Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE MAGANG RISET TERAPAN PEMERINTAHAN

3.1 Desain Magang

Magang adalah sebuah proses yang harus dilaksanakan oleh Praja

Tingkat IV atau Praja Utama Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Dimana

dalam proses magang inilah praja berusaha untuk mengumpulkan data dan

memperoleh data secara langsung atau fakta yang mungkin terjadi di

lapangan untuk mendapatkan jawaban mengenai permasalahan yang

sedang di teliti sehingga dengan adanya data yang real atau fakta yang ada

di lapangan, data tersebut bisa dipertanggungjawabkan keasliannya.

Perwujudan dari kegiatan magang ini sebagai salah satu syarat untuk

pengumpulan bahan pembuatan Laporan Akhir dan menyelesaikan

Pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam negeri, dimana nantinya peneliti

melakukan sebuah pengamatan dan pengkajian data dilapangan secara

langsung.

Peraturan Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri Nomor 6

Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan Laporan Akhir dan Skripsi Institut

Pemerintahan Dalam Negeri Tahun Akademik 2018/2019 pada Pasal 1

Ketentuan Umum huruf q dikatakan bahwa:

41
42

Magang Riset Terapan Pemerintahan merupakan kegiatan Wasana


Praja Program Diploma IV yang bekerja secara langsung (intership)
di bawah bimbingan dan pengawasan aparatur sipil negara (ASN)
pada instansi pemerintah dan keahlian dari program studi di lokasi
yang telah ditetapkan, serta melakukan penelitian (research) sebagai
upaya untuk mengkaji fenomena yang akan menjadi persoalan di
dalam praktik pelaksanaan pemerintahan di lingkungan tempat
magang nanti, dan selanjutnya dijadikan bahan dalam penyusunan
LA sebagai persyaratan penyelesaian pendidikan Program Diploma
IV.

Dalam pengumulan suatu data atau fakta terkait masalah yang akan

dibahas di dalam sebuah penelitian, biasanya juga di perlukan satu atau

beberapa metode dalam pelaksanaanya nanti. Oleh sebab itu, untuk

memperoleh data yang valid biasanya diperlukan sebuah metode, teknik,

serta pengumpulan data yang tepat agar sebuah permasalahan dapat

teridentifikasi secara baik dan benar. Metode yang digunakanpun harus

dipilih berdasarkan sifat serta karakteristik suatu kegiatan atau penelitian

yang nantinya akan dilakukan.

Dalam pelaksanaan penelitian riset pemerintahan di Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banjarbaru mengenai Kualitas

Pelayanan Aplikasi Dukcapil Banjarbaru Mobile, peneliti menggunakan

metode Penelitian Deskriptif Kualitatif dengan pendekatan induktif.

Menurut Simangunsong (2017:191) menjelaskan bahwa “Penelitian

kualitatif menggunakan lingkungan yang alamiah, dimana penelitian ini dapat

dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan agar nantiya sumber
43

data yang akan di dapat secara langsung bersifat naturalistik, tidak

manipulative serta terbuka pada apapun yang bisa terjadi ke depannya”. Dari

pernyataan diatas terdapat tiga kata kunci yang bisa menjadi acuan dalam

melakukan penelitian kualitatif yaitu alamiah, data, dan terbuka. Secara

alamiah ini maksudnya adalah kegiatan penelitian yang berlangsung alami

dan bebas dari pengaruh, sehingga kejadian merupakan peristiwa yang

natural. Data yang dimaksud yaitu pengumpulan fakta di lapangan yang akan

dimuat dalam sebuah pernyataan yang bersifat terbuka dan apa adanya.

Terbuka berarti menerima semua masukkan yang ada selama proses

penelitian berlangsung, tanpa adanya suatu hal yang ditutupi dan tanpa

unsur manipulatif.

Selanjutnya Simangunsong (2017:191) dalam buku Metode

Penelitian Pemerintahan, menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif

yang menggunakan manusia atau peneliti sendiri sebagai alat pengumpulan

data utamanya. Hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono

(2016:1) bahwa :

“Metode penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang


dapat digunakan untuk meneliti pada konidisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti nantinya sebagai instrumen kunci, untuk teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis datanya
bersifat induktif, dan juga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
ke makna daripada generalisasi.”
44

Dari kedua pendapat di atas bisa kita simpulkan bahwa untuk

mendapatkan suatu data yang valid maka peneliti harus turun langsung ke

lapangan untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan apa yang terjadi

nantinya, dan juga untuk menjadi instrumen yang benar dalam pengumpulan

datanya, maka peneliti harus mempunyai bahan teori dan wawasan yang

cukup luas, sehingga mampu untuk bertanya, menganalsiis, memotret, serta

mengonstruksi situasi sosial yang akan diteliti agar menjadi lebih jelas dan

bermakna.

Moleong dalam Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi(2012:6)

menyatakan bahwa

“penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk


memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
lain-lain, serta secara holistik, dan juga dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks ini khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai macam metode
alamiah.”
Dari pendapat tersebut, penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami

peristiwa apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara

mendiskripsikan data yang di dapat ketika penelitian nanti berlangsung di

lapangan dengan kata-kata dan bahasan, pada tahap ini khusus secara

alamiah dengan memanfaatkan berbagai macam metode alamiah yang ada.

Pada penelitian ini peneliti memerlukan pengkajian secara mendalam

dengan mengumpulkan data ataupun informasi yang di dapat langsung di


45

lapangan melalui pendekatan induktif. Menurut Noor (2012:17) pendekatan

induktif didefinisikan sebagai suatu proses dalam pengambilan keputusan

yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti. Artinya, dalam

pendekatan induksi peneliti harus mengumpulkan data terlebih dahulu baru

setelahnya membuat hipotesis penelitian.

Maleong (2012:10) menyebutkan ada lima alasan mengapa

pendekatan induktif dapat digunakan, yaitu :

1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak


yang terdapat dalam sebuah kata.
2. Analisis induktif lebih dbisa membuat peneliti maupun responden
menjadi tegas, dapat dikenal, serta akuntabel.
3. Dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat
keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada
latar lainnya
4. Analisis induktif ini lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang
mempertajam hubungan-hubungan tertentu.
5. Analisis ini dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai
bagian dari struktur analitik.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan induktif yang dimaksudkan untuk mengetahui

secara akurat dan detail atas gejala-gejala yang muncul terhadap suatu objek

penelitian serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan data dan fakta yang

nantinya akan terjadi dilokasi pelaksanaan penelitian dan kemudian akan

dihubungkan dengan teori-teori yang sesuai dengan fokus penelitian.


46

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan sebuah penelitian Teknik yang wajib dan penting

untuk dilakukan salah satunya ialah Teknik pengumpulan data, karena Teknik

pengumpulan data sangat berguna untuk memberikan jawaban terhadap

permasalahan yang sedang di teliti untuk memahami fenomena tertentu

sebagai acuan dalam pemecahan masalah secara logis dan pengumpulan

datanya juga akan menggambarkan salah satu aspek yang berperan demi

kelancaran dan keberhasilan pada suatu penelitian. Oleh karena itu dalam

penelitian ini penulis harus mengetahui terlebih dahulu tentang Teknik

pengumpulan data data sebuah penelitian.

Nazir (2017:153) menjelaskan bahwa pengumpulan data merupakan

prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang akan

diperlukan dimana akan selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan

data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah tersebut

memberi arah dan juga akan mempengaruhi dalam pengumpulan data.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

yang mana data yang diperoleh harus mendalam, jelas, serta tepat. menurut

Lofland & Lofland dalam Moleong (2012:157) sumber data utama dalam

melakukam penelitian kualitatif terdiri dari kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain lainnya. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh Simangungsung (2017:191) menyebutkan bahwa


47

“data dari penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang artinya data
tersebut dikumpulkan dan dapat berupa kata-kata yang tertuang
dalam transkrip wawancara yang didukung oleh catatan dilapangan,
gambar yang dihasilkan dan fotografi, video handycam, dokumen
pribadi bersifat elektronik, memo-memo pendudukung, dan rekaman-
rekaman resmi lainnya.”

Simangungsong (2017:230) menjelaskan bahwa berdasarkan

sumbernya data terbagi atas dua jenis, yaitu :

1. Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh


peneliti secara langsung dari sumber datanya tersebut. Untuk
mendapatkan data primer, biasanya peneliti harus mengumpulkannya
secara langsung. Teknik yang dapat digunakan diantaranya
observasi, wawacara, diskusi terfokus dan penyebaran angket.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan
peneliti dari berbagai macam sumber yang telah ada. Data bisa dapat
diperoleh dari buku, jurnal prosiding maupun sumber lainnya.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan

dengan cara gabungan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Kemudian untuk cara atau teknik pengumpulan data, maka dapat dilakukan

melalui cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Ngalim Purwanto (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:93-94)

menjelaskan bahwa observasi merupakan suatu metode atau cara-cara

untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis

mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau

kelompok secara langsung. Metode ini juga bisa digunakan untuk melihat dan
48

mengamati secara langsung bagaimana keadaan di lapangan agar peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

Pada penelitian kualitatif, pengamatan menjadi sebagian besar cara

yang digunakan seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981)

dalam Basrowi dan Suwandi ( 2008:95-96) sebagai berikut:

1. teknik pengamatan ini didasarkan dari pengalaman secara langsung;


2. teknik pengamatan juga dapat memungkinkan untuk melihat dan
mengamati sendiri lalu mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana
yang terjadi pada keadaan sebenarnya;
3. pengamatan memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam
situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun
pengetahuan yang langsung diperoleh dari data yang telah di
dapatkan;
4. sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jalan terbaik untuk
mengecek kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan
memanfaatkan pengamatan;
5. teknik pengamatan dapat memungkinkan peneliti mampu memahami
situasi yang rumit;
6. dalam kasus-kasus tertentu yang telah terjadi dimana teknik
komunikasi tidak memungkinkan, maka pengamatan dapat menjadi
alat yang sangat bermanfaat.

Dalam Sugiyono (2016:67-68) menyatakan bahwa manfaat observasi

menurut Patton dalam Nasution (1988) adalah sebagai berikut :

1. Dengan melakukan observasi di lapangan peneliti akan lebih dapat


memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan
dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh.
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman secara
langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau
pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
49

3. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau


tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam
lingkungan tersbut, karena telah dianggap “biasa” dan tidak akan
terungkap kan dalam wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak
akan terungkap kan oleh responden dalam wawancara karena
bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama
suatu lembaga.
5. Dengan observasi, peneliti juga dapat menemukan hal-hal yang
diluar persepsi responden, sehingga nantinya peneliti memperoleh
gambaran yang lebih komprehensif.
6. Melalui pengamatan di lapangan nantinya, peneliti tidak hanya
mengumpulkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-
kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.

Kemudian menurut Spradley (1980)dalam Sugiyono (2014:314-315)

tahapan observasi ada tiga yaitu :

1. Observasi deskriptif, pada tahapan ini peneliti belum membawa


masalah yang akan di teliti, maka peneliti bisa melakukan
penjelajahan umum, serta menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap
semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Observasi pada tahap
ini sering disebut grand tour observation dan peneliti menghasilkan
kesimpulan pertama;
2. Observasi terfokus, pada tahap ini juga dilakukan mini tour
observation yaitu observasi yang telah dipersempit, gunanya yaitu
untuk difokuskan pada aspek-aspek tertentu. Bila ditinjau dari segi
analisis data, pada tahap ini peneliti telah membuat analisis
taksonomi, yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan dua;
3. Observasi terseleksi, pada tahap ini peneliti telah mengidentifikasi
fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih terperinci. Pada
tahapan ini diharapkan peneliti juga telah menemukan pemahaman
yang mendalam dalam bentuk hipotesis.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan

cara mengamati keadaan pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Banjarbaru, khususnya berfokus pada pelayanan penerbitan Akta

Kelahiran melalui aplikasi Dukcapil Banjarbaru Mobile. Observasi atau


50

pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana prosedur atau

proses jalannya pelayanan Penerbitan Akta Kelahiran melalui Aplikasi

Dukcapil Banjarbaru Mobile di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Banjarbaru.

b. Wawancara

Menurut Basrowi dan Suwandi (2008:127) wawancara merupakan

percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai

(interview) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan yang disampaikan.

Selanjutnya, Simangungsong (2017:215) menjelaskan wawancara

proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan

cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.

Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara tidak

hanya dilakukan secara langsung atau tatap muka tetapi bisa saja melalui

media telekomunikasi misalnya seperti lewat SMS, email, whatsapp, dan alat

telekomunikasi lainnya.

Maksud dan tujuan dari wawancara seperti dijelaskan oleh Lincoln

dan Guba (1985) dalam Basrowi dan Suwandi (2008:127) antara lain:

mengonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan, dan kepedulian, merekonstruksi kebulatan-kebulatan


51

harapan pada masa yang akan mendatang; memverifikasi, mengubah, dan

memperluas informasi dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia

(triangulasi); dan memverifikasi, mengubah, dam memperluas konstruksi

yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

Kesimpulannya, wawancara merupakan suatu kegiatan tanya jawab

yang dilakukan antara dua pihak dengan tujuan untuk bertukar informasi dan

gagasan, sehingga mampu dibentuknya makna atau pemahaman dalam

suatu topik tertentu. Melalui wawancara juga dapat membantu penulis dalam

memperoleh data yang tidak ada dalam bentuk dokumentasi. Pada

hakikatnya wawancara merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh

informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat

dalam penelitian sebuah proses pembuktian terhadap informasi atau

keterangan yang telah didapatkan sebelumnya.

Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2016:73-74) mengemukakan

beberapa macam wawancara yaitu:

a. Wawancara terstruktur (structured interview)

Wawancara terstruktur biasanya digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, apabila peneliti atau pengumpul data sudah mengetahui

dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperolehnya. Oleh karena itu,

dalam melakukan wawancara, pengumpul data harus terlebih dahulu


52

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

alternatif jawabannya pun telah disiapkan dengan baik dan benar.

b. Wawancara semi terstruktur (semi structured interview)

Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-dept interview,

dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dan terbuka dibandingkan

dengan wawancara terstruktur. Tujua wawancara jenis ini adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara,

peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan.

c. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana

peneliti tidak perlu menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan.

Dalam pelaksanaan penelitian, penulis mengumpulkan data melalui

proses wawancara dimana penulis mengumpulkan informasi dari

sumber/informan yang terlibat langsung dengan masalah dan fenomena yang

sedang diamati di lapangan. Selanjutnya, dalam penelitian ini penulis

menggunakan teknik wawancara terstruktur, karena penulis telah


53

menyiapkan pedoman wawancara sebelumnya. Pedoman wawancara disini

hanya sebagai garis besar mengenai apa yang akan di tanyakan kepada

informan.

Berdasarkan kegiatan magang dan emahaman teori bisa

memberikan gambaran terhadap penulis untuk mampu memecahkan

permasalahan yang sedang di teliti. Adapun dalam kegiatan magang riset

terapan pemerintahan ini, penulis menentukan beberapa sumber informan

yaitu :
54

Tabel 3.1
Daftar Informan Wawancara

N
Informan Jumlah
o
Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
1 1 Orang
Kota Banjarbaru
2 Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil 1 Orang
3 Kepala Seksi Pelayanan Akta Kelahiran 1 Orang
4 Kepala Seksi Kerjasama Dan Inovasi Pelayanan 1 Orang
5 Operator Aplikasi Dukcapil Banjarbaru Mobile 3 Orang
6 Masyarakat 15 Orang
Jumlah 22 Orang

Dalam melaksanakan wawancara peneliti akan menentukan informan

dengan menggunakan teknik sampling. Teknik sampling yaitu teknik

pengambilan sampel untuk menentukan sampel dalam penelitian dalam hal

ini menentukan informan. Dalam menentukan informan, Peneliti

menggunakan teknik non probability sampling. Menurut Sugiyono (2016: 53)

“teknik non probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi bagian dari sampel penelitian”. Sehingga jumlah

populasi tidak ada kesamaan dengan pasti, hanya dilakukan dengan

perkiraan atau estimasi bahwa telah mencukupi untuk mewakili anggota

populasi yang di perlukan peneliti.


55

Non probability sampling terdiri dari berbagai bentuk, Peneliti dalam

menentukan informan menggunakan teknik purposive sampling dan

incidental sampling. Menurut Sugiyono (2016:53) purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dari sumber data dengan bahan pertimbangan

tertentu, yang mana disesuaikan dengan tujuan dari penelitian (orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau

mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti). Incidental sampling merupakan

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, yaitu siapa saja yang

secara kebetulan /incidental bertemu dengan peneliti.

Dari teknik tersebut, peneliti menetapkan Kepala Dinas

Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan

Sipil, kepala seksi pelayanan akta kelahiran,Kepala seksi kerjasama dan

inovasi pelayanan, 3 orang Operator Aplikasi Dukcapil Banjarbaru Mobile

sebagai sampel dari purposive sampling.

Incidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan

peneliti maka dapat dijadikan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data, maka pada incidental

sampling peneliti memilih masyarakat yang datang ke Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil untuk pelayanan akta kelahiran dan apabila pelayanan
56

di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banjarbaru masih belum

bisa menerima pelayanan di kantor akibat dari adanya pandemi Covid-19,

maka penulis melakukan wawancara masyarakat melalui nomor telepon atau

via Whatsapp yang terdapat di profil akun masyarakat di dalam aplikasi

Dukcapil Banjarbaru Mobile untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

c. Dokumentasi

Simangungsung (2017:222) menyebutkan “selain melalui wawancara

dan observasi, informasi juga bisa diperoleh dari fakta yang tersimpan dalam

bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, jurnal kegiatan dan

sebagainya. Data berupa dokumen seperti bisa dipakai untuk menggali

informasi yang terjadi di masa silam.”Oleh karena itu, dapat ditarik

kesimpulan bahwa metode dokumentasi merupakan metode pengambilan

data dengan mengambil dari data-data yang tersimpan dalam sebuah

dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga nantinya

akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan

saja.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan, mencatat, dan

menyimpan data berupa dokumen-dokumen yang mendukung jalannya

pelaksanaan pelayanan melalui Aplikasi Dukcapil Banjarbaru Mobile dalam


57

penerbitan Akta Kelahiran yang dianggap relevan dengan permasalahan

yang diangkat oleh penulis.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode

ilmiah, karena dengan analisis ini data yang sudah di diperoleh dalam

penelitian akan diberi arti dan makna yang berguna untuk memecahkan

permasalahan yang sedang di teliti. Analisis datanya diawali dengan

menelaah semua data yang diperoleh dari berbagai macam sumber,

sehingga dapat dikatakan pada tahap awal ini adalah tahap signifikan yang

menentukan karena data dikelola dan dimanfaatkan sedemikian rupa

sehingga dapat disimpulkan kebenarannya yang bisa dipahami untuk

menjawab persoalan yang diajukan.

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2016:88) analisis data merupakan

suatu proses untuk mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain

sehingga nantinya dapat mudah dipahami dan temuannya juga dapat

diinformasikan kepada semua orang. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data dan menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan

sintesis menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
58

dipelajari, dan juga membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada

orang lain.

Teknik analisis data disini dimaksudkan untuk menggambarkan

bagian terpenting dari suatu penelitian, dengan cara menganalisis dan

mendeskripsikan data diawal, kemudian akan disusun secara sistematis

sehingga data yang di dapat dari hasil wawancara, cacatan di lapangan, dan

dokumentasi dapat menghasilkan kesimpulan serta keputusan yang ditujukan

untuk memecahkan permasalahan yang diteliti.

Analisis data dalam penelitian kualitatif menekankan pada kejadian di

lapangan maka dari itu dapat diartikan bahwa analisis data telah dilakukan

dari sebelum memasuki lapangan, saat di lapangan hingga penelitian di

lapangan selesai. Diharapkan data yang di dapatkan selama sebelum, saat di

lapangan dan hingga penelitian di lapangan itu selesai dapat teranalisis

secara menyeluruh dan terstruktur sehingga dapat memberikan suatu

penjelasan mengenai pemecahan masalah yang sedang di sedang teliti.

Teknik analisis model Miles dan Huberman diaplikasikan dalam

penelitian ini karena melihat dari penelitian ini bahwa data kualitatif

didapatkan berdasarkan hasil dari penelusuran dan catatan selama di

lapangan. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016:91) membagi tiga

tahapan aktivitas dalam analisis data, yaitu (1) reduksi data (data reduction);
59

paparan data (data display); penarikan kesimpulan dan verifikasi (clonclusing

drawing/verification).

1. Reduksi data (data reduction)

Data yang diperoleh dan di dapatkan dari lapangan jumlahnya cukup

banyak, sehingga perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data artinya merangkum atau memilih hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Sehingga

data yang telah di reduksi sudah memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah yang akan dilakukan

selanjutnya ialah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan secara uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini yang sering dipakai ialah teks yang

bersifat naratif.

Dengan menyajikan data dalam bentuk naratif, maka akan

memudahkan penulis untuk membuat kesimpulan yang tepat untuk

memahami apa yang tejadi dan dapat merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan dari keseluruhan data yang telah terkumpul dalam penelitian.


60

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing / Verification)

Langkah terakhir dalam analisis data Kualitatif menurut Miles dan

Huberman dalam Sugiyono (2016:99) adalah melakukan penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam suatu penelitian kualitatif yaitu

berupa temuan yang sifatnya menggambarkan suatu objek. Melalui penelitian

kualitatif ini masalah yang di teliti akan semakin jelas, yang dapat berupa

hubungan sebab-akibat, ataupun teori-teori. Penulis berusaha dengan

mencari makna data yang dikumpulkan dengan melihat pola, tema,

hubungan, persamaan dan hal-hal yang sering timbul untuk mengambil suatu

kesimpulan. Untuk memperdalam kesimpulan yang nantinya di ambil

dilakukan langkah-langkah verifikasi atau pengumpulan data terbaru selama

penelitian tersebut dilaksanakan.

dari penelitian yang dilaksanakan, semua data yang telah diperoleh

selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode kualitatif yang akan ditulis

dalam bentuk narasi. Dari penulisan yang berbentuk narasi tersebut, akan

lebih memudahkan dalam menjelaskan dan menggambarkan data serta

informasi yang telah di dapat selama penelitian di lapangan.

Dengan demikian, dalam penarikan kesipulan dalam penelitian

kualitatif ini diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang tertuang

dalam fokus penelitian ataupun bisa jadi tidak menjawab sama sekali. Karena

dalam penelitian kualitatif ini, kesimpulan yang dihasilkan bersifat sementara,


61

artinya dapat berubah dan berkembang setelah adanya pelaksanaan

penelitian di lapangan.

3.4 Jadwal Magang

Jadwal kegiatan magang riset terapan pemerintahan dilaksanakan sesuai

dengan kalender akademik institut pemerintahan dalam negeri, yaitu

terhitung sejak januari 2021 sampai dengan februari 2021

Tabel 3.2
Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan
Laporan Akhir Praja Utama
Tahun Akademik 2020/2021
TAHUN 2020 TAHUN 2021

KEGIATAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI JUL

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. PengajuanJud
uldanpenyusu
nanUsulanPe
nelitian

2. Seminar
UsulanPeneliti
an

3. PerbaikanUsu
lanPenelitian

4. Penelitiandan
pengumpulan
data

5. PenyusunanL
aporanAkhir
62

6. UjianKompreh
ensif

7. Perbaikan
dan
Pengumpulan
Laporan Akhir

Sumber : KalenderAkademikIPDN Tahun 2020/2021

Keterangan : PelaksanaanKegiatan

Anda mungkin juga menyukai