Makalah Replikasi Dna
Makalah Replikasi Dna
REPLIKASI DNA
disusun oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Atas limpahan nikmat sehat-Nya pula, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
tugas dari mata kuliah Biokimia Lanjutan dengan judul “Replikasi DNA”.
merupakan kode genetik yang menjamin bahwa sel dari anak akan mewarisi
karakteristik yang sama dari sel induknya. Selain itu, DNA juga mengandung
semua pengkodean genetik yang digunakan untuk mengontrol fungsi, perilaku dan
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, kami mengucapkan
permohonan maaf yang besar dan kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca agar menjadi makalah yang lebih baik lagi. Tidak lupa pula, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Bapak dosen
Biokimia Lanjutan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................ 3
Replikasi DNA.....................................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat berperan dalam kehidupan organisme hidup. DNA tersusun atas tiga
macam molekul, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), asam fosfat, dan basa nitrogen.
sintesis protein, replikasi DNA, dan proses hibridisasi yang diperlukan untuk
materi genetis perlu diketahui untuk mengetahui cara materi tersebut diperbanyak
dan diwariskan dari satu sel ke sel berikutnya dan dari satu generasi ke generasi
baru makhluk hidup. Model DNA yang ditemukan oleh Watson dan Crick
molekul DNA. Karena nukleotida berpasangan maka satu untai DNA dapat
menjadi cetakan (template) untuk untai yang lain. Tiga model replikasi yang
semata namun dapat dijadikan sebagai rujukan penelitian dan penemuan mutakhir
karena itu, disusunlah makalah ini untuk menjelaskan apa dan bagaimana proses
replikasi DNA.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Replikasi semi konservatif adalah tiap dupleks DNA keturunan pada dua generasi
sel-sel mengandung satu untaian induk dan satu uantaian yang baru dibuat. Jenis
replikasi ini disebut semikonservatif karena hanya satu untaian induk yang
dipertahankan pada tiap DNA keturunan. Lain halnya dengan replikasi konservatif,
dimana satu dupleks DNA keturunan mempunyai dua untaian baru. Replikasi semi
keturunan DNA mengandung potongan pendek dari kedua induk dan DNA baru
Replikasi biasanya terjadi secara dua arah, yakni terdapat dua titik awal replikasi.
Keduanya mulai dari titik awal dan bergerak meninggalkan titik secara bersamaan
dalam dua arah sampai keduanya bertemu. Pada titik ini lingkaran dupleks
dan satu untaian baru. Replikasi ini misalnya terjadi pada DNA bakteri dan
3
DNA Eukariotik Memiliki Banyak Titik Awal Replikasi
bakteri atau virus. Replikasi suatu DNA eukariotik dimulai pada banyak titik awal
secara serentak, barangkali lebih dari seribu titik awal. Dengan cara ini, replikasi
seluruh kromosom eukariotik dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat
daripada replikasi pada kromosom bakteri. Karena sel eukariotik memiliki banyak
titik awal replikasi bekerja secara serentak di dalam inti sel eukarioktik.
4
Kadang-kadang DNA Direplikasikan Oleh Suatu Proses Menggulung
arah, salah-satu contohnya diperlihatkan pada Gambar 28-5. Satu dari dua untaian
baru di seputar lingkaran cetakan secara terus menerus menggatikan ujung 5’ dari
untaian yang telah terpisah dari lingkaran cetakan yang menggulung. Dengan
menjadi suatu cetakan linier bagi sintesis suatu untai baru yang bersifat
5
komplementer. Ujung 5’ sekarang beberntuk dupleks, diperpanjang sampai
lingkaran cetakan induk. Ekor dupleks dapat diuraikan oleh suatu enzim dan
potongan lain dari DNA baru dimulai pada ujung 5 dari untaian DNA. Dengan cara
ini, banyak turunan komplementer dari suatu lingkaran untai tunggal DNA yang
Sebuah penelitian membuktikan bahwa sejumlah sangat kecil DNA yang baru
dibentuk, mengandung isotop 32P pada gugus fosfatnya. Enzim yang mengkatalisis
reaksi tersebut disebut polimerasi DNA. Polimerasi DNA yang kemudian dapat
6
mengkatalisis pengikatan kovelen unit deoksiribonukleotida baru melalui gugus α-
fosfat dengan ujung 3’hidroksil bebas suatu rantai DNA yang telah lebih dulu
terbentuk.
DNA yang telah terbentuk memegang dua peranan penting dalam reaksi
a. Satu unit DNA yang telah terbentuk bertindak sebagai primer (pengawal)
suatu untaian primer. Dengan demikian, sintesis untaian DNA baru adalah pada
arah 5’-3’. Polimerase DNA tidak dapat memulai untaian DNA baru itu sendiri.
Polimerase DNA hanya dapat menambah untaian yang sudah ada dan bahkan
kemudian dpat menambah residu nukleotida baru hanya bila tersedia untaian
cetakan.
b. Untaian lain DNA yang telah terbentuk bertindak sebagai suatu cetakan
Bila suatu residu guanin terdapat pada untaian cetakan, residu sitosisn dimasukkan
Satu untai DNA yang Telah Terbentuk Bertindak Sebagai Primer (Pengawal)
suatu untaian primer dengan demikian sintesa untaian DNA baru adalah pada arah
5’→3’. Polimerase DNA tidak dapat memulai untaian DNA baru itu sendiri.
Polimerase DNA hanya dapat menambah untaian yang sudah ada dan bahkan
kemudian dapat menambah residu nukleotida baru hanya bila tersedia untaian
cetakan.
7
Untaian Lain DNA yang Telah Terbentuk Bertindak sebagai Suatu Cetakan
Nukleotida ditambahkan ke untaian primer sesuai dengan deret basa dari untaian
cetakan, mengikuti pasangan basa Watson-Crick. Bila residu thimin terdapat dalam
pula sebaliknya. Serupa dengan itu, bila suatu residu guanin terdapat pada untaian
cetakan, residu sitosin dimasukkan ke dalam untaian keturunan dan demikian pula
sebaliknya. Dengan demikian hasil polimerase DNA adalah suatu pasangan basa
dupleks. Karena kebutuhan adanya untaian primer dan untaian cetakan bebas,
polimerase DNA sendiri tidak dapat mereplikasi suatu kromosom alami yang utuh
baik dalam bentuk suatu lingkaran untaian rangkap, lingkaran untaian tunggal atau
suatu dupleks DNA linear yang utuh dengan seluruh pasangan basa.
Replikasi tidak hanya membutuhkan suatu polimerase DNA tunggal tetapi 20 atau
lebih jenis enzim dan protein, masing-masing melakukan tugas khusus dalam
proses yang rumit, yang melangsungkan replikasi DNA. Replikasi terjadi pada
beberapa tahap yang meliputi pengenalan titik awal, pembukaan dupleks induk,
Semuanya ini berlangsung pada kecepatan yang sangat tinggi dan proses replikasi
terjadi dengan sangat tepat. Kompleks keseluruhan dari 20 atau lebih enzim
replikasi dan faktor-faktor ini disebut dengan berbagai nama sistem replikasi DNA
atau replisoma.
Sel-sel E. coli mengandung tiga polimerase DNA yang berbeda, yaitu polimerase
I, II dan III. Polimerase I DNA yang terbanyak adalah enzim. Meskipun Kornberg
8
telah memperlihatkan bahwa enzim ini dapat mereplikasi seluruh molekul DNA
sekecil virus dalam tabung reaksi untuk menghasilkan DNA keturunan yang aktif
secara biologis, kita tahu bahwa polimerase I DNA bukan enzim utama yang
replikasi tetapi dengan suatu cara yang khusus. DNA polimerase III adalah enzim
yang terutama berperan untuk perpanjangan rantai DNA. Enzim ini berfungsi
dalam membentuk suatu kompleks besar dengan berat molekul kira-kira 550.000
yang disebut holoenzim polimerase III DNA. Sistem polimerase III mengandung
Zn2+ dan membutuhkan Mg2+. Sistem ini juga membutuhkan kedua untaian cetakan
dan primer, dan dengan demikian tidak dapat melakukan inisiasi replikasi. Seperti
polimerase I DNA, polimerase III DNA juga memperpanjang DNA dengan arah
menjadi dan berikatan dengan untaian primer pada DNA induk. Sekali holoenzim
terikat ke posisi awal yang benar, kopolimerase III dilepaskan dalam bentuk bebas.
III DNA. Kedua polimerase I DNA dan polimerase II DNA menunjukkan tiga
aktivitas enzimatik. Selain memiliki aktivitas polimerase, polimerase DNA ini juga
Dengan demikian enzim dapat menghidrolisa ujung nukleotida dari tiap ujung
untaian DNA.
Penyelidikan penting yang dibuat oleh Reiji Okazaki di Jepang menemukan bahwa
selama replikasi DNA pada E. coli dan bakteri lain banyak DNA yang baru
9
potongan DNA ini yang sekarang disebut fragmen Okazaki, berukuran kira-kira
berkesinambungan pada arah 5’→3’, bergerak dalam arah yang sama dengan garpu
replikasi, DNA ini disebut untaian pengawal. Untaian lain dibuat secara tidak
baru pada ujung 3’, tetapi dengan arah yang berlawanan dengan pergerakan titik
untuk membuat untaian DNA anak yang kedua, yang disebut untaian pengantara.
Fragmen Okazaki juga dibentuk di dalam sel-sel hewan, tetapi jauh lebih pendek
Sulur ganda DNA merupakan struktur gulungan yang kuat dan bahwa basa-basa
penyandi berada di dalam sulur tersebut, maka kedua untaian induk DNA pasti
enzim replikasi DNA dapat membaca sekuen basa pada cetakan tersebut.
Walaupun DNA bakteri sudah tergulung rapi secara negative, yakni sedikit tidak
maju.
Pembukaan gulungan sulur ganda dan pemisahan dua untaian sehingga mereka
10
energy untuk memisahkan setiap pasangan basa yang dihasilkan oleh hidrolisa dua
molekul ATP menjadi ADP dan fosfat. Begitu sebuah rangkaian pendek telah
untaian yang terpisah tersebut secara kuat yang mencegah untaian tersebut kembali
pada cetakan untaian. Primase kemudian dapat terikat pada untaian membentuk
enzim ini bergerak di sepanjang DNA yang replikasi. Kedua untaian baru, bersama
otomatis, masing-masing mengandung satu untaian baru dan satu untaian induk.
Tidak ada energy yang dibutuhkan untuk pembentukan sulur alfa baru, tidak juga
Telah ditetapkan bahwa replikasi DNA pada E. coli berlangsung dengan banyak
masalah dalam tiap 109 sampai dengan 1010 nukleotida. Karena kira-kira 4,5 x 106
pasangan basa dalam kromosom E. coli, hanya satu nukleotida yang menyimpang
yang akan disisipkan bagi tiap 10.000 sel yang melakukan satu divisi.
menghasilakn:
11
2. 2. Enzim berfungsi sebagai suatu polymerase DNA
3. dan juga enzim dapat menghilangkan residu nukleotida dari ujung 5’ suatu
potongan DNA
Replikasi DNA eukariyotik harusnya lebih rumit dari replikasi E. coli, karena sel-
sel eukaryotic memiliki banyak kromosom yang direplikasi secara serentak dan
eukaryotic jauh lebih besar dari prokaryotic. Bukti bahwa dasar proses enzimatik
dalam replikasi DNA eukaryotik, sekali telah “terbuka” dan menjadi tersedia
adalah sama dengan yang terjadi di dalam prokaryotic juga direplikasi melalui
fragmen Okazaki., yang jau lebih pendek daripada yang ada pada bakteri,
meskipun proses ini juga dimulai dengan RNA primer. Dalam sel mamalia telah
basa per detik, atau kurang dari 1 nanometer/menit. Meskipun demikian, seribu
garpu replikasi atau lebih berfungsi secara serempak pada kromosom eukaryotik.
Dalam proses ini suatu untaian RNA yang memiliki deret basa yang melengkapi
satu untaian DNA disintesa oleh suatu system enzim. Transkrip harus dilakukan
secara benar bila sel ditunjukkan untuk protein dengan urutan-urutan asam amino
deret asam amino satu polipeptida atau lebih yang dispesifikasiakan oleh
suatu gen atau rangkaian gen-gen dalam kromosom. Ada 90-95% dari
12
2. RNA transfer
3. RNA ribosom dan juga untuk deret pengatur, pengawal, pengantara dan
ekor.
DNA induk. Sedangkan proses transkripsi tidak seluruh sel DNA perlu ditranskrip.
Hipotesis mengenai bentuk RNA membawa pesan genetic untuk biosintesis protein
pertama kali dikemukakan oleh suatu kenyataan bahwa di dalam eukaryotik, DNA
hampri seluruhnya dikurung dalam inti, sedangkan sintesis protein terjadi terutama
karenanya pasti membawa berita genetik dari nukleus ke ribosoma. Pada tahun
1961, Francois Jacob dan Jaques Monod mengusulakn nama RNA kurir (pembawa
pesan) bagian keseluruhan sel RNA yang membawa informasi genetika dari DNA
untuk biosintesis rantai-rantai polipeptida dengan sekuen asam amino yang khas.
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
dan dispersif.
1.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, I., Fadilah, F.N., Suyudi, M., 2017, Aplikasi Logika Matematika Pada
Aljabar Untaian Dna Dalam Proses Hibridisasi, Sigma-Mu, 9(2): 1-8.
Thenawijaya, M., 2005, Dasar-dasar Biokimia Jilid 3, Erlangga: Jakarta.
15