Disusun Oleh
Nama : FELYANA ELSA PUTRI
NIM : AK816022
Kelas :A
Semester : IV
Dosen Pengampu : Dian Nurmansyah S.ST. M.Biomed
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan.
Makalah ini adalah hasil kerjasama kami sebagai tim yang kompak di dalam
pencarian data sampai dengan penyusunan makalah sampai dengan selesai.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini, terutama kepada dosen mata
kuliah Hematologi yang telah memberikan banyak dorongan dalam melaksanakan
dan menyelesaikan tugas ini, juga rekan-rekan mahasiswa semua. Semoga segala
yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari Yang Maha Kuasa.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala
kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini
dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di
masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. 2. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1. 3. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II PEMBAHASAN
2.2. Plasma . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. 3. Pembekuan Darah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. 5. Bleeding Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. 6. Clotting Time . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. 7. Rumple Leede . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. 1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . .
3. 2. Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II
PENDAHULUAN
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan
yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan
pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan
substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah
merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian
dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh
maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning
jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen
(protein) dalam tubuh manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang
dibutuhkan tubuh. Diperlukan peredaran media pengantar dan alat-alat yang turut
berperan dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja
bersama-sama membentuk suatu sistem yang dikenal dengan sistem sirkulasi darah.
Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh ini adalah
darah. (Schmid, K. and Friends. 1997).
2.2 Plasma
Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.Plasma
darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume ±5% dari berat
badan. Apabila sejumlah volume darah ditambah dengan zat pencegah anti
pembekuan darah secukupnya kemudian diputar selama 20 menit dengan kecepatan
3000rpm maka cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma darah
mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah dicampur
dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah.
Sitrat merupakan antikoagulan yang langsung mengikat Ca, sehingga digunakan
untuk pemeriksaan waktu rekalsifikasi. Plasma yang diabsorpsi dengan barium sulfat
mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII.Plasma ini tidak dapat
membeku karena tidak mengandung protrombin, factor X dan faktor VII yang
diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam plasma simpan,
tidak diabsorpsi oleh barium dan tidak habis oleh proses pembekuan (Smeltzer, S.C.
2001.).
b. Metode Duke
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk untuk
menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya dari awal
pendarahan sampai pendarahan benar-benar berhenti. Kerugian dengan metoda
Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah menusuk tidak konstan dan
hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan dengan metode Duke
adalah bahwa bekas luka tidak tetap setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan
bekas luka, garis rambut kecil di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah
sebagian besar perhatian kosmetik. Tidak ada persiapan khusus yang dibutuhkan
pasien untuk tes ini. Daerah yang akan ditusuk harus dibersihkan dengan alkohol.
Alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada tempat
luka. Alkohol harus dikeluarkan sebelum menusuk lengan karena alkohol akan
berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat.
I. Pra Analitik.
1) Persiapan Pasien : tidak memerlukan persiapan khusus
2) Persiapan sample : darah kapiler
3) Prinsip : Dibuat luka standar pada daun telinga , lamanya
perdarahan sampai berhenti dicatat.
4) Alat dan bahan :
Ø Disposable Lanset steril,
Ø Kertas saring bulat
Ø Stop Watch
Ø Kapas Alkohol
II. Analitik Cara kerja :
1) Desinfeksi daun telinga dengan kapas alkohol , biarkan mengering.
2) Buat luka dengan disposable lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm.
sebagai pegangan pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan tepat pada
saat darah keluar jalankan stop watch.
3) Setiap 30 detik darah yang keluar diisap dengan kertas saring bulat tetapi
jangan sampai menyentuh luka
4) Bila perdarahan berhenti, hentikan stop watch dan catatlah waktu
perdarahan
Catatan :
a) Bila perdarahan 10 menit, hentikan perdarahan dengan menekan
luka dengan kapas alkohol . Dianjurkan untuk diulang dengan cara
yang sama atau dengan metode Ivy.
b) Digunakan untuk bayi dan anak anak.
c) Kepekaannya kurang.
III.Pasca Analitik.
1) Nilai rujukan : 1 3 menit.
Petekie adalah ektravasasi sel darah merah (eritrosit) kedalam kulit atau
selaput lendir (mukosa) dengan manifestasi berupa makula kemerahan superficial
berukuran milimeter dengan diameter kira-kira 2 mm, yang tidak akan hilang bila
ada penekanan. Petekie dapat mengalami perubahan warna, awalnya petekie
berwarna merah tapi kemudian akan menjadi kebiruan, semakin memudar dan
akhirnya akan hilang. Petekie dapat timbul dengan 2 cara yaitu, secara spontan
karena kelainan hematologi atau diprovokasi dengan melakukan uji tourniquet
(rumple leed test) (Tjokronegoro, 2009).
Cara pemeriksaan:
1. Tentukan lokasi daerah tubuh yang akan dilakukan uji rumple leed.
Umumnya dilakukan pada lengan bawah atau tungkai bawah.
2. Lakukan pemeriksaan tekanan darah penderita kemudian catat nilai tekanan
sistole dan diantolenya
3. Setelah dapat hasil tekanan darahnya maka jumlahkan nilai pada tekanan
darah sistole dengan nilai pada diastolenya. Nilai hasil penjumlahan
kemudian dibagi dua. Catat hasilnya
4. Istirahatkan pasien selama kurang lebih 2 menit sebelum melakukan rumple
leed test
5. Lakukan rumple leed test dengan melakukan pembendungan aliran darah
penderita dengan menggunakan tensimeter sampai dengan nilai yang dicatat
tadi.
6. Beri lingkaran dengan menggunakan pena pada kulit lengan bawah bagian
volar, dengan garis tengah kurang lebih 5 cm, kira-kira 4 cm sebelah distal
dari fossa cubiti
7. Pertahankan tekanan itu selama 5-10 menit
8. Setelah itu, lepaskan lilitan bladder cuff dan tunggulah sampai tanda-tanda
statis darah lenyap. Statis darah telah berhenti jika warna kulit pada lengan
yang dibendung tadi kembali seperti semula
9. Carilah adanya petekie yang timbul pada lingkaran pada kulit lengan bawah
bagian volar kemudian hitung jumlah petekie yang timbul.
1. Hitung juga jumlah petekie yang timbul pada kulit lengan bawah bagian volar
disebelah distal lingkaran tersebut
1. Bila ditemukan lebih dari 10 buah petekie didalam lingkaran, maka uji
tourniquet (rumple leed test) dinyatakan positif (+)
Interpretasi:
· Bila petekie terlihat halus dan baru tampak dengan kaca pembesar = +
· Bila terlihat dengan jelas lebih kurang 10 petekie = ++
· Bila terlihat dengan jelas banyak petekie (>10 buah) = +++
· Bila selutuh lengan bawah penuh dengan petekie = +++
Catatan:
Pandangan mengenai apa yang dianggap normal sering berbeda-beda. Jika
ada leboh dari 10 petekie didalam lingkungan itu maka biasanya test baru dianggap
positif. Seandainya dalam lingkaran itu tidak ada petekie tetapi lebih jauh di distal
ada maka hasil percobaan itu dianggap positif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah merupakan salah satu cairan yang sangat penting yang juga sebagai cairan
terbesar yang ada di dalam tubuh. Pembuluh kapiler yang tertusuk akan
mengeluarkan darah sampai luka itu tersumbat oleh trombosit yang menggumpal.
Bleeding Time adalah waktu lamanya berdarah atau waktu yang di perlukan untuk
berhentinya darah mengalir. Sedangkan, Clotting Time adalah waktu yang di
perlukan darah untuk membeku atau waktu yang di perlukan saat pengambilan
darah sampai saat terjadinya pembekuan.
3.2 Saran
Saran yang di dapatkan dari praktikum kali ini yaitu diharapkan kepada praktikan
lebih berhati-hati lagi dalam melakukan tehnik pengambilan darah, sesuai dengan
prosedur, agar supaya praktikum dapat berjalan dengan lancer
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Smeltzer, S.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Vol. 2. Jakarta: EGC.