Anda di halaman 1dari 9

Diskusi.

12

Minggu, 7 Maret 2021, 12:48


Jumlah balasan: 2
Apa sih prinsip Bob Sadino yang membuatnya seperti sekarang ini? Bagi kamu yang
ingin mengikuti jejaknya, redaksi Ajaib akan mengulas mengenai prinsip Bob Sadino
hingga membuatnya kaya raya ini.

Indonesia memang sudah kehilangan salah satu pebisnis tergigih yang pernah ada di
negeri ini. siapa lagi kalau bukan Bob Sadino. Pebisnis yang bergaya nyentrik ini
dikenal sebagai pemilik jaringan usaha Kemfood dan Kemchick wafat beberapa tahun
lalu di Rumah Sakit Pondok Indah setelah 1 tahun melawan komplikasi penyakitnya.
Bob Sadino yang juga kerap disapa dengan panggilan Om Bob, meninggalkan
berbagai pelajaran penting dalam mengarungi dunia bisnis.

Walau kini sudah tak lagi ada di dunia, namun banyak prinsip Bob Sadino yang tak
pernah usang untuk kembali dibuka. Bahkan bukan tidak mungkin prinsip Bob
Sadino tersebut juga bisa kamu terapkan bukan?

Bisnis Tak Pasti

Saat masih sehat, Bob Sadino pernah mengatakan bahwa perjalanan hidup dan
bisnisnya selama ini tidak dijalani dengan tujuan yang pasti. Hal ini tentunya berbeda
dengan orang kebanyakan yang mencanangkan target yang jelas dan pasti tentang
hal-hal yang harus ia capai dalam hidup.

Bob Sadino sempat mengatakan, dengan adanya tujuan maka seseorang hanya tertuju
pada satu titik yang namanya tujuan. Selanjutnya ia tidak akan berusaha untuk
mendapatkan hasil yang melebihi titik tersebut. Sementara itu, potensi setiap orang
sangat mungkin melewati titik tersebut. Sehingga sangat disayangkan kemampuan
saya, bila harus dipaku oleh tujuan.

Bob Sadino sepanjang hidupnya memang dikenal sebagai orang yang santai dan
mengalir, tapi bukan berarti ia tidak punya mimpi. Tujuan tidak dicanangkannya
bukan karena malas atau takut tidak bisa mencapai target. Justru “tujuan” atau
“target” dianggap sebagai belenggu yang bisa menghalangi langkahnya mencapai hal-
hal yang lebih dari sekadar tujuan yang telah disepakati itu.

Rencana Matang dan Fokus

Bob Sadino mengatakan bahwa rencana matang dan fokus cuma berlaku buat mereka
yang belajar manajemen. Padahal ia menilai dalam bisnis tidak ada hal seperti itu,
bisnis tidak mungkin lurus dan runut saja. Namun sayangnya di sekolah kita sudah
terlalu sering diajarkan dalam membuat rencana teknis. Padahal rencana itu racun dan
bencana.

Prinsip yang mengalir memang jadi tali pancang dalam perjalanan bisnis Bob Sadino.
Dimulai dari menetap di Belanda selama 9 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan
pelayaran, Bob Sadino beralih haluan jadi pengusaha peternakan ayam saat kembali
ke Indonesia. Apakah semua itu direncakan? Jawabnya adalah tidak.

Bob Sadino menjalani bisnisnya sesuai dengan kondisi pasar. Tanpa banyak rencana,
ia mengambil peluang terpenting yang menguntungkan yang ada di depan mata. Hal
ini memang terdengar oportunis, tapi dari cara ini Kemfood dan Kemchicks terbukti
berhasil jadi pemimpin di bidangnya.

Tidak Pilih-pilih Pekerjaan

Bob Sadino memang terlahir dari keluarga yang cukup berada. Saat ayah dan ibunya
Bob wafat sudah pasti seluruh warisan keluarga jatuh ke tangan Bob Sadino sebagai
anak bungsu karena kakak-kakaknya yang lain sudah dianggap cukup mampu dan
mapan. Tapi hidup sebagai anak orang kaya tidak menjadikan Bob Sadino manja. Ia
memilih berkelana keliling dunia dengan setengah uang warisan yang dimilikinya.

Bob Sadino sempat terdampar selama 9 tahun di Belanda untuk bekerja sebagai
karyawan di sebuah perusahaan pelayaran. Sepulangnya ke Indonesia Bob Sadino
membanting setir jadi pengusaha Mobil Mercedes sewaan, dimana ia sendirilah yang
berperan sebagai sopirnya. Namun sayangnya, sebuah kecelakaan yang dialami
membuatnya kehilangan Mercedes kesayangannya sehingga otomatis ia kehilangan
modal.

Dengan kondisi dimana ia sudah punya anak istri, Bob Sadino yang kondisi
ekonominya terpuruk akhirnya memilih jadi tukang batu dengan upah hanya Rp100
per hari. Setelahnya ia bertemu dengan kolega lama yang menyarankannya berbisnis
telur ayam negeri. Keberhasilan Bob Sadino tentu tidak bisa dilepaskan dari
kegigihannya berusaha. Ia tidak mau duduk manis dengan uang warisan dari orang
tuanya yang sebenarnya sudah lebih dari cukup.

Jangan Selalu Fokus pada Keuntungan

Saran Bob Sadino dalam dunia bisnis memang terdengar sedikit gila. Bagaimana
tidak ? saat sekolah bisnis mengajarkan mahasiswanya bagaimana menghindari
kegagalan, Bob Sadino justru menyarankan pebisnis pemula untuk mendekatinya.

Dalam bukunya “Belajar  Goblok dari Bob Sadino” ada jawaban tersendiri mengapa
tak perlu fokus pada keuntungan. Menurut Bob Sadino, orang sudah terlalu terbiasa
berpikir secara linier. Kalau mau usaha, pasti mencari untung; mencari berhasil.
Padahal dalam usaha itu ya pasti ada rugi dan gagal toh? Bagi kamu yang mau
berhasil, justru cari kegagalan sebanyak-banyaknya. Sebab keberhasilan itu hanyalah
sebuah titik di puncak gunung kegagalan.

Jangan Terlalu Perhitungan dengan Bisnis

Menurut Bob Sadino didunia ada terlalu banyak orang pintar yang merupakan lulusan
Sarjana, yang urung membuka usaha karena terlalu banyak perhitungan. Disisi lain,
Bob Sadino memang menghindar untuk terjebak dalam prediksi yang membuatnya
tak segera melakoni apa yang jadi keinginannya.

Menurutnya usaha itu adalah tentang melakukan apa yang harus dilakukan, secepat
yang ia bisa dengan sumber daya yang dimilikinya. Bob Sadino menyebut bahwa
kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak mikir membuat rencana sehingga ia
tidak segera melangkah. Padahal yang penting adalah action!

Beda Pendidikan dan Pengalaman

Bob Sadino dengan sangat lantang mengatakan bahwa pendidikan di kuliah adalah
sebuah kesia-siaan. Bob Sadino bahkan dengan keras berkata bahwa kuliah sama
dengan memasukkan sampah ke otak. Pendapatnya tentang mahasiswa yang ber-IPK
tinggi juga tak kalah pedas.

Ia menyabut mahasiswa dengan IPK di atas 3 lebih baik menjadi karyawan saja. Jika
mau jadi pengusaha, tidak perlu nilai IPK yang tinggi. Dengan begitu mau tak mau
kamu akan ditolak perusahaan dan terpaksa membuka usaha sendiri.”

Bob Sadino memang belajar semua dari pengalaman langsung di lapangan. Baginya
pendidikan hanya membuat seseorang jadi pribadi yang pintar bicara, tanpa bisa
melaksanakan apa yang sudah direncanakannya.

Kemfood dan Kemchick Cerdikan Bob Sadino Melirik Peluang Usaha

Saat Bob Sadino memulai usaha beternak ayam petelurnya, Bob Sadino sempat
dicibir sebagai orang gila karena dianggap bisnisnya tidak akan berhasil. Saat itu
pasar telur dalam negeri memang masih didominasi oleh telur ayam kampung yang
terkenal lama proses produksinya. Dengan bantuan dari seorang kolega lamanya yang
iba atas kondisi ekonomi Bob Sadino yang terpuruk, Bob Sadino pun memulai bisnis
ternak telur ayam negeri dengan target pasar orang asing di sekitar Kemang.

Tindakan yang dianggap gila oleh kebanyakan orang ini sebenarnya merupakan
sebuah langkah yang cerdik. Telur ayam dan berbagai daging olahan merupakan
panganan konsumsi utama orang asing yang masih belum bisa dipenuhi demand-nya
oleh produsen kala itu. Terlebihnya, fasihnya Bob Sadino dan sang istri dalam
berbahasa Inggris membuat pelanggan ekspatriat mereka merasa sangat nyaman.
Karena kegigihan dan pelayanan primanya, perlahan bisnis Bob Sadino pun mulai
berkembang pesat. Saat ini Kemfood dan Kemchick telah punya nama besar di antara
pelanggan setianya. Tak hanya berkecimpung pada bisnis daging olahan saja, Bob
Sadino juga melirik usaha sayuran holtikultura sebagai pengembangan bisnisnya.

Sumber:

Andhika (2020). 7 Prinsip Bob Sadino yang Menjadikannya Kaya Raya.


ajaib.co.id, tersedia di: https://ajaib.co.id/7-prinsip-bob-sadino-yang-
menjadikannya-kaya-raya/, diakses pada tanggal 20 Februari 2021
 

Pertanyaan:

Berdasarkan kasus tersebut, lakukan analisis yang meliputi rencana, strategi,


taktik, dan nilai upaya yang dilakukan oleh Almarhum Bob Sadino sehingga
berhasil dalam usahanya!

Gunakan konsep manajemen strategi yang telah anda pelajari!

Cantumkan sumber referensi anda secara lengkap!

 
Jawab

Nama : Suaib
NIM : 530043629

Menurut Michael Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu
organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi,
dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi generik).
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per
unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi
adalah strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa yang dianggap
unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak terlalu peduli
dengan perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang
memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. Menurut saya, meskipun
Bob Sadino tidak secara langsung menerapkan strategi bisnis ini, namun secara tidak
langsung sebenarnya dia telah menerapkannya. Strategi Michael Porter ini kemudian
dijabarkan secara tersirat dalam rekam jejak bisnis Bob Sadino sebafai berikut.
Tidak ada satu pun perusahaan besar di muka bumi ini, yang menerapkan
manajemen seperti Bob Sadino. Dalam banyak kesempatan, pria yang masih terlihat
segar dalam usia lewat 70 tahun ini, selalu mengatakan tidak pernah punya
perencanaan dan tidak pernah mau membuatnya. Pernyataan ini dibuktikan dengan
tindak tanduknya yang memang tidak pernah punya rencana di atas kertas. Rencana
cukup di kepalanya saja, dan sangat mungkin berubah-ubah sesuai dengan situasi dan
kondisi.
Tentu sangat berbeda dengan perencanaan dalam manajemen modern. Bahkan
sejumlah pakar manajemen mengatakan tidak mungkin seseorang akan berhasil tanpa
perencanaan. Bob sadino dengan segala keunikannya, sukses menjungkirbalikan teori
para pakar. Tidak ada plan A, plan B, plan C dan seterusnya. Yang ada adalah sejuta
kemungkinan.
Sama seperti perencanaan, salah satu unsur manajemen yaitu pengorganisasian
juga dilanggar oleh Bob Sadino. Dia tidak mau memiliki organisasi seperti yang
dijabarkan dalam buku-buku teori manajemen.
Bob Sadino mempunyai cara unik dalam melakukan pengawasan. Dengan cara
ikut bekerja bersama para karyawannya. Bahkan Bob Sadino akan “nongkrong”
seharian di kantor ikut bekerja, dan tidak jarang dia juga mengajak serta istri dan
anaknya berada di tempat kerja.
Bob Sadino tidak ragu-ragu bergaul dengan para karyawan mulai dari top level
sampai pegawai paling rendah seperti tukang sapu atau “office boy”. Dan cara dia
memperlakukan para bawahannya tidak seperti seekor singa yang sedang mengawasi
mangsanya. Bob Sadino justru memosisikan diri seperti rekan kerja, teman, sahabat
dan keluarga. Itulah sebabnya semua karyawan rela diangkat menjadi anak oleh Bob
Sadino.
Tidak ada seorang pun anggota keluarga Bob Sadino yang sedarah, baik keluarga
dekat maupun keluarga jauh yang bekerja di perusahaannya. Semua pekerjanya
adalah orang lain yang tidak ada hubungan darah sedikitpun. Bob Sadino sengaja
membatasi keluarganya ikut campur dalam perusahaan, apalagi menjadi bagian dari
perusahaan. Dia berkeyakinan, manajemen semacam itu akan menghindarkan
keluarga dari keretakan.
Sebagian besar perusahaan melakukan perekrutan pegawai dengan prosedur dan
sistem yang sangat profesional. Tetapi tidak demikian dengan Bob Sadino. Dia tidak
pernah membuka pengumuman lowongan pekerjaan. Dia merekrut pegawai dengan
cara jalanan. Dia tidak peduli latar belakang calon pegawainya. Mau sarjana S1 atau
Master, mau lulusan SMA/SMP, bekas pegawai hebat atau bahkan gelandangan.
Mereka bisa bekerja di sana dengan satu syarat, mau bekerja dan belajar.
Bob Sadino membagi perjalanan bisnisnya ke dalam tiga bagian waktu:
 10 tahun pertama, sebagai masa penjajakan antara bos dengan para anak buah.
Pada masa ini, bos yang melakukan dan memimpin semua hal sendirian. Pada
masa ini, bos mulai mencari tahu kemampuan anak buah dan anak buah
mencari tahu gaya kepemimpinan dan apa yang diinginkan bos.
 10 tahun kedua, sebagai masa tahu sama tahu. Bos sudah sangat mengetahui
kemampuan para anak buahnya, sedangkan anak buah sudah mengerti apa
yang diinginkan bos. Anak buah juga paham gaya kepemimpinan bos,
sehingga bisa menjalankannya sendirian.
 10 tahun ketiga, sebagai masa desentralisasi penuh. Bos mulai meninggalkan
segala urusan perusahaan dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian
dalam segala urusan perusahaan. Bos mempercayakan sepenuhnya segala
urusan kepada para anak buah, dan membiarkan mereka berbuat apa yang
dianggapnya benar.
Jika percaya kepada anak buah, maka berikanlah kepercayaan sepenuhnya.
Termasuk membiarkan dia berbuat kesalahan dan memperbaikinya sendiri. Bob
Sadino sangat percaya diri mundur dari operasional perusahaannya karena beberapa
alasan sebagai berikut:
1. Dia membangun usaha mulai dari nol. Dia tahu betul bagaimana beratnya
memulai usaha dari nol.
2. Dia pantau para karyawannya sejak pertama kali masuk perusahaan. Akibatnya,
dia tahu betul kualitas mereka.
3. Bob Sadino mengembangkan sikap selau terbuka dalam banyak hal kepada anak
buah. Salah satu dampaknya, anak buah sangat hormat dan percaya kepadanya.
Demikian pula sebaliknya.
4. Tidak segan-segan mengajarkan anak buah cara berbisnis. Dia sama sekali tidak
khawatir, ketika anak buahnya makin pintar bisnis, mereka akan kabur dan
membuka usaha sendiri.
5. Menerapkan sikap saling percaya kepada anak buah.
Sebagai entrepreneur, Bob justru menggunakan ilmu manajemen sebagai seni
bukan ilmu dan memanfaatkannya lebih daripada yang dilakukan orang lain.
Manajemen itu sesungguhnya adalah memanfaatkan kemampuan orang lain untuk
mencapai sesuatu. Bob Sadino tidak mengenal istilah kerja keras atau kerja cerdas.
Yang ada adalah lakukan saja lalu nikmati. Jika seseorang sudah menikmati sebuah
pekerjaan, tidak ada kata kerja keras atau cerdas. Yang ada hanyalah menikmati
pekerjaannya. Kalau sudah begitu tidak ada lagi kata capek, malas dan kata sifat
sejenisnya, karena seseorang sudah menikmatinya. Menikmati berbeda dengan malas.
Kalau, malas berarti tidak mengerjakan sesuatu.
Ada tiga langkah atau alternatif Bob Sadino dalam menciptakan pasar, yaitu:
1. Jadilah yang pertama
Dengan menjadi yang pertama di bidang tertentu, kita pasti akan mendapatkan
perhatian konsumen. Ketika orang lain mengikuti, kita sudah lebih dulu mantap
sebagai yang pertama.
2. Jadilah yang berbeda
Jangan pernah memilih bisnis yang sama dengan orang lain. Kalau kita meniru
bisnis orang lain, kita tidak akan memiliki nilai tambah apa-apa, sehingga pasti kalah
bersaing dengan pebisnis lain. Konsep yang bisa dipakai adalah ATM
(Amati,Tiru,Modifikasi). Jadi, boleh-boleh saja meniru asal ada modifikasi di
dalamnya.
3. Menjadi yang terbaik
Jika kita sudah mampu menjalankan dua langkah di atas, pasti kita mampu
menjadi yang terbaik.
Uraian di atas jelas menggambarkan Bob Sadino tidak secara langsung
menerapkan strategi bisnis ini, namun secara tidak langsung sebenarnya dia telah
menerapkannya. Strategi Michael Porter ini telah dijabarkan secara tersirat dalam
rekam jejak bisnis Bob Sadino.
Referensi:

 Kiyosaki, R. T. (2012). Rich Dad's Guide to Investing: What the Rich Invest in,
That the Poor and the Middle Class Do Not! USA: Plata.
 Kiyosaki, R. T. (2011). Rich Dad's Cashflow Quadrant: Rich dad's guide to
financial freedom (2nd eds.). USA: Plata.
 Mawardi, D. (2009). Belajar Goblok dari Bob Sadino. Jakarta: Kintamani.
 Ries, A. (1995). Kiat Sukses Bisnis Abad Ini, Jakarta: Halirang.

Anda mungkin juga menyukai