Bab6-PemanenanAirHujan BPPT
Bab6-PemanenanAirHujan BPPT
Rain harvesting atau pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air
hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi, untuk
penggunaan masa depan untuk memenuhi tuntutan konsumsi manusia
atau kegiatan manusia
Definisi yang lain pemanenan air hujan (rainwater harvesting)
adalah pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian air hujan dari
atap, untuk penggunaan di dalam dan di luar rumah maupun bisnis
(www.rainharvesting.com.au).
Menurut peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun
2009 pasal 1 ayat 1: Pemanfaatan air hujan adalah serangkaian kegiatan
mengumpulkan, menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke dalam
tanah. Sedangkan pada pasal 3 disebutkan, kolam pengumpul air hujan
adalah kolam atau wadah yang dipergunakan untuk menampung air hujan
yang jatuh di atap bangunan (rumah, gedung perkantoran atau industri)
yang disalurkan melalui talang.
Sebuah sistem pemanenan air hujan terdiri dari tiga elemen dasar:
area koleksi, sistem alat angkut, dan fasilitas penyimpanan. Tempat
penampungan dalam banyak kasus adalah atap rumah atau bangunan.
Luas efektif atap dan bahan yang digunakan dalam membangun atap
mempengaruhi efisiensi pengumpulan dan kualitas air.
Sebuah sistem pengangkutan biasanya terdiri dari talang atau pipa
yang memberikan air hujan yang jatuh di atas atap untuk tangki air atau
kapal penyimpanan lain. Baik drainpipes dan permukaan atap harus
terbuat dari bahan kimia lembam seperti kayu, plastik, aluminium, atau
fiberglass, untuk menghindari efek buruk pada kualitas air.
Air akhirnya disimpan dalam tangki penyimpanan atau tadah, yang
juga harus terbuat dari bahan inert. beton bertulang, fiberglass, atau
78
stainless steel adalah bahan yang cocok. Tangki Penyimpanan dapat
dibangun sebagai bagian dari bangunan, atau mungkin dibangun sebagai
unit terpisah letaknya agak jauh dari gedung. Salah satu contoh sistem
pemanenan atau penampungan air hujan yang berasal dari atap rumah
dapat dilihat seperti pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Yang
Berasal Dari Atap.
80
Gambar 6.3 : PAH Di Bawah Permukaan Tanah
Sumber: rainharvesting system
81
Gambar 6.5 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Di
Sangata, Kaltim.
Gambar 6.6 : Salah Satu Contoh Sistem Penampungan Air Hujan Untuk
Peternakan Sapi, Sangata, Kaltim.
82
6.3 Sistem Penampungan Air Hujan Dan Sumur Resapan
Air hujan yang jatuh pada atap rumah dapat dimanfaatkan untuk
keperluan sehari-hari dengan terlebih dahulu ditampung dalam
Pemanenan Air Hujan (PAH) dan dilakukan proses pengolahan secara
sederhana, Jika PAH sudah penuh air dialirkan kedalam sumur resapan.
Penampungan Air Hujan ini didesain dengan volume 10 m3,
dilengkapi dengan sistem penyaringan yang berupa saringan pasir dan
kerikil dan flotasi. Sistem penyaringan ini diharapkan mampu menyaring
daun-daun, debu atau pasir yang jatuh di atap genting, sehingga tidak
masuk kedalam PAH. Jika hujan yang jatuh cukup lebat, maka PAH sudah
penuh, airnya akan mengalir kedalam sumur resapan.
PAH kontruksinya terbuat dari beton, bentuk kotak, panjang 500
cm, dalam 235 cm dan lebar 110 cm dilengkapi dengan pompa dan filter
untuk pemanfaatan air yang telah ditampung. Desain kombinasi
pemanenan air hujan dan sumur resapan, ditujukan untuk menangkap air
hujan yang jatuh pada atap bangunan agar tidak menjadi aliran permukaan
(run off) pada saat hujan dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan MCK,
jika hujan berlebih air dari kolam pemanenan akan mengalir ke sumur
resapan dan meresap kedalam tanah. Sistem kombinasi penampungan air
hujan dan sumur resapan dapat dilihat pada Gambar 6.7.
Gambar 6.7 : Sistem Penampungan Air Hujan (PAH) dan Sumur Resapan.
83
Pemanenan air hujan akan mampu menahan air dalam jumlah besar
dan sangat siknifikan dalam mengurangi jumlah aliran permukaan. Jika
dilakukan dalam jumlah besar dan missal dapat mengurangi banjir atau
genangan pada suatu wilayah. Pemanenan air hujan juga mengantisipasi
limpasan air pada wilayah-wilayah yang sangat lambat dalam peresapan
atau pada tempat-tempat yang mempunyai air permukaan yang tinggi,
disamping itu air hasil tangkapan sangat bermanfaat untuk keperluan
sehari-hari, mengurangi ketergantungan pada air tanah dan PDAM.
Air yang tidak tertampung dalam pemanenan akan diresapkan pada
sumur resapan biasa, dengan volume yang disesuaikan dengan kondisi
dilapangan. Air yang sudah tertampung kedalam tangki PAH dapat
dimanfaatkan sebagai air bersih yang dapat digunakan untuk keperluan
mandi, cuci, kakus (MCK). Untuk itu dilengkapi dengan pompa sedot, filter
multi media dan kontrol panel. Kontrol panel berfungsi untuk mengatur
opersional pompa, memberikan tanda kepada operator apakah dalam
tangki PAH ada air atau kosong. Indikasi adanya air dalam tangki PAH
ditandai dengan lampu yang menyala hijau. Sistem opersional
penampungan air hujan, sumur resapan serta pengolahan air hujan dengan
filter multi media dapat dilihat pada Gambar 6.8. Sedangkan penampungan
air hujan serta filter multi media yang telah terpasang dapat dilihat pada
Gambar 6.9 dan Gambar 6.10.
84
Gambar 6.9 : Kombinasi Pemanenan air Hujan dan Sumur Resapan.
Gambar 6.10 : Filter Multi media Untuk Pengolahan Air Hujan Untuk
Keperluan Air Bersih.
85
6.4 Pemamenan Air Hujan Dengan Embung
86
Pembuatan embung sebenarnya tidak terlalu sulit untuk
dilaksanakan, namun harus memenuhi beberapa kriteria misalnya jenis
tanah, kemiringan, tipe curah hujan, ukuran dan luas daerah tangkapan
hujan. Penandaan alur air limpasan harus segera diketahui melalui
pengamatan pada musim hujan, sehingga arah aliran air tersebut sebagai
dasar penentuan letak embung. Disamping itu yang lebih penting lagi
adalah dasar filosofi pembuatan embung secara ekologi - hidrolik haruslah
berorientasi pada embung yang alami artinya bahwa dalam
pengelolaannya berangkat dari filosofi embung alami bukan berangkat dari
filosofi reservoir atau kolam tando bangunan sipil hidro.
Embung yang alami memenuhi kondisi ekologi-hidrolik dan
dilingkari oleh pohon dan vegetasi yang secara umum dibedakan menjadi
tiga ring. Ring pertama pada umumnya ditumbuhi pohon-pohon besar
yang biasa ada di daerah yang bersangkutan. Ring kedua dipenuhi dengan
pepohonan yang lebih kecil yang relative kurang rapat dibanding ring
pertama. Ring ketiga atau ring luar berbatasan dengan daerah luar
embung, dengan tingkat kerapatan tanaman yang lebih jarang. Jika kondisi
ini punah maka kan mempengaruhi umur dari embung itu sendiri. (Toto
Subagyo).
Untuk dapat mengkondisikan menjadi embung alami maka perlu
penggalakan penghijauan daerah disekitar embung sehingga akan
menciptakan daerah tangkapan hujan yang makin luas dan akan
mengakibatkan terjaminnya ketersediaan air pada embung tersebut. Selain
itu perlu diberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pemeliharaan
embung bukan hanya menjadi tugas pemeintah tetapi merupakan tugas
bersama antara masyarakat dan pemerintah.
88
Pemanenan air hujan adalah salah satu cara untuk beradaptasi terhadap
variabilitas curah hujan saat ini dan masa depan. Pemanenan air hujan
telah diterima oleh masyarakat pedesaan di SAB. Mereka belajar hidup
dalam harmoni dengan alam iklim semi-arid. Mereka memahami bahwa air
harus dikelola dalam cara terpadu, mempertimbangkan sumber (hujan, air
permukaan, tanah dan air tanah), dan penggunaan air (untuk lingkungan,
domestik, pertanian dan keperluan darurat). Salah satu contoh sistem
penampungan air hujan dapat dilihat pada Gambar 6.12.
Gambar 6.12 : PAH no. 84625 di Brazil Dalam Program Untuk 1 Juta Tangki
Air.
Sumber: UNEP/SEI, 2009
89
300 milimeter. Faktor rendahnya curah hujan ini telah dihubungkan
dengan kemiskinan dan Gansu dipandang sebagai salah satu daerah miskin
di Cina. Secara tradisional, masyarakat Provinsi Gansu selalu tergantung
pada air hujan sebagai sumber utama pasokan air; penggalian 20 meter
kubik tanah liat berjajar tangki air bawah tanah di tanah loess untuk
menyimpan aliran permukaan sangat umum di daerah ini. Walaupun
dengan usaha pembuatan tangki air bawah tanah, pada tahun-tahun
kering, usaha ini tidak bisa selalu membantu keterediaan air yang cukup
dan orang-orang dipaksa untuk perjalanan jauh ke sungai atau untuk
bergantung pada truk air pemerintah.
The Gansu Research Institute meluncurkan proyek 1-2-1 untuk
pemeliharaan air dengan dukungan dari pemerintah. Proyek-proyek ini
didasarkan pada uji coba tes, pada demo plant dan proyek pilot yang
dilaksanakan sejak tahun 1988. Setiap keluarga diberikan dengan satu unit
atap (yang terbuat dari tanah liat) sebagai area tangkapan, dua tangki air
dan terpal plastik untuk pengumpulan limpasan air hujan pada satu area.
Tangki tanah liat tradisional Shuijiao diperbaiki dengan melapisinya dengan
semen atau logam kecil yang melekat pada mereka. Salah satu contoh
sistem pemanenan air hujan di Gansu, Cina dapat dilihat seperti pada
Gambar 6.13.
Gambar 6.13 : Salah satu Contoh Sistem Pemanenan Air Hujan Di Gansu,
Cina.
90
Tangki yang dipasang di atap dan halaman disemen ini
menggantikan daerah tangkapan tanah polos. Sebuah parit kemudian
dibuat di sekitarnya yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan untuk
menyiram sayuran yang dihasilkan. Cara Ini sederhana, efektif namun
murah, pendekatan proyek ini telah membantu lebih dari 200.000 keluarga
dan memastikan bahwa sekitar satu juta orang diberikan bukan saja
dengan air yang cukup tapi juga dengan tanaman yang baik. Pada tahun
2000, sebanyak 2.183.000 tank air hujan telah dibangun dengan total
kapasitas 73.100.000 meter kubik di Provinsi Gansu, penyediaan air minum
bagi 1,97 juta orang dan tambahan irigasi untuk 236.400 ha lahan.
Manfaat yang diperoleh dengan penerapan pemanenan air hujan di
Cina Barat Laut, Cina Utara, dan Guangxi (daerah kekeringan) adalah, erosi
tanah berkurang, pendangkalan sungai dan bendungan berkurang, dan
mengurangi banjir di samping mencukupi kebutuhan air keluarga.
91
Gambar 6.15 : Rainwater Harvesting Tank At Hospital, Australia Hauber-
Davidson.
Hampir tiga perempat dari Sri Lanka terletak pada apa yang secara
luas dikenal sebagai 'Dry Zone', terdiri dari setengah utara dan seluruh
timur negara itu. Curah hujan tahunan rata-rata di wilayah ini umumnya
antara 1,200-1,800 mm. Tahunan 2540 mm sampai lebih dari 5080 mm di
barat selatan Pulau dan kurang dari 1250 mm di barat laut dan selatan
timur. Karena ketersediaan sumber air alternatif di masa lalu, tidak ada
tradisi lagi menampung air hujan untuk pasokan domestik. Namun
demikian, di daerah perbukitan banyak kekurangan akses ke sumur yang
dapat diandalkan atau koleksi air dilakukan secara gravitasi dengan
menggunakan pipa. Untuk mendapatkan air kadang membutuhkan
perjalanan yang panjang menuju sumber air, sering perjalanan ditempuh
dengan berjalan kaki, jalan menandak dan kadang wadahnya jatuh.
Setelah sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1995, pasokan
air masyarakat dan proyek sanitasi pertama melakukan demonstrasi dan
pilot proyek yang melibatkan pembangunan sekitar seratus tanki 5-meter
kubik untuk suplai air rumah tangga. Dua desain dikembangkan sebuah
tangki bawah permukaan bata dan tangki forrocement permukaan. Untuk
atap berukuran rata-rata 60 meter kubik rumah tangga di wilayah proyek
bisa berharap yang setara pasokan air hujan menjadi antara 150-200 liter
per hari atau bahkan lebih tinggi selama sebagian tahun basah. Forum-
pemanenan air hujan Srilanka didirikan pada tahun 1996 untuk
mempromosikan penerapan air hujan untuk aplikasi air hujan untuk
93
keperluan rumah tangga di seluruh negeri dan untuk mengembangkan
teknologi dan membuat petunjuk untuk praktek pemanenan air hujan yang
baik.
Dengan curah hujan cukup diseluruh negara, pemanenan adalah
pilihan yang layak untuk menyediakan air minum yang aman bagi
masyarakat yang hidup di pemukiman bukit di pusat pegunungan dan
untuk mereka yang tinggal di zona kering utara tengah dan selatan. Dalam
dua bidang terakhir, masyarakat baik yang tidak memiliki akses terhadap
air minum yang aman atau air tanah yang tersedia terlalu payau untuk
diminum. Di zona kering selatan, salinitas air tanah merupakan ancaman
utama bagi konsumsi manusia, karena perjalanan bangsa ini selama
berjam-jam untuk memasok kota sumber terdekat atau masyarakat
dengan baik. Karena kesulitan pengumpulan air minum yang aman, orang-
orang di zona kering mempunyai sistem pemanenan air hujan tradisional
mereka sendiri. Sistem ini digunakan selama musim hujan dan koleksi
mereka terbatas pada peralatan rumah tangga karena tidak ada
penyimpanan. Contoh Penerapan pemanenan air hujan di Srilanka dapat
dilihat pada Gambar 6.16 dan Gambar 6.17.
94
Gambar 6.17: Sistem Penampung Air Hujan Dari Atap.
95
mengalami monsun barat daya. Curah hujan tahunan berkisar dari 102 cm
di timur laut hingga lebih dari 380 cm di semenanjung. Secara tradisional
orang mengumpulkan air hujan untuk menggunakannya secara eksklusif
untuk minum dan memasak. Orang lebih suka air hujan hingga untuk air
lainnya karena rasanya. Untuk rakyat perdesaan Thailand umumnya
menggunakan setidaknya dua sumber air. Air hujan dari stoples dan tangki
serta air tanah dangkal dari tabung sumur. Pembangunan lebih dari 10 juta
1-2 guci forrocement meter kubik untuk penyimpanan air hujan di Thailand
telah menunjukkan potensi dan kesesuaian sistem tangkapan sebagai
teknologi pasokan air utama perdesaan.
Pemanenan air hujan dengan guci hampir digunakan oleh semua
rumah individu dan dengan demikian mereka memiliki akses ke sepanjang
tahun untuk air bersih. Wadah didatangkan dalam berbagai kapasitas dari
100 sampai 3.000 liter dan dilengkapi dengan tutup, keran, dan tirisan.
Ukuran yang paling populer adalah 2.000 liter, dengan biaya 750 Baht, dan
menyimpan air hujan cukup untuk sebuah rumah tangga enam orang
selama musim kering, berlangsung hingga enam bulan. Contoh Penerapan
pemanenan air hujan di Thailand dapat dilihat pada Gambar 6.17.
97
6.5.7.2 Pemanenan Air Hujan Untuk Bangunan Tingkat Tinggi
Sistem ini diterapkan di sebuah gedung 15 lantai, air hujan dari atap
dikumpulkan dialirkan ke dua tangki air hujan dan air hanya digunakan
untuk pembilasan. Kualitas air dapat diterima dalam hal warna, kekeruhan
dan kandungan bakteriologis meskipun total padatan dan tingkat klorida
yang sedikit lebih tinggi.
Sebuah sistem dual mode sederhana didirikan di tangki koleksi yang
ditempatkan di atap gedung. Sebuah penilaian ekonomi menetapkan
bahwa ada penghematan air efektif 13,7%. Biaya air hujan itu s $ 0,395 (US
$ 0,25) per meter kubik, cukup ekonomis bila dibandingakan terhadap
biaya air minum S $ 0,535 (US $ 0,33). Skema Sistem PAH Di Bangunan
Bertingkat Di Singapura dapat dilihat pada Gambar 6.19.
99
tumbuh di kota besar di seluruh dunia, terutama di Asia. Di Tokyo dan di
tempat lain di Jepang ikut tertarik dalam penggunaan sistem penyimpanan
air rumah tangga, yakni untuk pemadam kebakaran dan untuk keperluan
lain. Resevoir rumah tangga tersebut juga bisa menyediakan pasokan air
darurat domestik termasuk untuk setiap peristiwa gempa besar. Walaupun
air hujan masih belum banyak dimanfaatkan di Tokyo, telah ada investigasi
serius ke peran potensi sistem tangkapan air hujan yang bisa berperan
dalam penyediaan air, penanganan stratagies banjir dan mitigasi bencana.
Pada tingkat masyarakat, fasilitas air hujan pemanfaatan sederhana
dan unik, "Rojison", telah didirikan oleh penduduk setempat di distrik
Mukojima Tokyo untuk memanfaatkan air hujan yang dikumpulkan dari
atap rumah-rumah pribadi untuk penyiraman kebun, pemadam kebakaran
dan air minum dalam keadaan darurat. Sistem pemanfaat air hujan
sederhana di Tokyo Jepang dapat dilihat pada Gambar 6.20. Untuk saat ini,
sekitar 750 bangunan swasta dan publik di Tokyo telah memperkenalkan
koleksi dan sistem pemanfaatan air hujan. Pemanfaatan air hujan sekarang
berkembang baik di tingkat publik dan swasta.
Sebuah arena Sumo-gulat di kota Sumida menggunakan air hujan
dalam skala besar. Atap dengan luas 8.400 m2 di arena ini berfungsi
sebagai daerah tangkapan permukaan untuk sistem pemanfaatan air
hujan. Sistem saluran mengumpulkan air hujan ke tangki penyimpanan
1.000 m3 bawah tanah dan menggunakannya untuk menyiram toilet dan
pendingin udara. Melalui contoh dibawah ini, banyak fasilitas umum baru
termasuk Balai Kota yang sudah mulai memperkenalkan sistem
pemanfaatan air hujan.
100
Gambar 6.20 : "Rojison", Fasilitas Pemanfaatan Air Hujan Yang Sederhana
Dan Unik, Di Tingkat Masyarakat Di Tokyo, Jepang.
101
Gambar 6.21 : Alat Pengukur Curah Hujan Pertama Di Dunia (di Korea).
Catatan: Alat pengukur curah hujan ini dibangun pada tahun 1441 oleh Raja Agung Sejong dan
telah digunakan sejak saat itu. Alat ini diditribusikan kepada pemerintahan lokal dibawah
pengawasan raja. Data curah hujan yang diukur dikumpulkan melalui jaringan nasional dan
catatannya disimpan lebih dari 500 tahun setelah pengembangannya.
102
akhirnya, hal ini akan dapat membantu negara-negara untuk memenuhi
Millenium Development Goals (MDGs), dan penggunaan air yang efisien
akan membutuhkan energi yang lebih sedikit serta mendukung
infrastruktur yang berkelanjuta (Han Mooyoung, 2008).
Seluruh sumber air kita yaitu baik air permukaan maupun air tanah
berasal dari air hujan. Pengumpulan langsung dan penggunaan air hujan
tidak hanya menghemat energi yang dibutuhkan untuk pengolakan dan
perpindahan air, tetapi juga meningkatkan faktor keamanan terhadap
kerusakan oleh banjir, kekurangan air, polusi, atau kebakaran. Pemanenan
air hujan harus dipertimbangkan sebagai pilihan pertama untuk suplai air
untuk sistem pemasok air yang baru maupun yang telah ada sebelumnya.
103
Apabila kita mengimplementasikan sistem pemanenan air hujan (RWH)
pada sistem pemasok air skala besar yang sudah ada, kita akan
menciptakan sebuah struktur pengelolaan air yang lebih fleksibel dan
aman.
104
kecil untuk kekeringan. Hukum atau peraturan penyediaan air hanya
menangani manajemen sumber daya air, dengan sedikit penekanan pada
bidang utama lainnya. Sebuah model pengelolaan ideal akan mencakup
semua permasalahan utama.
Gambar 6.22 : Sistem Pengelolaan Air Hujan Multi Fungsi (Tujuan) di Korea.
105
dan teori-teori dikembangkan melalui pengalaman yang diperoleh pada
proyek percontohan di sekolah-sekolah dan beberapa pangkalan militer.
SMG telah terganggu oleh kerusakan yang berulang pada kota oleh banjir,
karena daerah perkotaan ditutupi dengan permukaan tidak tembus air.
Sebagai pemulihannya, SMG kini memberlakukan contoh pertama dari
pengelolaan air hujan multi-tujuan.
106
Diagram yang menampilkan pemantauan beberapa sistem tangki untuk
Pencegahan Banjir Perkotaan dan Konservasi Air dapat dilihat seperti pada
Gambar 6.23.
107
Gambar 6.24 : Contoh Rancangan Tangki Air Hujan Multi-Fungsi.
110
1) Penelitian dan Pengembangan Teknologi
• Kuantitas air.
• Kualitas air.
Sangat penting untuk menjaga kualitas air hujan yang baik selama
pengumpulan dan penyimpanan dengan teknologi pengolahan yang tepat.
Kesehatan merupakan pertimbangan yang penting ketika air hujan
digunakan untuk keperluan minum. Untuk pengobatan air hujan
dikumpulkan dari permukaan yang berbeda, seperti atap, jalan, dan
ladang, diperlukan sistem pengolahan air dengan biaya dan energy yang
rendah.
111
Harvesting and Managemnent) diperlukan untuk mengatasi kebutuhan air
yang meningkat dan untuk meningkatkan rasio water independency dari
sebuah bangunan atau kota.
2) Pertukaran Informasi
Cara yang paling penting dan efisien untuk memecahkan masalah air dunia
adalah untuk mengajarkan generasi berikutnya ketika mereka berada di
sekolah dengan memasukkan dalam program belajar mereka. Di Republik
Korea, museum air hujan ini terbuka untuk mahasiswa dan masyarakat,
menunjukkan pentingnya pemanenan air hujan dengan menampilkan
teknologi serta budaya yang berbeda. Cara terbaik untuk
menginformasikan generasi saat ini adalah dengan menggunakan media
massa, seperti TV, surat kabar, dan internet. Untuk setiap kelompok
khusus, sebuah program pendidikan yang unik dapat dikembangkan.
Misalnya, mengingat dinas militer wajib bagi laki-laki di Republik Korea,
program pendidikan tentang RWH di ketentaraan dengan mudah dapat
meningkatkan kesadaran setengah dari populasi Korea. Salah satu cara
yang paling efisien pendidikan menggunakan DVD, terutama bagi generasi
muda dan masyarakat umum.
4) Jaringan Internasional
Jaringan baik untuk ahli dan warga di dunia disarankan. Para ahli di
bidang pengelolaan sumber daya air dapat bekerja sama dalam penelitian,
regulasi, dan pengembangan teknologi. Untuk jaringan warga, sebuah
website dibuka untuk membangun persahabatan dan pemahaman antara
112
generasi sekarang dan masa depan. Melalui jaringan ini, orang dapat
berbagi informasi tentang air hujan dan budaya air hujan serta menikmati
interaksi antar satu sama lain. Beberapa acara sampingan menarik dapat
diselenggarakan, yang meliputi kontes pengumpulan air hujan, esai air
hujan, kontes menggambar dan foto, serta aktivitas lain untuk menemukan
budaya dan tradisi yang berhubungan dengan air hujan. Kelompok spesialis
Pemanenan dan pengelolaan air hujan telah didirikan di IWA (International
Water Association) untuk melakukan penelitian, promosi dan membuat
jaringan internasional.
113