Anda di halaman 1dari 7

ROLE PLAY

BAYI BARU LAHIR


Pemeran :
a) Ibu Asti
b) Pak Joko
c) Ibu Sukma
d) Ibu Dewi
e) Ibu Cika
f) Ibu Ade
g) Bidan Sita
h) Ibu Dita
i) Pak Andri
j) Bu Ani
Disuatu desa yang terpencil hiduplah sekelompok masyarakat yang sangat
menuruti budaya yang turun-temurun, disana juga terdapat ibu yang sedang
hamil, suasana di desa ini sangatlah indah, masyarakatnya saling tolong
menolong dan sangat ramah. Disuatu rumah, ada seorang Ibu yang sedang
hamil yaitu Ibu Asti, ia sedang menyapu teras rumahnya,, rumah Ibu Asti sangat
sederhana dan terlihat bersih, ia tinggal bersama suaminya yang bernama Pak
Joko dan ibu mertuanya bernama Ibu Sukma. Suatu hari Ibu Dewi melewati
rumah Ibu Asti karena hendak pergi ke warung yang dekat dengan rumah Ibu
Asti. Ibu Dewi yang melihat Ibu Asti di depan rumahnya langsung menyapanya
Ibu Dewi : “Permisi Ibu, aduh rajin sekali Bu...”
Ibu Asti : “eh Bu Dewi, iya nih saya didalem rumah bosen, daripada ngga
ngapa-ngapain mending saya nyapu aja. Bu dewi mau kemana ?” (Bu asti
langsung menghentikan aktivitasnya)
Ibu Dewi : “Ini Bu, saya mau ke warung beli sayuran. Kandungannya sudah
besar ya Bu, sudah berapa bulan?” (jawab bu Dewi sambil memegang perut
buncitnya bu Asti)
Ibu Asti : “sekarang sudah 9 bulan Bu. Doakan ya semoga lancar
persalinannya”
Ibu Dewi : “amiin, semoga sehat terus ya bayinya
Ibu Asti : “Amiin”
Ibu Dewi : “Ya sudah Bu kalau begitu saya ke warung dulu ya”
Ibu Asti : “Oh nggih Bu, silahkan” (kata bu asti dengan ramah)
Ibu Dewi : “Mari Bu”
Ibu Asti : “Mari”
Ibu Dewi pun berjalan pergi ke Warung.

Selang beberapa hari, ada seorang bidan yang baru datang dari Kota dan
ditugaskan di Desa Cikoneng. Bidan tersebut bernama Bidan Sita. Pada suatu
hari Bidan Sita pergi jalan-jalan keliling kampung Desa Cikoneng. Setelah
Bidan sita merasa cukup berkeliling kampungnya, bidan Sita melihat satu
rumah yang banyak sekali Ibu-ibu sedang berkumpul dan saling bercanda ria.
Bidan Sita yang melihat hal itu langsung pergi menuju rumah tersebut.
Bidan Sita : “Assalamualaikum Ibu-ibu”
Ibu-ibu : “Waalaikumsalam” (jawab mereka serempak)
Bidan Sita : “Bagaimana Kabarnya Ibu-ibu?”
Ibu-Ibu : “Alhamdulillah Baik”
Ibu Dewi : “Dari mana Ibu?”
Bidan Sita : “Oh, saya dari Kota Bandung. Saya sedang ditugaskan menjadi
bidan di desa ini. Perkenalkan nama saya Sita Marlina, Ibu-Ibu bisa panggil
saya Sita.”
Ibu Dewi : “Oh bidan baru?”
Bidan Sita : “Iya Bu, mungkin disini ibu-ibu kalau butuh bantuan, Ibu bisa ke
Puskesmaas atau ke tempat tinggal saya ya Bu”
Ibu Dita : “Oh Ibu ini yang tinggal di rumah dinas itu?”
Bidan Sita : “Iya Bu. Mari Bu saya ke Puskesmas dulu”
Ibu Dita : “Mari”
Tak lama kemudian bidan itu pergi menuju puskesmas, para Ibu-ibu merasa
tidak percaya dengan adanya bidan di Desa mereka, karena mereka lebih
percaya dengan dukun dan itu sudah menjadi kebiasaan yang turun-temurun
para warga desa Cikoneng dalam melakukan persalinan.
Ibu Dita : “Eh Bu, ngapain yah bidan itu disini, tidak akan dipakai dia disini”
Ibu Dewi : “Iya Bu, kita kan disini punya Mak Onah yang suka bantu-bantu
orang melahirkan”
Ibu Dita : “Iya, buang-buang waktu aja yah bidan itu”
Ibu Dewi : “Iya yah. Ya sudah aku mau pulang dulu, udah sore belum masak.
Nanti suami saya pulang kerja kelaperan lagi”
Ibu Dita : “iya Bu”
Ibu Ratna dan Ibu Dewi pun pergi pulang kerumahnya mereka masing-masing.

Suatu waktu, Ibu Asti merasakan sakit di perutnya yang sudah tidak bisa
ditahan lagi karena ia merasa akan segera melahirkan bayinya. Suami Ibu Asti
dan Ibu mertuanya pun sangat cemas.
Ibu Asti : “Bu... perut Asti sakit banget Bu...”
Ibu Sukma : “Iya nak sabar sebentar”
Ibu Asti : “Pak... aku udah ngga tahan lagi... perutku sakit banget”
Pak Joko : “Iya Bu, sebentar... bapak ambil perlengkapan persalinan dulu”
Setelah Pak Joko mengambil tas yang berisi perlengkapan persalinan, Pak Joko
langsung menghampiri Istrinya
Pak Joko : “Ayo Bu”
Pak Joko memapah Ibu Asti untuk pergi ke rumah Mak Onah. Setelah sampai
dirumah Mak Onah. Pak Joko langsung mengetuk pintu rumah Mak Onah.
Tok...tok...tok
Pak Joko : “Mak, tolong istri saya Mak”
Setelah Pintu terbuka, Mak Onah yang melihat keadaan Ibu Asti yang tengah
kesakitan langsung menyuruh Ibu Asti, Pak Joko, dan Ibu Mertuanya masuk
kedalam rumah Mak Onah.
Mak Onah : “Oh ayo silahkan masuk bu”
Mereka pun masuk. Selama menunggu persalinan Ibu Sukma dan Pak Joko
menunggu disamping Ibu Asti dan menanti kelahiran anak pertama sekaligus
cucu pertama untuk Ibu Sukma. Pak Joko meremas jari-jarinya dan membaca
doa untuk kelancaran persalinannya. Tak lama kemudian, persalinan telah
selesai dilaksanakan dan bayinya pun lahir. Akan tetapi, setelah melahirkan Ibu
Asti langsung pingsan tak sadarkan diri. Dan bayinya terlihat mengap-mengap.
Ibu sukma dan Pak Joko yang melihat Ibu Asti pingsan pun menangis.
Ibu sukma : “Asti.. ti.. bangun nak”
Pak Joko : “Bu... bangun bu...”
Ibu sukma : “Mak, ini Asti kenapa Mak?”
Mak Onah : “Sabar, sebentar lagi juga bangun”
Lalu Mak Onah pun langsung mengurus bayi yang baru lahir tersebut. Pak Joko
yang melihat seperti ada yang aneh pada bayinya langsung bertanya pada Mak
Onah
Pak Joko : “Mak, Anak saya kenapa Mak?”
Mak Onah : “Biasanya saya kalau menolong melahirkan tidak seperti ini”
Ibu Sukma : “Mak, Kenapa dengan cucu saya Mak?”
Mak Onah : “Bentar ya, saya tongengkan dulu”
Sebelum Mak Onah menongengkan bayinya, Pak joko yang takut terjadi
sesuatu pada anak pertamanya langsung mencegah Mak Onah
Pak Joko : “Mak, jangan Mak. Itu anak saya”
Mak Onah : “tidak apa-apa sudah biasa bayi mengap-mengap seperti ini”
Pak Joko : “kasihan Mak, itu anak saya Mak”
Mak Onah yang melihat Pak Joko selalu mencegah apa yang akan dilakukan
oleh Mak Onah pun merasa kesal
Mak Onah : “diam kamu cerewet sekali, sudah diam saja kamu”
Pak Joko yang tidak tega melihat anaknya, langsung mengambil anaknya dari
pangkuan Mak onah.
Pak Joko : “Mak, saya tidak percaya sama Emak. Saya mau ke Bidan aja lah
Mak”
Mak Onah : “eh jangan, jangan ke Bidan. Saya sudah lama disini. Bidan itu
baru disini. Sudah, percayakan saja sama saya”
Ibu sukma yang melihat kelakuan Pak joko yang hendak memberikan bayinya
untuk diperiksakan ke Bidan langsung melarangnya
Ibu Sukma : “Jangan Joko, Kita tidak bisa percaya sama orang baru itu. Sudah,
Kita percayakan saja sama Mak Onah”
Namun, Pak Joko langsung bergegas menuju rumah bidan desa itu yaitu Bidan
Sita. Dengan langkah tergesa-gesa dan berlari-lari kecil untuk meminta bantuan
bidan secepatnya agar sang anak dapat tertolong dan selamat. Sesampainya di
rumah bidan, Pak Joko langsung menghampiri Bidan Sita yang berada di
Puskesmas.
Pak Joko : “ Assalamu’alaikum. Bu bidan tolong anak saya Bu”
Bidan Sita : “waalaikumsalam. Iya iya Pak”
Bidan Sita langsung menanggapinya dengan cepat.
Bidan Sita : “saya cek dulu ya Pak”
Bidan sita memeriksa denyut nadi dan detak jantung bayi pak joko.
Pak Joko : " Gimana bu keadaan anak pertama saya " ( tanyanya dengan penuh
kecemasan )
Bidan Sita : " Maaf pak bayi bapak sudah tidak dapat ditolong. Allah lebih
menyayanginya pak. "
Joko : " Maksud bapak anak saya sudah meninggal pak " ( tanya pak joko
dengan wajah sendu )
Bidan Sita : " iya pak. Yang sabar pak. Sebaiknya bapak menyiapkan
pemakaman anak bapak. bapak juga memberi kekuatan sama istri bapak untuk
sabar dan ikhlas pak. Semoga cepat dikaruniai anak kembali pak. "
Joko : " huhuhu. Nak kenapa kamu pergi secepat ini. Padahal bapak sudah
menunggu kamu dari kamu ada di perut ibumu. huhuhu "
Pada hari itu warga berduka atas kematian anak pak joko dan bu asti. Warga
mulai berbincang bincang tentang kematian anak pak joko dan bu asti.
Ibu cika : " Kasian yah pak joko sama bu asti kehilangan anaknya yang pertama.
Kok bisa gitu ya bu ade ? "
Ibu Ade : " Iya bu kasian banget yah. Padahal itu anak pertama yang pasti
ditunggu tunggu selama 2 tahun belum dikaruniai anak. "
Ibu Cika : " Iya yah mak onah gak biasanya bantu ibu melahirkan sampai
anaknya meninggal gitu. "
Ibu Ade : " Kayaknya mulai sekarang kita kalau ada yang melahirkan atau sakit
ke bu bidan sita aja jangan ke mak onah bu. "
Ibu Cika : " iya bu bener. Eh jadi lupa saya udah ditunggu suami dirumah. saya
pulang dulu ya bu ade. "
Ibu Ade : " Iya bu saya juga mau masak jadi lupa hehe. "
Suatu hari anak dari Pak Andri dan Bu Ani mengalami sesak nafas. Pak andri
dan bu Ani berdebat akan membawa anaknya ke mak onah atau ke bidan sita.
Pak Andri : " Bu ini gimana anak kita mengap mengap gitu kasian bu. Ayo kita
bawa ke mak onak bu. "
Bu Ani : " Jangan ke mak onah pak. kita ke bidan sita saja. Aku takut anak kita
meninggal kaya anak bu asti. "
Pak Andri : " Ya sudah bu ayo cepat kita ke rumah bidan Sita "
Bu Ani : " Iya pak ayo cepet. "
Pak Andri dan Bu Ani pergi kerumah Bidan Sita dengan tergesa-gesa mereka
cemas dengan anaknya yang mengap mengap sesak nafas. Mereka mengetuk
pintu rumah bu sita dengan perasaan cemas.
Tok tok tok tok....
Pak Andri : " Assalamualaikum bu bidan tolong anak saya bu. "
Bidan Sita : " Wa'alaikumsalam. silahkan masuk pak. Kenapa pak anaknya? "
Bu Ani : " Ini bu bidan anak saya mengap mengap sesak nafas dari tadi pagi. "
Bidan Sita : " Baik bu sini saya periksa dulu anaknya. "
Bidan sita memeriksa anak bu ani dan pak indri dengan cekatan dan teliti.
Bidan Sita : " Sebelumnya saya mau tanya pak bu kenapa wajah bayinya
dipakaikan bedak tebal sekali ? "
Bu Ani : " Sudah tradisi dari dulu begitu bu supaya kulit bayinya jadi lembut
dan wangi bu bidan. "
Bidan Sita : " Begini bu bayi ibu sesak nafas karena menghirup bedak yang
terlalu tebal sebenarnya bayi tidak boleh diberikan bedak terlalu tebal apalagi di
bagian wajah karena dapat terhirup oleh bayi dan bisa menyebabkan sesak nafas
dan batuk kronis Bu Pak. "
Pak Andri : " Oalah begitu ya bu. Kami sudah dari dulu memberikan bedak
tebal dimuka bayi. "
Bidan Sita : " Sebaiknya tidak memberikan bedak terlalu tebal bu pak. Kalau
memberikan bedak yang tipis saja jangan sampai mengenai mata dan hidup
bayinya ya Bu. "
Bu Ani : " Baik bu bidan terimakasih sudah memberikan informasi yang kami
tidak tahu. "
Bidan Sita : " Iya bu. Semoga adek bayinya cepat sembuh ya. "
Pak Andri : " Kami permisi bu. Terimakasih sudah mau menolong anak saya "
Setelah nasehat yang diberikan bidan sita bu ani tidak memberikan bedak bayi
terlalu tebal di wajah bayinya. Beberapa bulan kemudian Bu Asti hamil anak
kedua. Sekarang umur kandungannya sudah memasuki 9 bulan. Bu asti
merasakan sakit pada perutnya dia merasa akan segera melahirkan. Bu asti tidak
mau ke mak onah lagi dia takut anaknya meninggal lagi seperti anak
pertamanya.
Bu Asti : “ Aduh pak, perut ibu mules, kayanya mau melahirkan deh ini pak”
Pak Joko : “ Yaudah kita kerumah mak onah saja yuk bu”
Bu Asti : “Nggakmau ah pak nanti malah anak kita meninggal,kita ke Bu bidan
saja pak”
Pak Joko : “ Tapi nanti biayanya mahal, kita kan nggakpunya uang bu”
Bu Asti : “Gapapa kita nggakusah mikirin biaya pak, yang penting anak kita
selamat”
Pak Joko : “Yaudah yuk sekarang kita kerumah Bu Bidan aja yukk”
Pak Joko dan Bu Asti pun segera bergegas untuk kerumah Bu Bidan,setelah
sampai rumah Bu Bidan, tak lama setelah Bu Bidan melakukan penanganan,
bayinya pun lahir dengan kondisi normal dan sehat.
Dan sejak kejadian tersebut, kini warga didesa mulai mempercayai Bidan baru
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai