Anda di halaman 1dari 17

Step 1

-
Step 2
Sistem informasi Kesehatan
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi Kesehatan?
2. Apa prinsip prinsip dari sistem informasi Kesehatan?
3. Apa tujuan dan manfaat danri sistem informasi Kesehatan?
4. Apa struktur dan komponen dari sistem informasi Kesehatan?
5. Apa saja ruang lingkup dari sistem informasi Kesehatan?
6. Apa saja kriteria dari sistem informasi Kesehatan?
7. Apa keuntungan dari sistem informasi Kesehatan?
8. Apasaja hambatan dari sistem informasi Kesehatan?
9. Bagaimana cara mendapatkan data dari sistem informasi Kesehatan?
10. Apa isi dari PP No. 46 tahun 2014?
Step 3
Sistem informasi Kesehatan
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi Kesehatan?
Sistem adalah suatu perangkat tatanan (data, ukuran/indicator, prosedur,
perangkat, teknologi, media olah data, SDM) dikelola secara berkesinambungan dimana
sistem akan menghasilkan suatu produk mengarah pada Tindakan / keputusan sebagai
landasan atau pendukung dari pembangunan nasional.
2. Apa prinsip prinsip dari sistem informasi Kesehatan?
- Pemanfaatan TIK
Mendukung sistem infomasi untuk pencatatan agar lebih efisien serta memperkuan
transparansi

- keamanan dan kerahasian data

- standarisasi
agar didapatkan pedoman nasional

- integrasi
integrasi sumber data dan SDM nya

- kemudahan akases
agar didapatkan kemudahan akses bagi semua orang

- keterwakilan, dan

-etika introgasi dan kwalitas


mencakup keseluruhan data, pedoman dan kwalitas (informasi akurat dan tepat
waktu)
3. Apa tujuan dan manfaat danri sistem informasi Kesehatan?
Tujuan
Menjamin ketersediaan dan akses mengenai Kesehatan
Memberdayakan peran serta masyarakat
Meningkatkan SDM untuk membangun Kesehatan nasional

MEREKAM INTERAKSI
Mutu  menyediakan informasi yang bermutu (valid, relevan)
Redundansi  pengulangan data secara berturut turut
Keamanan  keamana data terjamin data Kesehatan
Interface  hubungan timbal balik
Akses  kemudahan akses agar mudah membuat kebijakan
Integrasi  memelihara integrasi data data yang ada
Manfaat
Untuk menejemen Kesehatan
Identifikasi masalah dalam bidang Kesehatan
Intervensi masalah Kesehatan bedasarkan prioritas
Mengambil kebijakan bedasarkan bukti
Alokasi Sumber daya secara maksimal pada suatu bidang kesehatan

4. Apa struktur dan komponen dari sistem informasi Kesehatan?


Komponen
1. Proses informasi
- Proses pengumpulan data
- Pengiriman data
- Olah data dan analisis
- Penyajian data
2. Menejemen sistem informasi
- Sumber daya sistem informasi Kesehatan (orang orang , teknologi yang digunakan
dan dana)
- Peran organisasi
5. Apa saja ruang lingkup dari sistem informasi Kesehatan?
- Regristrasi pasien (pendaftaran)
- Rawat jalan  Catatan diagnose
- Rawat inap Diagnose dan Tindakan pasien
- Pemeriksaan penunjang
- Penagihan dan pembayaran
- farmasi
6. Apa saja kriteria dari sistem informasi Kesehatan?
1. SIK dapat berperan sebagai sub sistem SKN (memberikan informasi yang relevan)
2. Sistemnya dapat mengintegrasikan semua pihak dan bagian
3. SIK  output ( harus dapat membatu dalam mengambil keputusan)
4. SIK harus dapaat dikembangkan agar fleksibel mengikuti perkembangan zaman
5. SIK digunakan ramah bagi petugas

Kriteria sistem informasi


Datanya akurat, tidak boleh terpotong potong
Tepat waktu  sesuai dengan waktu kejadian
Cukup  data data yang cukup
Sebanding dengan biaya
Relevan  harus sesuai dengan bidang yang kita tuju

7. Apa keuntungan dari sistem informasi Kesehatan?


- Hemat tempat
- Mempercepat pelayanan
- Mudah diakses
- Mempermudah komunikasi tenaga medis
- Mempermudah pengecekan data
- Mempermudah mengolah data menjadi sistem informasi

Lebih bisa mengendalikan masalah yang ada tentang Kesehatan serta untuk evaluasi
8. Apasaja hambatan dari sistem informasi Kesehatan?
Sistem belum optimal karena masih banyak bug yang ada dalam aplikasi
Sumber daya yang terbatas (manusia, dana, kemampuan daerah)

Data yang terkumpul banyak  Data yang terkadang tidak relevan  menghambat
proses pengambilan keputusan
9. Bagaimana cara mendapatkan data dari sistem informasi Kesehatan?
1. Data primer
Mencari informasi sendiri (survey dll)/ secara langsung
2. Data sekunder
Dari pihak ketiga
10. Apa isi dari PP No. 46 tahun 2014?
Pasal 1
Ayat 1
SIK adalah seperangkat tatanan yang meliputi data informasi, indicator, prosedur dan
teknologi serta SDM yang saling berkaitan yang dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan Tindakan yang berguna untuk pembangunan Kesehatan

Ayat 2
Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda yang secara
relative belum bermakna bagi pembangunan Kesehatan

Pasal 2
Berkaitan dengan tujuan dari SIK

Pasal 3
Berkaitan dengan data dan indicator SIK

Pasal 4
Berkaitan dengan data yang diambil (secara rutin dan non rutin)
11. Apa yang dimaksud perencaan dan pengendalian oprasional, perencanaan taktis dan
pengendalian menejemen serta perencanaan strategis?
STEP 4
STEP 7
1. Apa yang dimaksud dengan sistem informasi Kesehatan?

Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan
dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna
dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Sumber : PP RI NO. 46/2014 ttg SISTEM INFORMASI KESEHATAN

2. Apa prinsip prinsip dari sistem informasi Kesehatan?

 Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi


 Keamanan dan kerahasiaan data
 Standaraisasi
 Integrasi
Sumber : Dr.dr. R. Hapsara. H. R. DPH, 2014, Filsafat pemikiran dasar
pembangunan kesehatan, Yogyakarta ; UGM press
Terdapat beberapa prinsip Informasi Kesehatan dalam SKN diantaranya:
1. Informasi kesehatan mencakup seluruh data yang terkait dengan kesehatan yang berasal dari
sektor kesehatan ataupun dari berbagai sektor pembangunan lain.
2. Informasi kesehatan mendukung proses pengambilan keputusan di berbagai jenjang
administrasi kesehatan.
3. Informasi kesehatan disediakan sesuai dengan kebutuhan informasi untuk pengambilan
keputusan.
4. Informasi kesehatan yang disediakan harus akurat dan disajikan secara cepat dan tepat
waktu, dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
5. Pengelolaan informasi kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan data melalui cara-
cara rutin (yaitu pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara nonrutin (yaitu survei, dan lain-lain).
6. Akses terhadap informasi kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku di
bidang kesehatan dan kedokteran.
https://inspire.unsrat.ac.id/uploads/daring/berkas/2017-07-
17berkas1979112520090320016.pdf

3. Apa tujuan dan manfaat danri sistem informasi Kesehatan?

 Tujuan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah sebagai berikut


1) Menyediakan Informasi yang bermutu, yaitu informasi yang memenuhi kriteria:
valid, reliabel, timely dan relevan. Keempat hal ini adalah pilar informasi.
2) Mengurangi atau menghilangkan adanya redundancy data.
3) Meningkatkan keamanan data.
4) Menyediakan interface yang mudah.
5) Menyediakan Akses terhadap informasi bagi semua stakeholder.
6) Memelihara Integrasi data.
Untuk memudahkan anda menghapal, keenam tujuan tersebut diatas dapat singkat
menjadi "MEREKAM INTERAKSI".
Me = mutu
RE = Redundancy
KAM = Keamanan
INTER = Interface
AKS = Akses
I = Integrasi
Sistem Informasi Kesehatan oleh H. Sastrawan, SKM, MHA di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Qamarul Huda Bagu - Lombok Tengah – NTB.

Banyak sekali manfaat Sistem informasi Kesehatan yang diperoleh dapat membantu para
pengelola program kesehatan, pengambil kebijakan, serta pengambilan keputusan
pelaksanaan disemua jenjang administrasi antara lain:
1) Mendukung manajemen kesehatan.
2) mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
3) mengintervensi masalah kesehatan berdasarkan prioritas.
4) mengalokasikan sumber daya semaksimal mungkin.
5) membantu peningkatan efektifitas dan efisiensi.
6) pemberdayaan masyarakat.
7) pemngambilan keputusan dan pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti.
Raden Sanjoyo, Sistem Informasi Kesehatan, D3 Rekam Medis FMIPA, Universitas
Gadjah Mada.
4. Apa struktur dan komponen dari sistem informasi Kesehatan?

1) Penentu Kesehatan, yang meliputi faktor resiko, perilaku, keturunan, lingkungan,


sosial ekonomi dan demografi.
2) Input sistem kesehatan, yang meliputi kebijakan, pembiayaan, sumber daya, dan
organisasi.
3) Output sistem kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan kualitas.
4) Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan pelayanan.
5) Status kesehatan meliputi angka kematian, kesakitan atau ketidakmampuan, dan
kesejahteraan.
Ahyar Wahyudi, 2011. Analisa Sistem Informasi Kesehatan Online dan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS), Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas
Indonesia.

Komponen SIK ;
 Proses informasi  penghimpunan data, transfer data, penggarapan data, analisis
data, penyampaian informasi.
 Manajemen informasi  pihak-pihak terkait yang merupakan sumber daya SIK
(terdiri atas perancang, pengelola, penghimpun, perangkat keras, pernagkat lunak,
ahli stastistik, ahli epidemiologi, sumber biaya), ketentuan yang berlaku dalam
organisasi(pemakaian standar daignosa dan penatalaksanaannya, deskripsi
pekerjaan, langkah dalam tata kelola distribusi)
Sumber : Santy Irene Putri, 2019, Sistem Informasi Kesehatan, Sidoarjo ; Uwais
Inspirasi Indonesia.

5. Apa saja ruang lingkup dari sistem informasi Kesehatan?

Ruang lingkup dari SIK adalah


1)Registrasi pasien yaitu: mencatat data/status pasien dimana memudahkan
pengidentifikasian, pembutan statistic dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini
meliputi: pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan infomasi kamar
rawat inap
2)Rawat jalan/poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah,
anak, obstetric dan ginekologi, KB, syarat, jiwa, THT, mata, dan lain – lain sesuai
kebutuhan. Modul ini meliputi: pencatatan diagnose dan tindakan terhadap pasien agar
tersimpan didalam laporan rekam medis pasien.
3)Rawat inap, modul ini mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien , konsultasi
dokter, hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
4)Penunjang medis/laboratorium, modul ini mencatat informasi pemeriksaan seperti:
ECG, EEG, USG, CT Scan, dan lain – lain.
5)Penagihan dan pembayaran, modul ini meliputi: penagihan dan pembayaran untuk
rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik) baik
langsung maupun jaminan dari pihak ketiga, mencatat transaksi harian pasien, daftar
piutang, manajemen deposito, dan lain – lain.
6)Apotik/Farmasi, modul ini meliputi: pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat
– obatan.
Kemenkes RI. 2016. Sistem Informasi Puskesmas (SIP). Buletin Jendela Data dan
Infromasi Kesehatan, 1: 22-29

6. Apa saja kriteria dari sistem informasi Kesehatan?

KARAKTERISTIK DATA UNTUK INFORMASI YANG BERKUALITAS


Berikut adalah karakteristik data yang diperlukan untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas (Kroenke & Boyle, 2017):
1) Akurat
Informasi yang berkualitas berasal dari data yang benar, akurat, dan lengkap berdasarkan
hasil pengolahan data sesuai dengan yang diharapkan. Pengambilam keputusan dari
sebuah informasi yang tidak akurat tentunya akan memperoleh hasil yang tidak sesuai
dengan harapan.
2) Tepat waktu
Informasi yang berkualitas membutuhkan data yang tepat waktu. Tepat waktu merujuk
pada ketersediaan data pada waktu yang diperlukan untuk dapat digunakan dalam
kebutuhan tertentu DAN akan menjadi pertimbangan manajemen dalam membuat sebuah
keputusan bagi keberlangsungan sebuah perusahaan.
3)Relevan
Data harus dapat relevan baik dalam konteks maupun subyek. Relevansi data berdasarkan
konteks merujuk pada data yang sesuai dengan penggunaan dalam bidang tertentu.
4)Cukup
Informasi yang berkualitas juga didukung oleh data yang cukup. Cukup merujuk pada
data yang sesuai dengan keperluan dan tidak melebihi apa yang diperlukan dalam
memproses data untuk dijadikan informasi.
5)Sebanding dengan biaya
Data tidaklah gratis. Ada biaya dalam pemrosesan sebuah data meliputi pemeliharaan
sistem yang memproses data, membayar gaji karyawan yang mengolah data, dan
sebagainya.
Kroenke, D., & Boyle, R. J. (2017). Using MIS. Binus. Boston: Pearson.

7. Apa keuntungan dari sistem informasi Kesehatan?

World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem informasi menuai
beberapa keuntungan, antara lain:
 Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah
kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya.
 Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami serta
melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
 Manfaat adanya sistem informasi kesehatan dalam suatu fasilitas kesehatan
diantaranya:
 memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit 
memudahkan rumah sakit untuk mendaftar setiap pasien yang berobat di situ.
 semua kegiatan di rumah sakit terkontrol dengan baik / bekerja secara
tersturktur
Sistem Informasi Kesehatan & Management Data Kesehatan, HIMPUNAN
MAHASISWA BIDAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA.

8. Apasaja hambatan dari sistem informasi Kesehatan?

Pada perkembangannya Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia selalu menghadapi


hambatan-hambatan yang bersifat klasik, yang akhirnya menimbulkan masalah-masalah
klasik pula, yaitu berupa kurang akurat, kurang sesuai kebutuhan, dan kurang cepatnya
data dan informasi yang disajikan.
Berdasarkan penelitian Bambang dkk. (1991) terdapat beberapa masalah pada sistem
informasi kesehatan di Indonesia diantaranya:
1)Data yang harus dicatat dan dilaporkan di unit-unit operasional sangat banyak,
sehingga beban para petugas menjadi berat.
2)Proses pengolahan data menjadi lama, sehingga hasil pengolahan data menjadi lama,
menyebabkan hasilnya menjadi tidak tepat waktu ketika disajikan dan diumpanbalikkan.
3)Data yang dikumpulkan terlalu banyak dibanding kebutuhannya, maka banyak data
yang akhirnya tidak dimanfaatkan.
Fkm-unsrat, T.P. 2017. Mosul Kuliah Sistem Informasi Kesehatan. Konsep Dasar Dan
Penerapan Sistem Informasi Kesehatan, (0431)

9. Bagaimana cara mendapatkan data dari sistem informasi Kesehatan?

 Ditinjau dari cara mengumpulkannya:


Data primer adalah data yg dikumpulkan oleh organisasi pengguna data itu sendiri.
Pengumpulan data primer ini dapat dikerjakan mll pencatatan hasil kegiatan
program harian menggunakan formulir pencatatan pelaporan, atau alat ukur lainnya
mll survei khusus.
Data sekunder adalah data yg diperoleh dari hasil pencatatan pelaporan atau
dikumpulkan bukan oleh unit pemakai data itu sendiri. Sumber data sekunder di
Puskesmas berasal dari petugas statistik desa untuk data umum, Kantor Kecamatan
dan Kantor Kepala Desa/Dusun untuk data penduduk sasaran dan data sumber daya,
dan PLKB untuk data jumlah PUS.
(MANAJEMEN KESEHATAN, A.A GDE MUNINJAYA)

 Cara pengumpulan (sumber data):


a. Sensus atau pencacahan lengkap dari populasi.
b. Registrasi atau pendaftaran, yg dicatat per kejadian, terutama utk “peristiwa
daur hidup” ( vital events ) seperti kelahiran, kematian, pernikahan, perceraian,
dll, sedangkan yg menyangkut cakupan dan hasil kegiatan pelayanan kesehatan
akan dicatat dan dilaporkan dalam apa yg disebut “statistik pelayanan
kesehatan” (health service statistics), yg contohnya di lapangan, misalnya SP2TP
atau SP3 di Puskesmas dan SP2RS di Rumah Sakit.
c. Data informasi yg tdk tercakup dalam kedua kategori cara pengumpulan data tsb
di atas biasanya akan diperoleh dg cara yg dikategorikan sbg “studi khusus”
( spe¬cial study ) yg contohnya antara lain adalah studi kepusta¬kaan, studi
kasus, survei sampel, survei cepat (rapid survey), dll.
(PENGANTAR ADMINISTRASI KESEHATAN, BUDIORO B).

10. Apa isi dari PP No. 46 tahun 2014?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN


2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Bab I : Ketentuan Umum
Pasal 1
Definisi (Sistem Informasi Kesehatan, Data Kesehatan, Informasi Kesehatan, Indikator
Kesehatan, Sistem Elektronik Kesehatan, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat, Kementerian, Menteri.
Pasal 2
Tujuan pengaturan Sistem Informasi Kesehatan
Bab II : DATA, INFORMASI, DAN INDIKATOR KESEHATAN
Pasal 3
1) Dalam rangka mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan diperlukan
Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan yang dikelola dalam Sistem Informasi
Kesehatan.
2) Data, Informasi, dan Indikator Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus terinci dan terklasifikasi.
Pasal 4
1) Data Kesehatan terdiri atas:
a.data rutin; dan
b.data nonrutin.
2) Data rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dikumpulkan secara
teratur oleh penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi Pemerintah Daerah,
dan instansi Pemerintah melalui pencatatan dan pelaporan atau cara lain.
3) Data nonrutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikumpulkan sewaktu-
waktu sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh
Pemerintah.
4) Data nonrutin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:
a.data khusus: dan
b.data luar biasa.
5) Data khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a meliputi data faktor risiko,
lingkungan, dan lainnya yang mendukung program pembangunan kesehatan.
6) Data luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b meliputi data yang
dikumpulkan dalam kejadian luar biasa, wabah, bencana, dan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
BAB III : Informasi Kesehatan
Pasal 8
(1) Informasi Kesehatan terdiri atas:
1.informasi upaya kesehatan;
2.informasi penelitian dan pengembangan kesehatan;
3.informasi pembiayaan kesehatan;
4.informasi sumber daya manusia kesehatan;
5.informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
6.informasi manajemen dan regulasi kesehatan; dan
7.informasi pemberdayaan masyarakat.
(2) Informasi upaya kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
sedikit memuat informasi mengenai:
a.penyelenggaraan pencegahan, peningkatan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan; dan
b.Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(3) Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b paling sedikit memuat informasi mengenai:
a.hasil penelitian dan pengembangan kesehatan; dan
b.hak kekayaan intelektual bidang kesehatan.
(4) Informasi pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c paling
sedikit memuat informasi mengenai:
A.sumber dana;
B.pengalokasian dana; dan
C.pembelanjaan.
(5) Informasi sumber daya manusia kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d paling sedikit memuat informasi mengenai:
a)jenis, jumlah, kompetensi, kewenangan, dan pemerataan sumber daya manusia
kesehatan;
b)sumber daya untuk pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan;
dan
c)penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
(6) Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e paling sedikit memuat informasi mengenai:
A.jenis, bentuk, bahan, jumlah, dan khasiat sediaan farmasi;
B.jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan; dan
C.jenis dan kandungan makanan.
(7) Informasi manajemen dan regulasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f paling sedikit memuat informasi mengenai:
a) perencanaan kesehatan;
b) pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan, pemberdayaan masyarakat;
c) kebijakan kesehatan; dan
d) produk hukum.
(8) Informasi pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g
paling sedikit memuat informasi mengenai:
a.jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli kesehatan; dan
b.hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk penggerakan
masyarakat.
BAB IV : Indikator Kesehatan
Pasal 10
(1) Indikator Kesehatan terdiri atas:
a.Indikator Kesehatan nasional;
b.Indikator Kesehatan provinsi; dan
c.Indikator Kesehatan kabupaten/kota.
(2) Indikator Kesehatan nasional ditetapkan oleh Menteri dengan mengacu pada
Indikator Kesehatan global.
(3) Indikator Kesehatan provinsi ditetapkan oleh gubernur dengan mengacu pada
Indikator Kesehatan nasional.
(4) Indikator Kesehatan kabupaten/kota ditetapkan oleh bupati/walikota dengan mengacu
pada Indikator Kesehatan provinsi.
(5) Gubernur dan bupati/walikota dapat menambahkan Indikator Kesehatan tambahan
yang bersifat spesifik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah.
Sumber : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46
TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN

11. Apa yang dimaksud perencaan dan pengendalian oprasional, perencanaan taktis dan
pengendalian menejemen serta perencanaan strategis?
- Perencanaan : kegiatan persiapan yang dilakukan melalui perumusan dan penetapan
keputusan, yang berisi langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaansuau
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dan perencanaan merupakan suatu
proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan rencana harus
diimpelentasikan.
- Perencanaan strategis adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana suatu organisasi/perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana
sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan. Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga merupakan
suatu proses pemilihan tujuan-tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-
program strategi yang diperlukan untuk tujuan-tujuan tersebut. Rencana strategis adalah
pernyataan rencana spesifik mengenai bagaimana untuk mencapai ke arah masa depan yang
akan diambil oleh entitas. Sedangkan perencanaan strategis adalah proses memutuskan
program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan perkiraan jumlah sumber daya
yang akandialokasikan ke setiap program jangka panjang selama beberapa tahun ke depan. Hasil
dari proses perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakan strategic plan yang berisi
informasi tentang programprogram beberapa tahunyang akan datang. Manajer memerlukan
jenis perencanaan khusus yang disebut perencanaan strategis. Perencanaan strategis ini akan
digunakan untuk menentukan misi utama organisasi dan membagi-bagi sumber daya yang
diperlukan untuk mencapainya. Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan
Strategis : 1. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-
bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil. Hindun 127 2. Pemahaman terhadap
perencanaan strategic akan mempermudah pemahamanmbentuk-bentuk perencaaan lainnya.
3. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman bentuk-
bentuk perencaaan lainnya

Anda mungkin juga menyukai