KERJA (K3)
Disusun Oleh :
Maisaroh (202057201021)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Komputer dan
Jaringan dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
dari Bapak Peter Sahupala, ST., MT pada bidang studi Sistem Informasi dengan
mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca serta penulis terkait
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bidang Komputer dan Jaringan
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
Daftar Isi
Lembaran Sampul
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Kejadian Kecelakaan.......................................................................................2
1.3 Penyebab Kecelakaan....................................................................................4
1.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja..................................................................7
BAB II............................................................................................................................9
PEMBAHASAN.............................................................................................................9
2.1 Solusi dan Pencegahan Kecelakaan Kerja.....................................................9
BAB III.........................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan....................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Selama ini paradigma tentang keselamatan dan kesehatan dunia kerja hanya
terpancang pada aktivitas pekerjaan di luar ruangan atau pekerjaan yang melibatkan
aktivitas fisik secara langsung di lapangan. Seperti para pekerja di perusahaan yang
sedang membangun konstruksi sebuah bangunan disyaratkan menggunakan atribut
yang dapat mengurangi resiko kecelakaan dalam pekerjaannya.
Hal ini menjadi sebuah kontradiksi jika dibandingkan dengan pekerja yang
tidak melakukan pekerjaannya di lapangan, dan hanya melibatkan aktivitas kerja di
dalam ruangan. Salah satu contohnya adalah profesi para penggerak dibidang
komputer dan jaringan. Profesi yang bergerak di bidang ini, sepertinya memang
tidak akan menerima dampak kecelakaan atau kesehatan kerja yang langsung.
1
1.2 Kejadian Kecelakaan
Kecelakaan kerja yang terjadi pada bidang komputer dan jaringan bisa terjadi
karena beberapa hal.
1. Sinar-x
2. Sinar ultraviolet
3. Gelombang mikro
4. Radiasi elektromagnetik frekuensi rendah
Tidak hanya mengganggu kesehatan mata, tetapi hal yang terus terjadi akan
mengakibatkan penggunanya mengidap katarak.
Selain mata, sistem saraf di kepala juga akan terkontaminasi oleh pancaran
sinar pada monitor dan mengakibatkan kepala menjadi sering pusing,selain itu
gangguan tubuh dapat terjadi karena posisi saat bekerja yang tidak teratur atau tidak
2
memenuhi standart posisi duduk. Tangan yang kita gunakan untuk mengetik terus
menerus juga akan mengakibatkan kelelahan,bahkan sampai gemetaran.
Hal yang tak terduga dalam bekerja menggunakan komputer bisa saja terjadi
karena faktor lain,seperti ketumpahan air minum yang mengakibatkan komputer
rusak, ketidak sengajaan menjatuhkan komputer, pemakaian daya berlebih.dan
kejadian lainnya.
1. Tidak ceroboh ketika bekerja dan tetap terjaga serta fokus pada pekerjaan
2. Lengkapi diri menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang telah disediakan
maupun peralatan pelindung pribadi
3. Selalu tanggap terhadap keadaan dan cekatan dalam mengambil tindakan.
4. Selalu memeriksa alat kerja ssebelum memulai kegiatan
3
1.3 Penyebab Kecelakaan
Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena tindakan yang
salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab kecelakaan
merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan. Ada pepatah yang
mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam melihat atau berjalan
mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga.
Hal tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan
kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan setiap
karyawan pabrik. Diantara kondisi yang kurang aman salah satunya adalah
pencahayaan, ventilasi yang memasukkan debu dan gas, layout yang berbahaya
ditempatkan dekat dengan pekerja, pelindung mesin yang tak sebanding, peralatan
yang rusak, peralatan pelindung yang tak mencukupi, seperti helm dan gudang yang
kurang baik.
1) Faktor Teknis
a. Tempat Kerja
b. KondisiPeralatan
4
Mesin-mesin dan peralatan kerja pada dasarnya mengandung bahaya dan
menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya karena mesin atau
peralatan yang berputar, bergerak, bergesekan, bergerak bolak-balik, belt atau
sabuk yang berjalan, roda gigi yang bergerak, transmisi serta peralatan
lainnya.Oleh karena itu, mesin dan peralatan yang potensial menyebabkan
kecelakaan kerja harus diberi pelindung agar tidak membahayakan operator atau
manusia.
c. Tools (Alat)
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi
terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada.
Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan.
Melakukan peremajaan pada alat-alat yang sudah tua dan melakukan kualitas
control pada alat-alat yang ada di tempat kerja
2) Faktor Non-Teknis
5
Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat peralatan keselamatan
yang nyaman dan aman ketika digunakan. Peralatan keselamatan tersebut
diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman, kacamata, kacamata las,
sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, penutup telinga dari
kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya. Terkadang
orang yang sudah merasa mahir justrutidak menggunakan peralatan
keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las.Hal ini
sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu menggunakan
peralatan keselamatan kerja untuk menjaga kualitas pekerjaan yang terbaik serta
keselamatan dan kesehatan dirinya selama bekerja.
6
1.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
1. Kerusakan gangguan
2. Kerusakan peralatan dan perkakas
3. Kerusakan produk dan material
4. Keterlambatan dan gangguan produksi
5. Biaya legal hukum
6. Biaya Pengeluaran Sarana/Prasarana Darurat
7. Sewa peralatan
8. Waktu untuk Investigasi/ penyelidikan
Biaya lain :
8
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengurangi
resiko dari adanya kecelakaan kerja.
1) Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah
timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di
dalamnya. Barang-barang dalam ruang kerja harus ditempatkan sedemikian
rupa sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang-
orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Jalan-jalan yang dipergunakan untuk
lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning
dan tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak
seharusnya.
2) Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar.
Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan
penyesuaian diri. Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi
aktivitas. Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya
dihindari.
3) Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata anti-radiasi,dan pakaian
pelindung. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau
mengurangi resiko kecelakaan kerja. Tapi sayangnya, para pekerja terkadang
enggan memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru
mengganggu aktivitas kerja.
4) Lingkungan kerja meliputi faktor suara, cahaya dan Udara yang baik dalam
suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja. Kadar udara
tidak boleh terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus
diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu
ruang kerja. Untuk mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan, tempatkan di
ruangan yang dilengkapi dengan peredam suara. Pencahayaan disesuaikan
9
dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan dengan macam dan
sifat pekerjaan. (Slamet Saksono, 1988: 104-111).
1) Peraturan
Peraturan merupakan ketentuan yang harus dipatuhi mengenai hal-hal yang
seperti kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan,
pengawasan, pengujian dan pengoperasian peralatan industri, kewajiban
para pengusaha dan pekerja, pelatihan, pengawasan kesehatan, pertolongan
pertama, dan pemeriksaan kesehatan.
2) Pengawasan
Untuk meningkatkan keselamatan kerja perlu dilakukan pengawasan yang
berupa usaha penegakan peraturan yang harus dipatuhi. Hal ini dilakukan
supaya peraturan yang ada benar-benar dipatuhi atau tidak dilanggar,
sehingga apa yang menjadi sasaran maupun tujuan dari peraturan
keselamatan kerja dapat tercapai. Bagi yang melanggar peraturan tersebut
sebaiknya diberikan sanksi atau punishment.
3) PenelitanTeknik
Hal yang termasuk dalam riset teknis berupa penyelidikan peralatan dan ciri-
ciri dari bahan berbahaya, penelitian tentang perlindungan mesin, pengujian
masker pernafasan, dan sebagainya. Riset ini merupakan cara paling efektif
yang dapat menekan angka kejadian kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja.
4) Penelitian Medis
Termasuk penyelidikan dampak fisiologis dan patologis dari faktor lingkungan
dan teknologi, serta kondisi fisik yang amat merangsang terjadinya
kecelakaan. Setelah diketahui faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
kecelakaan, maka seseorang dapat menghindari dan lebih berhati-hati
dengan potensi bahaya yang ada.
5) Penelitian Psikologis
Sebagai contoh adalah penyelidikan pola psikologis yang dapat
menyebabkan kecelakaan. Psikologis seseorang sangat membawa pengaruh
besar dengan kecelakaan. Karena apa yang dirasakan/sedang dialami
cenderung terus menerus berada dalam pikiran, hal inilah yang dapat
10
mempengaruhi konsentrasi saat bekerja sehingga adanya bahaya kadang
terabaikan.
6) Penelitian Statistik
Digunakan untuk mengetahui jenis kecelakaan yang terjadi, berapa banyak,
kepada tipe orang yang bagaimana yang menjadi korban, dalam kegiatan
seperti apa, dan apa saja yang menjadi penyebabnya. Riset seperti ini dapat
dijadikan sebagai pelajaran atau acuan agar dapat terhidar dari kecelakaan,
kerena belajar dari pengalaman yang terdahulu.
7) Pendidikan
Hal ini meliputi pengajaran subyek keselamatan sebagai mata ajaran dalam
akademi teknik, sekolah dagang ataupun kursus magang. Pemberian
pendidikan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pada usia sekolah
diharapkan sebelum siswa terjun ke dunia kerja sudah memiliki bekal terlebih
dahulu tentang bagaimana cara dan sikap kerja yang yang aman dan
selamat, sehingga ketika terjun ke dunia kerja mereka mampu menghindari
potensi bahaya yang dapat menyebabkan celaka.
8) Pelatihan
Salah satu contoh pelatihan yaitu berupa pemberian instruksi praktis bagi
para pekerja, khususnya bagi pekerja baru dalam hal keselamatan kerja.
Perlunya pemberian pelatihan karena pekerja baru cenderung belum
mengetahui hal-hal yang ada di perusahaan yang baru ditempatinya. Karena
setiap tempat kerja mempunyai kebijakan dan peraturan yang tidak sama
dengan tempat kerja lain. Bahaya kerja yang ada juga sangat berbeda.
9) Persuasi
Penerapan berbagai metode publikasi dan imbauan untuk mengembangkan
”kesadaran akan keselamatan” dapat dijadikan sebagai contoh dari persuasi.
Persuasi dapat dilakukan anatar individu maupun melalui media seperti
poster, spanduk, dan media lainnya.
10) Asuransi
Dapat dilakukan dengan cara penyediaan dana untuk untuk meningkatkan
upaya pencegahan kecelakaan. Selain itu asuransi juga dapat digunakan
untuk membantu meringankan beban korban kecelakaan karena sebagian
dari biaya di tanggung asuransi.
11) Tindakan Pengamanan oleh Masing-masing Individu.
11
Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran tiap individu terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Peningkatan kesadaran dimulai dari diri
sendiri kemudian menularkannya kepada orang lain.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah Sebagai suatu sistem yang dibuat bagi
pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan
dapat menjadi upaya yang preventif dan dapat menjadi acuan dalam pelindungan
diri terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja.
3.2 Saran
13
menerapkan pelaksanaan program ini untuk mengurangi angka Kecelakaan
kerja.
1) Setiap penyedia jasa konstruksi hendaknya memberikan pelatihan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja(K3) secara berkala sehingga tersedia
tenaga ahli di setiap instansi.
2) Pemerintah hendaknya mengeluarkan peraturan mengenai standar
pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang lebih
baru dan lebih jelas agar pelaksanaan program ini dapat berjalan dengan
baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15