Anda di halaman 1dari 69

i

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG JENIS DAN FUNGSI PERALATAN
BEDAH MINOR

SKRIPSI

Oleh :

ELA ZAHARA DIANA SUKMA


170100168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


ii

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TENTANG JENIS DAN FUNGSI PERALATAN
BEDAH MINOR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

ELA ZAHARA DIANA SUKMA


170100168

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2021

Universitas Sumatera Utara


i
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat
dan berkat-NYA penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Serta
sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini berjudul “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Tentang Jenis dan Fungsi Peralatan Bedah Minor” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program
studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak


dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Aldy
Safruddin Rambe, Sp.S (K), yang banyak memberikan dukungan secara
psikologis selama proses penyusunan skripsi.
2. Dosen Pembimbing, dr. Desiree Anggia Paramita, M.Ked.(Surg), Sp.B, yang
banyak memberikan arahan, masukan, ilmu, dan motivasi kepada penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sedemikian rupa.
3. Ketua Penguji, Dr. dr. Adi Muradi Muhar, SPB-KBD dan Anggota Penguji, dr.
Riyadh Ikhsan, M.Ked(KK), Sp.KK, untuk setiap kritik dan saran yang
membangun selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Akademik, dr. Yuke Sarastri, M.Ked(Cardio), SpJP, yang
selalu memberikan motivasi dan bimbingan selama masa perkuliahan 7 semester.
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara atas ilmu yang diberikan dari mulai awal perkuliahan hingga
penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua, Jamaludin dan Sumiwati, serta dua saudara kandung, Wardana
Ferdiansyah dan Dini Novalia Indriana beserta keluarga besar yang selalu
mendukung, memberikan semangat, kasih sayang, bantuan, dan perhatian yang
tidak pernah berhenti sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat penulis, Fatimah, Nanda, Isriani, Ainun, Aqilah, Rosah, Ellys,
Ninik dan sahabat lainnya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dari
awal perkuliahan sampai selesai skripsi ini.

ii
Universitas Sumatera Utara
Penulis telah berusaha keras selama proses penyususnan skripsi ini. Namun, penulis
sangat menyadari bahwa masih bnayak kekkurangan dalam tugas akhir skripsi ini. Untuk
itu, penulis berharap saran masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan tugas
akhir ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Medan, Februari 2021

Penyusun
Ela Zahara Diana Sukma

iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

Peralatan bedah minor merupakan instrumen yang dirancang untuk digunakan


hanya pada kegiatan bedah minor saja. Alat - alat tersebut jika digabungkan menjadi satu
biasanya dapat disebut dengan minor surgery set. Contoh jenis - jenis peralatan bedah
minor yaitu : pinset anatomis, pinset jaringan, klem jaringan, klem hemostat, needle
holder, benang bedah, mayo scissors, metszenbaum scissors, bandage scissors, iris
scissors, scalpel handle dan blade.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan
mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2017 tentang jenis dan fungsi peralatan
bedah minor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan studi
cross sectional, dimana penelitian ini merupakan desain penelitian yang pengumpulan
datanya dilakukan pada satu titik waktu atau at one point in time. Subjek penelitian dipilih
menggunakan teknik non-random (non probability) accidental sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepada responden.
Dengan jumlah sampel yang terdapat pada penelitian ini sebanyak 72 orang
responden, kemudian diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan responden dalam kategori baik sebesar 19.4% (14 orang), tingkat
pengetahuan sedang sebanyak 73.6% (53 orang), dan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 6.9% (5 orang). Mahasiswa disarankan untuk lebih aktif menggali pengetahuan
dari berbagai referensi buku bahan ajar agar memiliki banyak tambahan ilmu dan
informasi yang akan berguna untuk pembelajaran kedepannya.
Kata Kunci : Peralatan Bedah Minor, Pengetahuan, Mahasiswa

iv
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

Minor surgical equipment is an instrument designed for use only in minor surgical
activities. These tools when combined into one usually be called a minor surgery set.
Types of minor surgical equipment are: anatomical tweezers, tissue tweezers, tissue
clamps, hemostat clamps, needle holders, surgical threads, mayo scissors, metszenbaum
scissors, bandage scissors, iris scissors, scalpel handles and blades.
The purpose of this study was to find out the level of knowledge of students at
Universitas Sumatera Utara’s Faculty of Medicine students of year 2017 about the types
and functions of minor surgical equipment. This research is a descriptive research using
cross sectional studies, where this research is a research design whose data collection is
done at one point in time . The study subjects were selected using non-random (non
probability) accidental sampling techniques. Data collection is done by providing
questionnaires to respondents.
With the number of samples contained in this study as many as 72 respondents, the
results of this research showed that the level of knowledge of respondents in a good
category as much as 19.4% (14 people), average knowledge level as much as 73.6% (53
people), and less knowledge level as much as 6.9% (5 people). Students are advised to be
more active in exploring knowledge from various teaching material book references in
order to have a lot of additional knowledge and information that will be useful for the
future studies.
Keywords : Minor Surgical Equipment, Knowledge, Students

v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI

Halaman ........................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................................................... iv
ABSTRACT...................................................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 2
1.3.1. Tujuan Umum .................................................................................................... 2
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 2
1. Bagi peneliti ................................................................................................................. 2
2. Bagi subjek yang diteliti ............................................................................................... 2
3. Bagi masyarakat ........................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................. 4
2.1. Pengetahuan ............................................................................................................. 4
2.1.1. Definisi Pengetahuan.............................................................................................. 4
2.1.2. Tingkat Pengetahuan .............................................................................................. 5
1) Tahu .......................................................................................................................... 5
2) Memahami ................................................................................................................ 5
3) Penerapan .................................................................................................................. 5
4) Analisis ..................................................................................................................... 6
5) Sintesis ...................................................................................................................... 6

vi
Universitas Sumatera Utara
vii

6) Evaluasi ..................................................................................................................... 6
2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan ............................................................................. 6
2.2. Peralatan Bedah ...................................................................................................... 8
2.3. Peralatan Bedah Minor ........................................................................................ 10
2.4. Jenis Peralatan Bedah Minor ............................................................................... 11
2.4.1. Pinset (Forceps) .................................................................................................... 11
2.4.2. Klem ..................................................................................................................... 12
2.4.3. Needle Holder ...................................................................................................... 13
2.4.4. Benang Bedah ...................................................................................................... 14
2.4.5. Gunting ................................................................................................................. 15
2.4.6. Scalpel Handle ..................................................................................................... 17
2.4.7. Blade..................................................................................................................... 18
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL .................................... 19
3.1. Kerangka Konsep ........................................................................................................... 19
3.2. Definisi Operasional ....................................................................................................... 19
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................................... 21
4.1. Jenis Penelitian ............................................................................................................... 21
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................................... 21
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................................... 21
4.3.1. Populasi ................................................................................................................ 21
4.3.2. Sampel Penelitian ................................................................................................. 21
4.4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi ............................................................................. 22
4.4.1. Kriteria Inklusi ..................................................................................................... 22
4.4.2. Kriteria Eksklusi ................................................................................................... 23
4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 23
4.5.1. Data Primer .......................................................................................................... 23
4.5.2. Data Sekunder ...................................................................................................... 23

vii
Universitas Sumatera Utara
viii

4.5.3. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................................. 23


4.5.4. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 24

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................ 26


5.1. Hasil Penelitian ............................................................................................................... 26
5.2. Hasil Analisis Statistik.................................................................................................... 27
5.3. Pembahasan .................................................................................................................... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................... 32


6.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 32
6.2. Saran ............................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 34
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 36
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 37

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


2.1 Pinset Anatomis ..................................................................... 13
2.2 Pinset Jaringan ....................................................................... 14
2.3 Klem Jaringan ........................................................................ 14
2.4 Klem Hemostat ...................................................................... 15
2.5 Needle Holder ........................................................................ 15
2.6 Mayo Scissors ........................................................................ 17
2.7 Metzenbaum Scissors............................................................. 17
2.8 Bandage Scissors ................................................................... 18
2.9 Iris Scissors ............................................................................ 18
2.10 Scalpel Handle #3 .................................................................. 19
2.11 Blade ...................................................................................... 19
3.1 Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 20

ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner……………….. 25
5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………….. 27
5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden……………… 28
5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden…………. 29

x
Universitas Sumatera Utara
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Instrumentasi adalah salah satu aspek terpenting dari prosedur pembedahan.


Instrumen bedah dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dokter bedah. Ketika tim
bedah mengetahui nama, penanganan, dan penggunaan masing-masing instrumen
dengan tepat, maka dengan begitu akan meningkatkan kualitas prosedur pembedahan
(Nemitz, 2014).
Praktisi medis ataupun asisten, yang berperan sebagai operator instrumen, handler
dan maintainers, masing-masing memiliki tugas mereka sendiri untuk melakukan
tugasnya yang menuntut pemahaman, baik tentang perbedaan bagaimana instrumen ini
digunakan, untuk apa mereka digunakan dan bagaimana mereka dibuat serta dirawat.
Penyalahgunaan instrumen dapat menempatkan pasien dan praktisi medis dalam hal yang
berisiko, juga dapat terjadi hal yang merugikan dan mahal jika tidak ditangani dengan
benar dan/atau rusak selama penggunaan (Moutrey, 2017).
Bedah minor adalah pembedahan kecil atau terlokalisir, contohnya memotong
borok dan bisul, eksisi kista, dan menjahit luka. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
bedah minor adalah dari persiapan alat-alat, ruang operasi dan meja operasi,
pencahayaan, perawatan alat-alat dan perlengkapan, sterilisasi dan desinfeksi alat-alat,
persiapan dari pasien, serta anastesi (Brown, 1995).
Tingkat risiko suatu prosedur pembedahan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
minor dan mayor. Bedah minor merupakan pembedahan sederhana dengan risiko yang
sedikit. Sedangkan bedah mayor merupakan pembedahan yang mengandung risiko cukup
tinggi untuk pasien dan biasanya pembedahan ini luas (Baradero, 2005).
Walaupun pembedahan minor memiliki risiko yang kecil, namun sebagai praktisi
medis yang baik, sudah menjadi tugas kita untuk mempunyai dasar pengetahuan
mengenai penggunaan peralatan bedah minor untuk meminimalisir tindakan kesalahan
yang bisa saja kita lakukan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang

1
Universitas Sumatera Utara
2

pengetahuan jenis dan fungsi alat bedah minor pada mahasiswa kedokteran di Universitas
Sumatera Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :


Bagaimana gambaran pengetahuan mahasiswa tentang jenis dan fungsi peralatan bedah
minor?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang jenis dan fungsi peralatan


bedah minor pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa tentang jenis-jenis


peralatan bedah minor.
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa tentang fungsi peralatan
bedah minor.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Untuk menumbuhkan jiwa penelitian dan menambah ilmu pada peneliti sendiri,
sehingga kedepannya peneliti dapat membuat penelitian yang lebih baik dan
bermanfaat lagi.

2. Bagi subjek yang diteliti

Agar dapat manambah ilmu dan menumbuhkan kesadaran pentingnya


pengetahuan dasar bagi praktisi kedokteran dalam melaksanakan kewajibannya.

Universitas Sumatera Utara


3

3. Bagi masyarakat

Dapat memberikan informasi dan ilmu bagi masyarakat, khususnya bagi pekerja
di bidang kesehatan mengenai pengetahuan tentang peralatan bedah minor.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan bagian yang esensial dari eksistensi


manusia, karena pengetahuan merupakan buah dan aktivitas berpikir yang dilakukan
manusia merupakan perbedaan yang memisahkan manusia dari semua genus lainnya,
seperti hewan (Nasution, 2016). Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui
proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt
behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo,
2002).
Untuk memahami lebih lanjut arti pengetahuan, ada baiknya kita bedakan antara
pengetahuan dan keyakinan. Perlu kita tegaskan bahwa pengetahuan tidak sama dengan
keyakinan walaupun ada hubungan yang sangat erat antara keduanya.
Baik pengetahuan maupun keyakinan sama - sama merupakan sikap mental
seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau
terjadi. Hanya saja, dalam keyakinan, objek yang disadari sebagai ada itu tidak perlu
harus ada sebagaimana adanya. Sebaliknya, dalam hal pengetahuan, objek yang disadari
itu memang ada sebagaimana adanya. Dengan demikian pengetahuan tidak bisa salah
atau keliru karena begitu suatu pengetahuan terbukti salah atau keliru, tidak bisa lagi
dianggap sebagai pengetahuan, namun akan berubah menjadi sekadar keyakinan belaka.
Oleh karena itu, salah satu syarat untuk mengatakan bahwa seseorang
mengetahui sesuatu jika apa yang diklaimnya sebagai yang diketahui dalam
kenyataannya memang demikian adanya. Jadi, objek yang diketahui itu harus ada dan
harus terjadi sebagaimana yang diklaim. Dengan kata lain, pengetahuan selalu
mengandung kebenaran. Apa yang diketahui harus benar dan harus ditunjang oleh bukti
- bukti berupa acuan fakta, saksi, memori, catatan historis, dan sebagainya.

4
Universitas Sumatera Utara
5

Proses adopsi perilaku, menurut Notoatmodjo S. (1997) yang mengutip


pendapat Rogers (1974), sebelum seseorang mengadopsi perilaku, di dalam diri orang
tersebut terjadi suatu proses yang berurutan, yaitu:
a. Awareness (kesadaran) : individu yang menyadari adanya stimulus.
b. Interest (tertarik) : individu mulai tertarik pada stimulus.
c. Evaluation (menimbang - nimbang) : individu menimbang - nimbang
tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. pada proses ketiga
ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.
d. Trial (mencoba) : individu sudah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption : individu telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
sikap, dan kesadarannya terhadap stimulus.
Menurut Rogers, adopsi perilaku tidak selalu melewati tahap yang disebutkan di
atas sehingga umumnya perilaku baru tersebut tidak langgeng. Namun sebaliknya,
perilaku yang melalui proses di atas akan bersifat langgeng (Notoatmodjo, 2007).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif mencakup 6 tingkatan, yaitu :


1) Tahu
Merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu artinya dapat mengingat atau
mengingat kembali suatu meteri yang telah dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa
seseorang itu tahu adalah saat seseorang dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, dan menyatakan.
2) Memahami
Artinya kemampuan untuk menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar
tentang objek yang diketahui. Seseorang yang telah paham tentang sesuatu harus
dapat menjelaskan, memberikan contoh, dan menyimpulkan.
3) Penerapan

Universitas Sumatera Utara


6

Yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum - hukum, rumus, metode dalam
situasi nyata.
4) Analisis
Artinya kemampuan untuk menguraikan objek ke dalam bagian - bagian kecil,
tetapi masih dalam suatu struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain.
Ukuran kemampuan adalah seseorang dapat menggambarkan, membuat bagan,
membedakan, memisahkan, membuat bagan proses adopsi perilaku, dan dapat
membedakan pengertian psikologis dan fisiologisnya.
5) Sintesis
Yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi - formulasi yang ada. Ukuran kemampuan adalah seseorang dapat
menyusun, meringkaskan, merencanakan, dan menyesuaikan suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi
Yaitu kemampaun untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi dapat
menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri.

2.1.3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran


pengetahuan sepanjang sejarah atau untuk mengetahui unsur - unsur dalam ilmu, dapat
dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
A. Cara tradisional atau non - ilmiah
Cara tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sebelum ditemukannya metode ilmiah, yaitu tanpa melalui penelitian. Selain itu
pula, tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadang kala
kebenaran dapat ditemukan melalui proses non - ilmiah yang meliputi :
 Penemuan kebenaran secara kebetulan

Universitas Sumatera Utara


7

Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Tuhan. Tetapi
tidak selalu penemuan secara kebetulan merupakan kebenaran asasi
adakalanya penemuan kebetulan dapat membuat seseorang menjadi tertipu
karena hubungan yang seakan - akan ada artinya padahal hubungan tersebut
berdiri sendiri - sendiri.
 Penemuan dengan cara akal sehat (common sense)
Common sense merupakan serangkaian konsep atau bagan konseptual yang
memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal sehat dapat menghasilkan
kebenaran dan dapat pula menyesatkan. karena kebenaran yang diperoleh
dengan akal sehat sangat dipengaruhi oleh kepentingan yang
menggunakannya, karena itu common sense dapat menjurus kepada
prasangka.
 Penemuan kebenaran secara wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak, jika
wahyu itu datangnya dari Tuhan Yang Maha Esa.
 Penemuan kebenaran secara intuitif
Kebenaran dapat juga diperoleh berdasarkan intuisi. Kebenaran dengan intuisi
diperoleh secara cepat sekali melalui proses luar sadar tanpa menggunakan
penalaran dan proses berpikir, ataupun melalui suatu renungan. Kebenaran
secara intuisi sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
langkah yang sistematis untuk memperolehnya.
 Penemuan kebenaran melalui trial and error
Cara memperoleh pengetahuan dalam cara ini yaitu melalui cara coba - coba.
Cara coba - coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan
dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil
maka cobalah kemungkinan yang lainnya. Pengalaman yang diperoleh melalui
penggunaam metode ini banyak membantu perkembangan berpikir dan
kebudayaan manusia ke arah yang lebih sempurna.
 Penemuan kebenaran melalui spekulasi
Penemuan kebenaran secara spekulasi sedikit lebih tinggi taraf nya dari
penemuan secara trial and error, karena pada penelitian secara spekulasi,

Universitas Sumatera Utara


8

seseorang dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun pertimbangan


tersebut kurang dipikirkan secara matang akan tetapi dikerjakan dengan penuh
risiko.
 Penemuan kebenaran karena wibawa
Kebenaran adakalanya diterima karena dipengaruhi oleh kewibawaan
seseorang. Pendapat dari seorang ilmuan yang berbobot tinggi ataupun yang
mempunyai otoritas dalam suatu bidang ilmu dan mempunyai banyak
pengalaman sering diterima begitu saja tanpa perlu diuji kebenarannya terlebih
dahulu. Kewibawaan seorang pemimpim dapat menghasilkan suatu kebenaran
yang diterima oleh masyarakat. Keberanarn karena wibawa dianggap suatu
kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.

B. Cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau
lebih populer metodologi penelitian. Cara ini mula - mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561 - 1626), yaitu seorang tokoh yang mengembangkan metode
berpikir induktif.
Prinsip - prinsip umum yang dikembangkan oleh Bacon ini kemudian
dijadikan dasar untuk mengembangkan metode penelitian yang praktis. Selanjutnya
diadakan penggabungan proses berpikir deduktif induktif verifikatif seperti yang
dilakukan oleh Newton dan Galileo. Akhirnya lahir suatu cara melakukan
penelitian dewasa ini yang kita kenal dengan metode penelitian ilmiah.

2.2. Peralatan Bedah


Peralatan bedah adalah alat-alat yang dirancang untuk digunakan pada kegiatan
pembedahan. Peralatan bedah membutuhkan biaya keuangan yang besar bagi fasilitas
medis. Namun, jika instrumen bedah dapat dengan benar dipersiapkan, digunakan, dan
diproses, maka akan berguna bagi keselamatan pasien, serta dapat memperpanjang
umur instrumen, dan mengurangi biaya perbaikan dan penggantiannya.

Universitas Sumatera Utara


9

Semua instrumen bedah dirancang untuk penggunaan yang spesifik, jika


digunakan untuk tujuan lain, hal tersebut akan merusak atau menumpulkan instrumen.
Penyalahgunaan instrumen juga dapat membahayakan pasien. Langkah sederhana akan
menjaga instrumen sehingga dapat digunakan pada saat proses pembedahan. Instrumen
harus ditangani secara individu atau dalam kelompok kecil untuk mencegah kerusakan
yang mungkin terjadi jika mereka ditumpuk di atas satu sama lain. Mereka tidak boleh
dipindah - pindahkan dari tempat yang telah disediakan pada nampan ketika
menyiapkan atau mencari item tertentu. Baik sebelum, saat dan setelah operasi,
instrumen harus ditempatkan pada daerah yang telah ditunjuk. Mereka tidak boleh
dipindah - pindahkan ke sembarang tempat ataupun dijatuhkan. Jenis kesalahan
penanganan ini dapat menyebabkan kerusakan dan kekusaman pada pisau serta dapat
merusak ujung instrumen. Untuk memastikan keselamatan pasien, alat bedah harus
diperiksa dan diuji sebelum setiap instrumen bedah digunakan. Instrumen harus bersih
dan bebas dari debu, ditempatkan pada tempat yang tepat, bebas dari kerusakan, dan
digunakan sesuai fungsi dari masing - masing alat (Nemitz, 2014).
Selama operasi, instrumen harus dibersihkan atau dibilas dengan air yang steril
karena mereka akan menjadi kotor dengan darah dan jaringan tubuh. Darah dan
jaringan tersebut jika dibiarkan menempel hingga kering pada instruman akan
menyebabkan instrumen menjadi kaku dan sulit digerakkan nantinya. Hal ini juga dapat
menyebabkan kesulitan dalam proses pembersihan dan dapat mengganggu proses
sterilisasi.
Setelah prosedur pembedahan, semua benda tajam dan pisau sekali pakai harus
dilepas dan dibuang dalam wadah pembuangan benda tajam yang telah disediakan.
Instrumen juga harus dibuka, dibongkar, dan direndam dalam air atau larutan enzimatik
untuk proses sterilisasi kembali sehingga mereka tidak menjadi rusak dan dapat
digunakan kembali.
Instrumen bedah dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang
menggambarkan fungsi atau penggunaan spesifiknya. Instrumen mungkin juga dapat
berhubungan dengan bagian yang akan digunakan pada tubuh atau jenis jaringan
tertentu, hal ini secara khususnya akan menentukan desain instrumen bedah tersebut.
Hal terpenting yang perlu diingat tentang berbagai jenis instrumen bedah adalah tujuan

Universitas Sumatera Utara


10

dari desain instrumen tersebut digunakan untuk jenis prosedur tertentu saat proses
pembedahan.
Pada kenyataannya, terdapat berbagai jenis instrumen yang ada saat ini. Akan
tetapi yang penting dilakukan adalah mengkategorikan instrumen ini ke dalam kerangka
klasifikasi sehingga mudah diingat. Jika anda memiliki pemahaman dasar dan
pengetahuan tentang fitur yang membedakan semua instrumen, fungsi penggunaanya
dan digunakan pada jaringan apa saja, serta nama dari masing - masing instrumen,
maka hal tersebut akan memerpermudah proses mengingat berbagai jenis instrumen
tersebut.

2.3. Peralatan Bedah Minor


Peralatan bedah minor merupakan instrumen yang dirancang untuk digunakan
pada kegiatan bedah minor. Kegiatannya hanya terbatas pada pembedahan minor saja,
alatnya sederhana dan mudah untuk dimiliki setiap orang. Alat - alat tersebut
digabungkan menjadi satu biasa disebut dengan minor surgery set. Berikut merupakan
jenis - jenis minor surgery set, yaitu :
 Klem lurus, 2 buah
 Klem bengkok, 2 buah
 Pinset anatomis, 1 buah
 Pinset jaringan, 1 buah
 Gunting lurus, 1 buah
 Gunting bengkok, 1 buah
 Needle holder, 1 buah
 Gagang pisau, 1 buah
 Pisau bedah, 1 buah
 Sarung tangan, 1 pasang
 Silk atau Plain catgut,1 buah
 Needle hecting, 1 buah
 Bak stainless, 1 buah

Universitas Sumatera Utara


11

2.4. Jenis Peralatan Bedah Minor

2.4.1. Pinset (Forceps)

Pinset adalah instrumen yang digunakan untuk menggenggam dan menahan


benda. Forseps digunakan ketika jari terlalu besar untuk menangkap benda kecil atau
ketika banyak objek perlu ditahan atau digenggam pada satu waktu bersamaan,
sementara tangan digunakan untuk melakukan tugas yang lainnya. Ada berbagai macam
pinset, yaitu :
a. Pinset anatomis
Pinset anatomis bisa disebut juga dengan Thumb Forceps atau Dissecting
Forceps. Digunakan untuk menahan atau memegang jaringan yang halus. Mereka
memiliki rahang pegas, tidak memiliki sambungan, dan dirancang untuk dipegang
antara jari telunjuk dan ibu jari. Pinset anatomi ini juga digunakan saat jahitan
dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa
melibatkan jari (Rendrawan, 2014). Pinset anatomis mungkin merupakan
instrumen yang paling sering digunakan dalam berbagai jenis operasi (Moutrey,
2017).

Gambar 2. 1. Pinset Anatomis


(Sumber : The Fundamentals of Surgical Instrument)

b. Pinset Jaringan
Pinset jaringan biasa disebut juga dengan pinset chirurgis atau atau Tissue
Forceps. Pinset jaringan berfungsi untuk menangkap atau mengambil jaringan
yang lebih kasar atau jaringan bertulang. Alat ini juga memiliki fungsi yang sama

Universitas Sumatera Utara


12

dengan pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan, melepas jahitan, dan
fungsi-fungsi lainnya.
Pinset jaringan biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu
bidang). Pinset bergigi ini sebaiknya digunakan pada jaringan dengan perhitungan
tepat, karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi
(Rendrawan, 2014).

Gambar 2. 2. Pinset Jaringan


(Sumber : Surgical Instrument : A Pocket Guide Edisi ke-4)
2.4.2. Klem
Klem adalah alat yang digunakan untuk menahan benda dalam posisi tetap.
Klem berfungsi sebagai penyumbat pembuluh darah dan organ lainnya.
a. Klem Jaringan
Klem ini berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling
berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang
panjang dan adapula yang pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat
ini bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh
tangan dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan pemotongan, atau
menjahit.

Gambar 2. 3. Klem Jaringan


(Sumber : Surgical Instrument : A Pocket Guide Edisi ke-4)

Universitas Sumatera Utara


13

b. Klem Hemostat
Klem ini merupakan sebuah penjepit kecil, melengkung dan bergerigi
horizontal sepanjang rahang klem. Alat ini digunakan untuk menjepit atau
menghentikan pendarahan dengan menjepit pembuluh darah atau arteri, sehingga
mengamankan hemostasis pembuluh darah.

Gambar 2. 4. Klem Hemostat


(Sumber : Surgical Instrumentation : An Interactive Approach edisi ke-2)

2.4.3. Needle Holder

Needle Holder adalah alat untuk memegang jarum jahit, sehingga dapat
memungkinkan ahli bedah untuk menusukkan atau mendorong jarum melalui kulit atau
jaringan yang tepat, mereka juga digunakan untuk menutup luka. Needle Holder
mempunyai berbagai desain, beberapa mempunyai desain dengan gerigi di rahangnya,
dan yang lain hanya polos atau memiliki gigi, hal tersebut berguna untuk menawarkan
stabilitas jarum yang berbeda.
Secara keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama.
Handle dan ujung jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang
paling penting adalah perbedaan pada struktur jepitannya. Struktur jepitan needle
holder berbentuk criss - cross di permukaannya dan memiliki ukuran handle yang lebih
panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam menggenggam needle
(Rendrawan, 2014).

Universitas Sumatera Utara


14

Gambar 2. 5. Needle Holder


(Sumber : The Fundamentals of Surgical Instrument)

2.4.4. Benang Bedah

Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang


absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh
darah dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya
digunakan untuk jaringan tertentu dan harus dilepas. Selain itu, benang bedah ada juga
yang bersifat alami dan sintetis. Benang tersebut dapat berupa monofilamen (ethilon
atau prolene) atau jalinan (black silk). Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan
menggunakan benang non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler harus
menggunakan jenis benang yang absorbable (Bachsinar, 1992).
Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak
digunakan. Namun benang ini dapat menimbulkan reaksi jaringan. Benang non-
abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon. Benang ini berbentuk monofilamen
yang merupakan benang terbaik. Jenis benang ini cukup halus dan luwes dan
menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis benang ini lebih sulit diikat
sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka (Bachsinar, 1992).
Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami.
Jenis benang ini dibuat dari usus domba dan sapi. Terdapat dua macam catgut, plain
catgut dan chromic catgut. Namun, kedua jenis benang ini dapat menghasilkan reaksi
jaringan. Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl dan dexon. Benang ini berukuran
lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan utamanya
adalah untuk jahitan subkutikuler yang tidak perlu dilepas (Bachsinar, 1992).

Universitas Sumatera Utara


15

2.4.5. Gunting

Banyak jenis gunting bedah yang tersedia dan mereka digunakan untuk memotong
dan membedah jaringan, memotong perban serta memotong hal - hal lainnya seperti
jahitan. Gunting bedah juga memiliki berbagai bentuk baik yang melengkung ataupun
lurus, dan juga ada yang bertipe tumpul atau tajam.

a. Mayo Scissors
Gunting jenis Mayo ini memiliki jenis rahang yang lurus dan ada juga yang
melengkung, serta mempunyai berbagai jenis ukuran. Gunting ini berfungsi untuk
memotong jaringan yang tebal serta memotong jahitan.

Gambar 2. 6. Mayo Scissors


(Sumber : Surgical Instrument : A Pocket Guide Edisi ke-4)

b. Metszembaum Scissors
Metzenbaum Scissors merupakan gunting yang berfungsi untuk membedah
atau memotong jaringan lunak. Gunting ini memiliki berbagai bentuk yaitu ada yang
melengkung dan lurus, serta memiliki berbagai ukuran. Metzenbaum Scissors
memiliki ukuran yang lebih panjang dan lebih banyak pemakaiannya dari pada Mayo
Scissors, dengan bentuk lengkungan yang halus pada ujungnya.

Universitas Sumatera Utara


16

Gambar 2. 7. Metzenbaum Scissors


(Sumber : Surgical Instrument : A Pocket Guide Edisi ke-4)

c. Gunting Perban
Bandage Scissors atau biasa disebut dengan gunting perban memiliki pisau
yang miring dengan ujung tumpul unilateral dan juga memiliki berbagai jenis ukuran.
Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya dan pada bagian dasar gunting ini
berukuran lebih panjang sehingga mempermudah dalam pemotongan perban.
Bandage Scissors berguna untuk memotong perban, serta berfungsi untuk membuka
rahim tanpa membahayakan bayi selama operasi sesar.

Gambar 2. 8. Bandage Scissors


(Sumber : Surgical Instrumentation : An Interactive Approach edisi ke-2)

d. Iris Scissors
Iris Scissors atau biasa disebut juga dengan gunting iris merupakan gunting
dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil. Gunting iris berfungsi untuk
memotong jaringan halus selama operasi plastik, tangan dan pembuluh darah kecil.

Universitas Sumatera Utara


17

Dalam bedah minor, gunting iris juga dapat digunakan untuk memotong benang
karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat proses pemotongan benang.

Gambar 2. 9. Iris Scissors


(Sumber : Surgical Instrument : A Pocket Guide Edisi ke-4)

2.4.6. Scalpel Handle

Scalpel Handle atau bisa juga disebut Knife Handle digunakan untuk memegang
berbagai pisau untuk membuat pisau bedah (Scalpel). Scalpel handle yang sering
digunakan adalah yang berukuran 3. Scalpel Handle digunakan seperti pulpen sehingga
dapat digunakan dengan kontrol maksimal pada waktu pemotongan dilakukan.

Gambar 2. 10. Scalpel Handle #3


(Sumber : Surgical Instrumentation : An Interactive Approach edisi ke-2)

Universitas Sumatera Utara


18

2.4.7. Blade

Blade merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat
ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain itu,
alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan atau benda asing dari bagian dalam
kulit. Setiap blade memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam sebagai
pemotong dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya
scalpel handle (Bachsinar, 1992).

Gambar 2. 11. Blade


(Sumber : Surgical Instrumentation : An Interactive Approach edisi ke-2)

Universitas Sumatera Utara


BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan pada Bab 1, berikut ini
merupakan kerangka konsep dalam penelitian ini :

Jenis - Jenis dan Fungsi Peralatan


Pengetahuan Mahasiswa
Bedah Minor

Gambar 3. 1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan


persepsi dalam menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Definisi
operasional dari penelitian ini yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya
mata dan telinga terhadap objek tertentu.
b. Peralatan Bedah Minor
Peralatan bedah minor adalah instrumen yang dirancang untuk digunakan pada
kegiatan bedah minor.
c. Pengetahuan Jenis dan Fungsi Peralatan Bedah Minor
 Pengetahuan jenis dan fungsi peralatan bedah minor adalah segala informasi
yang diketahui dari jenis dan fungsi peralatan bedah minor.
 Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan cara ukur berupa wawancara
menggunakan alat ukur yang berupa kuesioner yang telah disediakan.
 Hasil pengukuran didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari beberapa
pertanyaan yang diajukan. Jika jawaban responden benar maka akan diberi nilai
1, jika jawaban salah diberi nilai 0. Sehingga akan didapat total nilai yang

19
Universitas Sumatera Utara
20

maksimal. Nilai responden dikategorikan menurut Pratomo (1986) menjadi tiga


kategori yaitu :
1. Pengetahuan baik apabila jawaban responden yang benar lebih dari 75%
dari nilai tertinggi. Berarti dalam penelitian ini responden memiliki
pengetahuan yang baik jika menjawab 8 - 10 pertanyaan dengan benar.
2. Pengetahuan sedang apabila jawaban responden yang benar antara 40%
sampai 75% dari nilai tertinggi. Berarti pada penelitian ini responden
memiliki pengetahuan sedang jika menjawab 4 - 7 pertanyaan dengan
benar.
3. Pengetahuan kurang apabila jawaban responden yang benar kurang dari
40% dari nilai tertinggi. Berarti pada penelitian ini responden memiliki
pengetahuan yang kurang jika menjawab 0 - 3 pertanyaan dengan benar.
 Skala pengukuran dengan menggunakan skala ordinal.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan studi cross


sectional, dimana penelitian ini merupakan desain penelitian yang pengumpulan
datanya dilakukan pada satu titik waktu atau at one point in time (Polit and Beck,
2003). Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa
tentang jenis - jenis dan fungsi peralatan bedah minor.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sejak bulan Juli 2020 sampai Oktober 2020.
penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Pemilihan tempat dipilih dengan alasan agar mempermudah proses pengumpulan data
sehingga dapat memenuhi batas minimal sampel yang diperlukan bagi penelitian ini.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas


Sumatera Utara yang berada pada semester VII yang telah mendapatkan pelajaran
tentang peralatan bedah minor pada semester sebelumnya. Populasi pada penelitian ini
berjumlah 255 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan objek
penelitian dan dianggap mewakili keseluruhan populasi tersebut. Sampel dari penelitian
ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Univesitas Sumatera Utara angkatan 2017.

21
Universitas Sumatera Utara
22

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non-random


(non probability) accidental sampling, yaitu dilakukan dengan memberikan kuisioner
kepada calon responden yang sesuai dengan konteks penelitian. Besarnya sampel
dihitung dengan metode statistik dengan memakai formula (Notoatmodjo, 2005) :

Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan = 0.1

Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 90% dan tingkat ketepatan
relatif adalah sebesar 10%. Maka jumlah sampel yang diperoleh dengan memakai
rumus tersebut adalah sebanyak 72 orang.

4.4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi

4.4.1. Kriteria Inklusi

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII


angkatan 2017.
2. Mahasiswa yang bersedia menjadi sampel penelitian.

Universitas Sumatera Utara


23

4.4.2. Kriteria Eksklusi

1. Mahasiswa asing yang sulit memahami kuesioner berbahasa Indonesia.

4.5. Metode Pengumpulan Data

4.5.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yaitu dari
hasil kuesioner pilihan ganda yang diberikan kepada responden. Pada penelitian ini kita
menggunakan kuesioner dengan skala Guttman. Jawaban dari responden dapat dibuat
skor tertinggi “satu” dan skor terendah “nol”. Kemudian kuesioner tersebut diisi dan
dikumpulkan serta dicek kelengkapannya, kemudian akan diolah dan dianalisis oleh
peneliti. Data primer meliputi karakteristik responden yaitu nama, jenis kelamin, dan
angkatan atau semester.

4.5.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data dari jumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara yang diperoleh dari dokumentasi data mahasiswa di
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4.5.3. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahap. Pertama kita dapat memeriksa
ketepatan dan kelengkapan data. Jika ada data yang belum lengkap ataupun ada
kesalahan, dapat dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden. Selanjutnya data
yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode secara manual sebelum diolah dengan
komputer. Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer dan dilakukan
pemeriksaan ulang untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
Setelah itu data disimpan, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi

Universitas Sumatera Utara


24

frekuensi. Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data
penelitian ini berupa SPSS versi 26.0 (Wahyuni, 2008).

4.5.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dengan
menggunakan uji Pearson Correlation yaitu pengukuran validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dilakukan juga uji reliabilitas
dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach’s Alpha) dengan program SPSS versi
26.0. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang (Sulistyo, 2010).
Sampel dalam uji validitas ini memiliki karakter yang sama dengan sampel dalam
penelitian ini, yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran USU angkatan 2018. Jumlah
sampel yang digunakan dalam uji validitas ini adalah 25 orang.

Nomor Total Pearson


Variabel Status Alpha Status
Pertanyaan Correlation
Pengetahuan 1 0.589** Valid 0.759 Reliabel
2 0.542* Valid Reliabel
3 0.481* Valid Reliabel
4 0.673** Valid Reliabel
5 0.530* Valid Reliabel
6 0.542* Valid Reliabel
7 0.589** Valid Reliabel
8 0.542* Valid Reliabel
9 0.673** Valid Reliabel
10 0.495* Valid Reliabel

Tabel 4. 1. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas

Universitas Sumatera Utara


25

Berdasarkan tabel di atas, maka dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item
digunakan, dilihat koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05 (5%), artinya dari 10
pertanyaan yang ada dalam kuesioner dapat dinyatakan 10 pertanyaan valid. Hasil uji
reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,759 atau lebih besar dari 0,6
yang umumnya dipahami bahwa instrumen adalah reliabel dengan signifikansi 5% dan
n=20 (Sugiyono, 2012).

Universitas Sumatera Utara


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa


Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa semester VII,
terhadap jenis dan fungsi peralatan bedah minor. Penelitian ini dilaksanakan secara
online dengan cara memberikan kuesioner melalui google-form yang berisi 10
pertanyaan dalam bentuk pilihan berganda dengan 3 pilihan jawaban. Selanjutnya
jawaban dari responden akan disimpan dan kemudian diolah memakai aplikasi SPSS
untuk mengetahui tingkat pengetahuan masing-masing responden dan tingkat
pengetahuan mahasiswa secara keseluruhan.

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini merupakan mahasiwa dan
mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran USU. Dari 72 orang responden, 21 orang
(29.2%) diantaranya adalah Laki-laki dan 51 orang lainnya (70.8%) adalah perempuan.

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Perempuan 51 70.8% 70.8% 70.8

Laki-laki 21 29.2% 29.2% 100.0

Total 72 100.0% 100.0%

Tabel 5. 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

26
Universitas Sumatera Utara
27

5.2. Hasil Analisis Statistik

Pada lembar kuesioner penelitian terdapat 10 pertanyaan mengenai pengetahuan


mahasiswa Fakultas Kedokteran USU tentang jenis dan fungsi peralatan bedah minor.
Berikut data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden yang terdapat pada tabel
5.2.

Jawaban

No. Pertanyaan Benar Salah

F % F %

1. Pengertian peralatan bedah minor 55 76.40% 17 23.60%

2. Fungsi pinset anatomis 30 41.70% 42 58.30%

Jenis gunting untuk memotong jaringan yang


3. 48 66.70% 24 33.30%
tebal

4. Contoh benang non absorbable 31 43.10% 41 56.90%

5. Struktur khas ujung jepitan needle holder 31 43.10% 41 56.90%

6. Fungsi klem hemostat 63 87.50% 9 12.50%

7. Cara pemegangan scalpel handle 35 48.60% 37 51.40%

8. Fungsi bandage scissors 53 73.60% 19 26.40%

9. Ciri khas kedua ujung mata pisau bedah 66 91.70% 6 8.30%

10. Kegunaan metzenbaum scissors 22 30.60% 50 69.40%

Tabel 5. 2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden

Berdasarkan tabel diatas, pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah
pertanyaan nomor 9 yaitu sebesar 91.70%. Pada pertanyaan nomor 4 ini ditanyakan
tentang ciri khas kedua ujung dari mata pisau bedah, dimana pada salah satu ujung nya
bersifat tajam sedangkan ujung yang lainnya bersifat tumpul. Kemudian pertanyaan

Universitas Sumatera Utara


28

yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 10 yaitu sebesar 69.40%.
pada pertanyaan nomor 10, ditanyakan tentang kegunaan metzenbaum scissors, dimana
metzenbaum scissors berfungsi untuk memotong jaringan yang lunak.

Tabel 5. 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

Tingkat Pengetahuan Responden

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pengetahuan Kurang 5 6.9% 6.9% 6.9

Pengetahuan Sedang 53 73.6% 73.6% 80.6

Pengetahuan Baik 14 19.4% 19.4% 100.0

Total 72 100.0% 100.0%

Dari hasil penelitian, didapatkan distribusi tingkat pengetahuan responden tentang


jenis dan fungsi peralatan bedah minor. Frekuensi tingkat pengetahuan yang paling
banyak adalah pengetahuan sedang dengan jumlah responden 53 orang dan presentase
sebesar 73.6%. Sedangkan frekuensi tingkat pengetahuan yang paling sedikit adalah
pengetahuan kurang dengan jumlah responden 5 orang dan presentase sebesar 6.9%.
Dan selebihnya adalah responden yang memiliki pengetahuan baik dengan jumlah
responden 14 orang dan presentase sebesar 19.4%.

5.3. Pembahasan

5.3.1. Gambaran Pengetahuan

Pengetahuan tentang jenis dan fungsi peralatan bedah minor telah diberikan di
perkuliahan pada semester IV pada salah satu kegiatan rutin yaitu skills lab. Pada
perkuliahan tersebut telah dijelaskan tentang berbagai jenis beserta fungsi dari masing-
masing alat bedah minor, serta melihat dan menggunakan secara langsung alat tersebut
pada manekin yang telah tersedia. Pada kuesioner, pertanyaan mengenai fungsi dari

Universitas Sumatera Utara


29

klem hemostat yaitu untuk menjepit atau menghentikan pendarahan, dapat dijawab
dengan benar oleh 63 orang responden (87.5%). Untuk pertanyaan tentang fungsi dari
bandage scissors dijawab benar oleh 53 orang responden (73.6%). Dimana jawaban
yang benar pada pertanyaan tersebut yaitu, bandage scissors berfungsi untuk memotong
perban. Pada dua pertanyaan yang diajukan sebagian besar responden dapat menjawab
dengan benar, hal ini menunjukkan bahwa fungsi klem hemostat dan bandage scissors
tidak dimengerti sepenuhnya oleh mahasiwa.

Pengertian dari peralatan bedah minor telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
dimana dapat kita ketahui peralatan bedah minor adalah instrumen yang dirancang
untuk digunakan pada kegiatan bedah minor saja. Dari pertanyaan yang diajukan
pada kuesioner mengenai pengertian peralatan bedah minor terdapat 55 orang
responden (76.4%) yang menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak mahasiswa yang belum terlalu mengerti tentang pengertian dari peralatan
bedah minor.

Blade merupakan mata pisau kecil yang memiliki dua ujung yang berbeda, yang
satu berujung tajam sebagai pemotong dan yang lainnya berujung tumpul berlubang
sebagai tempat menempelnya scalpel handle (Bachsinar, 1992). Pertanyaan tentang ciri
kedua ujung mata pisau bedah yang terdapat pada kuesioner dapat dijawab benar oleh
66 orang responden (91.7%). Pada pertanyaan tersebut hanya sebagian kecil responden
menjawab salah, dapat dikatakan mahasiswa memiliki pengetahuan yang cukup
mengenai ciri mata pisau bedah.

Terdapat berbagai jenis gunting pada alat bedah minor, salah satu jenisnya yaitu
mayo scissors yang berfungsi untuk memotong jaringan yang tebal dalam pembedahan.
Pertanyaan tersebut dapat dijawab benar oleh 48 orang responden (66.7%). Jenis
gunting lainnya yang terdapat pada alat bedah minor yaitu metzenbaum scissors. Namun
berbeda dengan mayo scissors, metzenbaum scissors memiliki fungsi yang berbeda
pula, fungsi metzenbaum scissors adalah untuk memotong jaringan yang lunak.
Pertanyaan mengenai metzenbaum scissors hanya dapat dijawab dengan benar oleh 22
orang responden (30.6%). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum mengerti

Universitas Sumatera Utara


30

tentang fungsi masing-masing dari jenis gunting yang terdapat pada peralatan bedah
minor.

Pertanyaan lainnya yang terdapat pada kuesioner yaitu mengenai fungsi dari pinset
anatomis, pinset sendiri terdiri atas 2 jenis, yaitu pinset anatomis dan pinset jaringan.
Pinset anatomis digunakan untuk menahan atau memegang jaringan yang halus,
sedangkan pinset jaringan berfungsi untuk menangkap atau mengambil jaringan yang
lebih kasar atau jaringan bertulang. Pertanyaan tersebut dapat dijawab benar oleh 30
orang responden (41.7%).

Salah satu alat yang penting lainnya adalah Scalpel Handle atau bisa juga disebut
Knife Handle. Scalpel Handle biasanya digunakan berpasangan dengan blade untuk
menginsisi kulit dan memotong jaringan. Scalpel Handle digunakan dengan cara yang
khas agar dapat memaksimalkan kontrol dari alat tersebut untuk menimalkan kesalahan
dalam insisi saat pembedahan, cara tepat dan benar yaitu Scalpel Handle dapat
dipegang dengan tangan seperti halnya kita memegang pulpen menggunakan tiga jari
utama yaitu, ibu jari, jari telunjuk serta jari tengah. Pertanyaan tentang cara memegang
Scalpel Handle yang benar hanya dapat dijawab benar oleh 35 orang responden
(48.6%). Hal ini menunjukkan tidak sepenuhnya mahasiswa memahami hal ini.
Menurut Notoatmodjo (2003), yang mungkin mempengaruhi pengetahuan adalah
pengalaman sendiri ataupun pengalaman orang lain, dapat dikatakan praktek secara
langsung menggunakan alat tersebut dapat mempengaruhi pengalaman dan ilmu yang
didapat seseorang. Kemungkinan hal tersebut yang menjadi pengaruh terbesar sehingga
tidak seluruh mahasiswa menjawab dengan benar.

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang struktur khas yang terdapat pada ujung
needle holder. Needle Holder adalah alat untuk memegang jarum jahit, sehingga dapat
memungkinkan ahli bedah untuk menusukkan atau mendorong jarum melalui kulit atau
jaringan yang tepat. Secara keseluruhan antara needle holder dan klem hemostat
memiliki bentuk yang hampir sama. Yang membedakan keduanya terdapat di ujung
alat. Pada ujung klem hemostat berbentuk melengkung dan bergerigi horizontal
sepanjang rahang klem, sedangkan struktur jepitan needle holder berbentuk criss - cross

Universitas Sumatera Utara


31

di permukaannya dan memiliki ukuran handle yang lebih panjang dari jepitannya. Pada
pertanyaan mengenai perbedaan struktur khas needle holder responden yang menjawab
dengan benar terdapat 31 orang (43.1%).

Bahan yang tidak kalah penting yang digunanakan untuk menutup dan menjahit
luka ataupun jaringan yaitu benang bedah. Pada pertanyaan nomor 4 ditanyakan
mengenai contoh dari benang non-absorbable, Black silk adalah benang jalinan non-
absorbable alami yang paling banyak digunakan. Dan jenis lainnya yaitu benang non-
abosrbable yang berbahan sintetis, terdiri atas prolene dan ethilon. Pada pertanyaan ini
responden yang menjawab dengan benar ada 31 orang (43.1%). Ini menunjukkan
mahasiwa tidak begitu memahami tentang berbagai macam jenis benang bedah yang
ada.

Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa fakultas


kedokteran USU tentang jenis dan fungsi peralatan bedah minor sebesar 19.4%
mahasiswa memiliki pengetahuan yang baik, 73.6% mahasiswa memiliki pengetahuan
yang sedang, dan 6.9% mahasiswa memiliki pengetahuan yang kurang. Hasil yang
didapatkan tersebut jika dibandingkan dengan studi pada mahasiwa kedokteran USU
tentang sterilisasi peralatan bedah minor pada tahun 2011 memiliki perbedaan, dimana
pada studi tersebut mahasiswa memiliki presentase tingkat pengetahuan baik yang lebih
tinggi yaitu sebesar 52.2%, sedangkan mahasiswa dengan pengetahuan sedang memiliki
presentase yang lebih sedikit yaitu sebesar 45.6%, serta mahasiswa dengan pengetahuan
kurang memiliki presentase yang lebih sedikit yaitu sebesar 2.2%.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara Tentang Jenis dan Fungsi Peralatan Bedah Minor”
menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa dengan kategori pengetahuan baik
memiliki presentase sebesar 19.4% , mahasiswa yang memiliki pengetahuan sedang
memiliki presentase sebesar 73.6% , dan mahasiswa yang memiliki pengetahuan
pengetahuan kurang memiliki presentase sebesar 6.9% .

Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa tentang


fungsi peralatan bedah minor yaitu mengenai fungsi pinset anatomis, mayo scissors,
dan bandage scissors, dimana mahasiswa masih memiliki pengetahuan yang sedang.
Pada pengetahuan tentang fungsi klem hemostat, mahasiwa sudah berpengetahuan baik.
Namun pada pertanyaan tentang fungsi metzenbaum scissors mahasiswa masih
memiliki pengetahuan yang kurang.

Sedangkan gambaran pengetahuan mahasiswa tentang jenis-jenis peralatan bedah


minor mengenai jenis benang bedah non absorbable dan struktur permukaan needle
holder masih dalam tahap pengetahuan sedang. Sedangkan tingkat pengetahuan
mahasiswa tentang ciri mata pisau bedah telah berada pada tahap pengetahuan yang
baik.

Menurut hasil kuesioner, juga didapatkan gambaran pengetahuan mahasiswa


tentang pengertian peralatan bedah minor, dimana mahasiswa sudah memiliki
pengetahuan yang baik. Namun mahasiswa masih memiliki pengetahuan yang sedang
perihal tata cara memegang scalpel handle yang benar.

32
Universitas Sumatera Utara
33

6.2. Saran

Saran yang diajukan pada penelitian “Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tentang Jenis dan Fungsi Peralatan Bedah
Minor” adalah :

1) Subjek penelitian disarankan untuk lebih aktif menggali pengetahuan dari berbagai
referensi buku bahan ajar lainnya dan pembelajaran secara langsung, agar subjek
penelitian memiliki banyak tambahan ilmu dan informasi yang akan berguna untuk
pembelajaran kedepannya.

2) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel pada penelitian dengan


sikap dan tindakan subjek penelitian terhadap jenis dan fungsi peralatan bedah
minor, bisa juga ditambahkan tentang cara sterilisasi peralatan bedah minor. Serta
peneliti selanjutnya disarankan agar dapat menggunakan referensi bahan buku ajar
terbaru yang relevan karena teknologi akan mengalami perubahan dan
perkembangan seiring berjalannya waktu.

3) Institusi disarankan untuk membuat video pembelajaran mengenai jenis, fungsi


serta tata cara penggunaan masing-masing peralatan bedah minor yang benar untuk
dapat kiranya dibagikan kepada seluruh mahasiswa agar mahasiswa dapat
mengulang dan mempelajari kembali materi pembelajaran secara mandiri di rumah.
Disarankan juga kepada institusi untuk melengkapi peralatan bedah minor yang
ada, sehingga pembelajaran secara langsung dapat dilakukan dengan baik dan
mahasiswa dapat memahami berbagai macam jenis peralatan bedah minor beserta
masing-masing fungsinya.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Bachsinar, Bob. 1992. Bedah Minor. Jakarta : Hipokrates.


Baradero, Mary. Mary Wilfrid Dayrit., dan Yakobus Siswadi. 2005. Keperawatan
Perioperatif: Prinsip dan Praktik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Brown, John Stuart. 1995. Buku Ajar dan Atlas Bedah Minor. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Dorland, W.A.N., et al., 2000. Kamus Kedokteran Dorland. ed. 29., Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Kapczynski, Helmut. 1997. Surgical Instrument 101: AN introduction to KMedic Certified
Instruments. United States of America : Helmut Kapczynski.
Keraf, A. Sonny dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Penerbit
KANISIUS.
Moutrey, Steve. 2017. The Fundamentals of Surgical Instuments. United Kingdom : tfm
Publishing Limited.
Muggaran, Rizky Djati. 2012. Pemanfaatan Open Source Software Pendidikan Oleh
Mahasiswa Dalam Rangka Implementasi Undang-Undang No.19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta. Available from: Repository.Upi.Edu .
Nasution, Ahmad Taufik. 2016. Filsafat Ilmu: Hakikat Mencari Pengetahuan. Yogyakarta
: Deepublish Publisher.
Nealon, Thomas F. 1996. Peralatan bedah. Dalam: Keterampilan Pokok Ilmu Bedah.
edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nemitz, Renee. 2014. Surgical Instrumentation : An Interactive Approach Second
Edition. China : Elsevier Inc
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehatan. Dalam:
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakatta : Rineka Cipta.
Rendrawan, Dedy. 2014. Penuntun Praktikum Ilmu Bedah Umum Veteriner. Makassar :
Progrom Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Serra, Marta. (2010). Minor Surgey Activity in Primary Care. Available from:
http://www.highwire.org/

34
Universitas Sumatera Utara
35

Sumantri, Arif. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Pertama. Jakarta :


KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.
Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Swarjana, I Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : CV. ANDI
OFFSET.
Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta :
CV. ANDI OFFSET.
Wahyuni, Arlinda S. 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta Timur : Bamboedoea
Communication.
Wells, Maryann Papanier. 2011. Surgical Instrument : A Pocket Guide 4th Edition. United
States of America : Elsevier Inc.

Universitas Sumatera Utara


36

LAMPIRAN 1 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ela Zahara Diana Sukma

NIM : 170100168

Tempat / Tanggal Lahir : Jambi / 10 Juli 1999

Agama : Islam

Nama Ayah : Jamaludin

Nama Ibu : Sumiwaty

Alamat : Jalan Dharma Karya 3, Kelurahan Kenali Asam Bawah,


Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jambi

Riwayat Pendidikan : Islam Al-Falah Kota Jambi (2005 ─ 2011)


1. SD
2. SMP Negeri 7 Kota Jambi (2011 ─ 2014)
3. SMA Negeri Titian Teras Jambi (2014 ─ 2017)
4. Pendidikan Dokter FK USU (2017 ─ 2021)

Universitas Sumatera Utara


37

LAMPIRAN 2. : LEMBAR PENJELASAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Assalamu'alaikum Wr Wb / Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Perkenalkan nama saya Ela Zahara Diana Sukma, sedang menjalani pendidikan
Kedokteran Program S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang
menjalankan penelitian yang berjudul "Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Jenis dan Fungsi Peralatan Bedah
Minor". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
mahasiswa tentang jenis dan fungsi peralatan bedah minor.

Untuk kepentingan penelitian dan pengumpulan data, Saya mohon kesediaan Anda
dalam menjawab setiap pertanyaan dalam kuesioner ini dengan baik dan benar. Saya juga
berharap Anda dapat menjawab pertanyaan dengan sejujur-jujurnya tanpa bekerja sama
dengan orang lain maupun melihat buku. Setiap data yang diperoleh dari penelitian ini
bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk penelitian saja. Seandainya Anda
menolak menjadi responden dari penelitian ini maka tidak terdapat sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, Saya harapkan Anda
dapat mengisi lembar persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan, ……………….. 2020

Hormat Saya,

(Ela Zahara Diana Sukma)

Universitas Sumatera Utara


38

LAMPIRAN 3 : LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Jenis Kelamin :

Angkatan :

Setelah mendapat penjelasan secara terperinci mengenai penelitian “Gambaran


Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Jenis
dan Fungsi Peralatan Bedah Minor”, serta mendapat kesempatan untuk bertanya tentang
segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian tersebut, maka dengan ini saya bersedia
berpartisipasi menjadi responden dalam penelitan ini.

Medan, ………………. 2020

Yang membuat pernyataan,

(.…………………………..)

Universitas Sumatera Utara


39

LAMPIRAN 4 : KUISIONER PENELITIAN

Kuesioner Penelitian

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera


Utara tentang Jenis dan Fungsi Peralatan Bedah Minor

Nama Responden :

Nomor Responden :

Jenis Kelamin :

Angkatan :

Petunjuk :

Pilih dan lingkarilah (O) pada pilihan jawaban yang menurut Anda benar!

1. Apakah yang dimaksud dengan peralatan bedah minor?

a. Peralatan bedah minor merupakan instrumen yang dirancang untuk digunakan


pada kegiatan bedah minor saja.

b. Peralatan bedah minor merupakan instrumen yang dirancang untuk digunakan


pada kegiatan bedah minor dan bedah mayor.

c. Peralatan bedah minor merupakan instrumen yang dirancang untuk digunakan


pada kegiatan bedah mayor.

2. Di bawah ini merupakan fungsi pinset anatomis dalam pembedahan yaitu…

Universitas Sumatera Utara


40

a. Digunakan untuk menahan atau memegang jaringan yang lebih kasar atau
bertulang, dan memiliki susunan gigi.

b. Digunakan untuk mengangkat benda asing atau serpihan dari dalam jaringan
tubuh.

c. Digunakan untuk menahan atau memegang jaringan lunak, dan tidak memiliki
susunan gigi.

3. Gunting yang berfungsi untuk memotong jaringan yang tebal dalam pembedahan
adalah…

a. Mayo Scissors
b. Iris Scissors
c. Metzenbaum Scissors

4. Benang bedah di bawah ini yang merupakan kelompok benang absorbable, KECUALI

a. Prolene
b. Chromic catgut
c. Vicryl

5. Needle holder memiliki struktur yang khas pada ujung permukaan jepitannya, yaitu …
a. Bergerigi berbentuk horizontal di permukaannya
b. Bergerigi berbentuk criss - cross di permukaannya
c. Memiliki susunan gigi 1x2 pada ujungnya

6. Apakah fungsi dari klem hemostat?


a. Untuk memegang jaringan dengan tepat
b. Untuk memegang jaringan yang akan dibuang
c. Untuk menjepit atau menghentikan pendarahan

Universitas Sumatera Utara


41

7. Bagaimana cara pemegangan scalpel handle yang benar?


a. Diletakkan pada telapak tangan dan digenggam dengan kelima jari
b. Digunakan dengan cara seperti memegang pulpen
c. Dipegang dengan hanya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

8. Apakah fungsi dari bandage scissors?


a. Untuk memotong jaringan dan perban
b. Untuk memotong perban
c. Untuk memotong jaringan

9. Setiap blade atau mata pisau bedah memiliki dua ujung yang berbeda, yaitu …
a. Yang satu berujung tajam dan yang lainnya berujung tumpul
b. Kedua ujungnya tajam
c. Kedua ujungnya tumpul

10. Apakah kegunaan dari metzenbaum scissors?


a. Untuk memotong jaringan yang tebal
b. Untuk memotong jaringan yang lunak dan tebal
c. Untuk memotong jaringan yang lunak

Universitas Sumatera Utara


42

LAMPIRAN 5 : TABEL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUISIONER

Responden p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 Total skor

1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

3 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5

4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

5 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3

6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

8 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5

9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

10 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 7

11 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5

12 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2

13 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 8

14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9

15 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7

16 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 7

17 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 4

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

19 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9

20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8

Universitas Sumatera Utara


43

LAMPIRAN 6 : HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 skor

p1 Pearson 1 - .630 .000 .346 - 1.00 .467 .000 - .589**


**
Correlatio .067 .067 0** *
.067
n

Sig. (2- .780 .003 1.00 .135 .780 .000 .038 1.00 .780 .006
tailed) 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson - 1 - .577 - 1.00 - - .577 .467 .542*


** ** ** *
Correlatio .067 .126 .115 0 .067 .067
n

Sig. (2- .780 .597 .008 .628 .000 .780 .780 .008 .038 .014
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson .630 - 1 - .218 - .630 .630 - - .481*


** ** **
Correlatio .126 .055 .126 .055 .126
n

Sig. (2- .003 .597 .819 .355 .597 .003 .003 .819 .597 .032
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson .000 .577 - 1 .250 .577 .000 .000 1.00 .577 .673**
** **
Correlatio .055 0** **

Sig. (2- 1.00 .008 .819 .288 .008 1.00 1.00 .000 .008 .001
tailed) 0 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Universitas Sumatera Utara


44

p5 Pearson .346 - .218 .250 1 - .346 .577 .250 .115 .530*


**
Correlatio .115 .115
n

Sig. (2- .135 .628 .355 .288 .628 .135 .008 .288 .628 .016
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson - 1.00 - .577 - 1 - - .577 .467 .542*


** ** ** *
Correlatio .067 0 .126 .115 .067 .067
n

Sig. (2- .780 .000 .597 .008 .628 .780 .780 .008 .038 .014
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson 1.00 - .630 .000 .346 - 1 .467 .000 - .589**


** ** *
Correlatio 0 .067 .067 .067
n

Sig. (2- .000 .780 .003 1.00 .135 .780 .038 1.00 .780 .006
tailed) 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p8 Pearson .467 - .630 .000 .577 - .467 1 .000 - .542*


* ** ** *
Correlatio .067 .067 .067
n

Sig. (2- .038 .780 .003 1.00 .008 .780 .038 1.00 .780 .014
tailed) 0 0

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p9 Pearson .000 .577 - 1.00 .250 .577 .000 .000 1 .577 .673**
**
Correlatio .055 0** ** **

Sig. (2- 1.00 .008 .819 .000 .288 .008 1.00 1.00 .008 .001
tailed) 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


45

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 Pearson - .467 - .577 .115 .467 - - .577 1 .495*


* ** * **
Correlatio .067 .126 .067 .067
n

Sig. (2- .780 .038 .597 .008 .628 .038 .780 .780 .008 .027
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

skor Pearson .589 .542 .481 .673 .530 .542 .589 .542 .673 .495 1
** * * ** * * ** * ** *
Correlatio
n

Sig. (2- .006 .014 .032 .001 .016 .014 .006 .014 .001 .027
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Universitas Sumatera Utara


46

LAMPIRAN 7 : HASIL UJI RELIABILITAS KUESIONER

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.759 10

Item Statistics

Std.
Mean Deviation N

p1 .75 .444 20

p2 .75 .444 20

p3 .70 .470 20

p4 .80 .410 20

p5 .50 .513 20

p6 .75 .444 20

Universitas Sumatera Utara


47

p7 .75 .444 20

p8 .75 .444 20

p9 .80 .410 20

p10 .75 .444 20

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

p1 6.55 5.208 .454 .734

p2 6.55 5.313 .398 .742

p3 6.60 5.411 .318 .754

p4 6.50 5.105 .568 .720

p5 6.80 5.221 .359 .750

p6 6.55 5.313 .398 .742

p7 6.55 5.208 .454 .734

p8 6.55 5.313 .398 .742

p9 6.50 5.105 .568 .720

p10 6.55 5.418 .344 .750

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Universitas Sumatera Utara


48

7.30 6.326 2.515 10

LAMPIRAN 8 : DATA INDUK RESPONDEN

GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU ANGKATAN 2017


TENTANG JENIS DAN FUNGSI PERALATAN BEDAH MINOR

TOTA TINGKAT
RESPONDEN JK Ang. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
L PENGETAHUAN

Pengetahuan
1 Laki-laki 2017 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
2 Laki-laki 2017 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
3 Laki-laki 2017 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0
6 Sedang

Pengetahuan
4 Laki-laki 2017 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
5 Laki-laki 2017 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
6 Perempuan 2017 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
5 Sedang

Pengetahuan
7 Perempuan 2017 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
8 Laki-laki 2017 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
4 Sedang

9 Laki-laki 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Pengetahuan Baik

10 Laki-laki 2017 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6
Pengetahuan

Universitas Sumatera Utara


49

Sedang

Pengetahuan
11 Laki-laki 2017 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
12 Perempuan 2017 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
6 Sedang

13 Perempuan 2017 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
14 Perempuan 2017 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
15 Perempuan 2017 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1
5 Sedang

Pengetahuan
16 Perempuan 2017 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
7 Sedang

Pengetahuan
17 Perempuan 2017 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2 Kurang

Pengetahuan
18 Perempuan 2017 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
6 Sedang

Pengetahuan
19 Laki-laki 2017 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
6 Sedang

20 Laki-laki 2017 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
21 Perempuan 2017 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
22 Perempuan 2017 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
3 Kurang

23 Perempuan 2017 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Pengetahuan Baik

24 Perempuan 2017 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
25 Perempuan 2017 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
7 Sedang

Universitas Sumatera Utara


50

Pengetahuan
26 Perempuan 2017 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
27 Perempuan 2017 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
4 Sedang

28 Perempuan 2017 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
29 Perempuan 2017 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
5 Sedang

30 Perempuan 2017 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Pengetahuan Baik

31 Laki-laki 2017 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
32 Perempuan 2017 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0
6 Sedang

Pengetahuan
33 Laki-laki 2017 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
34 Perempuan 2017 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
35 Laki-laki 2017 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
36 Perempuan 2017 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
6 Sedang

Pengetahuan
37 Perempuan 2017 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
2 Kurang

Pengetahuan
38 Laki-laki 2017 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
39 Perempuan 2017 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
40 Laki-laki 2017 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

41 Perempuan 2017 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5
Pengetahuan

Universitas Sumatera Utara


51

Sedang

Pengetahuan
42 Perempuan 2017 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
6 Sedang

Pengetahuan
43 Perempuan 2017 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
44 Perempuan 2017 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
7 Sedang

45 Perempuan 2017 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Pengetahuan Baik

46 Laki-laki 2017 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Pengetahuan Baik

47 Perempuan 2017 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
48 Perempuan 2017 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
49 Perempuan 2017 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
6 Sedang

50 Perempuan 2017 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
51 Perempuan 2017 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
6 Sedang

52 Perempuan 2017 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 Pengetahuan Baik

53 Perempuan 2017 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 Pengetahuan Baik

Pengetahuan
54 Perempuan 2017 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0
2 Kurang

Pengetahuan
55 Perempuan 2017 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
56 Perempuan 2017 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
57 Perempuan 2017 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
4 Sedang

Universitas Sumatera Utara


52

Pengetahuan
58 Laki-laki 2017 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
59 Laki-laki 2017 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
60 Perempuan 2017 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
61 Perempuan 2017 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
7 Sedang

Pengetahuan
62 Perempuan 2017 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
6 Sedang

Pengetahuan
63 Laki-laki 2017 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
4 Sedang

Pengetahuan
64 Perempuan 2017 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
65 Perempuan 2017 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
66 Perempuan 2017 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
7 Sedang

Pengetahuan
67 Laki-laki 2017 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
68 Perempuan 2017 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
7 Sedang

Pengetahuan
69 Perempuan 2017 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1
6 Sedang

Pengetahuan
70 Perempuan 2017 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0
5 Sedang

Pengetahuan
71 Laki-laki 2017 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
3 Kurang

72 Laki-laki 2017 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 4
Pengetahuan

Universitas Sumatera Utara


53

Sedang

LAMPIRAN 9 : HASIL OUTPUT

HASIL OUTPUT
GAMBARAN PENGETAHUAN MAHASISWA FK USU TENTANG JENIS DAN
FUNGSI PERALATAN BEDAH MINOR

I. Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Perempuan 51 70.8 70.8 70.8

Laki-laki 21 29.2 29.2 100.0

Total 72 100.0 100.0

II. Gambaran pengetahuan/pertanyaan

Pertanyaan1

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 17 23.6 23.6 23.6


H

BENA 55 76.4 76.4 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


54

Pertanyaan2

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 42 58.3 58.3 58.3


H

BENA 30 41.7 41.7 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Pertanyaan3

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 24 33.3 33.3 33.3


H

BENA 48 66.7 66.7 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Pertanyaan4

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 41 56.9 56.9 56.9


H

BENA 31 43.1 43.1 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


55

Pertanyaan5

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 41 56.9 56.9 56.9


H

BENA 31 43.1 43.1 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Pertanyaan6

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 9 12.5 12.5 12.5


H

BENA 63 87.5 87.5 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Pertanyaan7

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 37 51.4 51.4 51.4


H

BENA 35 48.6 48.6 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


56

Pertanyaan8

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 19 26.4 26.4 26.4


H

BENA 53 73.6 73.6 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Pertanyaan9

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 6 8.3 8.3 8.3


H

BENA 66 91.7 91.7 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Pertanyaan10

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid SALA 50 69.4 69.4 69.4


H

BENA 22 30.6 30.6 100.0


R

Total 72 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


57

Tingkat Pengetahuan Responden

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid Pengetahuan 5 6.9 6.9 6.9


Kurang

Pengetahuan Sedang 53 73.6 73.6 80.6

Pengetahuan Baik 14 19.4 19.4 100.0

Total 72 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai