Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SIMDIG

SISTEM DEMOKRASI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH

SELVIA NOVITA RAMADANTI


KELAS : X TKJ 2

SMK NEGERI 1 RENGAT


T.P 2019 - 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanniirahim

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah penulis ini yang berjudul
“ Sistem Demokrasi Di Indonesia ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah penulis ini sangat jauh dari apa yang
diharapkan baik susunan bahasa maupun cara penulisannya. Untuk itu penulis
sangat berterima kasih kepada :

1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan motivasi maupun
materil
2. Yang terhormat kepada Bapak/Ibu Guru pembimbing yang telah
memberikan petunjuk dalam penyusunan bahasa dan metode penulisan
makalah.
3. Kepada teman-teman penulis yang telah memberikan saran dan masukan
dalam penyusunan makalah ini.

Meskipun telah berusaha segenap kemampuan namun penulis menyadari


bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik,
koreksi dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah penulis
selanjutnya senantiasa akan penulis terima dengan tangan terbuka.
Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru pembimbing
yang telah membimbing penulis untuk membuat makalah ini.

Rengat, 27 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Demokrasi..........................................................................


B. Pengertian Demokrasi...............................................................................
C. Ciri-ciri Demokrasi....................................................................................
D. Demokrasi di Indonesia.............................................................................
E. Demokrasi di Malaysia..............................................................................
F. Perbandingan Demokrasi Di Indonesia Dengan Malaysia........................
G. Perbedaan Demokrasi Di Indonesia Dan Malaysia...................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha
untuk membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan
kedaulatannya pada tahun 1945. Sebagai sebuah gagasan, demokrasi sebenarnya
sudah banyak dibahas atau bahkan dicoba diterapkan di Indonesia. Pada awal
kemerdekaan Indonesia berbagai hal dengan negaramasyarakat telah diatur dalam
UUD 1945.
Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional federal di Asia Tenggara. Ini
terdiri dari tiga belas negara bagian dan tiga wilayah federal dan memiliki total
daratan 329.847 kilometer persegi (127.350 sq mi) dipisahkan oleh Laut Cina
Selatan menjadi dua daerah berukuran sama, Semenanjung Malaysia dan
Kalimantan Malaysia. Perbatasan darat dibagi dengan Thailand, Indonesia, dan
Brunei, dan perbatasan maritim yang ada dengan Singapura, Vietnam, dan
Filipina. Ibukota adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya adalah kursi dari
pemerintah federal. Pada tahun 2010 populasi melebihi 27,5 juta, dengan lebih
dari 20 juta hidup di Semenanjung. Negara ini adalah multi-etnis dan multi-
budaya, yang memainkan peran besar dalam politik. Sistem pemerintahan erat
meniru sistem parlementer Westminster dan sistem hukum didasarkan pada
Common Law Inggris. Konstitusi menyatakan Islam sebagai agama negara
sekaligus melindungi kebebasan beragama. Kepala negara adalah Raja, yang
dikenal sebagai Yang Dipertuan Agong di-. Dia adalah seorang raja terpilih
dipilih dari penguasa turun-temurun dari sembilan negara Melayu setiap lima
tahun. Kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri.
Demokrasi mula – mula berkembang di satu Negara yaitu Inggris yang juga
bersamaan dengan berkembangnya kapitalisme sebagai sistem perekonomian.
Sebagai suatu Negara demokrasi yang menganut sistem perekonomian kapitalis,
Inggris meraih kepemimpinannya atas dunia hampir selama abad 19, dan
kemudian dalam abad 20 menyerahkan peranan itu kepada Amerika Serikat.
Negara – Negara barat berpendirian bahwa demokrasi mengandung pengertian
mengenai kebebasan memilih, kebebasan pers, kebebasan mengadakan
perkumpulan politik, kebebasan beragama, berfikir, dan mengeluarkan pendapat;
persamaan derajat semua orang di depan hukum, hak rakyat untuk menentang
pemerintahan,; hak seseorang untuk memilih pekerjaan; hak untuk mendirikan
serikat – serikat dagang yang bebas; hak setiapwarga Negara untuk bepergian ke
luar negeri untuk sementara atau emigrasi secara tetap. Semua kebebasan tersebut
disebut kebebasan formil yang membedakan dengan demokrasi komunis yang
riil,dimana alat – alat produksi dikuasai oleh negara.

B. Rumusan Masalah
H. Bagaimana Konsep Dasar Demokrasi?
I. Apa Pengertian Demokrasi?
J. Bagaimana Ciri-ciri Demokrasi?
K. Bagaimana Demokrasi di Indonesia?
L. Bagaimana Demokrasi di Malaysia?
M. Apa Perbandingan Demokrasi Di Indonesia Dengan Malaysia?
N. Apa Perbedaan Demokrasi Di Indonesia Dan Malaysia?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Demokrasi.
2. Untuk Mengetahui Pengertian Demokrasi.
3. Untuk Mengetahui Ciri-ciri Demokrasi.
4. Untuk Mengetahui Demokrasi di Indonesia.
5. Untuk Mengetahui Demokrasi di Malaysia.
6. Untuk Mengetahui Perbandingan Demokrasi Di Indonesia Dengan
Malaysia.
7. Untuk Mengetahui Perbedaan Demokrasi Di Indonesia Dan Malaysia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Demokrasi


Sulit mencari kesepakatan dari semua pihak tentang pengertian atau definisi
demokrasi. Ketika ada yang mendefinisikan demokrasi secara ideal atau juga
disebut sebagai definisi populistik tentang demokrasi, yakni sebuah sistem
pemerintahan ”dari, oleh, dan untuk rakyat” maka pengertian demokrasi demikian
tidak pernah ada dalam sejarah umat manusia. Tidak pernah ada pemerintahan
dijalankan secara langsung oleh semua rakyat; dan tidak pernah ada pemerintahan
sepenuhnya untuk semua rakyat.
Dalam praktiknya, yang menjalankan pemerintahan bukan rakyat, tapi elite
yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Juga tidak pernah ada hasil dari pemerintahan
itu untuk rakyat semuanya secara merata, tapi selalu ada perbedaan antara yang
mendapat jauh lebih banyak dan yang mendapat jauh lebih sedikit. Karena itu,
ketika pengertian”demokrasi populistik” hendak tetap dipertahankan, Dahl
mengusulkan konsep ”poliarki” sebagai pengganti dari konsep ”demokrasi
populistik”tersebut. Poliarki dinilai lebih realistik untuk menggambarkan tentang
sebuah fenomena politik tertentu dalam sejarah peradaban manusia sebab poliarki
mengacu pada sebuah sistem pemerintahan oleh ”banyak rakyat” bukan oleh
”semua rakyat”,oleh”banyak orang” bukan oleh”semua orang.”

B. Pengertian Demokrasi
Kebanyakan orang mungkin sudah terbiasa dengan istilah demokrasi. Secara
etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” berarti rakyat dan
“kratos” berarti kekuasaan atau berkuasa. Dengan demikian, demokrasi artinya
pemerintahan oleh rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat
dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di
bawah sistem pemilihan bebas. Dalam ucapan Abraham Lincoln, Presiden
Amerika Serikat ke-16 (periode 1861-1865) demokrasi secara sederhana diartikan
sebagai “the government from the people, by the people, and for the people”, yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kebebasan dan
demokrasi sering dipakai secara timbal balik, tetapi keduanya tidak sama.
Menurut Alamudi (1991) demokrasi sesungguhnya adalah seperangkat
gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat
praktik dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-
liku, sehingga demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.
Karena itu, mungkin saja mengenali dasar-dasar pemerintahan konstitusional yang
sudah teruji oleh zaman, yakni hak asasi dan persamaan di depan hukum yang
harus dimiliki setiap masyarakat untuk secara pantas disebut demokrasi.
Menurut International Commision of Jurist (ICJ), demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusankeputusan politik
diselenggarakan oleh wn melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan
bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yg bebas.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya dengan pembagian
kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias
politica),yaitu kekuasaan yang diperoleh dari rakyat harus digunakan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.Prinsip semacam trias politica ini menjadi
sangat penting untuk diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat
kekuasaaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu
membentuk masyarakat yang adil dan beradaab,bahkan kekuasaan absolut
pemerintah sering menimbulkan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
Demokrasi tidak akan datang,tumbuh,dan berkembang dengan sendirinya
dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara.Oleh karena
itu,demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga dan perangkat
pendukungnya,yaitu budaya yang kondusif sebagai manifestasi dari suatu mind set
(kerangka berpikir) dan setting social (rancangan masyarakat).Bentuk konkret
manifestasi tersebut adalah demokrasi menjadi way of life (pandangan hidup)
dalam seluk beluk sendi bernegara ,baik masyarakat maupun oleh pemerintah.
Negara atau pemerintah dalam menjalankan tata pemerintahan-nya dikatakan
demokratis dapat dilihat dari empat aspek (Tim ICCE UIN
Jakarta,2005:123),yaitu:
1. Masalah pembentukan negara;
2. Dasar kekuasaan negara;
3. Susunan kekuasaan negara;
4. Masalah kontrol rakyat.

C. Ciri-ciri Demokrasi.
Menurut Henry B. Mayo dalam Miriam Budiarjo (1990: 62 ) dalam bukunya
”Introduction to Democratic Theory“, memberikan ciri-ciri demokrasi dari
sejumlah nilai yaitu:
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam
masyarakat.
6. Menjamin tegaknya keadilan.
Beberapa ciri pokok demokrasi menurut Syahrial Sarbini (2006 : 122) antara
lain :
1. Keputusan diambil berdasarkan suara rakyat atau kehendak rakyat.
2. Kebebasan individu dibatasi oleh kepentingan bersama, kepentingan
bersama lebih penting daripada kepentingan individu atau golongan.
3. Kekuasaan merupakan amanat rakyat, segala sesuatu yang dijalankan
pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat.
4. Kedaulatan ada ditangan rakyat, lembaga perwakilan rakyat mempunyai
kedudukan penting dalam system kekuasaan negara.
D. Demokrasi di Indonesia
1. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan
Demokrasi yang pernah ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
dapat dibagi menjadi beberapa periodisasi antara lain:
a. Periode 1945-1959 demokrasi pada masa revolusi (Demokrasi Parlementer)
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer.
Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan
diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang
Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950. Meskipun ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa
negara Asia lain.
Sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950,
badan eksekutif terdiri atas Presiden sebagai kepala negara konstitusional
dan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
b. Periode 1959-1965 (Orde Lama)
Demokrasi Terpimpin Pandangan A. Syafi‟i Ma‟arif, demokrasi terpimpin
sebenarnya ingin menempatkan Soekarno sebagai “Ayah” dalam famili
besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di
tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi
Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai
demokrasi yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri
pemimpin. Selain itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance
dari legislatif terhadap eksekutif.
c. Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila
Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai
unsur sosial politik. Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai
oleh; dominannya peranan ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan
keputusan politik, pembatasan peran dan fungsi partai politik, campur
tangan pemerintah dalam persoalan partai politik dan publik, masa
mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan inkorporasi lembaga
nonpemerintah
d. Periode 1998-sekarang ( Reformasi )
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal 21
Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR.
Ir. Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak
adanya lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru.
Bergulirnya reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut
menandakan tahap awal bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi
demokrasi merupakan fase krusial yang kritis karena dalam fase ini akan
ditentukan ke mana arah demokrasi akan dibangun.
2. Sistem Demokrasi Di Indonesia
Idonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi, sehingga budaya
demokrasi sudah mengakar di benak masyarakat Indonesia . Sistem ini memang
sudah dianut oleh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan Republik Indonesia . Lalu
apakah yang dimaksud dengan demokrasi ? Demokrasi adalah pemerintahan
rakyat . Artinya pemegang kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat . Segala
kebijakan mengenai putusan pemerintah haruslah dirundingkan dengan
rakyat .Negara Indonesia adalah salah satu negara yang menganut demokrasi
dalam sisitem pemerintahannya . Indonesia sudah membuktikan hal tersebut
dnegan mengadakan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung .
Selain itu masyarakat Indonesia bebas menyelenggarakan pertemuan dan bebas
berbicara unutk mengeluarkan pendapat, kritikan, atau bahkan mengawasi
jalannya siistem pemerintahan .Kebebasan dalam memeluk agama pun merupakan
sebuah perwujudan dari negara demokratis.
Demokrasi Indonesia dapat dipahami sebegai suatu mekanisme dan cita-
cita hidup berkelompok dalam organisasi negara yang menurut Undang-Undang
dasar 1945 disebut sebagai kerakyatan. Sistem demokrasi Indonesia adalah
pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai falsafah Pancasila atau sistem
pemerintahan yang dari, oleh, dan untuk rakyat yang sesuai dengan pandangan
hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Falsafah Pancasila tidak hanya mengandung nilai-nilai politik, ekonomi,
sosial, dan budaya, namun juga mengandung nilai religius. Hal ini berarti bahwa
nilai yang terkandung dalam Pancasila meliputi tanggung jawab kemanusiaan dan
sekaligus terhadap Tuhan. Demokrasi Indonesia pada dasarnya telah dilkasanakan
bangsa Indonesia sejak dulu sampai saat ini masih dapat dijumpai dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya dalam melaksanakan demokrasi
secara musyawarah dan mufakat sesuai silai ke-4.
Dalam perjalanan sistem pemerintahan, Indonesia pernah melaksanakan
sistem Demokrasi Terpimpin berdasarkan ketetapan MPRS No. VIII/MPRS/1965,
pada saat pemberlakuan kembali Undang-Undang Dasar 1945 sesuai dekrit
Presiden 5 Juli 1955. Namun berdasarkan ketetapan MPRS No.
XXXVII/MPRS/1968 sistem Demokrasi Terpimpin dicabut karena bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945. Demokrasi Pancasila merupakan pengganti
Demokrasi Terpimpin. Kemudian pelaksanaan Demokrasi Pancasila ini ditetapkan
dan diatur berdasarkan ketetapan MPR No. 1/MPR/1978.
Dengan demikian sistem demokrasi Indonesia adalah sistem Demokrasi
Pancasila yaitu sistem pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat dalam bentuk
musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, demi terwujudnya masyarakat yang
adil dan makmur, baik material maupun spiritual yang dilandasi nilai-nilai dasar
negara yaitu Pancasila.

E. Demokrasi di Malaysia
1. Perkembangan demokrasi di Malaysia
Malaysia sebagai Negara tetangga Indonesia yang memiliki dominasi
penduduk yang beragama islam sama dengan Indonesia memiliki perbedaan
system demokrasi dengan Indonesia. Malaysia mengamalkan sistem Demokrasi
Berparlemen di bawah Raja Berperlembagaan dengan Seri Paduka Baginda Yang
Di-Pertuan Agung sebagai Ketua Negara. Perlembagaan negara telah dirubah
dengan mengadakan syarat-syarat untuk pengamanan sistem ini. Salah satu syarat
sistem Demokrasi Berparlemen adalah pembagian kuasa kepada tiga bagian di
dalam pemerintahan, yaitu Perundangan, Kehakiman dan Eksekutif.
Malaysia juga merupakan sebuah negara yang mengamalkan sistem
Demokrasi berasaskan kepada sistem Persekutuan. Sehubungan dengan itu,
beberapa provinsi yang ada di Malaysia seperti Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak
, Selangor, Negeri Sembilan, Melaka, Johor, Pahang, Terengganu, Kelantan,
Sarawak dan Sabah telah menyetujui konsep perubahan Negara Malaysia. Setiap
provinsi yang terlibat telah menyerahkan sebahagian kuasa masing-masing,
seperti keuangan, pertahanan, pendidikan, dan lain-lain. Kepada perlembagaan
Malaysia yang sudah di atur oleh kerajaan pusat. Dan ada beberapa perkara-
perkara yang harus ditangani sendiri oleh masing-masing provinsi-provinsi yang
ada di Malaysia.
Sebagai sebuah negara Raja yang memiliki lembaga, maka diperlukan
perlembagaan institusi Yang Di-Pertuan Agung seperti Raja-raja melayu di
sembilan provinsi dan majelis Raja-raja tetapi Baginda tetap diberi kuasa untuk
memelihara adat istiadat orang Melayu dan Pentadbiran Agama Islam di negeri
masing-masing. Kedudukan Parlemen Malaysia terdiri daripada tiga komponen
yaitu :
a. Yang Di-Pertuan Agong
b. Dewan Negara
c. Dewan Rakyat
Setelah perkembangan politik yang di alami Malaysia akhirnya pada
pemilihan umum tahun ini banyak kemajuan demokrasi yang telah di tunjukkan
Malaysia kepada dunia. Salah satu aspek penyelenggaraan pemilihan umum
Malaysia, ternyata sudah memiliki sistem yang baku, sehingga pemilihan umum
dapat dianggap sebagai rutinitas penyelenggaraan negara. Tidak perlu UU baru
dan tidak ada masalah dengan peserta Pemilu. Meskipun mendadak, Pemilu bisa
diselenggarakan. Suatu hal yang tidak mungkin terjadi di Indonesia. Babak baru
bagi kehidupan demokrasi Malaysia pun lahir. Demokrasi yang menekankan
sebuah metodologis untuk menghasilkan rotasi kekuasaan dan fungsi recruitment
politik tercermin dalam pemilu kali ini. Barisan Nasional menjalankan fungsi alat
politik cukup superior memimpin Malaysia. Barisan Nasional sebagai koalisi yang
memerintah Malaysia sejak merdeka pada 1957 akhirnya akan mengalami
kesulitan karena akan berhadapan dengan kelompok oposan di parlemen. Artinya
terbuka keran lebar bagi kelompok oposan untuk masuk dalam jabatan politik dan
menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Perkembangan ini sangat
membagakan Malaysia karena didalam sistem demokrasi yang di jalankan
Malaysia tidak mempengaruhi perekonomiannya. Melainkan Malaysia dapat
menikmati kemajuan ekonomi di atas rata-rata Negara lain.
Malaysia juga berada di jajaran terdepan dalam proses industrialisasi.
Selain itu, sebagai dampak dari tingginya pertumbuhan ekonomi jumlah kelas
menengah Malaysia meningkat tajam. Meski dapat mewujudkan kesejahteraan,
sistem politik yang ada saat ini dianggap tidak populer.
2. Sistem demokrasi di Malaysia
Malaysia menganut sistem demokrasi parlementer di bawah pemerintahan
monarkikonstitusional. Malaysia dipimpin oleh Seri Paduka Baginda Yang di-
Pertuan Agong yang dipilihdari sembilan sultan negeri Melayu untuk menjabat
selama lima tahun sebagai Kepala Negaradan Pemerintah Tertinggi Angkatan
Bersenjata.Sistem ini diambil berdasarkan sistem Westminster karena Malaysia
merupakan bekaskoloni Inggris. Kekuasaan eksekutif ditentukan oleh kabinet
yang dipimpin oleh PerdanaMenteri. Berdasarkan Konstitusi Malaysia, Perdana
Menteri haruslah seorang anggota DewanRakyat, yang menurut pendapat Yang
di-Pertuan Agong, memimpin kelompok mayoritas dalam parlemen. Sedangkan
kabinet merupakan anggota parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atauDewan
Negara
Parlimen Malaysia melambangkan keutuhan sistem demokrasi
berparlimen dan raja berperlembagaan. Sistem Demokrasi Berparlimen di bawah
pentadbiran Raja Berperlembagaan dengan maksud Seri Paduka Baginda Yang
Di-Pertuan Agong sebagai Ketua Negara. Perlembagaan negara telah digubal
dengan mengadakan syarat-syarat untuk pengalaman sistem ini. Salah satu syarat
sistem Demokrasi Berparlimen adalah pembahagian kuasa kepada tiga bahagian
di dalam pemerintahan, iaitu Perundangan, Kehakiman dan Pentadbiran atau
Eksekutif.
Malaysia juga merupakan sebuah negara yang mengamalkan sistem
Demokrasi berasaskan kepada sistem Persekutuan. Sehubungan dengan itu, ia
bermakna negeri-negeri Perlis, Kedah, Pulau Pinang, Perak , Selangor, Negeri
Sembilan, Melaka, Johor, Pahang, Terengganu, Kelantan, Sarawak dan Sabah
telah bersetuju dengan konsep penubuhan Negara Malaysia.
Setiap negeri yang terbabit telah menyerahkan sebahagian kuasa masing-
masing, seperti kewangan, pertahanan, pelajaran, luar negara dan lain-lain lagi
seperti mana yang telah tercatat di dalam Perlembagaan Malaysia yang di tadbir
oleh Kerajaan Pusat. Ada perkara-perkara yang dijadikan kuasa negeri dan negeri
akan mentadbirkan kuasa. Sebagai sebuah negara Raja Berperlembagaan, maka
diperuntukan oleh Perlembagaan institusi Yang Di-Pertuan Agong, Raja-raja
Melayu di sembilan buah negeri dan Majlis 2.1.4 Raja-raja. Baginda adalah
diberi kuasa untuk memelihara adat istiadat orang Melayu dan Pentadbiran
Agama Islam di negeri masing-masing. Seri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan
Agong adalah Ketua Agama Islam bagi negeri-negeri Pulau Pinang, Sabah,
Sarawak, dan Wilayah-wilayah Persekutuan.
Seri Paduka Baginda Yang Di-Pertuan Agong juga menjadi Kepala Utama
Negara dan Baginda adalah Pemerintah Tertinggi Angkatan Tentera Negara.
Baginda akan menjalankan tugas-tugas dibawah Perlembagaan mengikut nasihat
Perdana Menteri atau Jemaah menteri . Raja-raja pula menjadi Ketua Negeri
masing-masing dan menjalankan tugas mengikut nasihat Menteri-menteri Besar
atau Ketua-ketua Menteri.
Parlimen Persekutuan mengandungi Seri Paduka Baginda Yang di-Pertuan
Agong, dan dua Dewan iaitu Dewan Negara dan Dewan Rakyat. Perkara 55,
Perlembagaan Persekutuan memperuntukkan bahawa hanya Seri Paduka Baginda
Yang di-Pertuan Agong sahaja yang boleh memanggil Parlimen untuk bersidang.
Baginda juga mempunyai kuasa istimewa untuk memberhenti atau membubarkan
Parlimen.
Dengan demikian Yang di-Pertuan Agong diperlukan oleh Perlembagaan
untuk memanggil Parlimen bermesyuarat dalam masa enam bulan antara
persidangan yang akhir dalam satu penggal yang kemudiannya. Bagi Dewan
Rakyat, Ketua atau Timbalan Ketua Majlis hendaklah menetapkan sekurang-
kurangnya 28 hari sebelum permulaan tiap-tiap penggal, tarikh-tarikh majlis akan
bermesyuarat dalam penggal itu. Walau bagaimanapun, Ketua atau Timbalan
Ketua Majlis boleh mengubah tarikh-tarikh yang ditetapkan itu dari masa ke
semasa.
Parlimen Persekutuan merupakan badan perundangan yang tertinggi di
Malaysia. Melainkan jika dibubarkan terlebih dahulu. Parlimen akan terus
berjalan selama lima tahun, dari tarikh mesyuarat pertamanya selepas Pilihanraya
Umum.Pada penghujung tempoh lima tahun ini, Parlimen dengan sendirinya
dibubarkan dan dalam masa 60 hari dari tarikh pembubaran Parlimen, Pilihanraya
Umum bagi memilih wakil-wakil untuk Dewan Rakyat hendaklah diadakan, dan
Parlimen dipanggil bermesyuarat pada suatu tarikh yang tidak lewat daripada 120
hari dari tarikh pembubarannya.

F. Perbandingan Demokrasi Di Indonesia Dengan Malaysia


Demokratisasi di seluruh Negara di dunia sedang buming-bumingnya di
jalankan dan di pelajari oleh Negara-negara yang menginginkan kehidupan yang
demokratis. Demokrasi memang pada awalnya diusung oleh negara-negara barat.
Mereka mengklaim kehidupan di negara-negara barat jauh lebih demokratis
dibanding kehidupan di negara-negara lain karena mereka lebih memahami,
menghormati, dan menerima suara yang berbeda. Semakin pesatnya
perkembangan zaman yang kemudian menuntut perubahan di segala bidang
kehidupan akhirnya demokratisasi diinginkan oleh seluruh Negara di dunia.
Sebuah negara dapat dikatakan demokratis apabila mengedepankan keterbukaan,
kebebasan tetapi yang bertanggung jawab dalam segala bidang kehidupan
manusia, penghormatan terhadap kaum minoritas di negara tersebut. Dan masih
banyak indikator yang lain yang bisa digunakan untuk melihat isu demokrasi di
suatu Negara.
Berlanjut dengan hal diatas kita bisa membandingkan suatu Negara dengan
Negara lain. didalam menjalankan demokratisasi dinegaranya masing-masing.
perbandingan demokratisasi di Indonesia dan Malaysia.
Di tahun Tahun 1999 ini lah rakyat Indonesia baru merasakan adanya
pemilihan yang transparan dan bebas. Dimana Spanduk-spanduk yang terpancang
di berbagai tempat umum dan propaganda melalui media umum, sepert radio,
televisi, pemerintah mempropagandakan janji-janjinya yaitu: " Pemilihan
parlemen musti dijalankan secara aman, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil".
Ditahun ini pula masyarakat mulai berani berbicara secara lantang tentang
masa depan negeri ini. Masyarakat Indonesia mulai menyadari bahwa kedepan
nanti negeri ini akan bisa lebih dewasa untuk memahami arti dari demokrasi
seperti Negara-negara yang sudah menerapkan system demokrasi ini terlebih
dahulu.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan
dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam
peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis
lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.
Satu hal yang paling krusial dalam konteks penerapan demokrasi di Indonesia
adalah, kehadiran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebagai sebuah lembaga
legislasi baru yang diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi wajah
demokrasi, khususnya keterwakilan rakyat yang berada di daerah untuk sama-
sama merasakan keadilan dan pemerataan dalam pembangunan. Dalam konteks
demokrasi, mekanisme pemilihan anggota DPD yang dipilih secara langsung oleh
masyarakat, tentunya menjadikan anggota DPD adalah orang-orang yang
mendapat legitimasi secara utuh dari masyarakat. Dan hal ini tentunya menjadi
wajar apabila sebagai sebuah lembaga, DPD memiliki suatu otomomi dalam
menjalankan fungsi legilasinya.
Tetapi pada realitasnya, anggota DPD ternyata berada dalam ketidakberdayaan
dikarenakan sistem dan perundang-undangan yang membatasi mereka untuk
memberikan kontribusi lebih bagi daerah. Mungkin ini adalah suatu bagian dari
rekayasa demokrasi yang tidak utuh. Sehingga kehadiran DPD sebagai sebuah
lembaga tinggi negara dibuat tidak berdaya didalam statusnya yang penuh dengan
nilai prestisius.
Setelah berlangsung cukup lama yaitu dari tahun 1999 sampai tahun ini secara
umum proses demokrasi di Indonesia memang masih lebih condong pada suatu
pembentukan dari atas ke bawah (tergantung dari elite politik). Karena proses
demokrasi di Indonesia dalam kehidupan politik masih sangat situasional, seperti
dalam momentum pemilu nasional ataupun daerah, dimana otoritas dan hak
masyarakat didalam menyampaikan suara benar-benar diakui, dan itupun jika
tidak ada manipulasi atau kecurangan dalam pemilu. Oleh karena itu proses
pendewasaan demokrasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih sangat
dipengaruhi oleh peranan kelembagaan, baik dalam organisasi, partai politik
hingga lembaga negara.
Dalam situasi seperti ini, maka yang harus menjadi perhatian adalah
pembagian wewenang yang proporsional didalam lembaga-lembaga tersebut.
Sehingga meminimalisir terjadinya monopoli dan penyalahgunaan otoritas
didalam mengambil sebuah kebijakan. Perkembangan demokrasi di Indonesia
juga membawa hal yang negatif bagi Negara kita, yaitu melemahnya
perekonomian di republik Indonesia. Hal seperti ini umum terjadi di suatu Negara
ketika demokrasinya sedang berkembang. Tapi di satu sisi seluruh rakyat
Indonesia mendapatkan medali demokrasi dari International Association for
Political Consultant (IAPC) karena Indonesia dinilai telah berhasil dalam
mengembangkan dan mempraktikkan demokrasi seperti terbukti dengan
terselenggarakannya pemilihan umum parlemen dan dan pemilihan presiden
secara damai. Ini membuktikan bahwa Indonesia telah bersungguh-sungguh
menjalankan dan memahami tentang Demokrasi.
G. Perbedaan Demokrasi Di Indonesia Dan Malaysia
Masing-masing Negara diatas memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing yaitu:
a. Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak partai (multi partai) didalam
menjalankan demokrasi harus lebih banyak belajar lagi, karena didalam
menjalankan pemilihan umum Indonesia harus mempunyai banyak waktu
untuk mematangkan dan mempersiapkan pemilihan umum tersebut. Beda
dengan Malaysia yang sewaktu-waktu bisa mempercepat pemilihan umumnya
tanpa berpikir ribet.
b. Didalam menjalankan serta mengembangkan demokrasi di Indonesia,
pemerintah tidak bisa menyelaraskan dengan pengembangan perekonomian
dimana Indonesia Cuma bisa mengonsentrasikan diri pada pengembangan
demokrasi saja dan akhirnya perekonomian tidak begitu berjalan dengan baik.
Lain dengan Malaysia yang bias memusatkan perhatiannya dalam dua
tersebut.
c. Dilain hal Indonesia mendapatkan satu penghargaan yang sangat berarti bagi
pengembangan demokrasi di Indonesia yaitu perolehan medali demokrasi dari
IAPC atas kesuksesan telah mempraktekkan demokrasi di Indonesia dan hal
ini tidak diperoleh oleh Malaysia.
d. Perbedaan Demokrasi paling nyata yang membedakan Indonesia dan Malaysia
adalah Malaysia bermuara pada sistem politik monarkhis (kerajaan) dan
pengaruh islam yang sangat kuat. Peran yang masih kuat dari kerajaan turut
mempengaruhi proses demokratis di Malaysia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah demokrasi itu sendiri berasal dari negara Yunani, demos yang
artinya rakyat, dan kratos yang artinya kekuasaan . Kata demokrasi itu sendiri
diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles, yaitu sebagai bentuk suatu
pemerintahan yang mengatur bahwa kekuasaan itu berada di tangan rakyat. Dalam
membangun sebuah negara yang demokratis tidaklah mudah . Hal tersebut
dikarenakan pembangunan sebuah sistem demokrasi dalam suatu negara
dimungkinkan akan mengalami kegagalan .
Akakn tetapi, di negara ini, sisitem demokrasi yang dijalankan terbilang
mengalami kemajuan . Bisa dilihat dari bebasnya berkeyakinan, berpendapat, atau
kebebasan untuk berkumpul tanpa ada yang membatasi .Tetapi meskipun negara
ini telah berhasil dalam menjalan sistem demokrasinya, tampaknya dewasa ini
sistem demokrasi tersebut banyak disalahgunakan dan kurang berjalan
sebagaimana mestinya . Hal tersebut membuat bangsa ini mengalami banyak
persoalan . Contohnya saja dalam kehidupan berpolitik. Sistem demokrasi yang
sesungguhnya tampaknya sudah tidak berlaku lagi . Tetap saja ada unsur kekuatan
dan kelemahan yang menentukan hasil akhir dari sebuah demokrasi . Siapa yang
paling berkuasa maka dialah yang akan mendapatkan jabatan atau peranan
tertentu . Bukan lagi murni dari hasil keyakinan dan pendapat orang banyak .
Sistem demokrasi yang dijalankan oleh suatu negara tentu memberikan
dampak positif dan negatifnya . Dampak positifnya adalah demokrasi memberikan
harapan dalam emnciptakan suatu kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan . Tetapi
dampak negatif dari sistem ini adalah dapat meningkatnya angka pengangguran,
kemacetan lau lintas, korupsi dan lain sebagainya . Sebenarnya demokrasi adalah
sisitem yang buruk di antara alternatif yang lebih buruk . Akan tetapi, jika semua
berjalan dengan lancar, maka semuanya juga akan lancar .Apabila sebuah negara
ingin melakuakn sebuah perubahan, maka sistem demokrasi adalah gagasan yang
dinamis keren aprosesnya teru-menerus .
Negara yang sukses menjalankan demokrasi adalah negara yang mampu
menerapkan kebebasan, keadilan, dan kesejahtaraan yang sebenar-benarnya .
Untuk itu, kita sebagai masyarakat Indonesia yang menganut sistem pemerintahan
secara demokrasi, perlu menjaga dan menjalankan sistem tersebut sesuai dengan
aturannya, sehingga sistem demokrasi tersebut dapat terwujud secara utuh di
dalam sebuah sistem pemerintahan Indonesia menuju masyarakat yang sejahtera,
aman, dan damai .

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para pakar
utama penulismengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang sifatnya
membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Suteng, Bambang. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.

Soewito. 2007. Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegaraan. Solo:Tri


Jaya Utama

Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 2000)

David Easton, Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. (Jakarta : PT. Bina
Aksara, 1984)

Mohtar Mas’oed dan Colin MacAndrews, Perbandingan Sistem Politik.


(Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2008)

Anda mungkin juga menyukai