Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

DEFINISI, ETIOLOGI DAN SIMPTOM


2.1 Definisi
Langerhans Cell Disease ( LCD) ;dahulu dikenal dengan
Histiocytosis X
; yang
juga disebut dengan
Langerhans Cell Histiocytosis
merupakan proliferasi abnormal sel
langerhans bersama-sama dengan beberapa le
ukosit, eosinophil, neutropil, limfosit, sel
plasma dan sel
giant-multi nucleus
yang berakumulasi pada
tulang dan bagian
tubuh yang lain terutama pada kepala da
n leher sehingga menyebabkan masalah
yang rumit.
1,3
Sebenarnya sel ini untuk melindungi tubuh, ak
an tetapi jika sel
ini dengan jumlah
yang banyak akan cenderung menyebabkan luka
dan destruktif pada jaringan, terutama
pada tulang, jantung dan hati.
2
Destruktif jaringan ini merupakan akibat dari infiltrasi
sellular yang merusak tulang, dan menyerang kulit, mukosa dan organ
dalam seperti
jantung dan sebagainya.
3
LCD juga bisa terdapat pa
da tulang iga, sternum, tulang
panjang pada lengan dan kaki
, vertebra pada tulang be
lakang dan tulang panggul.
1
Walaupun LCD bisa terjadi pada semua
peringkat usia, kebanyakan kasus yang
dilaporkan timbul pada anak dibawah usia 10 tahun.
1
LCD mencakup tiga tipe yaitu
eosinophilic granuloma
,
Hand-Schuller-Christian
syndrome
, dan
Letterer-Siwe disease
.
3,7,8,9,10,11
Eosinophilic Granuloma
merupakan yang paling jinak
dan ringan diantara ketiga
tipe LCD.
9,11
Penyakit ini ditandai dengan lesi ya
ng terlokalisir pada tulang, dimana
Universitas
Sumatera
Utara
menimbulkan rasa sakit dan penonjolan tulang.
11
Eosinophilic Granuloma
umumnya
melibatkan remaja dan dewasa muda.
8
Hand-Schuller-Christian synrdome
sering terjadi pada
anak-anak dengan tanda-
tanda lesi pada tengkorak, mata yang me
nonjol, dan sering membuang air kecil.
11
Tipe
ini berawal pada masa anak-anak, namun
tidak berkembang sepenuhnya ketika anak-
anak tetapi proses berkembang terus berla
ngsung sehingga anak mencapai dewasa muda
kira-kira 20-30 tahun.
8
Tipe ini sering muncul dengan gabungan diabetes insipidus,
protopsis, dan lesi litik pada tulang.
10
Termasuk juga bagian dari
Hand-Schuller-
Christian
syndrome
, dimana suatu kelainan bersifat
kongenital, bisa sembuh dengan
sendirinya yang dikenal dengan
Hashimoto-Pritzker disease
yang dapat menunjukkan
gejala setelah dilahirkan.
10
Sedangkan
Letterer-Siwe disease
merupakan penyakit yang bersifat general
dimana sangat agresif, dengan prognosa yang
sangat jelek, dan sering diakhiri dengan
kematian.
7,10,11
Organ yang bisa terlibat antara lain
tulang, kulit, hati, limpa, dan sumsum
tulang.
11
Tipe ini sering terlihat pada anak-anak berusia dibawah 2 hingga 3
tahun.
8,11
Tiga penyakit ini dikelompokkan bersama karena gambaran
mikroskopis yang sama,
walaupun gambaran klinis penyaki
t tersebut sangat bervariasi.
7
Banyak orang menderita LCD dengan le
si soliter sembuh dengan sempurna.
Sedangkan pasien dengan LCD dengan lesi
multipel memberikan respon kepada
kemoterapi. Pasien dengan LCD mempunya
i resiko lebih tinggi dari rata-rata
berkembangnya kanker di kemudian hari,
termasuk limpoma dan leukemia. Penyebab
meningkatnya resiko tersebut
masih tidak dapat diketahui.
2
Universitas
Sumatera
Utara
Menurut Batra PA, Raychoudury AB, Parkas
h HC, derajat penyakit ini telah
diklasifikasikan atas :
6
Derajat l lesi tulang yang bersifat soliter
Derajat ll lesi tulang yang bersifat multipel (sebelumnya
eosinophilic Granuloma
)
Derajat lllA tulang + lesi pada jaringan,
selalunya disertai denga
n diabetes incipidus
dan
exophthalmoss
(sebelumnya
Hand-Schuller-Christian disease triad
)
Derajat lllB melibatkan jaringan saja
(bentuk tersebar) (sebelumnya
Letterer-Siwe
disease
)
Derajat ini tidak khas dan pada beberapa kasus terjadi bertompang
tindih atau
berkembang dari ke derajat yang lebih parah.
6
Lichtenstein mengklasifikasikan LCD dala
m tiga bentuk klinis berdasarkan usia
pasien sewaktu lesi mula-mula timbul dan distribusinya.
3
1 ) LCD kronis (
eosinophilic granuloma
), merupakan yang pa
ling sering dan jinak
di antara bentuk klinis yang lain. Ia muncul
sebagai lesi unifokal atau multifokal secara
soliter atau ada kalanya secara multipel, denga
n atau tanpa keterlibatan jaringan, tanpa
keterlibatan sistemik dan bisa
terjadi pada semua peringkat usia.
2 ) LCD kronis diffuse (
Hand-Schuller-Christian disease
), lazimnya muncul pada
anak-anak atau dewasa muda
. Manifestasinya bersifat
exophthalmos
triad, lesi osteolitik
pada kranium, diabetes insipidus. Manifestasi lain adalah
petechiae
,
purpura
, sariawan,
lesi mirip
dermatitis seboroik
, disfungsi pulmonari, tachipenia, dispenia dan cyanosis.
Manifestasi klinis ini juga dijumpai pada
lesi kista, leukemia, limfoma, metastase,
meningioma dan penyakit kongenital lain seperti
encephalocele
.
Universitas
Sumatera
Utara
3 ) LCD akut
( Letterer-Siwe disease
), pasien umumnya me
rupakan anak-anak di
bawah usia tiga tahun, dikarenakan penyakit ini
bersifat agresif maka akibat yang fatal
dapat terjadi dalam waktu yang
singkat. Penyakit ini bisa be
rmanifestasi pada berbagai
organ dan sistem organ seperti hati, par
u, nodus limpa, kulit, sumsum tulang dan tulang
dengan berbagai manifestasi berupa ruam pada kulit akibat allergi
( ezema ),
hepatospenomegali, hepatitis media, anemia, femorrage, adenopati
hati dan lesi
osteolitik.
4 ) Retikulo histiositosis kongenital (
Hashimoto-Pritzker syndrome
), diketahui
dengan kemunculan nodul yang bewarna gelap pada badan, muka dan
dahi. Keterlibatan
mukosa tanpa adanya implik
asi pada organ lain.
LCD juga berhubungan dengan banyak
penyakit sistemik lain, seperti
Central
Neural System
( CNS ) dan
hypothalamo-pituitary axis
( HPA ). Terlibatnya CNS pada
LCD telah diketahui sejak laporan awal pe
nyakit tersebut ( Schu
ller, 1915; Christian,
1920; Hand, 1921 ). Sejak 10 tahun yang lalu, berb
agai lesi CNS telah didiagnosa oleh
MRI seiring bertambahnya pasien menderita LCD
( Barthez. et al., 2000; Prayer et al.,
2004).
12,13
Infiltrasi pada
hypothalamo-pituitary-axis
( HPA ) telah dilaporkan diantara 5-
50% pasien LCD yang telah melakukan auto
psi. Pasien yang mengalami diabetes
insipidus ( DI ) merupakan golongan yang
paling sering mengalami abnormal pada
endokrin.
13,14
Akibat LCD pada rahang selalunya menye
babkan kehilangan atau pergantian gigi
terlalu awal dan erupsi gigi
permanen yang terlalu cepat.
7
Oleh karena itu, penyakit ini
dapat didifferential diagnosis
dengan periodontitis juveinile at
au periodontitis diabetes,
hypophospatasia, leukemia, cyclic neutropenia,
agranulositosis prim
er atau neoplasma
Universitas
Sumatera
Utara
malignan metastase. Lesi yang
terdapat pada periapikal
bisa menyebabkan kekeliruan
dengan kista periapik
al atau granuloma.
7
Differential diagnosa lain termasuk kista
odontogenik, lesi periapikal, penyakit peri
odontitis, osteomeilitis, sarcoma osteogenik,
Ewing’s sarcoma
, multipel mieloma, sifilis,
giant cell
tumor
atau bahkan neoplasma
malignan.
4,5,7,15
Untuk melengkapi riwayat medis dan pe
meriksaan fisik di
perlukan prosedur
diagnosis atau pemeriksaan spesifik.
1
Pemeriksaan terhadap anak-anak meliputi biopsi
pada kulit untuk memastikan adanya sel Langerhan, biopsi pada
sumsum tulang untuk
memastikan adanya juga sel Langerha
n, complete blood count (CBC) dimana
memperhatikan ukuran dan jumlah, sinar ront
gen pada semua tulang (observasi pada
skeletal) dapat membantu memastikan sebera
pa jauh infeksi penyaki
t terhadap tulang.
Sedangkan pemeriksaan pada orang dewasa
meliputi bronkoskopi de
ngan biopsi, sinar
roentgen pada dada, dan pemeriksan pulmonari.
16
2.2 Etiologi
Etiologi dan patogenesis
LCD belum diketahui walaupun
asal sel tersebut sudah
dapat diketahui.
7
Banyak hipotesa telah diutarakan
tentang kemungkinan etiologi LCD.
3
Penyebab pada gangguan ini masih tidak di
ketahui. Namun, beberapa penelitian
mempelajari kemungkinan adanya beberapa
zat yang sering terd
apat di lingkungan
seperti infeksi viral memicu penyakit ini ya
ng dapat menyebabkan sistem immuntas yang
berlebihan.
1,2
Menurut Pareda CMM et al, LCD mungki
n disebabkan oleh disfungsi pada
sistem imun, sehingga menyebabkan reaksi hi
persensitif terhadap antigen yang tidak
dikenal, dengan stimulasi
sistem histiocytes-makrophage.
3
Seorang peneliti melakukan
Universitas
Sumatera
Utara
observasi di mana hampir semua orang
yang mengalami penyakit ini yang melibatkan
jantung merupakan perokok at
au mempunyai riwayat merokok.
2,13
Walaupun dikalangan
perokok, penyakit ini sangat jarang terjadi, da
n merokok terlihat tidak berperan penting
terhadap penyakit ini akan te
tapi dapat melibatkan bagian
tubuh lain selain jantung. Teori
lain memberikan pendapat bahwa penyebab
primer LCD adalah sistem imunitas yang
abnormal.
2
Gambaran secara ultrastruktur dan
immunohistokemikal menunjukkan sel tumor
LCD adalah sama dengan sel langerhans
yang normal yang terdapat di epidermis dan
mukosa. Bagaimana LCD berkembang dari
sel langerhan yang normal atau
pendahulunya ( precursor ) masih tidak dapat dipastikan.
7
2.3 Tanda dan Gejala
LCD selalu melibatkan regio kepala dan
leher, terutamanya tulang tengkorak dan
rahang. Frekwensi keterlibatan rahang dan
jaringan lunak pada rongga mulut dua kali
lebih tinggi daripada bagian
tubuh lain. Lesi pada rongga mu
lut sering pula melibatkan
gingiva dan palatum keras.
17
Tanda dan gejala yang palin
g sering pada rongga mulut
termasuk massa intraoral, rasa
sakit, gingivitis, perdarahan
yang spontan, kehilangan gigi
atau mobiliti, sariawan, le
si gingiva, gangguan penyembuhan lesi, kesulitan mengunyah,
parastesia dan halitosis.
17
Tanda dan gejala pada ekstraoral
juga sering te
rjadi melibatkan
jaringan lunak dan lesi tulang lain selain
pada rongga mulut. Tulang tengkorak dan
ekstremitas termasuk bagian ekstraoral
lain yang paling sering terlibat.
17
Tanda dan gelaja LCD sangat bervariasi
dari tipe jinak atau ringan hingga ganas,
bahkan bisa menyebabkan kematian. Tanda dan
gejala LCD bisa timbul pada semua
usia, tetapi ia paling sering timbul pada an
ak-anak daripada ora
ng dewasa. Kasus LCD
Universitas
Sumatera
Utara
yang paling parah sering timbul pada anak
berusia dibawah usia 2 tahun. Tanda dan
gejala yang ditimbulkan tergantung kepada or
gan yang terlibat. Tulang merupakan organ
yang paling sering terlibat, terjadi lesi soliter atau lesi multipel. Lesi
pada tulang sering
terdeteksi dan terlihat karena menimbulka
n rasa sakit dan penonjolan tulang pada area
yang terkena antara lain tengkorak, tulang panj
ang pada kaki, tulang panggul, tulang iga,
vertebra, dan rahang. Kulit dan
kulit kepala juga terlibat. Lesi pada kulit bisa timbul
seperti kantung kecil yang berisi pus, kemerahan dan penonjolan pada
kulit, ruam, dan
lesi yang terlihat seperti terjadi pendarahan
di bawah kulit. Pembengkakan pada gingiva
bisa menyebabkan erupsi dini
gigi, dan kehilangan gigi
dini. Selain itu, bisa
menyebabkan keluarnya cairan dari telinga.
11
Tanda dan gelaja yang seri
ng terjadi pada anak-anak
termasuk rasa sakit pada
area abdomen, pada tulang yang terkena, pubertas yang terlambat,
pusing, pengaliran
cairan dari telinga, kegagalan pertumbuha
n dan perkembangan, demam, mata yang
semakin menonjol, sering buang
air kecil, sakit kepala,
jaundice
, lemas, kemunduran
mental, ruam seperti
petechiae
atau
purpura
,
dermatitis seboroik
pada kulit kepala,
pembengkakan kelenjar getah
bening, sering haus, muntah, dan mengalami kehilangan
berat badan. Orang dewasa biasanya menga
lami sakit pada tulang, dada, batuk-batuk,
demam, rasa tidak nyaman pada seluruh tubuh (malaise), jumlah urine
bertambah, ruam,
pernafasan yang pendek, rasa haus dan pingi
n minum air, dan kehilangan berat badan.
16
Namun, tanda dan gejala LCD sering ber
ubah-ubah ke berbagai tanda lain dan
bisa menyerupai kondisi penyakit medis lain.
1
Universitas
Sumatera
Utara

Anda mungkin juga menyukai