Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH MATAKULIAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3)

Dosen pengampu: Peter Sahupala, ST., MT

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Komputer


dan Jaringan

Disusun Oleh :

Maisaroh (202057201021)

Apri Fredianto (202057201023)

Indriawati Wulan Antasari (202057201024)

Nafsul Mutmainah (202057201025)

Issak Samuel Orisu (202057201057)

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSAMUS

MERAUKE

2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Komputer dan
Jaringan dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
dari Bapak Peter Sahupala, ST., MT pada bidang studi Sistem Informasi dengan
mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca serta penulis terkait
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Komputer dan Jaringan

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rudini Peter Sahupala,


ST., MT, selaku dosen pembimbing, mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan si penulis sesuai dengan bidang studi yang ditekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari, bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Merauke, 06 Agustus 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

Lembaran Sampul
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Kejadian Kecelakaan.......................................................................................2
1.3 Penyebab Kecelakaan....................................................................................4
1.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja..................................................................7
BAB II............................................................................................................................9
PEMBAHASAN.............................................................................................................9
2.1 Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.....................................................9
BAB III.........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu konsepsi pemikiran dan


perwujudan melalui berbagai upaya yang nyata untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan
kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan elemen dasar dalam dunia
kerja, yang memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu perlu adanya
peraturan yang menjamin dan mengatur tentang kesehatan dan keselamatan dalam
dunia kerja.

Selama ini paradigma tentang keselamatan dan kesehatan dunia kerja hanya
terpancang pada aktivitas pekerjaan di luar ruangan atau pekerjaan yang melibatkan
aktivitas fisik secara langsung di lapangan. Seperti para pekerja di perusahaan yang
sedang membangun konstruksi sebuah bangunan disyaratkan menggunakan atribut
yang dapat mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaannya.

Hal ini menjadi sebuah kontradiksi jika dibandingkan dengan pekerja yang
tidak melakukan pekerjaannya di lapangan, dan hanya melibatkan aktivitas kerja di
dalam ruangan. Salah satu contohnya adalah profesi para penggerak dibidang
komputer dan jaringan. Profesi yang bergerak di bidang ini, sepertinya memang
tidak akan menerima dampak kecelakaan atau kesehatan kerja yang langsung.

Namun harus dilihat kembali secara lebih mendalam berbagai profesi


dibidang komputer dan jaringan juga menanggung ancaman resiko kesehatan yang
tidak terlihat “invisible risk”. Ancaman resiko yang dapat diterima para pekerja profes
ini seperti gangguan penglihatan, gangguan sendi, sakit kepala, dan juga berbagai
keluhan kesehatan yang lainnya.

Meskipun begitu berbagai indikasi masalah kesehatan yang muncul pasca


penggunaan komputer perlu diperdalam melalui studi lebih lanjut. Oleh karena itu
perlu adanya aturan yang baik dan benar terkait penggunaan perangkat-perangkat
komputer yang sangat berhubungan dengan profesi dibidang komputer dan jaringan.

1
1.2 Kejadian Kecelakaan

Kecelakaan di tempat kerja adalah hal yang tidak terduga kedatangnya.


Kecelakaan dapat terjadi karena kesalahan yang terjadi tanpa disengaja dan tanpa
disadari.kecelakaan kerja dapat menyebabkan cedera, dan bahkan juga dapat
terjadi lebih dari itu yaitu mengakibatkan kematian. Timbulnya kecelakaan bekerja
biasanya sebagai akibat atas kelalaian tenaga kerja atau perusahaan. Adapun
kerusakan-kerusakan yang timbul, misalnya kerusakan mesin atau kerusakan
produk, sering tidak diharapkan perusahaan maupun tenaga kerja.

Kecelakaan kerja yang terjadi pada bidang komputer dan jaringan bisa terjadi
karena beberapa hal.

Gangguan kesehatan tubuh yang ditimbulkan dapat berupa :

1. Gangguan pada mata


2. Gangguan sistem saraf dikepala
3. Gangguan anggota tubuh (badan)
4. Gangguan pada tangan

Hal yang paling mempengaruhi kesehatan dalam penggunaan komputer


adalah monitor/layar. Seperti yang kita ketahui bahwasannya monitor memancarkan
cahaya radiasi yang akan mempengaruhi kesehatan mata. Tidak hanya itu,monitor
juga menimbulkan beberapa aspek yang berkaitan dengan radar
cahaya,diantaranya :

1. Sinar-x
2. Sinar ultraviolet
3. Gelombang mikro
4. Radiasi elektromagnetik frekuensi rendah

Tidak hanya mengganggu kesehatan mata, tetapi hal yang terus terjadi akan
mengakibatkan penggunanya mengidap katarak.

Selain mata, sistem saraf di kepala juga akan terkontaminasi oleh pancaran
sinar pada monitor dan mengakibatkan kepala menjadi sering pusing,selain itu
gangguan tubuh dapat terjadi karena posisi saat bekerja yang tidak teratur atau tidak

2
memenuhi standart posisi duduk. Tangan yang kita gunakan untuk mengetik terus
menerus juga akan mengakibatkan kelelahan,bahkan sampai gemetaran.

Kecelakaan yang lain dapat berupa konsleting tegangan listrik,yang


mengakibatkan kebakaran, komputer yang semakin lama dipakai tanpa selang
waktupun dapat mengakibatkan sistem rusak dan berujung pada letupan/ledakan
kecil.

Hal yang tak terduga dalam bekerja menggunakan komputer bisa saja terjadi
karena faktor lain,seperti ketumpahan air minum yang mengakibatkan komputer
rusak, ketidak sengajaan menjatuhkan komputer, pemakaian daya berlebih.dan
kejadian lainnya.

Hal-hal yang harus dilakukan dalam melakukan keselamatan kerja :

1. Tidak ceroboh ketika bekerja dan tetap terjaga serta fokus pada pekerjaan
2. Lengkapi diri menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan
maupun peralatan pelindung pribadi
3. Selalu tanggap terhadap keadaan dan cekatan dalam mengambil tindakan.
4. Selalu memeriksa alat kerja ssebelum memulai kegiatan

3
1.3 Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang
salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang
mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan
mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga.

Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan
kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap
karyawan pabrik. Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah
pencahayaan, ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya
ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan
yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang
kurang baik.

Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan seperti


latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan keselamatan, mengoperasikan
pelindung mesin mengoperasikan tanpa izin atasan, memakai kecepatan penuh,
menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa kebanyakan kecelakaan biasanya
terjadi karena mereka lalai atau pun kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya
satu saja.Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat
efektivitas maksimum, pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.

Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja :

1) Faktor Teknis

a. Tempat Kerja

Tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja, seperti


ukuran ruangan tempat kerja, penerangan, ventilasi udara, suhu tempat kerja,
lantai dan kebersihan ruangan, kelistrikan ruang, pewarnaan, gudang dan lain
sebagainya. Jika tempat kerja tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan, maka kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.

b. KondisiPeralatan

4
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan
menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau
peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau
sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan
lainnya.Oleh karena itu, mesin dan peralatan yang potensial menyebabkan
kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau
manusia.

c. Tools (Alat)

Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada.
Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan.
Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua dan melakukan kualitas
control pada alat-alat yang ada di tempat kerja

2) Faktor Non-Teknis

a. Kemampuan yang kurang


Tingkat pendidikan teknisi otomotif sangat dibutuhkan untuk proses produksi
dan proses maintenance atau perawatan. Orang yang memiliki kemampuan
tinggi biasanya akan bekerja dengan lebih baik serta memperhatikan factor
keslamatan kerja pada pekerjannya. Oleh sebab itu, untuk selalu mengasah
kemampuan akan menjadi lebih baik.
b. Ketrampilan yang kurang
Setelah kemampuan pengetahuan teknisi baik, maka diperlukan latihan
secara terus-menerus.Hal ini untuk lebih selalu mengembangkan ketrampilan
guna semakin meminimalkan kesalahan dalam bekerja dan mengurangi angka
kecelakaan kerja. Didunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan
training.
c. Bekerja tanpa peralatan keselamatan
Pekerjaan tertentu, mengharuskan pekerja menggunakan peralatan
keselamatan kerja. Peralatan keselamatan kerja dirancang untuk melindungi
pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan yang baru dilaksanakan.

5
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan
yang nyaman dan aman ketika digunakan. Peralatan keselamatan tersebut
diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las,
sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, penutup telinga dari
kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya. Terkadang
orang yang sudah merasa mahir justrutidak menggunakan peralatan
keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las.Hal ini
sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu menggunakan
peralatan keselamatan kerja untuk menjaga kualitas pekerjaan yang terbaik serta
keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja.

6
1.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Kerugian kecelakaan kerja diilustrasikan sebagaimana gunung es di


permukaan laut dimana es yang terlihat di permukaan laut lebih kecil dari pada
ukuran es yang sebenarnya jika secara keseluruhan. Begitu pula kerugian pada
kecelakaan kerja, kerugian yang "tampak/terlihat" lebih kecil dari pada kerugian
keseluruhan. Dalam hal ini kerugian yang "tampak" ialah yang berkaitan dengan
biaya langsung untuk penanganan/perawatan/pengobatan korban kecelakaan kerja
tanpa memperhatikan kerugian-kerugian lainnya yang bisa jadi berlipat-lipat
jumlahnya daripada biaya langsung untuk korban kecelakaan kerja. Kerugian
kecelakaan kerja yang sesungguhnya ialah jumlah kerugian untuk korban
kecelakaan kerja ditambahkan dengan kerugian-kerugian lainnya (material/non-
material) yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tersebut.

Kerugian-kerugian (biaya-biaya) tersebut antara lain :

a. Biaya Langsung Kerugian Kecelakaan Kerja :


1) Biaya Pengobatan & Perawatan Korban Kecelakaan Kerja.
2) Biaya Kompensasi (yang diasuransikan/ gaji).
b. Biaya Tidak Langsung :

Dalam kerugian biaya ini digolongkan menjadi 2, yakni biaya dalam


pembukuan seperti kerusakan property (biaya yang tidak diasuransikan) dan biaya
lain yang tidak diasuransikan.
7
Biaya dalam pembukuan :

1. Kerusakan gangguan
2. Kerusakan peralatan dan perkakas
3. Kerusakan produk dan material
4. Keterlambatan dan gangguan produksi
5. Biaya legal hukum
6. Biaya Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
7. Sewa peralatan
8. Waktu untuk Investigasi/ penyelidikan

Biaya lain :

1. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang


2. Biaya Perekrutan dan Pelatihan
3. Upah lembur
4. Ekstra waktu untuk kerja administrasi
5. Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
6. Hilangnya bisnis dan nama baik

8
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja

A. Solusi kecelakaan kerja

Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi
resiko dari adanya kecelakaan kerja.

1) Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah
timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di
dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-
orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk
lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning
dan tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak
seharusnya.
2) Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar.
Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan
penyesuaian diri. Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi
aktivitas. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya
dihindari.
3) Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata anti-radiasi,dan pakaian
pelindung. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau
mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang
enggan memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru
mengganggu aktivitas kerja.
4) Lingkungan kerja meliputi faktor suara, cahaya dan Udara yang baik dalam
suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara
tidak boleh terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus
diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu
ruang kerja. Untuk mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan, tempatkan di
ruangan yang dilengkapi dengan peredam suara. Pencahayaan disesuaikan

9
dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan dengan macam dan
sifat pekerjaan. (Slamet Saksono, 1988: 104-111).

B. Pencegahan Kecelakaan Kerja

1) Peraturan
Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal yang
seperti kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan,
pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban
para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan
pertama, dan pemeriksaan kesehatan.
2) Pengawasan
Untuk meningkatkan keselamatan kerja perlu dilakukan pengawasan yang
berupa usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi. Hal ini dilakukan
supaya peraturan yang ada benar-benar dipatuhi atau tidak dilanggar,
sehingga apa yang menjadi sasaran maupun tujuan dari peraturan
keselamatan kerja dapat tercapai. Bagi yang melanggar peraturan tersebut
sebaiknya diberikan sanksi atau punishment.
3) PenelitanTeknik
Hal yang termasuk dalam riset teknis berupa penyelidikan peralatan dan ciri-
ciri dari bahan berbahaya, penelitian tentang perlindungan mesin, pengujian
masker pernafasan, dan sebagainya. Riset ini merupakan cara paling efektif
yang dapat menekan angka kejadian kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja.
4) Penelitian Medis
Termasuk penyelidikan dampak fisiologis dan patologis dari faktor lingkungan
dan teknologi, serta kondisi fisik yang amat merangsang terjadinya
kecelakaan. Setelah diketahui faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
kecelakaan, maka seseorang dapat menghindari dan lebih berhati-hati
dengan potensi bahaya yang ada.
5) Penelitian Psikologis
Sebagai contoh adalah penyelidikan pola psikologis yang dapat
menyebabkan kecelakaan. Psikologis seseorang sangat membawa pengaruh
besar dengan kecelakaan. Karena apa yang dirasakan/sedang dialami
cenderung terus menerus berada dalam pikiran, hal inilah yang dapat

10
mempengaruhi konsentrasi saat bekerja sehingga adanya bahaya kadang
terabaikan.
6) Penelitian Statistik
Digunakan untuk mengetahui jenis kecelakaan yang terjadi, berapa banyak,
kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban, dalam kegiatan
seperti apa, dan apa saja yang menjadi penyebabnya. Riset seperti ini dapat
dijadikan sebagai pelajaran atau acuan agar dapat terhidar dari kecelakaan,
kerena belajar dari pengalaman yang terdahulu.
7) Pendidikan
Hal ini meliputi pengajaran subyek keselamatan sebagai mata ajaran dalam
akademi teknik, sekolah dagang ataupun kursus magang. Pemberian
pendidikan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pada usia sekolah
diharapkan sebelum siswa terjun ke dunia kerja sudah memiliki bekal terlebih
dahulu tentang bagaimana cara dan sikap kerja yang yang aman dan
selamat, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka.
8) Pelatihan
Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi praktis bagi
para pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal keselamatan kerja.
Perlunya pemberian pelatihan karena pekerja baru cenderung belum
mengetahui hal-hal yang ada di perusahaan yang baru ditempatinya. Karena
setiap tempat kerja mempunyai kebijakan dan peraturan yang tidak sama
dengan tempat kerja lain. Bahaya kerja yang ada juga sangat berbeda.
9) Persuasi
Penerapan berbagai metode publikasi dan imbauan untuk mengembangkan
”kesadaran akan keselamatan” dapat dijadikan sebagai contoh dari persuasi.
Persuasi dapat dilakukan anatar individu maupun melalui media seperti
poster, spanduk, dan media lainnya.
10) Asuransi
Dapat dilakukan dengan cara penyediaan dana untuk untuk meningkatkan
upaya pencegahan kecelakaan. Selain itu asuransi juga dapat digunakan
untuk membantu meringankan beban korban kecelakaan karena sebagian
dari biaya di tanggung asuransi.
11) Tindakan Pengamanan oleh Masing-masing Individu.
11
Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran tiap individu terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Peningkatan kesadaran dimulai dari diri
sendiri kemudian menularkannya kepada orang lain.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah Sebagai suatu sistem yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan
dapat menjadi upaya yang preventif dan dapat menjadi acuan dalam pelindungan
diri terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja.

Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi


menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Sehingga dalam upaya pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar dan mengurangi kerugian besar kepada perusahaan dan pekerjanya.

3.2 Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting untuk menunjang


kelancaraan saat kita kerja, olehnya perlu adanya pengantipasian diberbagai bidang
termasuk bidang computer dan jaringan. Segala kecelakaan saat bekerja karena
sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) di
suatu perusahaan, kantor maupun negara. Oleh karena itu kesehatan dan
keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal terkhusus oleh pekerja di bidang
computer dan jaringan.
Setelah penulis melaksanakan penelitian tugas akhir tentang penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja dibidang computer dan jaringan, adapun saran
sebagai berikut :
1) Seorang pengguna atau pekerja khususnya dibidang computer, seharusnya
lebih memaknai akan pentingnya menerapkan K3 saat bekerja.
2) Mengingat pentingnya pengaruh pelaksanaan program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas tenaga kerja, maka di masa
mendatang sangat diharapkan di setiap instansi-instansi yang dapat lebih

13
menerapkan pelaksanaan program ini untuk mengurangi angka Kecelakaan
kerja.
1) Setiap penyedia jasa konstruksi hendaknya memberikan pelatihan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara berkala sehingga tersedia
tenaga ahli di setiap instansi.
2) Pemerintah hendaknya mengeluarkan peraturan mengenai standar
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang lebih
baru dan lebih jelas agar pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan
baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mahdali, Ali. 2016. “Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan”, https://ali-


mahdali.blogspot.com/2016/09/menerapkan-keselamatan-dan-kesehatan.html,
diakses pada 7 Agustus 2021 pukul 20.40.

Adzim, Hebbie Ilma. 2021. “Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es


Kecelakaan Kerja)”,
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/09/kerugian-
kecelakaan-kerja-teori-gunung.html, diakses pada 7 Agustus 2021 pukul 21.58

Pendidikan, Dosen. 2021. “Kecelakaan Kerja”,


https://www.dosenpendidikan.co.id/kecelakaan-kerja/, diakses pada 7 Agustus 2021
pukul 22.25

Dr.Osha. 2021. “Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja K3”,


https://www.safetyshoe.com/3-faktor-penyebab-kecelakaan-kerja-k3-mencakup-5-m-
faktor-manusia/, diakses pada 7 Agustus 2021 pukul 23.29

PT. Mandiri Mahadaya. 2020. “Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Kerja”,


https://pelatihank3kemenaker.com/faktor-kecelakaan-kerja, diakses pada 8 Agustus
2021 pukul 07.27

15

Anda mungkin juga menyukai