Oleh:
KELOMPOK I
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 1
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
DIKLAT TEKNIS AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
Oleh:
KELOMPOK I
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 2
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN
Judul :
PENGAKUAN PENDAPATAN (SELF ATAU OFFICIAL)
DAN JAMINAN BONGKAR
DI KOTA SURAKARTA
PROVINSI JAWA TENGAH
Disusun oleh :
KELOMPOK I
DIKLAT TEKNIS AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
Telah diseminarkan :
Di : Pemerintah Kota Surakarta
Provinsi Jawa Tengah
Pada Tanggal : 27 Mei 2016
dan telah disempurnakan sesuai saran dan masukan dari Pembahas, Pembimbing dan
Narasumber.
Ketua Kelompok I
Imammudin Ary
NIP. 19600226 198411 1 001 NIP.19631028 198911 1 001
Tulus
Pembina Tk. I
NIP. 19
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 3
PRAKATA
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah Kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa penulis
telah menyelesaikan satu karya penulisan sebagai salah satu tugas yang wajib diselesaikan
oleh semua peserta Pendidikan dan Pelatihan Teknis Perencanaan Penanggulangan Bencana
tahun 2015 yang diselenggarakan Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jawa Tengah.
2. Bupati Malang beserta jajarannya terlebih kepada Bapak Kepala Pelaksana BPBD
Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur beserta para staf atas kesempatan yang
diberikan kepada kami mengadakan Observasi Lapangan ini;
3. Bapak Purwito, S.Pd. dan Iwan Budianto, ST. MT. selaku Pembimbing
Observasi Lapangan ini;
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
sertas kerjasama yang baik selama ini.
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 4
Malang, 27 Mei 2015
Kelompok II
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 5
DAFTAR ISI
Halaman :
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
PRAKATA .................................................................................................................. iv
B. Tujuan ................................................................................................. 2
E. Sistematika ...................................................................... 3
A. Keadaan Umum................................................................................... 4
B. Visi dan Misi ........................................................................................ 4-5
C. Konsepsi Kebijakan Tanggap Darurat ...…............................................ 6
D. Struktur Organisasi ............................................................................. 10
E. Dasar Hukum....................................................................................... 11
F. Tugas Pokok dan Fungsi....................................................................... 11
G. Susunan Organisasi...................................................... 15
H. Sumber Daya Manusia.........................................................................16
I. Sarana dan Prasarana ..........................................................................17
BAB III AKTUALISASI TANGGAP DARURAT DALAM
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 6
B. Kegiatan Pada Saat Gunung Kelud Meletus ............................................ 21
A. Kesimpulan.......................................................................................... 24
B. Saran.................................................................................................... 25
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 7
DAFTAR PUSTAKA
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 9
Manajemen bencana di negara kita masih jauh dari yang kita
harapkan, hal ini dikarenakan masih adanya pemikiran bahwa manajemen
penanggulangan bencana hanya diterapkan pada saat terjadi bencana
yang tidak setiap saat terjadi sehingga manajemen penanggulangan
bencana dianggap bukan perioritas utama.
Penanggulangan bencana terdiri dari tiga tahap yaitu pra bencana,
tanggap darurat dan pasca bencana. Untuk lebih meningkatkan
pemahaman terhadap manajemen penanggulangan bencana tersebut,
maka dilakukan Observasi Lapangan di Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur yang telah terbukti
berhasil dalam Penanggulangan Bencana Letusan Gunung Kelud tahun
2014.
Pada pembahasan kali ini, kelompok II akan membahas tahap
penanggulangan bencana pada saat masa tanggap darurat.
Pelaksanaan tanggap darurat mulai dilaksanakan pada saat sebelum
bencana terjadi sampai masa tanggap darurat selesai.
B. Tujuan
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 10
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang Provinsi
Jawa Timur;
4. Sebagai bahan / acuan yang dapat dipergunakan untuk perencanaan
dan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah atau SKPD
masing-masing asal peserta.
C. Ruang Lingkup
E. Sistematika
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 11
C. RUANG LINGKUP
D. METODE PENGUMPULAN DATA
E. SISTEMATIKA
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 12
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kecamatan Kelurahan RW RT
Laweyan 11 105 457
Serengan 7 72 312
Pasar Kliwon 9 100 422
Jebres 11 151 646
Banjarsari 13 176 877
Kota Surakarta 51 604 2.714
Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Setda Kota Surakarta, 2014
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 13
dengan 28,3°C pada tahun 2012. Adapun kelembaban udaranya antara
66% sampai dengan 88%. Jumlah hari hujan terbanyak ada pada bulan
Januari yaitu 25 hari dengan curah hujan sebesar 783 mm. Pemanfaatan
lahan di wilayah Kota Surakarta sebagian besar untuk pemukiman,
luasnya mencapai kurang lebih 65% dari total luas lahan, sedangkan
sisanya dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian dan fasilitas umum.
Pemanfaatan ruang di Kota Surakarta sesuai dengan Perda Nomor 1
Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surakarta
Tahun 2011-2031 terbagi atas pengembangan kawasan lindung dan
pengembangan kawasan budidaya. Kawasan lindung terdiri dari kawasan
perlindungan setempat; ruang terbuka hijau (RTH); kawasan cagar
budaya; dan kawasan rawan bencana alam. Sedangkan kawasan yang
termasuk dalam kawasan budidaya yaitu kawasan peruntukan industri;
kawasan peruntukan pariwisata; kawasan peruntukan permukiman;
kawasan peruntukan perdagangan dan jasa; kawasan peruntukan
perkantoran; kawasan RTNH; kawasan peruntukan kegiatan sektor
informal; dan kawasan peruntukan lain (pertanian; perikanan;pelayanan
umum yang meliputi pendidikan, kesehatan dan peribadatan; dan
pertahanan dan keamanan).
Misi :
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 14
2. Mewujudkan peningkatan kualitas pelayanan umum
3. Mewujudkan keamanan dan ketertiban
4. Mewujudkan perekonomian daerah yang mantap
5. Mewujudkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
6. Mewujudkan perlindungan sosial
7. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana perkotaan yg cukup
dan berkualitas
1. Visi
“Terwujudnya peningkatan pendapatan daerah, pengelolaan
keuangan dan aset daerah yang optimal, efektif, efisien, transparan
serta akuntable, menuju kemandirian keuangan daerah guna
mendukung pembangunan daerah”.
2. Misi
1. Meningkatkan dan mengintensifkan pendapatan daerah secara
optimal
2. Meningkatkan kelancaran dan ketertiban pengelolaan keuangan dan
aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku
3. Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif efisien serta
akuntable dengan memperhatikan azas kepatutan dan keadilan
4. Meningkatkan pemberdayaan aset daerah secara efektif dan efisien
3. Struktur Organisasi
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 15
Berdasarkan Perda Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta Provinsi
Jawa Tengah adalah sebagaimana dalam bagan berikut :
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 16
4. Dasar Hukum
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 17
Tahun 2008 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4830);
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 18
2. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan penanggulangan
bencana di daerah;
3. Penetapan pedoman dan pengarahan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
4. Penetapan standarisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
5. Fasilitasi dan koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana
di daerah;
6. Pelaksanaan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah;
7. Penyusunan, penetapan, dan penginformasian peta risiko bencana;
8. Pengintegrasian pengurangan risiko bencana;
9. Penyusunan dan penetapan prosedur tetap penanganan bencana;
10. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran bantuan bencana di
daerah;
11. Pemberian rekomendasi status dan tingkatan bencana;
12. Pengawasan dan pembinaan teknis penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
13. Pemantauan, evaluasi dan pengendalian penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah;
14. Pelaporan penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah;
15. Pelaksanaan kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
6. Susunan Organisasi
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 19
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d. Bidang Kedaruratan dan Logistik;
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi;
f. Unit Pelaksana Teknis;
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
4. Unsur Pelaksana dipimpin oleh Kepala Pelaksana, terdiri atas :
a. Sekretariat terdiri atas :
1) Subbagian Data, Evaluasi dan Pelaporan;
2) Subbagian Umum;
3) Subbagian Program dan Keuangan.
b. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terdiri atas :
1) Seksi Pencegahan;
2) Seksi Kesiapsiagaan.
c. Bidang Kedaruratan dan Logistik terdiri atas:
1) Seksi Kedaruratan;
2) Seksi Logistik.
b. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terdiri atas:
1) Seksi Rehabilitasi;
2) Seksi Rekonstruksi.
7. Sumberdaya Manusia
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 20
Peningkatan kualitas sarana dan prasarana mutlak diperlukan
sebagai sarana pendukung pelaksanaan tugas. Untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi BPBD Kabupaten Malang didukung oleh sarana
dan prasarana sebagai berikut :
Mobil 5 Unit
Truck 2 Unit
Mobil tangki Air 1 Unit
Printer 10 Buah
Kampak 5 Buah
Kompas 2 Buah
Genset 4 Buah
Kompuer 6 Buah
Kompor gas 4 Buah
Tabung gas 4 Buah
HT 10 Buah
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 21
prasarana yang memadai untuk mendukung penyelenggaraan
penanggulangan bencana di wilayah Daerah Kabupaten Malang.
Secara keseluruhan baik dari segi kuantitas maupun kualitas sumberdaya
manusia di Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang
masih belum mencukupi, dengan dukungan hanya terdiri dari 30an
personil. Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Malang masih membutuhkan dukungan peningkatan kapasitas sumber
daya manusia dan penguatan kelembagaan untuk dapat menjalankan
tugas dan fungsinya secara optimal.
BAB III
PELAKSANAAN TANGGAP DARURAT LETUSAN GUNUNG KELUD
TAHUN 2014
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif
di Kabupaten Malang. Sebelum tahun 2014 meletus, Gunung Kelud terakhir
meletus pada tahun 2007 bersifat explosive. Belajar dari pengalaman
tersebut, maka pada tahun 2011, telah dibuat suatu draft rencana kontijensi
Gunung Kelud. Dengan segala keterbatasan yang ada, mengingat ancaman
bahaya letusan Gunung Kelud sangat besar, maka draft rencana kontijensi
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 22
tersebut tetap dilanjutkan dengan melakukan sosialisasi kepada
masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, oleh sejumlah kalangan yang
peduli tentang kebencanaan, maka rencana kontijensi tersebut tetap
dijalankan walaupun dengan skala yang sangat kecil. Kegiatan tersebut
tetap dilakukan sampai pada saat tanggap darurat letusan Gunung Kelud,
dengan mengadakan penyuluhan terhadap masyarakat yang dekat dengan
bahaya gunung Kelud dari pintu ke pintu.
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 23
rawan untuk diungsikan ke tempat-tempat yang aman yang sudah
ditentukan;
5. Pengerahan bantuan personil dan peralatan dari TNI sebagai
pelaksana transisi tanggap darurat untuk melakukan perbaikan darurat
terhadap rumah-rumah dan sarana prasarana dengan komando utama
tetap dari BPBD;
6. Selama operasi tanggap darurat, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah tetap berperan sebagai Komando Operasional Lapangan;
7. Pengerahan relawan, tenaga medis untuk menangani pengungsi;
8. Pengiriman logistik (bahan pangan dan material bangunan ) kepada
korban bencana;
9. Penyediaan material / bahan bangunan / lainnya untuk perbaikan-
perbaikan infrastuktur yang rusak akibat bencana secara darurat;
10. Ketersediaan Sarana Prasarana Darurat;
11. Biaya semua operasi tanggap darurat tersebut berasal dari Dana Siap
Pakai BNPB, BPBD Propinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten
Malang;
12. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pemulihan kembali Sarana
Prasarana yang rusak akibat letusan Gunung Kelud dilakukan BPBD
Kabupaten Malang, BPBD Propinsi, BNPB dan bekerjasama dengan
stackholder dan para pemangku kepentingan.
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 24
karena masyarakat beranggapan, kalau ada tanda-tanda evakuasi
tersebut sama saja mengharap bencana;
3. Dalam Peta yang diterbitkan oleh PVMBG, Kabupaten Malang tidak
termasuk daerah KRB erupsi Gunung Kelud.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Faktor utama yang mendukung keberhasilan penanganan tanggap
darurat adalah Kerjasama, koordinasi dan kekerabatan antar semua
unsur (Pemerintah, masyarakat dan Dunia Usaha);
2. Pelaksanaan kegiatan tanggap darurat letusan Gunung Kelud selesai
dalam 52 hari dari masa tanggap darurat yang ditetapkan selama 3
bulan;
3. Dalam mengambil keputusan penanganan tanggap darurat harus cepat,
tegas, tepat dan transparan serta bertanggungjawab;
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 25
4. Sudah tersedianya Dana Siap Pakai dari APBD Kabupaten Malang yang
dikelola oleh BPBD Kabupaten Malang, sehingga mempercepat dan
memperlancar pelaksanaan kegiatan-kegiatan tanggap darurat;
5. Proses penanggulangan bencana mulai dari tahap pra bencana,
tanggap darurat dan pasca bencana harus dilakukan dengan benar,
cermat dan sungguh-sunguh, sehingga bila sewaktu-waktu terjadi
bencana, kita semua sudah siap menghadapinya;
6. Penanganan tanggap darurat perlu memperhatikan kearifan lokal
masyarakat terdampak bencana.
B. SARAN
Kerja Kelompok Observasi Lapangan di DPPKA Kota Surakarta Prov. Jateng Page 26