Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEMOKRASI DI INDONESIA

Disusun Oleh :
Dina Hidayati Nafisah (162300003)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DEMOKRASI DI INDONESIA” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Demokrasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang Kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 13 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3

1. Pengertian Demokrasi ...........................................................................................3


2. Jenis-Jenis Demokrasi...........................................................................................4
3. Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila.....................................................................5
4. Contoh Negara Yang Menganut Demokrasi .........................................................6
5. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Dalam Waktu 50 Tahun............................6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................8

A. Kesimpulan ...........................................................................................................8
B. Saran .....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu merupakan
produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat
tentang demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam
struktur pemerintahan kita dari level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan
hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses pembuatan kebijakan sementara
kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili bahwa
negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa.
Bagaimana seperti ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang
demokrasi masih kuat dan hidup sehat sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.”
Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap orang yang merasa
bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama.
Struktur demokrasi yang hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan
demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari tulisan almarhum ini tidak lain
dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah dalam
pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut.
(Prijono Tjiptoherijanto dan Yomiko M. Prijono, 1983 hal 17-19). Dari gambaran di
atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu
menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara
masih perlu ditelaah atau dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan
diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin terlepas dari rasa
kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang.
Mengapa negara ini seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan
demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa demokrasi pancasila itu merupakan
salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman karena semua

1
kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja
salah satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai
Pandangan bahwa demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber
kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang terwujudnya seperti
dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain hal lagi dengan Prof. dr. Drs.
Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan yang berke-Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang mempersatukan Indonesia dan yang
berkedaulatan seluruh rakyat.

2
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Apakah demokrasi itu?
2. Apakah negara ini sudah demokrasi?
3. Bagaimana penerapan demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan
Agar kita dapat membedakan antara paham demokrasi satu dengan demokrasi
yang kita pakai di Indonesia. Sehingga kita dapat mengerti apa sisi yang unggul di
dalam demokrasi Pancasila.

3
BAB II
PEMBAHASAN

I.  PENGERTIAN DEMOKRASI

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki


hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau
melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang terbentuk dari δῆμος
(dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5
SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata
ini merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit".
Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya
sudah tidak jelas lagi.Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan
kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan
budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi
sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati
kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi
modern benar-benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan
20.
Kata demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari
bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama. Suatu pemerintahan
demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu
orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu,
perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani inisekarang tampak ambigu
karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen

4
demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai
sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada
kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan
mereka tanpa perlu melakukan revolusi.

II.  JENIS-JENIS DEMOKRASI

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya
menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang
pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi
langsung dan aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan
negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat
namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini
disebut demokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan
institusi yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan
Revolusi Amerika Serikat dan Perancis.
Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Berikut beberapa jenis dari demokrasi :
1. Demokrasi menurut cara aspirasi rakyat
a. Demokrasi Langsung
Merupakan sistem demokrasi yang memberikan kesempatan kepada
seluruh warga negaranya dalam permusyawaratan saat menentukan arah
kebijakan umum dari negara atau undang-undang.
b. Demokrasi Tidak Langsung
Merupakan sistem demokrasi yang dijalankan menggunakan sistem
perwakilan.
2. Demokrasi Berdasarkan Prinsip Ideologi
a. Demokrasi Liberal
Merupakan Kebebasan individu yang lebih ditekankan dan mengabaikan
kepentingan umum

5
b. Demokrasi Rakyat
Merupakan demokrasi yang didasarkan pada paham sosialisme dan
komunisme dan lebih mengutamakan kepentingan umum atau negara.
c. Demokrasi Pancasila
Merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan pada
nilainilai sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan
memprioritaskan kepentingan seluruh msyarakat atau warga negara.
Demokrasi pancasila fokus pada kepentingan dan aspirasi serta hati nurani
rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut demokrasi pancasila yang
bersumber pada falsafah pancasila.

III. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA

              Adapun Prinsip-prinsip Pancasila:


a.       Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
b.      Keseimbangan antara hak dan kewajiban
c.       Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain
d.      Mewujudkan rasa keadilan sosial
e.       Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f.       Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan
g.      Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

IV. CONTOH NEGARA YANG MENGANUT DEMOKRASI

Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno
di negara-kota Athena.[6][7] Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan

6
negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507
SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."[8]
Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama:
pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial di
pemerintahan,[9] dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.
Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan dibuat oleh
majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan
pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik disebagian besar warga negara
terus terlibat dalam urusan publik.[11] Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh
konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk
menyebut "hak"[12]), penduduk Athena menikmati kebebasan tidak dengan
menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai
kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang lain.

V.  PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA DALAM WAKTU 50


TAHUN

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut
serta memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.
Demokrasi juga dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua
warga negara. Inti dari demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Salah satu tonggak utama untuk mendukung sistem politik yang
demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan untuk
memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahan
daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana yang diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

7
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara
Indonesia dalam rangka mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-
prinsip atau nilai-nilai demokrasi, meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk
berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi terwujudnya cita-cita masyarakat
Indonesia yang demokratis. Rakyat merupakan aktor politik aktif yang menentukan
berhasil tidaknya proses pemilu. Salah satunya yaitu pemilih pemula. Pemilih pemula
adalah pemilih yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya. Berdasarkan
pasal 45 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 tahun 2005 tentang 2
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) adalah “penduduk desa warga negara Republik
Indonesia yang pada hari pemungutan suara pemilihan kepala desa sudah berumur 17
(tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih”.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilih pemula adalah
pemilih yang baru pertama kali akan menggunakan hak pilihnya yang pada hari
pemungutan suara telah berusia 17 tahun dan terdaftar dalam daftar pemilih oleh
penyelenggara Pemilu. Kelompok pemilih pemula ini biasanya mereka yang berstatus
pelajar, mahasiswa, dan pekerja muda. Pemilih pemula sebagai target untuk
dipengaruhi karena dianggap belum memiliki pengalaman voting pada pemilu
sebelumnya, jadi masih berada pada sikap dan pilihan politik yang belum jelas.
Pemilih pemula yang baru mamasuki usia hak pilih juga belum memiliki
jangkauan politik yang luas untuk menentukan ke mana mereka harus memilih.
Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Pemilih pemula yang baru pertama memiliki hak pilih dalam Pemilu, sebelumnya
telah ikut berpartisipasi politik untuk meningkatkan nilai-nilai demokrasi di sekolah
misalnya, pada rapat kelas, pemilihan ketua kelas, ketua OSIS, dan sebaginya.
Pendidikan politik yang diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai demokrasi bagi
pemilih pemula di sekolah pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) yang diajarkan oleh guru tentang demokrasi dan pemilihan
umum tidak secara spesifik dan mendetail dibahas oleh guru PPKn.

8
Oleh karena itulah, penting bagi pemilih pemula untuk mendapatkan pendidikan
politik yang secara spesifik ditujukan bagi pemilih pemula dalam kegiatan Pemilu di
sekolah maupun di masyarakat. Tujuannya agar pemilih 3 pemula pada umumnya
ikut berpartisipasi politik yang dapat mengembangkan kepribadian politik, kesadaran
politik, dan nilai-nilai demokrasi. Setelah memahami dan berpartisipasi dalam
kegiatan Pemilu diharapkan pemilih pemula menjadi pemilih yang cerdas yakni
pemilih yang sadar menggunakan hak pilihnya dan dapat memilih pemimpin yang
berkualitas demi perbaikan masa depan bangsa dan negara. Pengembangan dan etika
berdemokrasi pada pemilih pemula sangat diperlukan sepanjang mereka sebagai
warga negara dan generasi penerus bangsa untuk memajukan budaya politik yang
terpuji dengan terlibat langsung dalam aktivitas masyarakat sebagai pelaku dalam
berdemokrasi.
DasarDasar Ilmu Politik, dan Ilmu Negara, memudahkan peneliti untuk
mendapatkan informasi mengenai nilai-nilai demokrasi dalam penelitian ini.
Demokrasi mengandung nilai-nilai yang diperlukan untuk menegakkan sebuah
pemerintahan yang demokratis. Nilai-nilai demokrasi yang dilaksanakan oleh warga
negara Indonesia sangat berpengaruh dalam kehidupan pemerintahan, khususnya oleh
pemilih pemula. Pemilih pemula memiliki peran penting dalam kehidupan demokrasi
sebagai generasi muda. Pemilih pemula yang belum memiliki pengalaman memilih
dalam Pemilu sebelumnya dianggap belum paham akan nilai-nilai demokrasi yang
seharusnya mereka laksanakan, seperti ikut berpartisipasi, berpendapat, berkelompok,
menghormati orang/kelompok lain, 4 kerjasama, kepercayaan, kesetaraan, dan
sebagainya. Kondisi tersebut apabila tidak dilaksanakan maka sebuah pemerintahan
yang demokratis sulit ditegakkan..

a. Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya berlaku demokrasi


Pancasila, namun dalam penerapan berlaku demokrasi Liberal.
b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.

9
c. Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal dengan multi-Partai
d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila
namun yang diterapkan demokrasi terpimpin ( cenderung otoriter)
e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung
otoriter)
f. Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi Pancasila ( cenderung ada
perubahan menuju demokratisasi)

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan
hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara

2. Prinsip demokrasi dibedakan menjadi dua yaitu Prinsip Demokrasi Sebagai Sistem
Politik dan Prinsip Non-demokrasi (Kediktatoran)

3. Demokrasi memiliki banyak jenisnya. Yaitu Demokrasi menurut cara aspirasi


rakyat (Demokrasi Langsung, Demokrasi Tidak Langsung) dan Demokrasi
(Berdasarkan Prinsip Ideologi, Demokrasi Liberal, Demokrasi Rakyat, Demokrasi
Pancasila)

 Kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu.
Namun kita mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi
yang dihayati oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh
nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di
bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal, Aspek Normatif,
Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga harus
didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di
dalamnya.  Oleh karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang
sebenarnya.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila terdapat kesalahan mohon memakluminya, karena kami adalah hamba Allah
yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.

11
DAFTAR PUSTAKA

MM, Drs. Budiyanto. 2002. Kewarganegaraan SMA Untuk Kelas X. Jakarta:


Erlangga.

Dkk, Suardi Adubakar. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk


Kelas 2 SMU. Bogor: Yudistira.

https://guruppkn.com/contoh-perwujudan-demokrasi-di-lingkungan-bangsadan-
negara (Diakses pada tanggal 11/8/2021)

http://www.informasi-pendidikan.com/2016/02/ciri-ciridemokrasi.html (Diakses
pada tanggal 11/8/2021)

12

Anda mungkin juga menyukai