Laporan Resmi Impact de Smg6344
Laporan Resmi Impact de Smg6344
IMPACT TEST
Disusun oleh :
Arum Faizatul U. (6512040117)
Sendy Puspa M. (6512040101)
Meiske Youlanda S. (6512040108)
Hery Suranta G. (6512040104)
I.1 Tujuan
I.1.1 Tujuan Intruksional Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian beban mendadak (Impact test) terhadap
suatu material.
I.1.2 Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh takikan (notch) terhadap kekuatan
material.
2. Mahasiswa mampu menganalisa energi dan kekuatan impact dari hasil pengujian
suatu material.
3. Mahasiswa mampu menganalisa pengaruh temperatur terhadap kekuatan
material.
4. Mahasiswa mampu menganalisa temperatur transisi suatu material.
5. Mahasiswa mampu menganalisa jenis patahan suatu material.
Material mungkin mempunyai kekuatan tarik tinggi tetapi tidak tahan dengan
beban kejut. Untuk menentukannya perlu diadakan pengujian inpact. Ketahanan impact
biasanya diukur dengan metode Charpy atau Izood yang bertakik maupun tidak bertakik.
Pada pengujian ini, beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul benda uji, yang
kemudian diukur energi yang diserap oleh perpatahannya.
Impact test merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan
suatu specimen bila diberikan beban secara tiba-tiba melalui tumbukan. Ketangguhan
adalah ukuran suatu energy yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu
bahan yang diukur dari luas daerah dibawah kurva tegangan regangan. Suatu bahan
mungkin memiliki kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk kondisi
pembebanan kejut. Suatu paduan memiliki parameter ketangguhan terhadap perpatahan
yang didefinisikan sebagai kombinasi tegangan kritis dan panjang retak.
Bandul
Starting Position
Scale
Pointer
Specimen
Anvile
α
β
h0
h1
Fracture atau kepatahan pada suatu material dapat digolongkan sebagai brittle
(getas) ,ductile (ulet), campuran (ductile dan brittle) . Suatu material yang mengalami
kepatahan tanpa mengalami deformasi plastis dikatakan patah secara brittle. Sedangkan
apabila kepatahan didahului dengan suatu deformasi plastis dikatakan mengalami ductile
Fracture. Material yang mengalami brittle Fracture hanya mampu menahan energi yang
kecil saja sebelum mengalami kepatahan. Patahan jenis campuran ini memiliki
temperatur transisi. Perbedaan permukaan kedua jenis patahan sebagaimana ditunjukkan
pada gambar dibawah ini :
Gambar 1.4 Pola Patahan Pada Penampang Specimen Uji Impact
1. Perpatahan transgranular atau juga disebut patah gelah yang umumnya terjadi
pada struktur body center cubic yang dibuat pada temperature rendah. Perpatahan
Transgranular merupakan perpatahan yang terjadi akibat retakan yang merambat
didalam butiran material.
2. Perpatahan intergranular yaitu perpatahan yang terjadi akibat retakan yang
merambat diantara butiran material yang kerap dikatakan sebagai perpatahan
khusus. Pada berbagai paduan didapatkan berbagai keseimbangan yang sangat
peka antara tegangan yang diperlukan untuk perambatan retak dengan
pembelahan dan tegangan yang diperlukan untuk perpatahan rapuh sepanjang
batas butir.
Kelebihan :
1. Hasil pengujian lebih akurat
2. Pengerjaannya lebih mudah dipahami dan dilakukan
3. Menghasilkan tegangan uniform di sepanjang penampang
4. Harga alat lebih murah
5. Waktu pengujian lebih singkat
Kekurangan :
1. Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal
2. Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak dicekam
3. Pengujian hanya dapat dilakukan pada specimen yang kecil
4. Hasil pengujian kurang dapat atau tepat dimanfaatkan dalam
perancangan karena level tegangan yang diberikan tidak rata.
b) Metode izod
Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.5.b, spesimen dijepit
pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah pemukulan dari depan takikan.
Biasanya metode ini digunakan di Negara Inggris.
Metode jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan pula, diantaranya :
Kelebihan :
1. Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam dan spesimen
tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu ujungnya.
2. Dapat menggunakan specimen dengan ukuran yang lebih besar.
Kerugian :
1. Biaya pengujian yang lebih mahal
2. Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil
yang diperoleh kurang baik.
3. Proses pengerjaan pengujiannya lebih sukar
4. Hasil perpatahan yang kurang baik
5. Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya
yang banyak, mulai dari menjepit benda kerja sampai tahap pengujian.
6. Memerlukan mesin uji yang berkapasitas 10000 ton
II.1 Peralatan
Mesin Uji Impact
Cooling Chamber
Thermo Couple
Kompor Listik
Panci
Jangka Sorong
Tang
Stamping
Palu
Kikir
Amplas
II.2 Bahan
Spesimen uji impact untuk temperatur panas (1 buah)
Spesimen uji impact untuk temperature kamar (1 buah)
Spesimen uji impact untuk temperature dingin (1 Buah)
3.1 Perhitungan
ℓ = 0,8 m
Berat bandul (W) = 96.5 N
Sudut ( α ) = 160.8 o
IV.1 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan dan hasil perhitungan dapat di simpulkan bahwa:
Spesimen dengan temperatur pengujian 80 oC mempunyai kekuatan impact praktek
sebesar 1,74 J/mm², sedangkan untuk teori nilai kekuatan impactnya 1,689 J/mm2.
Spesimen yang di uji pada temperatur kamar 28,7º C mempunyai kekuatan impact
praktek sebesar 1,69 J/mm², sedangkan untuk teori nilai kekuatan impactnya 1,73
J/mm2.
Spesimen dengan temperatur pengujian 0,5ºC mempunyai kekuatan impact praktek
sebesar 1,69 J/mm2, sedangkan untuk teori nilai kekuatan impactnya 1,688 J/mm2.
Spesimen mempunyai kekuatan impact yang besar ketika pada temperatur panas
Semua spesimen bersifat ducttile berdasarkan pada data hasil praktikum.
IV.II Saran
Dalam praktikum diperlukan ketelitian dalam membaca skala.
Ketepatan holding time.
Ketepatan dalam mengayun bandul dengan memencet stopwatch.
Keakuratan dan ketelian dalam perhitungan kekuatan impact.
Daftar Pustaka
Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin
FTI, ITS
Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI,
ITS
M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan
Kapal, PPNS
Budi Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, PPNS