Anda di halaman 1dari 18

Accelerat ing t he world's research.

Bleeding Time dan Clotting Time


Dian Nurmansyah, Felyana E Putri

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

makalah t rombosit openia


himika st ikeswhs

SKENARIO C BLOK VII fix


almira dina mariski

PENUNT UN-HEMAT OLOGI


eka ayust ina
MAKALAH HEMATOLOGI II

BLEEDING TIME (WAKTU PERDARAHAN) DAN


CLOTTING TIME (WAKTU PEMBEKUAN)

Disusun Oleh
Nama : FELYANA ELSA PUTRI
NIM : AK816022
Kelas :A
Semester : IV
Dosen Pengampu : Dian Nurmansyah S.ST. M.Biomed

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
BANJARBARU 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Makalah ini adalah hasil kerjasama kami sebagai tim yang kompak di dalam
pencarian data sampai dengan penyusunan makalah sampai dengan selesai.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada dosen mata
kuliah Hematologi yang telah memberikan banyak dorongan dalam melaksanakan
dan menyelesaikan tugas ini, juga rekan-rekan mahasiswa semua. Semoga segala
yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini
dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di
masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Banjarbaru, April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. 2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1. 3. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1.4. Manfaat Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2.2. Plasma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. 3. Pembekuan Darah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. 4. Sistem Peredaran Darah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. 5. Bleeding Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. 6. Clotting Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

2. 7. Rumple Leede . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB III PENUTUP

3. 1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .

3. 2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai cairan
terbesar yang dalam tubuh. Darah yang diedarkan melalui pembuluh darah, yang
banyknya padsa orang dewasa kurang lebih 5 liter ini, dapat mengalir karena kinerja
pompa jantung. Darah dialirkan keseleuruh tubuh karena fungsinya yang khusu yaitu
sebagai sistem transportasi. Darahlah yang berjasa membawa oksigen nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh kita. Selain fungsi utamanya sebagai pembawa dan
pengendar oksigen dan nutrisi tubuh, darah juga berperan penting dalam menjaga
keseimbangan cairan didalam tubuh dengan menjaga PH tetap seimbang dan
sebagai sebagaian sistem perlindungan tubuh karena didalam darah juga terdapat
leukosit atau sel darah putih yang berperan dalam sistem imun tubuh.
Darah agak sedikit kental dan lengket dibandingkan air. Suhu darah normal
adalah 30 derajat celcius atau 1 derajat lebih tinggi dari suhu pengukuruan oral,
maupun rektal, dan untuk menjaga keseimbangan PH dalam tubuh darah memiliki
PH sebesar 7,35 7,45. Walaupun darah berupa caiaran plasma, didalamnya
terkandung pula sel-sel darah dan trombosit. Darah yang berbentuk cair ini
diakibatkan karena kandungan plasma darah yang banyaknya 55% dari total volume
darah yang ada ditubuh, sedangkan 45% sisanya berupa sel darah yang terdiri dari
eritrotsit(sel darah merah),leukosit(sel darah putih), trombosit(kemping darah).
Tuhan menciptakan manusia dengan segala keistimewaannya, terkadang dengan
melakukan pemeriksaan darah di dalam tubuh, dapat dicari suatu jenis kelainan
yang selanjutnya sangat berguna bagi penegakan diagnosis dan pengobatan
selanjutnya. Melalui makalah ini akan mempelajari tentang pemeriksaan darah yaitu
pemeriksaan waktu pembekuan darah (cloting time), pemeriksaan masa
pendarahan (bleeding time), pemeriksaan hitung trombosit, dan rumple leed test.
(Frandson, R.D. 1992).

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa itu pemeriksaan waktu pembekuan darah ?


2) Apa saja prinsip dan prosedur pemeriksaan waktu pembekuan darah ?
3) Apa itu pemeriksaan masa perdarahan ?
4) Apa saja prinsip dan prosedur pemeriksaan masa perdarahan ?
5) Apa itu rumple leed test ?

1.3 Tujuan Penulisan


Diharapkan pembaca mampu mengerti dan memahami penjabaran yang
terdapat di makalah ini. Dan memberi informasi kepada pembaca bagaimana
mengetahui pemeriksaan waktu perdarahan dan waktu pembekuan pada darah .

1.4 Manfaat Penulisan


Pembaca dapat mengetahui cara pemeriksaan masa pendarahan dengan
metode duke dan Ivy.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Darah

Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan
yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah
merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh
maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning
jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen
(protein) dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang
dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut
berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja
bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah.
Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah
darah. (Schmid, K. and Friends. 1997).

2.2 Plasma

Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.Plasma
darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume ±5% dari berat
badan. Apabila sejumlah volume darah ditambah dengan zat pencegah anti
pembekuan darah secukupnya kemudian diputar selama 20 menit dengan kecepatan
3000rpm maka cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma darah
mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah dicampur
dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.
Sitrat merupakan antikoagulan yang langsung mengikat Ca, sehingga digunakan
untuk pemeriksaan waktu rekalsifikasi. Plasma yang diabsorpsi dengan barium sulfat
mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII.Plasma ini tidak dapat
membeku karena tidak mengandung protrombin, factor X dan faktor VII yang
diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam plasma simpan,
tidak diabsorpsi oleh barium dan tidak habis oleh proses pembekuan (Smeltzer, S.C.
2001.).

2.3 Pembekuan Darah

Pembekuan darah memerlukan sistem penguatan biologis dimana relatif sedikit


zat pemula secara beruntun mengaktifkan, dengan proteolisis,reaksi protein
prekursor yang beredar ( enzim-enzim faktor pembekuan ) yang memuncak pada
pembentukan trombin, selanjutnya mengkonversi fibrinogen plasma yang larut
menjadi fibrin. Fibrin menjaring agregat trombosit pada tempat luka vaskular dan
mengubah sumbatan trombosit primer yang tidak stabil menjadi sumbatan
haemostasis yang kuat, utuh, dan stabil (Smeltzer, S.C. 2001.).
Kerja reaksi enzim ini membutuhkan pemekatan setempat factor-faktor
pembekuan yang beredar pada tempat luka.Reaksi melalui permukaan terjadi pada
kolagen yang telah terpapar, faktor III dan faktor jaringan. Dengan pengecualian
fibrinogen yang merupakan sub unit bekuan fibrin,faktor-faktor pembekuan adalah
prekursor enzim maupun kofaktor, yaitu kemampuan menghidrolisa ikatan peptide
tergantung pada asam amino serin pada inti aktifnya (Smeltzer, S.C. 2001.).
2.4 Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah besar
dan sistem peredaran darah kecil.
1. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui
arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka disebut
sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa darah kotor
menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk
ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem
organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik
kanan akan dialirkan ke serambi kanan, selanjutnya akan dipompa ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem
peredaran darah manusia karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa
darah kotor (darah yang mengandung CO2). Urutan perjalanan peredaran darah
besar :
2. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya
pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan diikat oleh
darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini
akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke jantung (bagian bilik
kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua dalam system peredaran
darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena yang membawa darah
bersih. Urutan perjalanan peredaran darah kecil :
3. Pembuluh Limfe (Pembuluh Getah Bening)
Pembuluh Limfe Kanan : Dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung dan lengan
sebelah kanan, bermuara di pembuluh balik yang letaknya di bawah tulang selangka
kanan. Pembuluh Limfe Dada :Dari bagian lain, bermuara dalam vena di bawah
tulang selangka kiri. Pembuluh limfe adalah bermuaranya pembuluh lemak
(pembuluh kil). Peredaran limfe adalah terbuka, merupakan alat penyaring kuman,
karena di kelenjar limfe diproduksi sejenis sel darah putih yang disebut limfosit
untuk imunitas. (Frandson, R.D. 1992).

2.5 Bleeding Time


Terjadinya perdarahan berkepanjangan setelah trauma superfisial
yang terkontrol, merupakan petunjuk bahwa ada defisiensi trombosit. Masa
perdarahan memanjang pada kedaan trombositopenia (<100.000/mm3 ada yang
mengatakan < 75.000 mm3), penyakit Von Willbrand, sebagian besar kelainan fungsi
trombosit dan setelah minum obat aspirin.
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu
tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi luka ,
terjadilah pembekuan dan fibrin yang terbentuk akan mencegah perdarahan yang
lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar harus dihapus secara perlahan-lahan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit. Setelah trombosit menumpuk
pada luka , perdarahan berkurang dan tetesan darah makin lama makin kecil.
Tes masa perdarahan ada 2 cara yaitu
1. Metode Duke dengan nilai rujukan 1 3 menit.
2. Metode Ivy, kepekaan metode Ivy lebih baik, dengan nilai rujukan I - 7 menit
(Guyton dan Arthur C. 1983).
a. Metode Ivy
Metode Ivy adalah format tradisional untuk tes ini. Dalam metode Ivy, tekanan
darah manset ditempatkan di lengan atas dan meningkat sampai 40 mmHg. Sebuah
pisau bedah atau pisau bedah yang digunakan untuk melakukan tusukan luka di
bagian lengan bawah. Perangkat, pisau otomatis pegas paling umum digunakan
untuk membuat potongan berukuran standar. Kawasan ditikam dipilih sehingga
tidak ada vena superfisialis. Ini pembuluh darah, karena ukuran mereka, mungkin
kali pendarahan lagi, terutama pada orang dengan pendarahan cacat. Waktu dari
ketika luka menusuk dibuat sampai pendarahan semua telah berhenti diukur dan
disebut waktu perdarahan (Bleeding Time). Setiap 30 detik, handuk kertas
digunakan untuk membersihkan dari darah. Tes ini selesai ketika pendarahan telah
berhenti sepenuhnya.
I. Pra Analitik.
1) Persiapan pasien: tidak memerlukan persiapan khusus.
2) Persiapan sample: darah kapiler.
3) Prinsip:
Dibuat perlukaan standar pada permukaan volar lengan bawah , lamanya
perdarahan diukur.
4) Alat dan bahan:
ª Tensimeter Disposable
ª lanset steril dengan ukuran lebar 2 mm dan 3 mm,
ª Stop watch,
ª Kertas saring bulat,
ª Kapas alkohol.
II. Analitik Cara kerja:
1) Pasang manset tensimeter pada lengan atas dan pompakan tensi meter
sampai 40 mm Hg selama pemeriksaan .
2) Desinfeksi permukaan volar lengan bawah dengan kapas alkohol 70 % .
3) Pilih daerah kulit yang tidak ada vena superfisial, kira - kira 3 jari dari lipatan
siku.
4) Rentangkan kulit dan lukailah dengan lebar 2 mm dalam 3mm.
5) Tepat pada saat terjadi perdarahan stop watch dijalankan.
6) Setiap 30 detik hapuslah bintik darah yang keluar dari luka hindari jangan
sampai menutup luka.
7) Bila perdarahan berhenti (diameter <1 mm) hentikan stop watch dan lepas-
kan manset tensimeter.
8) Catat waktu perdarahan dengan pembulatan 0,5 menit.
Catatan :
a) Bila perdarahan sampai 15 menit belum berhenti tekanlah lukanya . Tes diu-
langi lagi terhadap lengan lainnya . Bila hasilnya sama , hasil dilaporkan bahwa
masa perdarahan > 15 menit.
b) Kesulitan dalam membuat luka yang standar . Jika hasil < 2 menit tes diulang.
III. Pasca Analitik.
1) Nilai rujuk : 1 7 menit.

b. Metode Duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk
menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal
pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda
Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan
hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke
adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan
bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah
sebagian besar perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan
pasien untuk tes ini. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol.
Alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat
luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan
berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.
I. Pra Analitik.
1) Persiapan Pasien : tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan sample : darah kapiler
3) Prinsip : Dibuat luka standar pada daun telinga , lamanya
perdarahan sampai berhenti dicatat.
4) Alat dan bahan :
Ø Disposable Lanset steril,
Ø Kertas saring bulat
Ø Stop Watch
Ø Kapas Alkohol
II. Analitik Cara kerja :
1) Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2) Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm.
sebagai pegangan pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada
saat darah keluar jalankan stop watch.
3) Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi
jangan sampai menyentuh luka
4) Bila perdarahan berhenti, hentikan stop watch dan catatlah waktu
perdarahan
Catatan :
a) Bila perdarahan 10 menit, hentikan perdarahan dengan menekan
luka dengan kapas alkohol . Dianjurkan untuk diulang dengan cara
yang sama atau dengan metode Ivy.
b) Digunakan untuk bayi dan anak anak.
c) Kepekaannya kurang.
III.Pasca Analitik.
1) Nilai rujukan : 1 3 menit.

2.6 Clotting Time


Clotting Time adalah waktu yang di perlukan darah untuk membeku atau waktu
yang di perlukan saat pengambilan darah sampai saat terjadinya pembekuan. Hal ini
menunjukkan seberapa baik platelet berinteraksi dengan dinding pembuluh darah
untuk membentuk pembekuan darah. Trombin waktu membandingkan tingkat
pasien pembentukan gumpalan dengan sampel dari normal plasma dikumpulkan.
Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. Jika plasma tidak segera
membeku, itu berarti kekurangan (fibrinogen kuantitatif) atau cacat kualitatif
(fibrinogen disfungsional). Reptilase memiliki tindakan yang mirip dengan trombin
tetapi tidak seperti trombin tidak dihambat oleh heparin. Trombin waktu dapat
diperpanjang oleh: heparin, produk degradasi fibrin, antikoagulan lupus. Dalam
bidang tes koagulasi, Clotting time adalah salah satu yang paling prosedural
sederhana. Setelah membebaskan plasma dari seluruh darah dengan sentrifugasi,
Trombin yang ditambahkan pada sampel plasma. bekuan ini terbentuk dan
terdeteksi optikal atau mekanis dengan alat koagulasi. Waktu antara penambahan
trombin dan pembentukan gumpalan dicatat sebagai Clotting time( Riswanto. 2013).
2.7 Rumple Leede
Test rumple leed bertujuan untuk menguji ketahan kapiler darah dengan
cara melakukan pembendungan vena-vena, sehingga darah menekan dinding
kapiler. Dinding kapiler yang kurang kuat akan rusak oleh pembendungan itu,
sehingga darah dari dalam kapiler itu akan keluardari kapiler dan merembes
kedalam jaringan sekitarnya sehingga tampak bercak merah kecil pada permukaan
kulit, bercak merah itulah yang disebut petechiae (petekie) sebagai salah satu
manifestasi perdarahan.

Petekie adalah ektravasasi sel darah merah (eritrosit) kedalam kulit atau
selaput lendir (mukosa) dengan manifestasi berupa makula kemerahan superficial
berukuran milimeter dengan diameter kira-kira 2 mm, yang tidak akan hilang bila
ada penekanan. Petekie dapat mengalami perubahan warna, awalnya petekie
berwarna merah tapi kemudian akan menjadi kebiruan, semakin memudar dan
akhirnya akan hilang. Petekie dapat timbul dengan 2 cara yaitu, secara spontan
karena kelainan hematologi atau diprovokasi dengan melakukan uji tourniquet
(rumple leed test) (Tjokronegoro, 2009).

Alat yang digunakan:


Spygmomanometer (Tensimeter)

Cara pemeriksaan:
1. Tentukan lokasi daerah tubuh yang akan dilakukan uji rumple leed.
Umumnya dilakukan pada lengan bawah atau tungkai bawah.
2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah penderita kemudian catat nilai tekanan
sistole dan diantolenya
3. Setelah dapat hasil tekanan darahnya maka jumlahkan nilai pada tekanan
darah sistole dengan nilai pada diastolenya. Nilai hasil penjumlahan
kemudian dibagi dua. Catat hasilnya
4. Istirahatkan pasien selama kurang lebih 2 menit sebelum melakukan rumple
leed test
5. Lakukan rumple leed test dengan melakukan pembendungan aliran darah
penderita dengan menggunakan tensimeter sampai dengan nilai yang dicatat
tadi.
6. Beri lingkaran dengan menggunakan pena pada kulit lengan bawah bagian
volar, dengan garis tengah kurang lebih 5 cm, kira-kira 4 cm sebelah distal
dari fossa cubiti
7. Pertahankan tekanan itu selama 5-10 menit
8. Setelah itu, lepaskan lilitan bladder cuff dan tunggulah sampai tanda-tanda
statis darah lenyap. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan
yang dibendung tadi kembali seperti semula
9. Carilah adanya petekie yang timbul pada lingkaran pada kulit lengan bawah
bagian volar kemudian hitung jumlah petekie yang timbul.
1. Hitung juga jumlah petekie yang timbul pada kulit lengan bawah bagian volar
disebelah distal lingkaran tersebut
1. Bila ditemukan lebih dari 10 buah petekie didalam lingkaran, maka uji
tourniquet (rumple leed test) dinyatakan positif (+)
Interpretasi:
· Bila petekie terlihat halus dan baru tampak dengan kaca pembesar = +
· Bila terlihat dengan jelas lebih kurang 10 petekie = ++
· Bila terlihat dengan jelas banyak petekie (>10 buah) = +++
· Bila selutuh lengan bawah penuh dengan petekie = +++
Catatan:
Pandangan mengenai apa yang dianggap normal sering berbeda-beda. Jika
ada leboh dari 10 petekie didalam lingkungan itu maka biasanya test baru dianggap
positif. Seandainya dalam lingkaran itu tidak ada petekie tetapi lebih jauh di distal
ada maka hasil percobaan itu dianggap positif.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai cairan
terbesar yang ada di dalam tubuh. Pembuluh kapiler yang tertusuk akan
mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal.
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir. Sedangkan, Clotting Time adalah waktu yang di
perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan
darah sampai saat terjadinya pembekuan.

3.2 Saran
Saran yang di dapatkan dari praktikum kali ini yaitu diharapkan kepada praktikan
lebih berhati-hati lagi dalam melakukan tehnik pengambilan darah, sesuai dengan
prosedur, agar supaya praktikum dapat berjalan dengan lancer
DAFTAR PUSTAKA

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.

Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Manusia dan Mekanismenya terhadap Penyakit.


EGC Penerbit Buku kedokteran : Jakarta.

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia dan


Kanal Media.

Schmid, K. and Friends. 1997. Animal Physiology Adaptation and Environment.


Cambridge University Press. USA.

Smeltzer, S.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Vol. 2. Jakarta: EGC.

Tjokronegoro, Arjatmo & Utama, Hendra. 2009. Pemeriksaan Laboratorium


Hematologi Sederhana. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Anda mungkin juga menyukai