Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM IV

MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC2203)

BENTUK BATANG, ARAH TUMBUH, PERMUKAAN


DAN MODIFIKASI BATANG

Disusun Oleh :
Wulan Handayani
(1810119220026)
Kelompok X B

Asisten Dosen:
Karunia Soliha Septiani
Khairun Nisa

Dosen Pengampu:
Dra. Hj Sri Amintarti, M. Si.
Maulana Khalid Riefani, S.Si, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2019
PRAKTIKUM IV

Topik : Bentuk Batang, Arah Tumbuh, Permukaan dan Modifikasi Batang


Tujuan : Untuk mengetahui bermacam-macam bentuk batang, arah tumbuh
batang, permukaan dan modifikasinya.
Hari/Tanggal : Selasa/19 Maret 2019
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat-alat:
1. Baki/nampan
2. Pisau/cutter
3. Alat tulis
4. Alat dokumentasi
B. Bahan-bahan:
1. Rumput Teki (Cyperus rotundus)
2. Mendong (Fimbrystilis sp)
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
4. Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
5. Sirih (Piper betle L.)
6. Bambu (Bambusa sp)
7. Kaktus (Pilosocereus polygonus)
8. Pepaya (Carica papaya L.)
9. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
11. Ketapang (Terminalia catappa L.)
12. Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
II. CARA KERJA
A. Melakukan pengamatan terhadap bentuk batang, arah tumbuh,
permukaan dan modifikasi batang pada tumbuhan yang telah
ditetapkan di atas atau tumbuhan lain yang punya karakter sama.
B. Mengamati tumbuhan dapat dilakukan di Laboratorium atau di
lingkungan sekitar.
C. Mengamati dan menentukan:
1. Habitus keseluruhan: herba, herba berkayu, perdu, rumput-
rumputan, teki-tekian.
2. Tipe batang: herbaceous, berkayu, batang rumput, batang
mendong.
3. Bentuk batang: bulat, persegi, pipih.
4. Permukaan batang: licin, berusuk, beralur, bersayap, berambut,
berduri, dll.
5. Arah tumbuh batang: tegak lurus, menggantung, berbaring,
menjalar, membelit, memanjat, condong, mengangguk.
6. Tipe percabangan: monopodial, simpodial, dikotom.
7. Arah tumbuh batang.
D. Membuat gambar dari hasil pengamatan dan memberi keterangan.

III. TEORI DASAR


Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang sangat penting,
dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tumbuh-tumbuhan,
batang adalah sumbu tubuh tumbuhan.
Sifat-sifat batang antara lain adalah sebagai berikut:
a. Berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula berbentuk
lain, tetapi selalu bersifat aktinomorf.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku
dan tiap buku-buku terdapat daun.
c. Tumbuhnya ke atas menuju cahaya/bersifat fototrof atau heliotrof.
d. Bertambah panjang di ujung.
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan kecuali cabang atau ranting yang kecil.
f. Tidak berwarna hijau kecuali pada tumbuhan yang umurnya
pendek.
Fungsi batang bagi tumbuhan:
a. Mendukung bagian-bagian yang ada di atas tanah.
b. Memperluas asimilasi.
c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan
jalan pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke bawah.
d. Tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
Tumbuhan dibedakan tumbuhan berbatang jelas dan tidak
berbatang:
1. Batang basah (herbaceous)
2. Batang berkayu (lignosus)
3. Batang rumput (calmus)
4. Batang mendong (calamus)
Macam-macam bentuk batang:
1. Bulat (teres)
2. Bersegi (angularis)
3. Pipih
Macam-macam permukaan batang:
1. Licin (laevis)
2. Berusuk (costatus)
3. Beralur (sulcatus)
4. Bersayap (alatus)
5. Berambut (pilesus)
6. Berduri (spinosus)
7. Memperlihatkan bekas-bekas daun
8. Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu
9. Memperlihatkan banyak lentisel
10. Keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak
Arah tumbuh batang dibedakan 8 macam:
1. Tegak lurus (erectus)
2. Menggantung (dependens, pendulus)
3. Berbaring (humifusus)
4. Menjalar atau merayap (repens)
5. Serong ke atas atau condong (ascendens)
6. Mengangguk (nutans)
7. Memanjat (scandens)
8. Membelit (volubilis)
1). Membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis)
2). Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)
Percabangan dibedakan:
1. Percabangan monopodial
2. Percabangan simpodial
3. Percabangan dikotom/menggarpu
Arah tumbuh cabang dibedakan:
1. Tegak (fastigiatus)
2. Condong ke atas (patens)
3. Mendatar (horizontalis)
4. Terkulai (declinatus)
5. Bergantung (pendulus)
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
No Nama Habitus Tipe Bentuk Per- Arah Tipe Per-
. Spesies Batang Batang mukaan Tumbuh cabangan
Batang
Rumput Teki Herba Batang Segitiga Licin Tegak Geragih
(Cyperus Mendong lurus
rotundus)
Mendong Herba Batang Segitiga Licin Tegak Monopodial
(Fimbrystilis Mendong lurus
sp)
Pisang (Musa Herba Batang Bulat Licin Tegak Monopodial
paradisiaca Basah lurus
L.)
Kembang Herba Batang Bulat Licin Membelit Dikotom
Telang Rumput ke Kiri
(Clitoria
ternatea L.)
Sirih (Piper Semak Batang Bulat Beralur Memanjat Dikotom
betle L.) Rumput

Bambu Pohon Batang Bulat Licin Tegak Monopodial


(Bambusa sp) Berkayu lurus

Kaktus Herba Batang Pipih Licin Tegak Simpodial


(Pilosocereus  Basah (kladodia) Berduri lurus
polygonus)
Pepaya Pohon Batang Bulat Memper- Tegak Monopodial
(Carica Berkayu lihatkan lurus
papaya L.) bekas-
bekas
daun
Jambu Biji Pohon Batang Bulat Lepas- Tegak Simpodial
(Psidium Berkayu nya lurus
guajava L.) Kerak
Cemara Pohon Batang Bulat Berusuk Tegak Monopodial
(Casuarina Berkayu lurus
equisetifolia
L.)
Ketapang Pohon Batang Bulat Berusuk, Tegak Monopodial
(Terminalia Berkayu banyak lurus
catappa L.) terdapat
bintil-
bintil
lentisel
Bogenvil Perdu Batang Bulat Berduri Memanjat Dikotom
(Bougainvillea Berkayu
spectabilis)
B. Foto Pengamatan
1. Rumput Teki (Cyperus rotundus)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Batang
b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
2 1. Helai daun
3 2. Ujung daun
4 3. Pangkal daun
5
4. Tepi daun
5. Batang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
1
1. Helai daun
4 2. Ujung daun
3
5 3. Pangkal daun
2
4. Tepi daun
5. Batang

(Sumber: Amin, 2010 )


2. Mendong (Fimbrystilis sp)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Daun
2. Batang

b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
1. Daun
2. Batang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur

1 Keterangan:
1. Daun
2. Batang

(Sumber: Kimmy, 2014 )


3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Pelepah daun
4. Tepi daun
5. Batang
b. Foto Pengamatan
Keterangan:
3 1
1. Helai daun
2. Ujung daun
2
4 3. Pelepah daun

5 4. Tepi daun
5. Batang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
1
1. Helai daun

4 2. Ujung daun
3. Pelepah daun
3
2 4. Tepi daun
5 5. Batang

(Sumber: Budiutomo, N. 2018 )


4. Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Batang
b. Foto Pengamatan
Keterangan:
2
1 1. Helai daun
3
2. Ujung daun
3. Pangkal daun
5 4. Tepi daun
4
5. Batang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
5 1 1. Helai daun
2. Ujung daun
6
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
4 5. Batang
3 2
6. Bunga
(Sumber: Linda, 2018 )
5. Sirih (Piper betle L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Pangkal daun
4. Akar Pelekat
5. Batang
b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
2
1. Helai daun
3 2. Ujung daun
3. Pangkal daun
4
4. Akar Pelekat
5
5. Batang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
3
1. Helai daun
1
2. Ujung daun
3. Pangkal daun

4 4. Akar Pelekat

5 5. Batang

(Sumber: Sarjani, 2017)


6. Bambu (Bambusa sp)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Daun
2. Buku
3. Ruas
4. Batang

b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
2 1. Daun
2. Buku
3
3. Ruas
4. Batang
4

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
1 1. Daun
2. Buku
2 3.Ruas
4. Batang
3

(Sumber: Doni, 2013 )


7. Kaktus (Pilosocereus polygonus)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Duri
2. Batang

b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1 1. Duri
2. Batang
2

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur

Keterangan:

1 1. Duri
2. Batang
3
3. Cabang
2

(Sumber: Pratiwi, 2015 )


8. Pepaya (Carica papaya L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Tangkai daun
4. Batang

b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
1. Helai daun
2. Ujung daun

3 3. Tangkai daun

2 4. Batang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
1
1. Helai daun
2
3 2. Ujung daun
3. Tangkai daun
4
5 4. Batang
5. Buah

(Sumber: Setiyadi, Adi. 2015 )


9. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Cabang
4. Tepi daun
5. Batang

b. Foto Pengamatan
Keterangan:
3 1
1. Helai daun
2
2. Ujung daun

4 3. Cabang
4. Tepi daun
5
5. Batang

(Sumber: Dokumentasi
Pribadi. 2019)
c. Gambar Literatur
Keterangan:
1
4 1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Cabang

5 4. Tepi daun
3 2 5. Batang

(Sumber: Huda, 2018 )


10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1.Daun
2. Cabang
3. Batang

b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
1. Daun
2. Cabang
3. Batang

2
3

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
2
1 1. Daun
2. Cabang
3. Batang

(Sumber: Amijaya, N. 2016 )


11. Ketapang (Terminalia catappa L.)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Ujung daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun
5. Batang
b. Foto Pengamatan
Keterangan:
2 1
1. Helai daun

3 2. Ujung daun
3. Pangkal daun
4. Tepi daun

5
5. Batang
4

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
4
1. Helai daun
2. Ujung daun
5 1 3. Pangkal daun

3 4. Tepi daun
5. Batang
2

(Sumber: Agoes Cho, 2016 )


12. Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
a. Gambar Pengamatan
Keterangan:
1. Helai daun
2. Cabang
3. Duri
4. Batang
5. Bunga
b. Foto Pengamatan
Keterangan:
1
1. Helai daun

5 2. Cabang
3. Duri

3 4. Batang

2 5. Bunga
4

(Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2019)


c. Gambar Literatur
Keterangan:
1
1. Helai daun

4 2. Cabang

2 3. Duri
5 4. Batang

1 5. Bunga

(Sumber: Ruben, 2015 )


V. ANALISIS DATA
1. Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi Rumput Teki (Cyperus rotundus)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
praktikum, diketahui bahwa rumput teki (Cyperus rotundus)
memiliki habitus herba dengan tipe batang mendong (calamus).
Bentuk batang dari rumput teki (Cyperus rotundus) adalah bersegi
tiga (triangularis) dilihat dari sudut bentuk penampang
melintangnya. Permukaan batangnya licin (laevis) dengan arah
tumbuh yang tegak lurus (erectus). Tipe percabangannya geragih
(flagellum stolo) yang merayap di dalam tanah.
Berdasarkan literatur, batang mendong (calamus) memiliki
struktur yang sama dengan batang rumput, tetapi mempunyai ruas-
ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth), wlingi (Scirpus grasus L.), dan tumbuhan
sebangsa teki (Cyperaciae), bangun segitiga (triangularis),
misalnya batang teki (Cyperus rotundus), arah tumbuh tegak
lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas, tipe
percabangannya geragih (flagellum stolo) yang merayap di dalam
tanah, misalnya teki (Cyperus rotundus L.) (Tjitrosoepomo, 2016).
2. Mendong (Fimbrystilis sp)
Klasifikasi Mendong (Fimbrystilis sp)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Fimbristylis
Spesies : Fimbristylis sp
Sumber : (Cronquist, 1981)
Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa,
tanaman ini tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki air
yang cukup. Mendong merupakan salah satu jenis rumput, dan
biasanya tumbuh dengan panjang lebih kurang 100cm. Di daerah
Kecamatan Purbaratu, Tasikmalaya, mendong biasanya dijadikan
bahan dasar untuk pembuatan tikar. dan sebelum di pergunakan,
tanaman ini dijemur terlebih dahulu hingga kering (Kimmy, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam
praktikum, diketahui bahwa mendong (Fimbrystilis sp) memiliki
habitus herba, tipe batang mendong (calamus). Bentuk batang dari
mendong (Fimbrystilis sp) jika dilihat dari sudut bentuk
penampang segitiga (triangularis), permukaan batang mendong
(Fimbrystilis sp) adalah licin (laevis). Arah tumbuh batang yaitu
tegak lurus (erectus) dan tipe percabangannya adalah monopodial.
Selain itu, mendong (Fimbrystilis sp) memiliki batang yang
berwarna hijau.
Berdasarkan literatur, batang mendong (calamus) memiliki
struktur yang sama dengan batang rumput, tetapi mempunyai ruas-
ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis
globulosa Kunth), wlingi (Scirpus grasus L.), dan tumbuhan
sebangsa teki (Cyperaciae), percabangan monopodial yaitu jika
batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih
panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabang-cabangnya
(Tjitrosoepomo, 2016).

3. Pisang (Musa paradisiaca L.)


Klasifikasi Pisang (Musa paradisiaca L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Batang pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki habitus
herba dengan tipe batang basah (herbaceus). Dilihat dari sudut
bentuk penampang melintangnya, batang pisang (Musa
paradisiaca L.) memiliki bentuk batang yang bulat (teres).
Permukaan batangnya licin (laevis) dengan arah tumbuh yang
tegak lurus (erectus), yaitu tumbuhnya batang arahnya lurus ke
atas. Pada pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki tipe percabangan
batang monopodial batangnya termasuk modifikasi semu.
Berdasarkan literatur, percabangan monopodial yaitu jika
batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih
panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari pada cabang-
cabangnya. Tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki tipe
daun yang lengkap, karena terdiri dari tiga bagian daun lengkap,
yaitu helaian daun, tangkai daun, dan pelepah daun. Ujung
daunnya tumpul dengan tepi daun yang rata (Tjitrosoepomo, 2016).

4. Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)


Klasifikasi Kembang Telang (Clitoria ternatea L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Clitoria
Spesies : Clitoria ternatea L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Kembang atau bunga telang (Clitoria ternatea) adalah
tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi
hutan. Tumbuhan anggota suku polong-polongan ini berasal dari
Asia tropis, namun sekarang telah menyebar ke seluruh daerah
tropika. Sejak dulu tumbuhan ini ditanam di pekarangan sebagai
tanaman hias karena bunganya yang berwarna biru terang.
Bunganya di berbagai tempat Asia Tenggara dimanfaatkan sebagai
pewarna makanan atau kue. Di Malaysia, ekstrak mahkota
bunganya dipakai untuk mewarnai ketan. Di Thailand, minuman
penyegar berwarna biru dari ekstraknya dinamakan nam dok
anchan . Terdapat varietas dengan mahkota bunga berwarna putih
(Laila, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan, kembang telang (Clitoria
ternatea L.) memiliki habitus berupa herba dengan tipe batang
rumput (calmus). Bentuk batang yang terlihat pada batang
kembang telang (Clitoria ternatea L.) adalah bulat dengan struktur
permukaan batang yang licin (laevis). Arah tumbuh batang pada
kembang telang (Clitoria ternatea L.) membelit ke kiri
(sinistrorsum volubilis). Sedangkan tipe percabangannya adalah
dikotom. Selain itu kembang telang (Clitoria ternatea L.) memiliki
ujung daun runcing dengan tepi daun yang rata.
Berdasarkan literatur, tipe batang rumput (calmus), yaitu
batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
seringkali berongga, dan arah tumbuh yang mebelit ke kiri
(sinistrorsum volubilis), jika dilihat dari atas arah belitan
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Dapat pula dikatakan
demikian: jika kita mengikuti jalannya batang yang membelit itu,
penunjang ajkan selalu di sebelah kiri kita. Batang yang membelit
ke kiri misalnya pada kembang telang (Clitoria ternatea L.),
sedangkan tipe percabangan dikotom, yaitu cara percabangan yang
batang setiap kali menjadi dua cabang yang sama besarnya
(Tjitrosoepomo, 2016).

5. Sirih (Piper betle L.)


Klasifikasi Sirih (Piper betle L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Tanaman sirih (Piper sp) merupakan tanaman asli Indonesia
yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain.
Tanaman merambat ini bisa hidup di iklim tropis mencapai tinggi
15 meter. Akar sirih adalah akar tunggang yang bentuknya bulat
dan berwarna coklat kekuningan.Batang sirih berwarna coklat
kehijauan ada juga hijau keunguan, berbentuk bulat, beruas, dan
merupakan tempat keluarnya akar. Daun sirih merupakan daun
tunggal dengan bentuk jantung, permukaan daun mengkilap,
berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan
mengeluarkan aroma yang khas bila diremas (Sarjani, 2017).
Berdasarkan hasil pengamatan, sirih (Piper betle L.)
memiliki habitus semak dengan tipe batang rumput (calmus), yaitu
batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
seringkali berongga. Bentuk batang yang terlihat pada batang sirih
(Piper betle L.) adalah bulat (teres) dengan struktur permukaan
batang yang beralur (sulcatus). Arah tumbuh batangnya adalah
memanjat (scandens), dan alat penunjang yang digunakan oleh
sirih (Piper betle L.) adalah akar pelekat. Tipe percabangan pada
sirih (Piper betle L.) yaitu dikotom. Daun pada sirih memiliki
ujung daun meruncing dengan tipe daun rata.
Berdasarkan literatur, permukaan batang yang beralur
(sulcatus), yaitu jika membujur batang terdapat alur-alur yang
jelas. Sedangkan, arah tumbuh batang memanjat (scandens) yaitu
jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang.
Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan
pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus
untuk berpegangan pada penunjangnya ini. Dan alat penunjang
yang digunakan oleh sirih (Piper betle L.) adalah akar pelekat
(Tjitrosoepomo, 2016).

6. Bambu (Bambusa sp)


Klasifikasi Bambu (Bambusa sp)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Bambusa
Spesies : Bambusa sp
Sumber : (Cronquist, 1981)
Bambu merupakan jenis tanaman yang sangat penting bagi
Indonesia dan negara-negara tropis lainnya, karena sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Bagi
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, bambu memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan mereka (Yeriko,
2018).
Berdasarkan hasil pengamatan, bambu (Bambusa sp)
termasuk ke dalam habitus pohon dengan tipe batang yaitu batang
berkayu (lignosus). Bentuk batang pada bambu (Bambusa sp)
adalah bulat (teres) dilihat dari sudut bentuk penampang
melintangnya. Permukaan batangnya licin (laevis), arah tumbuhnya
tegak lurus (erectus) karena tumbuh tegak lurus ke atas dengan tipe
percabangan monopodial. Bambu memiliki ujung daun runcing
dengan tepi daun yang rata.
Berdasarkan literatur, batang berkayu (lignosus), yaitu
batang yang biasa keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas
kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak
(frutices). Pohon adalah tumbuhan yang tinggi besar, batang
berkayu dan bercabang jauh dari permukaan tanah (Tjitrosoepomo,
2016).

7. Kaktus (Pilosocereus polygonus)
Klasifikasi Kaktus (Pilosocereus polygonus)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subke las : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Genus : Pilosocereus
Spesies : Pilosocereus polygonus 
Sumber : (Steenis, 2008)
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, kaktus
(Pilosocereus polygonus) termasuk ke dalam habitus herba dengan
tipe batang yaitu batang basah. Dilihat dari sudut bentuk
penampang melintangnya, batang kaktus (Pilosocereus polygonus)
memiliki bentuk batang yang pipih bersifat kladodia (cladodium).
Permukaan batangnya licin berduri (spinosus) dengan arah tumbuh
batang yang tegak lurus (erectus). Tipe percabangan pada kaktus
(Pilosocereus polygonus) adalah simpodial.
Berdasarkan literatur, bentuk batang pipih dan biasanya lalu
melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula.
Berdasarkan sifatnya kaktus (Pilosocereus polygonus) bersifat
kladodia (cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, sedangkan percabangan simpodial yaitu batang
pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya
mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan
kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya
(Tjitrosoepomo, 2016).

8. Pepaya (Carica papaya L.)


Klasifikasi Pepaya (Carica papaya L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman pepaya
(Carica papaya L.) termasuk ke dalam habitus pohon dengan tipe
batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat,
karena sebagian besar terdiri atas kayu. Dilihat dari sudut bentuk
penampang melintangnya, bentuk batang tanaman pepaya
(Carica papaya L.) adalah bulat (teres). Permukaan batangnya
memperlihatkan bekas-bekas daun dengan arah tumbuh tegak lurus
(erectus). Tipe percabangan pada tanaman pepaya
(Carica papaya L.) adalah monopodial yaitu tipe percabangan
yang batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan
lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-
cabangnya. Selain itu daun pada tanaman pepaya
(Carica papaya L.) memiliki ujung daun yang runcing.
Berdasarkan literatur, permukaan batang yang
memperlihatkan bekas-bekas daun, misalnya pada pepaya
(Carica papaya L.) dan kelapa (Cocos nucifera L.), dan arah
tumbuh tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus ke atas,
misalnya pepaya (Carica papaya L.) (Tjitrosoepomo, 2016).

9. Jambu Biji (Psidium guajava L.)


Klasifikasi Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan jambu biji (Psidium guajava
L.) termasuk ke dalam habitus pohon yaitu tumbuhan berkayu yang
tingginya lebih dari tiga meter dan mempunyai batang utama yang
jelas. Tipe batang dari jambu biji (Psidium guajava L.) adalah
batang berkayu (lignosus). Bentuk batang dari jambu biji (Psidium
guajava L.) bulat dengan permukaan batang menampilkan
lepasnya kerak (bagian kulit yang mati). Arah tumbuh batang
jambu biji (Psidium guajava L.) adalah tegak lurus (erectus)
dengan tipe percabangan simpodial.
Berdasarkan literatur, permukaan batang yang melepaskan
kerak (bagian kulit yang mati) seperti terlihat pada jambu biji
(Psidium guajava L.) dan pohon kayu putih (Melaleuca
leucadendron L.). Sedangkan percabangan simpodial, yaitu batang
pokok sukar ditentukan, karena dalam perkembangan selanjutnya
mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan
kalah cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan cabangnya
(Tjitrosoepomo, 2016).

10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.)


Klasifikasi Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Casuarinales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina equisetifolia L.
Sumber : (Steenis, 2008)
Berdasarkan hasil pengamatan, pohon cemara (Casuarina
equisetifolia L.) memiliki habitus pohon, karena jika diamatai
pohon cemara merupakan tumbuhan berkayu yang tingginya lebih
dari tiga meter dan mempunyai batang utama yang jelas. Tipe
batang dari pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.) yaitu
berkayu dengan bentuk batang yang bulat. Permukaan batangnya
berusuk (costatus), pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.)
memiliki arah tumbuh cabangnya yang condong ke atas (patens).
Tipe percabangan dari pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.)
adalah monopodial.
Berdasarkan literatur, permukaan batang yang berusuk
(costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang
membujur. Arah tumbuh cabangnya condong ke atas (patens), jika
cabang dengan batang pokok membentuk sudu kurang lebih 45º,
misalnya pada pohon cemara (Casuarina equisetifolia L.), cara
percabangan monopodial, yaitu jika batang pokok selalu tampak
jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya, misalnya pohon
cemara (Casuarina equisetifolia L.) (Tjitrosoepomo, 2016).

11. Ketapang (Terminalia catappa L.)


Klasifikasi Ketapang (Terminalia catappa L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
Spesies : Terminalia catappa L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Pohon ketapang adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang
rindang yang memiliki nama latin Terminalia catappa. Terminalia
catappa merupakan pohon besar dengan tinggi mencapai 25 m dan
gemang batang sampai 1.5 m. Bertajuk rindang dengan cabang-
cabang yang tumbuh mendatar dan bertingkat-tingkat. Ketapang
merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara. Namun pada wilayah
Sumatra dan Kalimantan pohon ketapang jarang ditemukan. Pohon
ini biasa ditanam di Australia bagian utara dan Polinesia, India,
Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur dan Afrika Barat, Amerika
Tengah, serta Amerika Selatan. Pohon ketapang kerap ditanam
sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon
ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yag khas bertingkat-
tingkat mirip struktur pagoda (Dwingga, 2015).
Berdasarkan hasil pengamatan ketapang (Terminalia
catappa L.) memiliki habitus pohon karena termasuk tumbuhan
berkayu dengan tinggi lebih dari tiga meter. Tipe batang dari
ketapang (Terminalia catappa L.) sendiri adalah berkayu. Bentuk
batang dari ketapang (Terminalia catappa L.), jika dilihat dari
sudut bentuk penampang melintangnya adalah bulat (teres). Pada
permukaan batang ketapang (Terminalia catappa L.)
permukaannya berusuk (costasus) dan banyak terdapat bintil-bintil
lentisel. Arah tumbuhnya tegak lurus (erectus) dengan tipe
percabangan monopodial. Selain itu daun pada ketapang
(Terminalia catappa L.) memiliki ujung daun tumpul dan tepi daun
rata.

12. Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)


Klasifikasi Bogenvil (Bougainvillea spectabilis)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
Spesies : Bougainvillea spectabilis Willd.
Sumber : (Cronquist, 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, tanaman
bogenvil (Bougainvillea spectabilis) termasuk ke dalam habitus
perdu, yaitu tumbuhan berkayu yang bercabang-cabang dan
memiliki struktur lebih kecil dari pada pohon. Tipe batang dari
bogenvil (Bougainvillea spectabilis) adalah batang berkayu
(lignosus) dengan bentuk batangnya bulat (teres). Permukaan
batangnya terdapat duri-duri kecil. Arah tumbuhnya yaitu
memanjat (scandens). Tipe percabangannya adalah dikotom. Selain
itu ujung daun dari bogenvil (Bougainvillea spectabilis) adalah
meruncing dengan tepi daun yang rata.

Berdasarkan literatur, arah tumbuh memanjat (scandens),


yaitu jika batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang.
Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tumbuhan lain, dan
pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus
untuk berpegangan pada penunjangannya ini, misalnya duri pada
bogenvil (Bougainvillea spectabilis) (Tjitrosoepomo, 2016).
VI. KESIMPULAN
1. Rumput teki (Cyperus rotundus) memiliki habitus herba dengan
tipe batang mendong (calamus). Bentuk batangnya bersegi tiga
(triangularis), permukaan batangnya licin (laevis) dengan arah
tumbuh yang tegak lurus (erectus). Tipe percabangannya geragih
(flagellum, stolo).
2. Mendong (Fimbrystilis sp) ) memiliki habitus herba, tipe batang
mendong (calamus). Bentuk batang segitiga (triangularis),
permukaan batang adalah licin (laevis). Arah tumbuh batang yaitu
tegak lurus (erectus) dan tipe percabangannya adalah monopodial.
3. Pisang (Musa paradisiaca L.) memiliki habitus herba dengan tipe
batang basah (herbaceous), bentuk batang yang bulat (teres).
Permukaan batangnya licin (laevis) dengan arah tumbuh yang
tegak lurus (erectus), dan tipe percabangan monopodial dengan
modifikasi batang semu.
4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.) memiliki habitus berupa
herba dengan tipe batang rumput (calmus). Bentuk batang yang
bulat (teres) dengan struktur permukaan batang yang licin (laevis).
Arah tumbuhnya membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis), dengan
tipe percabangan yang dikotom.
5. Sirih (Piper betle L.) memiliki habitus semak dengan tipe batang
rumput (calmus). Bentuk batang yang bulat (teres) dengan struktur
permukaan batang yang beralur (sulcatus). Arah tumbuh batangnya
adalah memanjat (scandens), dan alat penunjang yang digunakan
oleh sirih (Piper betle L.) adalah akar pelekat. Tipe
percabangannya simpodial.
6. Bambu (Bambusa sp) memiliki habitus pohon dengan tipe batang
yaitu batang berkayu (lignosus). Bentuk batangnya bulat (teres).
Permukaan batangnya licin (laevis), arah tumbuhnya tegak lurus
(erectus) dengan tipe percabangan monopodial.
7. Kaktus (Pilosocereus polygonus) memiliki habitus herba dengan
tipe batang yaitu batang basah, bentuk batang yang pipih bersifat
kladodia (cladodium). Permukaan batangnya licin berduri
(spinosus) dengan arah tumbuh batang yang tegak lurus (erectus),
dan percabangan simpodial.
8. Pepaya (Carica papaya L.) termasuk habitus pohon dengan tipe
batang berkayu, bentuk batangnya bulat (teres). Permukaan
batangnya memperlihatkan bekas-bekas daun dengan arah tumbuh
tegak lurus (erectus), dengan tipe percabangan monopodial
9. Jambu biji (Psidium guajava L.) termasuk habitus pohon yaitu
tumbuhan berkayu. Tipe batang berkayu (lignosus), bentuk batang
yang bulat dengan permukaan batang menampilkan lepasnya
kerak. Arah tumbuh batang adalah tegak lurus (erectus) dengan
tipe percabangan simpodial.
10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.) memiliki habitus pohon, tipe
batang yaitu berkayu dengan bentuk batang yang bulat. Permukaan
batangnya berusuk (costatus), arah tumbuh cabangnya yang
condong ke atas (patens). Tipe percabangannya monopodial.
11. Ketapang (Terminalia catappa L.) memiliki habitus pohon, tipe
batang berkayu. Bentuk batang bulat (teres), permukaannya
berusuk (costasus) dan banyak terdapat bintil-bintil lentisel. Arah
tumbuhnya tegak lurus (erectus), dengan tipe percabangan
monopodial.
12. Bogenvil (Bougainvillea spectabilis) termasuk ke dalam habitus
perdu, tipe batang berkayu (lignosus) dengan bentuk batangnya
bulat (teres). Permukaan batangnya terdapat duri-duri kecil. Arah
tumbuhnya yaitu memanjat (scandens). Tipe percabangannya
adalah dikotom.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Agoes Cho, 2016. Mengenal Pohon Ketapang dan Manfaatnya.
Diakses melalui https://blitarbettafish.wordpress.com pada tanggal
19 Maret 2019.

Amijaya, N. 2016. Berbagai Jenis Pohon Cemara di Indonesia. Diakses


melalui http://nuramijaya.com pada tanggal 19 Maret 2019.

Amin, 2010. Klasifikasi Rumput Teki Diakses melalui


http://amintabin.blogspot.com pada tanggal 19 Maret 2019.

Amintarti, Sri., & Riefani. M.K. 2019. Penuntun Praktikum


Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.

Budiutomo, N. 2018. Memahami Kehidupan Dari Filosofi Pohon


Pisang. Diakses melalui https://bukubiruku.com pada tanggal 19
Maret 2019.

Cronquist, A., 1981. An Integrated System of Classification of


Flowering Plants. New York: Columbia University Press.

Dwingga, 2015. Pohon Ketapang. Diakses melalui


http://eprints.polsri.ac.id pada tanggal 24 Maret 2019.

Huda, 2018. Jambu Biji Psidium Guajava. Diakses melaui


http://prhuda.blogspot.com pada tanggal 19 Maret 2019.

Linda, 2018. Bunga Telang. Diakses melalui


https://www.lindadwihapsari.com pada tanggal 19 Maret 2019.

Sarjani, 2017. Sirih. Diakses melalui http://www.jurnal.unsyiah.ac.id


pada tanggal 24 Maret 2019.

Setiyadi, Adi. 2015. Tanaman Pepaya. Diakses melalui


https://theadiokecenter.wordpress.come pada tanggal 19 Maret
2019.

Steenis, Van. 2008. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta

Tjitrosoepomo, Gembong. 2016. Morfologi Tumbuhan.


Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Yeriko J, 2018. Diakses melalui http://jurnal.untan.ac.id pada tanggal


24 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai