Anda di halaman 1dari 5

Diskusi.

12

Senin, 8 Maret 2021, 11:06


Jumlah balasan: 7
Dear Bapak/Ibu Mahasiswa dibawah ini telah disediakan soal untuk diskusi,
diharapkan keaktifannya dalam menjawab soal diskusi pada inisiasi 12 ini ya.
Jawaban yang Saudara berikan, akan berkontribusi pada nilai diskusi. Silahkan
menanggapi pertanyaan berikut ini :

Soal 12

1. Apa pemahaman Anda tentang aktivas berisiko dalam pembentukan


portofolio?
2. Bagaimana tanggapan Saudara jika indeks Sharpe lebih tinggi
dibandingkan dengan indek portofolio pasar? Jelaskan dengan singkat dan
padat.

Selamat bergabung dan berdiskusi..

Salam,

Tutor
Jawab

Nama : Suaib
Nim : 530043629

Nomor 1

Risiko adalah penyimpangan atas tingkat pengembalian yang diharapkan oleh

investor yang memungkinkan investor untuk menderita kerugian. Portofolio

merupakan kumpulan dari instrumen investasi yang dibentuk untuk memenuhi

suatu sasaran umum investasi. Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini

menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa

proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.

Aktiva berisiko merupakan aset yang memiliki unsur risiko. Istilah ini

biasanya mengacu pada sekuritas keuangan, seperti ekuitas, komoditas, obligasi

dengan imbalan hasil tinggi, serta instrumen keuangan lainnya yang cenderung

berfluktuasi dalam harga. Properti (real estat) dan mata uang yang tunduk pada

volatilitas harga juga digolongkan sebagai aset berisiko. Ahli ekonom dan

investor mengatakan bahwa semua bidang pendapatan tetap, dengan pengecualian

obligasi dengan imbalan hasil tinggi dianggap sebagai aset berisiko.

Pengembalian portofolio yang diharapkan dan tingkat risiko portofolio yang

dapat diterima serta menunjukkan cara pembentukan portofolio yang optimal.

Salah satu contoh aset berisiko yaitu mata uang digital atau yang biasa dikenal

dengan kriptokurensi seperti bitcoin. Nilai bitcoin yang mengalami periode

kenaikan dan penurunan yang pertumbuhannya cukup cepat menjadikan bitcoin

sebagai salah satu aset berisiko. Institusi keuangan tradisional seperti bank atau
institusi keuangan lainnya mulai mencari tahu lebih lanjut mengenai teknologi

blockchain yang mendasari transaksi kriptokurensi, dan perhatiannya menuju aset

digital meningkat. Investor pemula dalam kriptokurensi melihat keuntungan dan

prospek untuk membangun kekayaan dengan berinvestasi pada kriptokurensi.

Namun, karena beberapa faktor yang menyebabkan kriptokurensi mengalami

fluktuasi yang cukup tajam, membuat adanya penurunan terhadap nilai aset

risikonya yang akan berdampak terhadap portofolio investasi. Hal ini juga berlaku

terhadap aset berisiko lain seperti saham, obligasi, dan instrumen keuangan lain

yang mengalami cenderung mengalami fluktuasi dalam harga.

Nomor 2

Portofolio dikatakan efisien jika portofolio tersebut terletak di efficient set

atau efficient frontier. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk melakukan

evaluasi portofolio. Perkembangan konsep pengukuran kinerja portofolio terjadi

pada akhir tahun 60-an yang dipelopori oleh Wiliam Sharpe, Trenor, dan Michael

Jensen. Konsep ini berdasarkan teori Capital Market. Salah satu metode yang

digunakan untuk membandingkan kinerja portofolio dengan menggunakan konsep

dari Garis Pasar Modal/ Capital Market Line (CML) atau lebih dikenal dengan

istilah Reward to Variability Rasio (RVAR).

Sharpe ratio adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kelebihan

pengembalian, atau premi risiko, per unit deviasi dalam aset investasi atau strategi

perdagangan. Ukuran tersebut digunakan untuk memeriksa kinerja investasi

dengan menyesuaikan risikonya. Sharpe ratio memiliki istilah lain, yaitu sharpe

index, sharpe measure, dan reward-to-variability ratio. Dimana Sharpe


menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari

portofolio dengan tingkat bunga bebas risiko per unit risiko dengan diberi simbol

Sp. Indeks kinerja Sharpe dipakai untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit

risiko pada portofolio.

Indeks Sharpe dihitung dengan formula sebagai berikut:

Sp = Rp – Rf

σp

Keterangan:

· Sp = indeks portofolio Sharpe.

· Rp = rata-rata return portofolio p atau tingkat pengembalian pasar.

· Rf = rata-rata return bebas risiko tingkat bunga bebas risiko.

· σp = total risiko yaitu hasil jumlah dari risiko sistematik dan risiko

unsistematik atau standar deviasi return portofolio p.

Premi risiko portofolio, Rp – Rf merupakan kompensasi untuk memikul

resiko. Indeks Sharpe merupakan rasio kompensasi terhadap total risiko. Jika

portofolio sangat diversifikasi maka total risiko hampir sama dengan risiko

sistematik dikarenakan risiko tidak sistematik mendekati nol.

Hasil yang diharapkan untuk didapatkan adalah bahwa nilai dari sharpe ratio

menghasilkan nilai yang tinggi. Semakin tinggi nilai sharpe ratio, maka semakin

baik kinerja investasi dibanding dengan resikonya. Dengan kata lain, jika terdapat

dua jenis investasi dengan tingkat risiko yang sama, maka pilihlah investasi yang

memiliki nilai sharpe ratio yang lebih tinggi. Di sisi lain, sharpe ratio juga bisa

memiliki nilai negatif. Nilai sharpe ratio negatif menandakan bahwa tingkat risiko
bebas lebih besar dibanding dengan tingkat pengembalian portofolio. Tentunya

hal ini tidak diinginkan oleh investor.

Sementara itu, jika terdapat dua portofolio investasi yang memiliki nilai

pengembalian dan tingkat risiko bebas yang sama, maka portofolio yang memiliki

standar deviasi atau volatilitas yang tinggi akan menghasilkan nilai sharpe ratio

yang lebih rendah. Sehingga, hubungan antara nilai sharpe ratio dengan volatilitas

adalah negatif, yang mana berarti bahwa semakin tinggi nilai volatilitas, maka

semakin rendah nilai sharpe ratio, begitupun sebaliknya.

Referensi:
 Bodie, ZVI, Alex, Alan, and Ravi Jain. 2014. Invesments. Asia Global
Edition. Holland: Mc Graw Hill Education.
 Downes, John, And Jordan Elliot. 2001. Kamus Istilah Keuangan Dan
Investasi. Edisi 3.
 Jones, Charles P. Investment Analysis and Management. Canada: John Wiley
& sons, Inc., 1996.
 Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama,
Yogyakarta : Kanisius

Anda mungkin juga menyukai