Selamat mengerjakan.
Tutor
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan. PNS sebagai pelayan publik tentunya dituntut memberikan
pengabdian dan loyalitas yang prima kepada masyarakat dalam pelaksanaan pemerintahan di
Indonesia, di era reformasi birokrasi yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini begitu
dirasakan di berbagai sektor, salah satu sektor yang menjadi fokus perhatian pemerintah
Indonesia adalah Sumber Daya Manusia (SDM), Implementasi reformasi birokrasi merupakan
suatu keharusan bagi pemerintah mengingat penyelenggaraan pemerintah saat ini dihadapkan
dengan tingginya persaingan global dan tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja
pemerintah yang saat ini masih dinilai kurang baik dalam pemberian pelayanan publik. Di
bawah ini dapat dilihat nilai evaluasi perjalanan reformasi birokrasi Kementerian Perhubungan
sejak dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025 sehingga pada Tahun 2012-2013 keberhasilan reformasi
birokrasi Kementerian Perhubungan mendapat nilai 42, pada Tahun 2014 nilai keberhasilan
sedangkan pada Tahun 2016 nilai keberhasilan reformasi birokrasi Kementerian Perhubungan
mendapat nilai 73,69 dengan kategori BB. atau meningkat dari nilai Tahun 2015 yaitu 70,34
dengan kategori B, selanjutnya kembali meningkat pada Tahun 2017 sampai dengan 2019
dengan masing-masing nilai keberhasilan pada Tahun 2017 sebesar 73,34, Tahun 2018 sebesar
Peningkatan nilai keberhasilan ini terdapat beberapa Indeks reformasi birokrasi dengan
terkecil dan wujud nyatanya ialah pemberian tunjangan kinerja sebagai tolak ukur sasaran
kinerja dalam hal peningkatan produktivitas kinerja SDM yang memiliki asumsi bahwa semakin
tinggi produktivitas yang dihasilkan oleh seorang pegawai maka semakin tinggi pula tunjangan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara pasal 21 ayat (1) PNS berhak menerima gaji, tunjangan, dan fasilitas. Kemudian dalam
pasal 80 ayat (1) selain gaji sebagaimana dimaksud dalam pasal 79, PNS juga menerima
tunjangan dan fasilitas; ayat (2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan; ayat (3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dibayarkan sesuai dengan pencapaian kinerja. Dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 119 Tahun 2018 tentang tunjangan kinerja pegawai di Lingkungan
Kementerian Perhubungan pasal 9 dikatakan bahwa pada saat peraturan ini mulai berlaku
bersama bahwa untuk mewujudkan PNS sebagai bahan dari reformasi birokrasi maka PNS
produktivitas diri seorang PNS maka perlu memberikan motivasi kepada PNS berupa pemberian
kompensasi (compesation) atau kita kenal dengan istilah tunjangan kinerja. Menurut Flippo
(1994:110) bahwa salah satu bentuk kompensasi tambahan adalah berupa tunjangan yang
bertujuan untuk membuat karyawan mengabdikan hidupnya pada organisasi dalam jangka
panjang.
Sebagai salah satu unit kerja dari instansi pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian
Perhubungan, pemberian tunjangan kinerja PNS dan mekanisme penentuan kelas jabatan/grade
dilingkungan Kantor UPBU Kelas II Kasiguncu Poso didasari atas beberapa dasar hukum yang
2. PM. 199 Tahun 2015 tentang penyesuaian kelas jabatan di Lingkungan Kementerian
Perhubungan;
3. PM. 62 Tahun 2016 tentang perubahan atas PM. 199 Tahun 2015 tentang penyesuaian kelas
4. PM. 41 Tahun 2017 tentang tata cara perhitungan dan pemberian tunjangan kinerja pegawai
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2017
tentang tata cara perhitungan dan pemberian tunjangan kinerja pegawai di Lingkungan
Kementerian Perhubungan. Tunjangan kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai
yang merupakan fungsi dari keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi dan didasarkan
capaian kinerja pegawai tersebut yang sejalan dengan capaian kinerja organisasi dimana
Dalam proses pemberian tunjangan kinerja itu pula diatur beberapa instrumen perhitungan
sebagai pedoman dalam menentukan persentasi tunjangan kinerja yang akan di terima oleh
pegawai, instrumen-instrumen tersebut terdiri atas dua unsur utama yaitu unsur disiplin kerja
dan unsur prestasi kerja yang masing-masing memiliki nilai bobot dan kontribusi persentase
hingga mencapai persentase nilai tertinggi atau sempurna yaitu 100% dari nominal tunjangan
Unsur disiplin kerja sebagaimana dimaksudkan diatas memiliki kontribusi 40% yang terdiri
1. Aspek jumlah waktu dan terlambat masuk kerja dan pulang cepat dengan kontribusi
10%;
2. Aspek jumlah hari tidak hadir tanpa alasan yang sah atau mangkir dengan kontribusi
15%;
3. Aspek pengenaan hukuman disiplin tingkat ringan, sedang dan berat dengan kontribusi
1. Aspek Perkembangan pencapaian target sasaran kinerja pegawai dengan kontribusi 35%;
Kedua unsur tersebut tentu sangat jelas kaitannya dengan bagaimana mencapai sebuah
produktivitas kinerja dari para pegawai itu sendiri, dengan produktivitas kinerja yang dihasilkan
melalui pemenuhan unsur tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi besar kecilnya
tunjangan yang akan diterima sehingga pemberian tunjangan kinerja diharapkan dapat menjadi
motivasi dalam peningkatan produktivitas kinerja pegawai pada umumnya yang pada akhirnya
akan dituangkan didalam sebuah rapor penilaian yang dikenal dengan Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai (PPKP).
beberapa kali diubah nominalnya terakhir di Tahun 2018 berdasarkan Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 119 Tahun 2018 tentang tunjangan kinerja pegawai di Lingkungan
Kementerian Perhubungan khususnya pada Kantor UPBU Kelas II Kasiguncu Poso dengan
kelas jabatan tertinggi sebesar Rp. 5.979.200,- pada grade 10 (sepuluh) dan terrendah sebesar
Rp. 3.134.250,- .
Kenaikan tunjangan ini tentunya sejalan dan diharapkan memberikan pengaruh yang
signifikan sebagai sarana motivasi kepada para pegawai dalam mengejar nominal tunjangan
yang akan diterima khususnya dalam meningkatkan produktivitas kinerja yang harus dicapai
dalam sasaran kinerja yang telah disusun setiap awal tahun, meningkatkan pelayanan publik, dan
menjaga nama baik instansi dengan memberikan pelayanan yang cepat dan ramah, datang dan
pulang sesuai jam kerja yang berlaku pada instansi, terlebih lagi dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2017 tentang tata cara perhitungan dan
sedemikian rupa bahwa untuk mendapatkan persentase nilai tunjangan kinerja yang sempurna
atau 100%, para pegawai harus memenuhi bobot nilai yang diatur dalam unsur disiplin kerja dan
Kasiguncu Poso Poso merupakan salah satu implementasi pemberian kompensasi atau imbalan
yang layak atas kinerja atau prestasi kerja dari setiap pegawai atau dengan kata lain tunjangan
kinerja adalah penghargaan berupa tambahan penghasilan yang di berikan kepada pegawai atas
kinerjanya dengan tujuan untuk meningkatkan semangat kerja dan juga kesejahteraan pegawai
Di samping pemberian gaji setiap bulan dan dengan adanya tambahan penghasilan berupa
pemberian tunjangan kinerja sebagai salah satu bahan motivasi seperti sekarang ini, mayoritas
PNS di Indonesia khususnya para PNS pada Kantor UPBU Kelas II Kasiguncu Poso masih
merasa sulit untuk mendukung pemenuhan kebutuhan primer sehari-hari karena nilainya masih
tergolong kecil, walaupun dalam kategori hidup sederhana. Terlebih lagi ketika pegawai tidak
berhasil mendapatkan persentase tunjangan yang maksimal karena beberapa hal yang tidak
terpenuhi dari kedua unsur yang telah disebutkan di awal. Hal itu tentu berakibat pada kinerja
yang akan ditampilkan para pegawai belum menunjukkan perubahan yang signifikan dan bahkan
cenderung tetap.
Pada Tahun 2018 dan 2019 terdapat beberapa pegawai yang berhasil mendapatkan nilai
sempurna pada bulan tertentu dan ada juga pegawai yang tidak mendapatkan nilai sempurna,
tidak jarang fenomena ini terjadi karena penilaian pimpinan kepada pegawai yang dinilai begitu
subjektif, rata-rata pegawai menginginkan nilai yang sempurna sedangkan menurut pimpinan
kualitas kerja mereka masih standar, sehingga kadang terjadi protes dan saling iri antar pegawai,
karena pegawai yang lain merasa pantas tapi tidak diberikan apresiasi yang sesuai harapan
mereka, disisi lain beberapa pegawai saling membandingkan kinerja satu sama lain dimana
menurut rekan kerjanya tidak pantas mendapatkan nilai lebih tinggi justru mendapatkan nilai
lebih tinggi berdasarkan hasil reviu dan evaluasi pimpinan, belum lagi membandingkan antar
unit kerja lain yang mana beberapa unit kerja tersebut dapat memberikan nilai sempurna kepada
seluruh pegawainya, hal ini sangat jelas bahwa pola penilaian dan ekspektasi kinerja yang
diharapkan tiap pimpinan kepada stafnya sangat lah subjektif dan berbeda-beda.
Sebenarnya tanpa adanya tindakan seperti itu semua pegawai memiliki kesempatan yang
sama untuk menunjukkan keahlian dan prestasi kerja mereka masing-masing. Terlebih lagi telah
pemberian tunjangan kinerja kepada PNS di Lingkungan Kantor UPBU Kelas II Kasiguncu
Poso. Dengan adanya kendala tersebut pelayanan terhadap pengguna jasa penerbangan di
Keadaan sumber daya manusia di Bandara Udara Pongtiku yang berjumlah 25 (dua puluh
lima) orang yang terdiri dari 3 (tiga) orang pejabat struktural, 5 (lima) orang petugas
administrasi dan 17 (tujuh belas) orang petugas operasional dalam memberikan pelayanan masih
jauh dari kata cukup dan belum optimal berdasarkan hasil survey kepuasan pelanggan yang
tertuang didalam dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kantor UPBU Kelas II
Kasiguncu Poso, pada tahun 2019 hanya mencapai nilai 63,17 menurun 4,81 jika dibandingkan
dengan nilai kepuasan pelanggan pada tahun 2018 dengan nilai 67,98.
Dari hasil survey tersebut salah satu problem ketidakpuasan itu disebabkan karena sikap para
pegawai yang sering terlambat dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa transportasi
udara dan dinilai belum responsive serta kurang profesional dalam memberikan pelayanan
sebagaimana yang diharapkan oleh para pengguna jasa, padahal pemberikan tunjangan kinerja
ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam memotivasi para pegawai untuk dapat
meningkatkan pelayanan kepada para pengguna jasa dan lebih meningkatkan produktivitas
kerjanya.
yang diberikan untuk tambahan penghasilan bagi karyawan, seperti tunjangan makan, tunjangan
hari tua, tunjangan hari raya dan lain-lain. Adanya tunjangan yang diberikan perusahaan kepada
karyawan membuat karyawan semakin nyaman dan betah ketika bekerja di suatu perusahaan.
Sebenarnya pemberian tunjangan kinerja pada Kementerian Perhubungan sudah ada sejak tahun
2013, kemudian pada tahun 2018 sebagai bagian dari reformasi birokrasi dan di tengah
menghitung jumlah tunjangan kinerja yang akan diberikan kepada para pegawai.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Unit Penyelenggara Bandar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian
ini adalah bagaimana implementasi pemberian tunjangan kinerja Pegawai Negeri Sipil pada
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian dan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis implementasi dari pemberian tunjangan
kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas II
Kasiguncu Poso.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan yang menyangkut manajemen sumber daya manusia
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang membantu penerapan
pemberian tunjangan kinerja yang efektif sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai dan
STUDI PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Manajemen Kinerja
“Pada dasarnya manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumber
daya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan
berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai
Tidak seperti di lingkungan swasta yang mengandalkan pendapatannya pada hasil produksi,
kecilnya anggaran belanja pegawai dan pendapatan yang diperoleh melalui Pendapatan Negara
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 2017 tentang tata cara
Perhubungan. Tunjangan kinerja adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai yang
kinerja pegawai tersebut yang sejalan dengan capaian kinerja organisasi dimana pegawai
tersebut bekerja.
Sedarmayanti (2001:23) menyatakan bahwa “Kompensasi adalah segala sesuatu yang
diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka”. Sedang menurut Hasibuan
(2003:118) bahwa “Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima sebagai imbalan atas jasa diberikan kepada
perusahaan”.
Pemberian tunjangan kinerja kepada pegawai adalah bentuk apresiasi terhadap prestasi.
Disadari, ada konsekuensi logis yang harus diketahui oleh pegawai. Seperti nilai nominal yang
menurun bila kinerja yang diraih tidak sesuai yang diharapkan. Namun begitu, bagi mereka yang
kinerjanya baik, tentu perlu diberikan apresiasi sesuai dengan capaian dan beban kerja pegawai.
Pemberian tunjangan kinerja bagi Pegawai Negeri Sipil merupakan amanat Peraturan
Presiden Nomor 119 Tahun 2018 Pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa Pegawai di Lingkungan
perundang-undangan, diberikan tunjangan kinerja setiap bulan. Kemudian ayat (2) Tunjangan
kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mempertimbangkan penilaian
reformasi birokrasi, capaian kinerja organisasi, dan capaian kinerja individu. Lebih lanjut pada
Pasal 10 Ketentuan lebih lanjut mengenai tunjangan kinerja Pegawai di lingkungan Kementerian
Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 9 diatur dengan
Peraturan Menteri Perhubungan dalam hal ini PM. 41 Tahun 2017 tentang tata cara perhitungan
Kebijakan pemberian tunjangan kinerja dan kaitannya dengan peningkatan kinerja PNS
merupakan bagian dari usaha reformasi birokrasi yang digagas pemerintah melalui Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Deputi MenPAN Bidang SDM
Aparatur, 2009).
4. Kinerja Pegawai
Mangkunegara (2000:67) kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
Prestasi kerja merupakan hasil dari gabungan variabel individu dan variabel fisik dan
pekerjaan serta variabel organisasi dan sosial. Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa kinerja
seseorang dalam suatu organisasi merupakan hasil dari interaksi berbagai variabel yaitu
individual dan lingkungan sosial. Di dalam pengukuran kinerja pegawai diarahkan pada enam
a. Hasil kerja. Tingkat kuantitas maupun kualitas yang telah dihasilkan dan sejauh mana
pengawasan dilakukan.
b. Pengetahuan pekerjaan. Tingkat pengetahuan yang terkait dengan tugas pekerjaan yang akan
c. Inisiatif. Tingkat inisiatif selama melaksanakan tugas pekerjaan khususnya dalam hal
d. Kecekatan mental. Tingkat kemampuan dan kecepatan dalam menerima instruksi kerja dan
e. Sikap. Tingkat semangat kerja serta sikap yang positif dalam melaksanakan tugas pekerjaan.
f. Disiplin waktu dan absensi. Tingkat ketepatan waktu dan tingkat kehadiran.
5. Produktivitas Kerja.
Produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional yang dikutip oleh Umar (2004:9)
mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan
hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sedangkan secara
umum produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumber daya atau waktu produksi yang digunakan (input).
B. Model Penelitian
“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang”. Penelitian kualitatif dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi di lapangan, mencatat semua hal dan data yang ada dilapangan,
membuat laporan penelitian secara detail dan menafsirkan fenomena apa yang terjadi
menggambarkan input s.d output serta kerangka pikir yang disusun oleh peneliti
Studi Lapangan
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Wawancara
Telaah Dokumen
Observasi
Pengolahan Data
Hasil Penelitian
Menjawab
Memecahkan Masalah
Kesimpulan/Rekomendasi
SELESAI
Gambar. 3 Model Penelitian
Tunjangan Kinerja
C. Definisi Konsep
Definisi konseptual merupakan batasan terhadap masalah- masalah variabel yang dijadikan pedoman
penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-
unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel
penelitian. Secara lebih rinci, beberapa definisi konseptual yang berhubungan dengan yang akan diteliti,
antara lain:
1. Tunjangan Kinerja atau Kompensasi
Komponen penentu besaran tunjangan kinerja yang berdasarkan tiga komponen yaitu : tingkat pencapaian
kinerja pegawai, tingkat kehadiran menurut hari dan jam kerja, ketaatan pada kode etik dan disiplin
pegawai.
2. Kinerja Pegawai
Pencapaian kinerja pegawai dapat dilihat dari kualitas kerja, kuantitas kerja dan target waktu atau
a. Jumlah pekerjaan; dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau
b. Kualitas pekerjaan; setiap pekerjaan mempunyai standar kualitas tertentu yang harus disesuaikan oleh
c. Ketepatan waktu; setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda untuk jenis pekerjaan tertentu
harus diselesaikan tepat waktu karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.
d. Kehadiran; semua jenis pekerjaaan tertentu menuntut kehadiran pegawai dalam mengerjakannya
sesuai waktu yang ditentukan. Kinerja pegawai ditentukan oleh tingkat kehadiran pegawai dalam
mengerjakannya.
diselesaikan oleh satu orang saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua
3. Produktivitas Pegawai
Faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja
a. Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam jumlah tertentu
b. Kualitas kerja adalah merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk
yang dihasilkan oleh pegawai dalam hal ini merupakan suatu kemampuan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
c. Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur dari persepsi pegawai terhadap suatu aktivitas yang disediakan
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Kasiguncu Poso, maka digunakan metode penelitian studi kasus (case study). Dalam studi
kasus peneliti mengembangkan analisis mendalam atas suatu kasus, program, peristiwa,
aktivitas, proses, atas satu individu atau lebih yang dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan
Dalam proses penelitian adapun prosedur kerja yang digunakan oleh peneliti antara
lain:
4. Melakukan penelitian.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk
1. Wawancara
c. Pejabat Penilai / Kepala Sub Seksi Teknik, Operasi, Keamanan dan Pelayanan
Darurat;
e. Beberapa Pegawai yang mewakili unit tugas yang ada di Kantor UPBU Kelas II
2. Telaah Dokumen
tunjangan kinerja yang diberikan kepada pegawai pada Kantor UPBU Kelas II
singkatan dari Aplikasi Penilaian Prestasi dan Perhitungan Kinerja Pegawai yang
kinerja pegawai.
harian pegawai, daftar kehadiran, penilaian kerja pegawai, laporan pegawai dalam
buku harian dan bulanan yang dihitung secara keseluruhan sehingga dapat diperoleh
3. Observasi Lapangan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang
kualitatif maka teknis analisis data yang digunakan adalah menjawab dan memecahkan
masalah dengan cara melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan
utuh dari objek yang diteliti guna mendapatkan kesimpulan yang bersifat deskriptif
sesuai dengan kondisi dan waktu penelitian. Data yang diperoleh dipenelitian ini
dengan cara reduksi data, penyajian data dan conclusion drawing sehingga dapat
A. BUKU
Creswell, Jhon W. 2016. Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Flippo, L. 1994. Karir dalam Organisasi (Terjemahan Susanto Budidharmo). Semarang:
BPFE Universitas Diponegoro. http://library.usu.ac.id/modules.php?
op=modload&name=Downl oads&file=index&req=getit&lid=501
Hasibuan, Malayu. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Mangkunegara, AP. 2000. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Refika Adiatma.
Nazir, Mochamad. 2011. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Robbins, Stephen P.
dan Coulter, Mary. 2010. Manajemen Edisi
Kesepuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sadili, Samsudin. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung
: Pustaka Setia.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar
Maju.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Prenada Media Group. Jakarta.
Umar, H, 2004, Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Edisi kelima, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
B. PERATURAN
Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KM 155 Tahun 2019 tentang
Peta Jabatan dan Uraian Jenis Kegiatan Jabatan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun
2010 – 2025.
Peraturan Presiden Nomor 119 Tahun 2018 Tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di
Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 72 Tahun 2013 Tentang
Kelas jabatan di Lingkungan kementerian perhubungan.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 199 Tahun 2015 Tentang
Penyesuaian Kelas Jabatan Di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun 2016 Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 199 Tahun 2015 tentang
penyesuaian kelas jabatan di Lingkungan Kementerian Perhubungan.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 41 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Penghitungan Dan Pemberian Tunjangan Kinerja Pegawai Di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 56 Tahun 2019 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara selanjutnya
disingkat UPBU.
Republik Indonesia. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
C. SUMBER LAIN
Kementerian Perhubungan. 2020. Nilai Capaian Indeks Reformasi Birokrasi Kementerian
Perhubungan, Sekretariat Jenderal.
Kantor UPBU Pongtiku. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2018-
2019.