Anda di halaman 1dari 8

PROJEK

MK.PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

PRODI S1 PKO-FIK

SKOR NILAI :

PROJEK
KESAMAAN DERAJAT PERSAMAAN HAK DAN DERAJAT DI DALAM MASYARAKAT
INDONESIA

DISUSUN OLEH

NAMA : ANDRE HAPOSAN SITUMORANG

NIM : 6193121040

KELAS : PKO D 2019

MATA KULIAH : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : SURYA DARMA,S.Pd,.M.Pd

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya kesehatan dan waktu sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Projek ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Saya juga ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Surya Darma,S.Pd,.M.Pd


selaku dosen pengampu matakuliah kuliah Pendidikan Kewarganegaraan atas arahan,
bimbingan dan kesempatannya. Sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya.

Projek dibuat dan disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. Penulis menyadari bahwasanya tugas Projek ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis masih terbatas. Penulis juga menantikan
kritik dan saran membangun dari pembaca maupun Dosen Pengampu agar Makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 23 Mei 2021

Andre Haposan Situmorang


Persamaan harkat adalah persamaan nilai, harga, taraf yang membedakan makhluk yang
satu dengan makhluk yang lain. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan yang
dibekalicipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban asasi manusia. Martabat adalah tingkatan
harkat kemanusiaan dan kedudukan yang terhormat. Sedangkan derajat kemanusiaan adalah
tingkatan, martabat dan kedudukan manusiasebagai makhluk Tuhan yang memiliki kemampuan
kodrat, hak dan kewajiban asasi. Dengan adanya persamaan harkat, derajat dan martabat manusia,
setiap orang harus mengakui serta menghormati akan adanya hak-hak derajat dan martabat
manusia. Sikap ini harus ditumbuhkan dan dipelihara dalam hubungan kemanusiaan, baik
dalamlingkungan keluarga, lembaga pendidikan maupun di lingkungan pergaulan masyarakat.
Manusia dikarunian potensi berpikir, rasa dan cipta, kodrat yang sama sebagai makhluk pribadi
(individu) dan sebagai makhluk masyarakat (sosial). Manusia akan mempunyai arti apabila ia
hidup bersama-sama manusia lainnya di dalam masyarakat.

Dalam masyarakat manapun di dunia bukan hanya diindonesia saja , ini pasti akan ditemui sebuah
variasi , dimana keadaan tidak akan pernah sama. Tentunya yang kita tidak bisa sangkal bahwa
dunia bergerak dengan dinamis. Salah satunya alam, alam merupakan variasi dari beberapa
organisme yang hidup sepeti Pohon. Pohon di alam banyak memiliki jenis dan bentuk sehingga
karena banyaknya bentuk tersebut dibuatlah klasifikasi atau penggolongan agar, masing-masing
pohon dapat digolongkan sehingga kita dapat mengetahui jenis-jenis pohon tersebut.

persamaan hak juga berlaku pada kehidupan, seperti agama, politik, kelahiran, atau kedudukan.
Jadi setiap manusia mempunyai hak untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Selain itu setiap
warga negara berhak mendapatkan perlindungan dari negaranya yang telah diatur oleh undang-
undang.

Persamaan hak dan derajat dalam masyarakat Indonesia dinilai masih sangat kurang diperhatikan.
Contohnya saja dalam organisasi. Didalam organisasi jabatan ketua akan lebih dihargai
dibandingkan dengan jabatan anggota. Contoh lainya adalah dalam kehidupan kantor, pimpinan
perusahaan dihargai dibandingkan dengan bawahannya.

Perbedaannya sangat nyata, diskriminasi dengan jelas terpampang disini. memang, hal ini akan
selalu ada.Persamaan derajat pun sulit untuk di lihat konsepnya. Orang pada kalangan atas tidak
pernah peduli dengan kesulitan pada orang kalangan bawah. Orang kalangan bawah merasa tidak
pernah peduli dengan kesulitan mereka, sedangkan orang pada kalangan menengah merasa tidak
ada keterlibatan dan mereka tidak mau ambil pusing dengan 2 lapisan yang lain.

Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar rakyaknya, hal
itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945 dalam pasal ..

1. Pasal 27
ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu
menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
2. Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran
lisan dan tulisan.
3. Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara
4. Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.

Contoh kasus Pelapisan sosial dan Kesamaan derajat misalnya

Kasus Ade Irma misalnya, setelah 2 tahun memperjuangkan haknya mendapatkan pelayanan
kesehatan, oleh Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo baru bisa menerimanya. Walau
keberhasilannya itu, harus dibayar mahal dengan nyawanya yang tidak tertolong. Ade, satu diantara
sekian banyak pemilik sah kartu keluarga miskin yang ditolak keluhan kesehatannya oleh rumah
sakit.

Risma Alfian, bocah pasangan Suharsono (25) dan Siti Rohmah (24), sudah empat belas bulan
tergolek lemah di atas tempat tidurnya. Kepalanya yang terus membesar membuat Risma tidak bisa
bangun. Sejak umur satu bulan, Risma sudah divonis terkena hydrocephalus (kelebihan cairan di
otak manusia sehingga kepala penderita semakin besar).

Bidan tempatnya menerima imunisasi, meminta Risma segera menjalani operasi atas kelainan
kepalanya itu. Operasi tidak serta merta bisa dilakukan lantaran butuh biaya yang begitu besar
untuk mendanainya.
Bahkan dengan memiliki kartu Gakin yang diperolehnya dengan susah payah, juga tidak mampu
bisa membawa Risma dalam perawatan medis. Risma ditolak RSCM lantaran tidak indikasi untuk
dirawat.

Dari contoh kasus di atas dapat kita simpulkan bahwa Masyarakat kita sekarang ini tidak mampu
berobat ke rumah sakit karena dirasakan biayanya sangat mahal. Pelayanan kesehatan bagi rakyat
miskin yang diselenggarakan oleh pemerintah pun belum menjangkau keseluruhan masyarakat.

Dari sekian banyak dokter spesialis di Indonesia, saya sangat yakin bahwa hanya segelintir persen
yang benar-benar bisa diandalkan. Bobroknya moral dunia kedokteran sebenarnya sudah dimulai
sejak awal proses bagaimana seseorang itu bisa masuk di fakultas kedokteran. Biaya kuliahnya aja
udah selangit. Konon lagi mereka-mereka yang mengambil jalur ekstensi.

Biayanya pasti lebih tinggi. Parahnya lagi bagi mereka yang berduit dan kuliah di kedokteran
hanya untuk menjaga gengsi. Motivasi mahasiswanya juga berbeda-beda kan. Bayangin aja jika
salah satu bidang paling vital di negeri ini, yaitu bidang kesehatan ditangani oleh lulusan fakultas
kedokteran yang bermotivasi untuk mendapat ”duit”.

Pantas saja begitu mahalnya harga kesehatan di Indonesia. Kebanyakan dari mereka (saya tidak
mengatakan semua), membuka praktek dan menetapkan tarif mahal kepada pasiennya agar bisa
”balik modal”. Tanpa peduli apakah pasien itu kaya atau miskin. Ini bukan hanya pendapat saya,
tapi ini adalah pendapat publik. Pasien hanya dijadikan komoditas untuk memperkaya dokter.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Indo

http://www.indosiar.com/ragam/masyarakat-miskin-bakal-sulit-sehat_61938.html

http://gfebriani18.blogspot.co.id/2012/10/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat.html

http://carideny.blogspot.co.id/2011/11/persamaan-hak-dan-derajat-dalam.html
0

Anda mungkin juga menyukai