Anda di halaman 1dari 8

Auliya Mariyatul Khiftia (931113219)

Psikologi Hukum Keluarga C


HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMATANGAN EMOSI
DENGAN PENYESUAIAN DIRI ISTRI YANG TINGGAL BERSAMA
KELUARGA SUAMI
Auliya Mariyatul Khiftia

931113219

Program Studi Hukum Keluarga Islam

Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Kediri

Auliyamariyatul@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara


konsep diri dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada istri yang tinggal
bersama keluarga suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris
hubungan antara konsep diri dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada
istri yang tinggal bersama keluarga suami Penyesuaian terhadap istri dalam keluarga
suami adalah salah satu hal penting dalam penyesuaian pernikahan. Keberhasilan istri
dalam proses penyesuaian menjadi bagian keluarga suami akan memberikan rasa
kepuasan, kebahagiaan, dan stabilitas dalam kehidupan istri dan jiwanya untuk
menciptakan harmoni, baik kepada suami maupun keluarga suami. Penyesuaian istri
itu sendiri dipengaruhi oleh konsep kematangan diri dan emosional. Dalam artikel ini
juga di bahas mengenai fungsi dari : (1) Penyesuaian Diri (2) Konsep Diri dan, (3)
Kematangan Emosi.

Kata Kunci : Penyesuaian diri, Konsep diri, Kematangan emosi.

2
A. Pendahuluan

Perkawinan merupakan tempat bersatunya pribadi yang berbeda,yaitu antara


pria dan wanita sebagai suami istri yang mempunyai tujuan untuk membentuk sebuah
keluarga yang kekal,bahagia dan sejahtera baik lahir maupun batin.

Perkawinan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan


dewasa,termasuk pada wanita dewasa.bagi seorang wanita,memasuki kehidupan
berkeluarga dalam suatu lembaga perkawinan merupakan impian,karena struktur
budaya indonesia memandang perkawinan merupakan hal yang sakral (Susilastuti,
2003,hal.31).perkawinan merupakan suatu proses sosialisasi yang memungkinkan
terjadinya interaksi antara keluarga suami dan keluarga istri,baik secara langsung
karena tinggal dalam satu rumah,maupun terjadi secara tidak langsung karena
bertempat tinggal tidak satu rumah,Sosialisasi akan berhasil tetap bersama dalam
hidup Dengan berbagai institusi di luar rumah.

(Aryani dan Setiawan,2007) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan yang


mendasari pasangan suami istri masih tinggal bersama orangtua, diantaranya; karena
suami belum memiliki biaya untuk mengontrak maupun membeli rumah sendiri;
pihak mertua sendiri yang meminta pasangan untuk tetap tinggal di rumahnya dengan
alasan ingin ditemani; dan dari pihak suami sendiri yang tidak ingin pergi
meninggalkan rumah orangtuanya. Tinggal serumah bersama mertua seringkali
memang menjadi sesuatu yang dilematis bagi pihak perempuan, dan bahkan tidak
jarang mudah memicu konflik.

Setiap wanita yang menikah akan secara alami Dapatkan grup keluarga secara
otomatis,Usia anggota keluarga pasangan dan Peran yang berbeda, dari bayi hingga
Nenek atau kakek. Oleh karena itu, istri harus Memiliki kemampuan untuk belajar dan
Beradaptasi dengan keluarga Jika Anda tidak ingin bekerja sama Ketegangan dengan
kerabat mereka.

Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di


atas,maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan
antara konsep diri dan kematangan emosi dengan penyesuaian diri istri yang tinggal
bersama keluarganya suami.

3
B. Pembahasan

penyesuaian Pernikahan dapat berjalan secara baik jika masing-masing suami


atau istri memiliki kematangan secara psikologis. Kematangan secara psikologis ini
diantaranya ditunjukkan dengan tingginya konsep diri istri dan matangnya emosi yang
dimiliki istri.(bagarozi,1985)mengatakan bahwa konsep diri mendukung istri dalam
merealisasikan hubungan sosialnya dengan lebih baik sehingga istri dapat diterima
lingkungan sosialnya. Istri yang memiliki konsep diri yang positif mampu menerima
dirinya dengan baik, sehingga akan dapat menerima orang lain dengan baik pula.
mengatakan bahwa kematangan emosi merupakan keadaan yang sangat membantu
proses penyesuaian diri istri dengan keluarga suami. Seorang istri yang memiliki
kematangan emosi akan memiliki kemampuan berpikir secara baik sehingga dapat
menempatkan persoalan secara lebih obyektif, yang pada akhirnya dapat membantu
istri dalam meningkatkan penyesuaian dirinya dalam lingkungan keluarga.

Konsep diri yang tinggi ini menunjukkan bahwa istri dapat menerima
segalanya Pro dan kontra, membuat istri merasa percaya diri dan percaya diri Merasa
aman, nyaman, tidak minder, atau cemas saat berinteraksi dengan orang lain Keluarga
suami membuat mereka lebih mudah beradaptasi Keluarga suami. Istri bisa
menunjukkan semua potensinya, bukan menunjukkan Kecemasan dalam keluarga
suami. (Hariyadi 1997, hlm.110)

Permasalahan penyesuaian diri istri dalam keluarga suami pada dasarnya


merupakan masalah penyesuaian yang sangat penting dalam Pernikahan, karena
ikatan pernikahan itu sendiri merupakan ikatan antara dua keluarga, yaitu keluarga
suami dan keluarga istri. Kesuksesan istri dalam menyesuaikan diri dengan keluarga
suami akan ikut serta menentukan kesehatan mental istri (Goleman,2018). Dalam
proses penyesuaian diri istri itu sendiri terkadang muncul berbagai hambatan. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan karakter anggota keluarga suami yang perlu
disesuaikan dengan sifat-sifat istri. (Hapsariyanti,D,2006) mengatakan bahwa proses
penyesuaian diri istri tidak semudah seperti yang dibayangkan. Seorang istri harus
mempelajari dan menyesuaikan diri dengan keluarga suami bila dia tidak
menginginkan hubungan yang tegang dengan sanak saudara suami. Istri dapat
berinteraksi secara baik untuk mendapatkan hubungan yang serasi dengan anggota-
anggota keluarga suami. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kemampuan istri

4
berkomunikasi yang baik dengan anggota keluarga suami, istri mampu memahami
kondisi keluarga suami, istri memiliki pengendalian diri yang baik, istri dapat
bertindak sesuai norma yang dianut keluarga suami. Kondisi demikian ternyata
dipengaruhi oleh faktor konsep diri dan kematangan emosi istri. Hal ini menunjukkan
bahwa konsep diri dan kematangan emosi merupakan faktor yang sangat signifikan
mempengaruhi kemampuan penyesuaian diri istri dalam keluarga suami

Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam proses penyesuaian diri istri


yang tinggal dalam keluarga suami itu sendiri disebabkan oleh tinggi rendahnya
konsep diri yang dimiliki istri (Burns,RB,2003 hlm.73-74) Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa kematangan emosi istri termasuk tingg.Hal ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar istri memiliki kematangan emosi yang baik, dalam arti dapat
mengontrol atau mengendalikan emosi sesuai dengan taraf perkembangan emosinya,
serta dapat berpikir secara matang, baik dan objektif.

Kematangan emosi ini ternyata berpengaruh signifikan terhadap penyesuaian


diri istri dalam keluarga suami. Walgito (2004, hlm.42) mengemukakan bahwa
kematangan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi
dan berpikir secara matang, baik dan objektif. Seorang istri yang memiliki
kematangan emosi akan memiliki kemampuan berpikir secara baik sehingga dapat
menempatkan persoalan secara objektif. Selain itu, istri yang memiliki kematangan
emosi dapat mengontrol emosinya secara baik pula dan mampu mengontrol ekspresi
emosinya serta bertanggung jawab dan tidak mudah mengalami frustrasi, sehingga
istri mampu menghadapi masalah dengan penuh pengertian.(Hurlock 2002, hlm.213)
mengemukakan bahwa istri yang matang emosinya memiliki kontrol diri yang baik,
mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai dengan keadaan yang
dihadapinya, sehingga mampu beradaptasi karena dapat menerima beragam orang dan
situasi dan memberikan reaksi yang tepat sesuai dengan tuntutan yang dihadapi.
Kematangan emosi yang dimiliki istri dapat mendorong seorang istri menyesuaikan
diri dengan kondisi keluarga suami dimana dalam keluarga suami tinggal beberapa
anggota keluarga yang memiliki latar belakang berbeda. Dengan demikian,
kematangan emosi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri istri
dalam keluarga suami.

5
C. KESIMPULAN

Penyesuaian dan kematangan emosi yang muncul dalam hubungan pernikahan


dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan kualitas dari pernikahan itu sendiri.
Sehingga penyesuaian dan kematangan emosi pada suami dan istri mampu
menciptakan hubungan pernikahan yang dapat menerima beraneka ragam individu
dan situasi yang dihadapi. Dengan adanya regulasi emosi yang baik dapat
memberikan reaksi yang tepat sesuai dengan tanggung jawab sehingga terdapat
kesesuaian setelah menghadapi berbagai kesulitan. Calhoun dan Acocella (2004, h.73-
74) mengatakan bahwa konsep diri mendukung istri dalam merealisasikan hubungan
sosialnya dengan lebih baik sehingga istri dapat diterima lingkungan sosialnya.

Kematangan secara psikologis ini diantaranya ditunjukan dengan tingginnya


konsep diri istri dan matangnya emosi yang dimiliki istri.seorang istri yang memiliki
kematangan emosi akan memiliki kemampuan berpikir secara baik sehingga dapat
menempatkan persoalan secara lebih obyektif,yang pada akhirnya dapat membantu
istri dalam meningkatkan penyesuaian diri dalam lingkungan keluarga.permasalahan
penyesuaian diri istri dalam keluarga suami pada dasarnya merupakan masalah
penyesuaian yang sangat penting dalam pernikahan, karena ikatan pernikahan itu
sendiri merupakan ikatan antara dua keluarga,yaitu keluarga suami dan keluarga istri.

Emosi memainkan peran penting dalam fungsi pribadi dan sosial. Kematangan
emosi dapat dikatakan sebagai semacam konsep diri, yang dapat membimbing
individu untuk menyesuaikan emosinya ketika menghadapi masalah. Ungkapan
kedewasaan atau kedewasaan mengacu pada tahap penting dalam perkembangan
kehidupan manusia. Kematangan emosi didefinisikan sebagai keadaan di mana
seorang individu mencapai tingkat kematangan dalam perkembangan
emosi.Kematangan emosi didasarkan pada pemahaman yang mendalam dan integrasi
kebutuhan, keinginan, cita-cita dan emosi serta adanya stabilitas emosi. Kematangan
emosi sangat mempengaruhi pola perilaku seseorang terutama pada masa remaja,
karena kematangan emosi akan membuat perilaku seseorang menjadi realistis. Alih-
alih membuat keputusan dengan enteng. Orang yang sudah memiliki konsep diri
tetapi keadaan emosinya masih tidak terkendali dan tidak stabil dapat menyebabkan
standar perilaku yang tidak realistis. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan
kemampuan istri berkomunikasi yang baik dan benar dengan anggota keluarga

6
suami,istri mampu memahami kondisi keluarga suami,istri memiliki pengendalian diri
yang baik, istri juga harus bertindak sesuai aturan yang dianut keluarga suami.konsep
dan kematangan emosi merupakan faktor yang sangat signifikan mempengaruhi
kemamampuan penyesuaian diri istri dalam keluarga suami,permasalahan-
permasalahan yang muncul dalam proses penyesuaian diri istri yang tinggal dalam
keluarga suami itu sendiri disebabkan oleh tinggi rendahnya konsep diri yang dimiliki
istri.selain itu yang memiliki kematangan emosi dapat mengontrol emosinya secara
baik pula dan mampu menghadapi masalah dengan penuh pengertian.kematangan
emosi yang dimiliki istri dapat mendorong seorang istri menyesuaikan diri dengan
kondisi keluarga suami yang dimana dalam keluarga suami tinggal beberapa anggota
keluarga yang memiliki latar belakang berbeda.

7
DAFTAR PUSTAKA

Burn, R.B.Konsep diri : Teori,pengukuran,perkembangan,dan perilaku.(Jakarta: arcan,2003)

Hurlock, E.B. Perkembangan Anak Jilid 2. Edisi Keenam. Alih bahasa oleh Meitasari
Tjandarasa. (Jakarta: Erlangga,1994)

Walgito, B. “Bimbingan dan Konseling Perkawinan”. (Yogyakarta: ANDI,2004)

Goleman, D,”Emotional Intelligence”.(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2018)

Susilastuti, D.H.”Gender Ditinjau dari Perspektif Sosiologis. Dalam Dinamika Gerakan


Perempuan di Indonesia”. (Jakarta: Yayasan Prakarsa Yogyakarta dan Friedrich Ebert
Stiftung,2003)

Calhoun,J.F., dan Acocella, J.R. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan.
Edisi Ketiga. Alih bahasa: Ny. RS. Satmoko. (Semarang: IKIP Semarang Press,2004)

Hapsariyanti, D.”Hubungan kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri dalam


perkawinan pada pasangan yang baru menikah selama tiga tahun” Jurnal Psikologi. No. 2,
2006

Hariyadi, S. “Perkembangan Peserta Didik”. (Semarang: IKIP Semarang Press.1997)

Azkia Aulia,”Hubungan Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan


Suami Istri” psikologi universitas muhammadiyah malang,2021

Bagarozzi, D. A.”Family measurement techniques: Locke marital adjustment scale and the
dyadic adjustment scale”. The American Journal of Family Therapy,1985

Aryani,D.R., & Setiawan,J. L.Pola relasi dan konflik international antara menantu perempuan
dan ibu mertua. Arkhe Jurnal Ilmiah Psikologi, 12(2),2007.

Anda mungkin juga menyukai