➢ Twin pen

➢ Stipo

Anda mungkin juga menyukai