Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

DIKLAT TEKNIS AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

PENGAKUAN PENDAPATAN (SELF ATAU OFFICIAL)


DAN JAMINAN BONGKAR
DI KOTA SURAKARTA
PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh:

KELOMPOK I

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS


BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
TAHUN 2016

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 1
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
DIKLAT TEKNIS AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

PENGAKUAN PENDAPATAN (SELF ATAU OFFICIAL)


DAN JAMINAN BONGKAR
DI KOTA SURAKARTA
PROVINSI JAWA TENGAH

Oleh:

KELOMPOK I

Ketua : Drs. SUTANTA DWI RAHARJA


Sekretaris : KHUSNUL CHOTIMAH, SH.
Moderator : Ir. HERU BUDI HARTAWAN
Penyaji : ADNAN WIDODO
Editor : SUREMI, SH.
PERISTIWANTO KUSUMA BUDI, SH.
Anggota : 1. DAHENG WISNU NURCAHYO
2. Dra. LISTIYANI
3. ENDANG LISTYANI, SE.
4. SRI EDY HANDAYANI, SH.

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

Judul :
PENGAKUAN PENDAPATAN (SELF ATAU OFFICIAL)
DAN JAMINAN BONGKAR
DI KOTA SURAKARTA
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh :
KELOMPOK I
DIKLAT TEKNIS AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
Telah diseminarkan :
Di : Pemerintah Kota Surakarta
Provinsi Jawa Tengah
Pada Tanggal : 27 Mei 2016
dan telah disempurnakan sesuai saran dan masukan dari Pembahas, Pembimbing dan
Narasumber.
Ketua Kelompok I

Drs. Sutanta Dwi Raharja


Mengetahui :
Pembimbing I Pembimbing II

Imammudin Ary
NIP. 19600226 198411 1 001 NIP.19631028 198911 1 001

Kepala Bidang Pengembangan dan Diklat


Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Kudus

Tulus
Pembina Tk. I
NIP. 19

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 3
PRAKATA

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah Kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa penulis
telah menyelesaikan satu karya penulisan sebagai salah satu tugas yang wajib diselesaikan
oleh semua peserta Pendidikan dan Pelatihan Teknis Perencanaan Penanggulangan Bencana
tahun 2015 yang diselenggarakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah.

Fokus Laporan Observasi Lapangan untuk Kelompok II adalah Tanggap Darurat


Dalam Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Kelud Tahun 2014 Di Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Observasi Lapangan ini dapat


diselesaikan atas dukungan dan bantuan semua pihak, maka sudah selayaknya penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah;

2. Bupati Malang beserta jajarannya terlebih kepada Bapak Kepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur beserta para staf atas kesempatan yang
diberikan kepada kami mengadakan Observasi Lapangan ini;

3. Bapak Purwito, S.Pd. dan Iwan Budianto, ST. MT. selaku Pembimbing
Observasi Lapangan ini;

4. Bapak/Ibu Widyaiswara dan Panitia Penyelenggara Diklat yang telah


memberikan bantuan dan kerjasama yang baik;

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
sertas kerjasama yang baik selama ini.

Mengingat keterbatasan kami untuk menyelesaikan Laporan Observasi


Lapangan, penyusunannya masih jauh dari harapan, untuk itu kami menerima
kritik, saran dan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan.

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 4
Malang, 27 Mei 2015

Kelompok II

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 5
DAFTAR ISI

Halaman :
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

SUSUNAN KELOMPOK ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii

PRAKATA .................................................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 2

C. Ruang Lingkup .................................................................................... 2

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 2

E. Sistematika ...................................................................... 3

BAB II GAMBARAN UMUM.................................................................................. 4

A. Keadaan Umum................................................................................... 4
B. Visi dan Misi ........................................................................................ 4-5
C. Konsepsi Kebijakan Tanggap Darurat ...…............................................ 6
D. Struktur Organisasi ............................................................................. 10
E. Dasar Hukum....................................................................................... 11
F. Tugas Pokok dan Fungsi....................................................................... 11
G. Susunan Organisasi...................................................... 15
H. Sumber Daya Manusia.........................................................................16
I. Sarana dan Prasarana ..........................................................................17
BAB III AKTUALISASI TANGGAP DARURAT DALAM

PENANGGULANGAN BENCANA ................................................................. 19

A. Kegiatan Sebelum Gunung Kelud Meletus..…………………........................19

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 6
B. Kegiatan Pada Saat Gunung Kelud Meletus ............................................ 21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 24

A. Kesimpulan.......................................................................................... 24
B. Saran.................................................................................................... 25
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 7
DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

2. Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2006 tentang Manajemen


Penanggulangan Bencana di Kabupaten Malang;

3. Peraturan Bupati Malang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Bantuan


Terhadap Korban Bencana Pada Saat Tanggap Darurat Bencana;

4. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang


Penanggulangan Bencana;

5. Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2011, tentang Organisasi Perangkat


Daerah Badan Penanggulangan Bencana;

6. Peraturan Bupati Malang tentang Dana Siap Pakai Tahun 2014;

7. Peraturan Bupati Malang tentang Tanggap Darurat Bencana…….masih


dalam proses.

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme


bagi aparatur pemerintah, maka pemerintah daerah perlu melakukan
kesepakatan pemahaman bahwa bencana adalah suatu peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau
non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 9
Manajemen bencana di negara kita masih jauh dari yang kita
harapkan, hal ini dikarenakan masih adanya pemikiran bahwa manajemen
penanggulangan bencana hanya diterapkan pada saat terjadi bencana
yang tidak setiap saat terjadi sehingga manajemen penanggulangan
bencana dianggap bukan perioritas utama.
Penanggulangan bencana terdiri dari tiga tahap yaitu pra bencana,
tanggap darurat dan pasca bencana. Untuk lebih meningkatkan
pemahaman terhadap manajemen penanggulangan bencana tersebut,
maka dilakukan Observasi Lapangan di Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur yang telah terbukti
berhasil dalam Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Kelud tahun
2014.
Pada pembahasan kali ini, kelompok II akan membahas tahap
penanggulangan bencana pada saat masa tanggap darurat.
Pelaksanaan tanggap darurat mulai dilaksanakan pada saat sebelum
bencana terjadi sampai masa tanggap darurat selesai.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Observasi Lapangan adalah :


1. Mengetahui pengalaman penanggulangan bencana pada masa
tanggap darurat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur khususnya penanganan
bencana letusan Gunung Kelud;
2. Pengembangan kapasitas dan peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam penyelenggaraan tanggap darurat bencana sampai
selesai dalam penanganan letusan Gunung Kelud;
3. Dapat mengetahui kelebihan atau keunggulan penyelenggaraan
penanggulangan bencana terutama bidang kedaruratan dan logistik di

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 10
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Provinsi
Jawa Timur;
4. Sebagai bahan / acuan yang dapat dipergunakan untuk perencanaan
dan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah atau SKPD
masing-masing asal peserta.

C. Ruang Lingkup

Kegiatan Observasi Lapangan ini difokuskan pada


penanggulangan bencana terutama bidang penanganan tanggap darurat
bencana letusan Gunung Kelud, termasuk pemanfaatan Sumber Daya
Manusia (SDM), Alat dan Keterampilan.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan Laporan Observasi Lapangan ini langkah-


langkah yang diambil dalam pengumpulan data dengan menggunakan
metode :
1. Data Primer, diperoleh dengan wawancara maupun dengan
mendengarkan paparan dari narasumber;
2. Data Sekunder, diperoleh dengan mempelajari peraturan, dokumen
dan data yang tersedia;
3. Diskusi dan tanya jawab.

E. Sistematika

Laporan hasil Observasi Lapangan ini disusun dengan


menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 11
C. RUANG LINGKUP
D. METODE PENGUMPULAN DATA
E. SISTEMATIKA

BAB II : GAMBARAN UMUM


A. KEADAAN UMUM
B. VISI DAN MISI
C. KONSEPSI KEBIJAKAN PRA BENCANA
D. STRUKTUR ORGANISASI
E. DASAR HUKUM
F. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
G. SARANA DAN PRASARAN

BAB III : AKTUALISASI TANGGAP DARURAT DALAM


PENANGGULANGAN BENCANA
A. BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK
B. SEKSI KEDARURATAN
C. SEKSI LOGISTIK

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
B. SARAN

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 12
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi


Kota Surakarta merupakan wilayah yang memiliki posisi strategis di
Provinsi Jawa Tengah karena terletak di jalur utama lalu lintas yang
menghubungkan antara bagian barat dan timur Pulau Jawa di lintas
selatan. Luas wilayah Kota Surakarta adalah 44,06 Km² terbagi menjadi 5
wilayah administrasi kecamatan. Secara rinci pembagian wilayah
administrasi di Kota Surakarta dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Pembagian wilayah Administrasi Kota Surakarta :

Kecamatan Kelurahan RW RT
Laweyan 11 105 457
Serengan 7 72 312
Pasar Kliwon 9 100 422
Jebres 11 151 646
Banjarsari 13 176 877
Kota Surakarta 51 604 2.714
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Setda Kota Surakarta, 2014

Adapun batas administrasi wilayah Kota Surakarta sebagai berikut :


 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali;
 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar;
 Sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

B. Letak dan Kondisi Geografis


Secara astronomis Kota Surakarta terletak antara 110º 45’ 15” dan
110º 45’ 35 “ Bujur Timur dan antara 7º 36’ dan 7º 56’ Lintang Selatan.
Adapun dari sisi ketinggian wilayah, Kota Surakarta termasuk kawasan
dataran rendah. Ketinggiannya hanya sekitar 92 meter dari permukaan
laut, sedangkan kemiringan lahan di Kota Surakarta berkisar antara 0-
15%. Kota Surakarta rata-rata memiliki suhu udara antara 25,8°C sampai

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 13
dengan 28,3°C pada tahun 2012. Adapun kelembaban udaranya antara
66% sampai dengan 88%. Jumlah hari hujan terbanyak ada pada bulan
Januari yaitu 25 hari dengan curah hujan sebesar 783 mm. Pemanfaatan
lahan di wilayah Kota Surakarta sebagian besar untuk pemukiman,
luasnya mencapai kurang lebih 65% dari total luas lahan, sedangkan
sisanya dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian dan fasilitas umum.
Pemanfaatan ruang di Kota Surakarta sesuai dengan Perda Nomor 1
Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta
Tahun 2011-2031 terbagi atas pengembangan kawasan lindung dan
pengembangan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri dari kawasan
perlindungan setempat; ruang terbuka hijau (RTH); kawasan cagar
budaya; dan kawasan rawan bencana alam. Sedangkan kawasan yang
termasuk dalam kawasan budidaya yaitu kawasan peruntukan industri;
kawasan peruntukan pariwisata; kawasan peruntukan permukiman;
kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; kawasan peruntukan
perkantoran; kawasan RTNH; kawasan peruntukan kegiatan sektor
informal; dan kawasan peruntukan lain (pertanian; perikanan;pelayanan
umum yang meliputi pendidikan, kesehatan dan peribadatan; dan
pertahanan dan keamanan).

C. Visi dan Misi Pemerintah Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah


Visi dan Misi Kota Solo/Surakarta
Perda Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota
Surakarta tahun 2005-2025
Visi : Surakarta kota budaya, mandiri, maju dan sejahtera
Berdasarkan visi RPJPD Kota Surakarta tahun 2005-2025, visi
pembangunan daerah dalam RPJMD tahun 2010-2015(visi dan misi
walikota dan wawali) : Miningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan
Memajukan kota dilandasi spirit Solo sebagai kota Budaya.

Misi :
1.      Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 14
2.      Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum
3.      Mewujudkan keamanan dan ketertiban
4.      Mewujudkan perekonomian daerah yang mantap
5.      Mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
6.      Mewujudkan perlindungan sosial
7.      Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yg cukup
dan berkualitas

DPPKA KOTA SURAKARTA

1. Visi
“Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan
keuangan dan aset  daerah yang optimal, efektif, efisien, transparan
serta  akuntable, menuju kemandirian keuangan daerah guna
mendukung pembangunan daerah”.

2. Misi
1. Meningkatkan dan mengintensifkan pendapatan daerah secara
optimal
2. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pengelolaan keuangan dan
aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif efisien serta
akuntable dengan memperhatikan azas kepatutan dan keadilan
4. Meningkatkan pemberdayaan aset daerah secara efektif dan efisien

3. Struktur Organisasi

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 15
Berdasarkan Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah adalah sebagaimana dalam bagan berikut :

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 16
4. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan


Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4829);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta
Lembaga Internasional dan Lembaga Asing Non-Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 17
Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4830);

Peraturan Perundangan di Kabupaten Malang terkait Kebencanaan :


1. Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2006 tentang Manajemen
Penanggulangan Bencana di Kabupaten Malang;
2. Peraturan Bupati Malang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Bantuan
Terhadap Korban Bencana Pada Saat Tanggap Darurat Bencana;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
Penanggulangan Bencana;
4. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 dan Peraturan Bupati Nomor
25 Tahun 2011, tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan
Penanggulangan Bencana;
5. Peraturan Bupati Malang tentang Dana Siap Pakai Tahun 2014.

5. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Provinsi Jawa


Timur Nomor 4 Tahun 2011 dan Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2011
tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Penanggulangan Bencana
Daerah tugasnya adalah :
1. Merumuskan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana
di daerah dengan cepat, tepat, efektif dan efisien;
2. Mengkoordinasikan dan melaksanakan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah secara terencana, terpadu dan
menyeluruh;
3. Melaksanakan pengelolaan kegiatan-kegiatan penanggulangan
bencana.

Sedangkan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah


sebagai berikut :
1. Penyusunan dan pengendalian program di bidang penanggulangan
bencana di daerah;

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 18
2. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan penanggulangan
bencana di daerah;
3. Penetapan pedoman dan pengarahan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
4. Penetapan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
5. Fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana
di daerah;
6. Pelaksanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah;
7. Penyusunan, penetapan, dan penginformasian peta risiko bencana;
8. Pengintegrasian pengurangan risiko bencana;
9. Penyusunan dan penetapan prosedur tetap penanganan bencana;
10. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran bantuan bencana di
daerah;
11. Pemberian rekomendasi status dan tingkatan bencana;
12. Pengawasan dan pembinaan teknis penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
13. Pemantauan, evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
14. Pelaporan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah;
15. Pelaksanaan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

6. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah


Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur adalah :
1. Unsur Kepala : selaku ex-officio dijabat oleh Sekretaris Daerah;
2. Unsur Pengarah;
3. Unsur Pelaksana :
a. Kepala Pelaksana;
b. Unsur Pelaksana;

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 19
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d. Bidang Kedaruratan dan Logistik;
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
f. Unit Pelaksana Teknis;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Unsur Pelaksana dipimpin oleh Kepala Pelaksana, terdiri atas :
a. Sekretariat terdiri atas :
1) Subbagian Data, Evaluasi dan Pelaporan;
2) Subbagian Umum;
3) Subbagian Program dan Keuangan.
b. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terdiri atas :
1) Seksi Pencegahan;
2) Seksi Kesiapsiagaan.
c. Bidang Kedaruratan dan Logistik terdiri atas:
1) Seksi Kedaruratan;
2) Seksi Logistik.
b. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terdiri atas:
1) Seksi Rehabilitasi;
2) Seksi Rekonstruksi.

7. Sumberdaya Manusia

Sumber Daya Manusia yang ada di Badan Penanggulangan


Bencana Daerah Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur berdasarkan
keadaan pada saat ini (Mei 2015) : Jumlah PNS 18 orang dan Tenaga
honorer 12 orang.
Berdasarkan golongannya adalah sebagai berikut :
a. Golongan IV : 7 orang
b. Golongan III : 8 orang
c. Golongan II : 3 orang

8. Sarana dan Prasarana

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 20
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana mutlak diperlukan
sebagai sarana pendukung pelaksanaan tugas. Untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi BPBD Kabupaten Malang didukung oleh sarana
dan prasarana sebagai berikut :

1. Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Mobil 5 Unit
Truck 2 Unit
Mobil tangki Air 1 Unit
Printer 10 Buah
Kampak 5 Buah
Kompas 2 Buah
Genset 4 Buah
Kompuer 6 Buah
Kompor gas 4 Buah
Tabung gas 4 Buah
HT 10 Buah

2. Peralatan dan Perlengkapan Penanggulangan Bencana

Water Treatment Portable 1 Unit


Tenda 18 Set
Perahu karet 1 Buah
Mesin Perahu karet 1 Buah
Pompa Air Portable 2 Unit
EWS Sunami 1 Set
Kompresor Portable 1 Unit
GergajiMesin 4 Unit
AlatSelam 2 Unit
Alat Rescue (Vertical Rescue) 1 Unit
Genset 1 Unit
AlatKomunikasi RIG 1 Unit
Radio Allband 1 Unit
Repeater Radio 1 Unit
Velbet 10 Unit
Kantong Mayat 20 Buah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang


sampai saat ini belum memiliki dukungan sumberdaya dan sarana dan

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 21
prasarana yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan
penanggulangan bencana di wilayah Daerah Kabupaten Malang.
Secara keseluruhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas sumberdaya
manusia di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang
masih belum mencukupi, dengan dukungan hanya terdiri dari 30an
personil. Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Malang masih membutuhkan dukungan peningkatan kapasitas sumber
daya manusia dan penguatan kelembagaan untuk dapat menjalankan
tugas dan fungsinya secara optimal.

BAB III
PELAKSANAAN TANGGAP DARURAT LETUSAN GUNUNG KELUD
TAHUN 2014

Berdasarkan hasil observasi lapangan, tanya jawab dan diskusi yang


dilakukan di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang
Provinsi Jawa Timur, maka dapat kami rangkum sebagai berikut :

A. Kegiatan sebelum Gunung Kelud Meletus

Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif
di Kabupaten Malang. Sebelum tahun 2014 meletus, Gunung Kelud terakhir
meletus pada tahun 2007 bersifat explosive. Belajar dari pengalaman
tersebut, maka pada tahun 2011, telah dibuat suatu draft rencana kontijensi
Gunung Kelud. Dengan segala keterbatasan yang ada, mengingat ancaman
bahaya letusan Gunung Kelud sangat besar, maka draft rencana kontijensi

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 22
tersebut tetap dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, oleh sejumlah kalangan yang
peduli tentang kebencanaan, maka rencana kontijensi tersebut tetap
dijalankan walaupun dengan skala yang sangat kecil. Kegiatan tersebut
tetap dilakukan sampai pada saat tanggap darurat letusan Gunung Kelud,
dengan mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat yang dekat dengan
bahaya gunung Kelud dari pintu ke pintu.

B. Kegiatan Pada Saat Gunung Kelud Meletus

Gunung Kelud meletus pada tanggal 13 Februari 2014 kurang lebih


jam 21.49 WIB. Gunung Kelud merupakan gunung berapi dengan kenaikan
level erupsi gunung sangat cepat. Peningkatan status dari level siaga ke
level awas, pada waktu itu tidak lebih dari satu jam. Berbekal penyuluhan-
penyuluhan kecil yang telah dilakukan relawan, maka masyarakat yang
tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Kelud, bisa dengan mudah
mengikuti arahan dari petugas. Mereka sudah tahu tempat-tempat yang
aman untuk mengungsi walaupun ada sebagian masyarakat diungsikan
dengan cara paksa.
Berikut ini adalah beberapa kegiatan yang dilakukan pada saat
masa tanggap darurat letusan Gunung Kelud :
1. Pernyataan Bencana Letusan Gunung Kelud dengan dilanjutnya
dengan keluarnya Pernyataan Tanggap Darurat Letusan Gunung Kelud
selama 3 bulan oleh Bupati Malang;
2. Setelah Posko Tanggap Darurat diaktifkan oleh BPBD, maka semua tim
relawan melakukan evakuasi masyarakat ke tempat yang lebih aman;
3. Badan Penanggulangan Bencana Daerah tetap melakukan rapat-rapat
koordinasi dengan SKPD terkait, TNI dan Polri serta relawan selama
proses evakuasi berlangsung;
4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan relawan juga melakukan
upaya paksa kepada warga terdampak yang masih bertahan didaerah

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 23
rawan untuk diungsikan ke tempat-tempat yang aman yang sudah
ditentukan;
5. Pengerahan bantuan personil dan peralatan dari TNI sebagai
pelaksana transisi tanggap darurat untuk melakukan perbaikan darurat
terhadap rumah-rumah dan sarana prasarana dengan komando utama
tetap dari BPBD;
6. Selama operasi tanggap darurat, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah tetap berperan sebagai Komando Operasional Lapangan;
7. Pengerahan relawan, tenaga medis untuk menangani pengungsi;
8. Pengiriman logistik (bahan pangan dan material bangunan ) kepada
korban bencana;
9. Penyediaan material / bahan bangunan / lainnya untuk perbaikan-
perbaikan infrastuktur yang rusak akibat bencana secara darurat;
10. Ketersediaan Sarana Prasarana Darurat;
11. Biaya semua operasi tanggap darurat tersebut berasal dari Dana Siap
Pakai BNPB, BPBD Propinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten
Malang;
12. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pemulihan kembali Sarana
Prasarana yang rusak akibat letusan Gunung Kelud dilakukan BPBD
Kabupaten Malang, BPBD Propinsi, BNPB dan bekerjasama dengan
stackholder dan para pemangku kepentingan.

Ada beberapa hal menarik yang ditemui selama pelaksanaan


tanggap darurat Gunung Kelud ini yaitu :
1. Sistem peringatan dini bahaya letusan Gunung Kelud yang disepakati
bersama adalah dikumandangkannya adzan pada saat bukan waktu
sholat. Jadi jika azdan terdengar sewaktu-waktu, maka masyarakat
harus segera mengungsi ketempat yang telah ditentukan;
2. Penggunaan lambang / simbol rambu-rambu evakuasi yang berbeda
dengan yang lazim digunakan, misal tempat evakuasi biasanya
dengan tanda panah, ini dilakukan dengan simbol lingkaran, hal ini

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 24
karena masyarakat beranggapan, kalau ada tanda-tanda evakuasi
tersebut sama saja mengharap bencana;
3. Dalam Peta yang diterbitkan oleh PVMBG, Kabupaten Malang tidak
termasuk daerah KRB erupsi Gunung Kelud.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Faktor utama yang mendukung keberhasilan penanganan tanggap
darurat adalah Kerjasama, koordinasi dan kekerabatan antar semua
unsur (Pemerintah, masyarakat dan Dunia Usaha);
2. Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat letusan Gunung Kelud selesai
dalam 52 hari dari masa tanggap darurat yang ditetapkan selama 3
bulan;
3. Dalam mengambil keputusan penanganan tanggap darurat harus cepat,
tegas, tepat dan transparan serta bertanggungjawab;

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 25
4. Sudah tersedianya Dana Siap Pakai dari APBD Kabupaten Malang yang
dikelola oleh BPBD Kabupaten Malang, sehingga mempercepat dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan-kegiatan tanggap darurat;
5. Proses penanggulangan bencana mulai dari tahap pra bencana,
tanggap darurat dan pasca bencana harus dilakukan dengan benar,
cermat dan sungguh-sunguh, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi
bencana, kita semua sudah siap menghadapinya;
6. Penanganan tanggap darurat perlu memperhatikan kearifan lokal
masyarakat terdampak bencana.

B. SARAN

1. Unsur Pengarah BPBD sebaiknya segera dibentuk yang anggotanya


terdiri dari orang-orang yang profesional dalam hal kebencanaan bukan
karena jabatan birokrasi;
2. Tingkatkan koordinasi dan komunikasi antar semua unsur
Penanggulangan Bencana, baik internal BPBD maupun eksternal BPBD;
3. Diperlukannya dukungan dari Pejabat Daerah dan dukungan anggaran
dari SKPD terkait untuk kegiatan penanggulangan bencana;
4. Diperlukannya Gudang logistik dan peralatan yang lebih representatif,
sehingga logistik dan peralatan bisa tertata lebih rapi dan tidak cepat
rusak;
5. Perlu dialokasikan dana yang cukup untuk pemeliharaan peralatan yang
dimiliki, sehingga perlatan tersebut selalu dalam kondisi baik dan selalu
siap dioperasikan;
6. Diperlukannya MoU (nota kesepahaman) dengan pihak lain dalam
penangulangan bencana;
7. Lestarikan budaya/ Kearifan lokal dalam penanggulangan bencana;
8. Diperlukannya asuransi jaminan keselamatan kepada para relawan.

Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 26

Anda mungkin juga menyukai