Anda di halaman 1dari 22

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

Model Teologi Gereja di Abad XXI: Studi Arah Pengembangan menuju


Globalisasi
Harianto GP
Ketua Sekolah Tinggi Teologi Excelsius
hariantogp@sttexcelsius.ac.id

Abstract
The model (shape, style, paradigm or style) is the most important part of seeing a development, especially
the theological church. Theology here is not only interpreted as "knowledge (cognitive) about God" but also
changes in the affective and psychomotor of the church towards the knowledge of God. The Church is
responsible for laying the cognitive foundation of God and making changes within himself and having the
skills to worship and carry out His will. In this context the term "Church Theological Model" appears. The
author conducts research based on models of church theology which began from the time of the fathers of
the Church to the Church of the XX century. From there it can then be arranged in the direction of
development towards globalization which reaches in the direction of the models of Church theology in the
Indonesian Churches.

Keywords: Model; Theology; Church; Globalization; Indonesia

Abstrak
Model (bentuk, corak, paradigm atau gaya) merupakan bagian terpenting dalam melihat sebuah
perkembangan, khususnya gereja berteologi. Teologi di sini bukan saja diartikan sebagai “pengetahuan
(kognitif) tentang Tuhan” tetapi juga perubahan afektif dan psikomotoris gereja terhadap pengetahuan
akan Tuhan tersebut. Gereja bertanggungjawab untuk meletakan dasar kognitif akan Tuhan dan
melakukan perubahan di dalam diri serta mempunyai keterampilan menyembah dan melaksanakan
kehendak-Nya. Dalam konteks ini muncul istilah “Model Teologi Gereja”. Penulis melakukan penelitian
berdasarkan model-model teologi gereja yang dimulai sejak masa bapa-bapa Gereja hingga Gereja masa
abad XX. Dari situ kemudian bisa tersusun arah pengembangan menuju globalisasi yang mencapai pada
hasil arah model-model teologi Gereja di Gereja-gereja Indonesia.

Kata Kunci: Model; Teologi; Gereja; Globalisasi; Indonesia

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 17


PENDAHULUAN Bagaimanakah evalusi model-model
Model Teologi Gereja berkembang, teologi gereja bagi para hamba Tuhan?
yang bermuara dari tanah Israel hingga ke
METODE PENELITIAN
Eropa, Amerika dan seluruh dunia
Artikel ini ditulis mengacu pada
termasuk Indonesia. Asalnya teologi
hasil penelitian dengan menggunakan
tersebut (kekristenan itu) dimulai di kota
metode studi pustaka dan kualitatif
Yerusalem dan mulai menyebar ke wilayah
(wawancara). Penulis menggali berbagai
Timur Dekat, termasuk ke Siria, Asyur,
informasi tentang model-model teologi
Mesopotamia, Fenisi, Asia Minor,
gereja dan perkembangannya dari buku-
Yordania dan Mesir. Pada abad ke-4
buku. Selain itu, penulis juga mencoba
kekristenan telah dijadikan agama negara
melakukan penelitian awal dengan metode
oleh Dinasti Arsakid di Armenia pada tahun
kualitatif berdasarkan dari 42 partisipan
301, "Caucasian Iberia" (atau Republik
yang diwakili berbagai sinode gereja.
Georgia) pada tahun 319, Kekaisaran
Aksum di Etiopia pada tahun 325 dan
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
Kekaisaran Romawi pada tahun 380 M.
Masa Bapa-bapa Gereja hingga Tahun
Sekitar 15 tahun setelahnya kekristenan
1500
mulai memasuki Eropa Selatan dan
Masa Bapa-bapa Gereja sampai
berkembang di sana. Sementara itu juga
Tahun 500 M -- yang munculkan tokoh-
terjadi penyebaran di Afrika Utara, Asia
tokoh dari Platinisme, Tertulianus,
Selatan dan Eropa Timur. Abad
Pengakuan Imam Rasuli, Konsili
Pertengahan mengembang ke seluruh dunia
Konstantinopel (553), Maximus Sang
selama Masa Eksplorasi negara-negara
Syahid, Konsili Konstantinopel (680-681),
Eropa dari zaman Renaissance sampai
Pengakuan Iman Athanasius, Boethius,
menjadi agama terbesar di dunia. Sekarang
Gregorius Agung, Konsili Firenze (1438-
terdapat lebih dari 2 miliar orang Kristen,
1445) hingga Gambriel Biel memunculkan
yaitu sepertiga jumlah manusia di dunia.
beberapa model teologi gereja sebagai
Tujuan artikel ini menjawab
berikut:
beberapa pertanyaan sebagai berikut:
Bagaimanakah model-model Teologi Model Gereja Berteologi Berbasis Filsafat
gereja yang sudah didigunakan oleh gereja- Model Teologi Gereja Berbasis
gereja? Sejauhmanakah para hamba Tuhan Filsafat. Munculnya model ini dikarena
meresponi model-model teologi gereja? karya-karya yang dilahirkan oleh seorang

18 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

Origenes. Dari meja kerja sebagai seorang Yudaisme dan gereja, yaitu “persekutuan
ilmuwan Origenes mempengaruhi gereja- orang-orang yang mengaku Ketuhanan
gereja dalam memutuskan teologinya Yesus”, berpusat di Yerusalem. Mereka
berdasarkan pendidikan. Keilmuwaan berpaling dari kehidupan tradisi masuk
Origenes menjadi model teologi gereja. dalam persekutuan orang-orang Kristen.
Mereka memberitakan Yesus sebagai
Ajaran Model Teologi Origenes
Mesias atau Juruselamatnya orang Yahudi.
Origenes dipengaruhi oleh filsuf-
Sebenarnya model ini klasik di
filsuf Yunani seperti Plato. Dari sana ia
mana banyak orang-orang yang berdosa
mengajarkan ajaran-ajaran yang oleh gereja
bahkan murtad bertobat menjadi pengikut
dianggap salah. Ia mengajarkan bahwa: (1)
Kristus seperti: Saulus menjadi Paulus.
dari awal semua makhluk yang rasional
Tetapi dalam konteks ini, pertobatan orang
mulanya adalah berupa roh. (2) setelah
berdosa menjadi satu model yang
penebusan dosa melalui penyaliban Yesus
dilegalkan oleh gereja. Ajaran Model
di kayu salib maka baik orang yang telah
Berteologi Siprianus: (1) semakin besar
masuk neraka juga akan ditebus dosanya
dosa seseorang, maka ia semakin lama pula
dan kembali menjadi suci dan percaya
masa penyesalannya. Idenya mendapat
bahwa jika orang sudah berada di surga dan
sambutan dan menjadi disiplin Gereja
melakukan pelanggaran di sana akan
paling kuat pada waktu itu. Gereja menjadi
dikeluarkan dari surga. Gereja
sarana penebusan dosa. (2) Siprianus tidak
mempercayai orang yang masuk neraka
setuju dengan adanya orang-orang murtad
telah kehilangan kesempatan untuk
dikeluarkan dari gereja. Justru orang
bertobat, sehingga dosanya tidak terampuni
murtad yang bertobat -- misalnya kaum
lagi. Demikian juga orang yang sudah
homo dan lesbi yang bertobat – akan
masuk surga tidak dapat berbuat dosa lagi
menjadi saksi Kristus yang setia. Jadi gereja
sehingga kembali berdosa, sebab jika
wajib memasuki mereka sebagai
demikian maka neraka dan surga tidak
anggotanya. (3) Orang percaya sejati harus
ubahnya seperti dunia.
menjalani hukuman untuk menebus dosa,
untuk membuktikan imannya. Pada tahun
Model Teologi Gereja Berbasis Pertobatan
Orang Murtad 251, Siprianus mengadakan konsili di
Model Teologi Gerja Berbasis
Kartago. Di depan tokoh agama, ia
Pertobatan Orang Murtad. Petobat-petobat
membacakan karyanya, "Persatuan di
pertama kepada kekristenan adalah orang-
dalam gereja". Karyanya itu terkenal dan
orang Yahudi atau penganut-penganut
yang sangat berpengaruh dalam sejarah

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 19


gereja. Gereja, katanya, adalah lembaga Romawi Timur dan pemerintahan bangsa
ilahi, yaitu mempelai Kristus, dan hanya barbar di Barat.
ada satu mempelai. Hanya di dalam gereja John Yoder pernah menulis bahwa
manusia akan mendapatkan keselamatan, di Yesus adalah kekuasaan. Kekuasaan ini
luar itu yang ada hanyalah kegelapan dan adalah kunci menyelesaikan segala
kebingungan. Di luar gereja, sakramen dan revolusi yang munculkan dalam segala
para rohaniwan — bahkan Alkitab — tidak kehidupan social.1 Selanjutnya, Song
ada artinya. Seseorang, secara pribadi, tidak mengartikan salib sebagai titik penderitaan
dapat menjalankan kehidupan Kristen mesias, tetapi ia juga mempunyai istilah
melalui kontak langsung dengan Allah; ia “Politik Salib”. Bagi Song, dalam
membutuhkan gereja.Dengan diterimanya menjawab keadaan dunia yang semakin
ide ini, tentu saja, para Uskup mendapatkan keras dan menindas, ia tidak saja
kuasa lebih besar. (4) Ia mencetuskan ide menawarkan “mesias yang menderita”,
bahwa misa adalah pengorbanan tubuh dan “salib yang menderita”, tetapi juga
darah Kristus. Karena para imam memberi alternatif lain, adalah “Politik
menjalankan fungsinya dalam ibadah atas Salib”. Politik Salib adalah politik yang
nama Kristus, maka hal ini pun paling tepat bagi Yesus dan pengikut-
meningkatkan kuasa mereka. pengikut-Nya yang setia. Politik Salib ini
menggeser politik rakyat 2 atau dimulai
Model Teologi Gereja Berbasis Politik
dengan politik rakyat dan akhirnya harus
Gereja pada abad pertengahan
menuju ke politik Salib. Dalam nama Salib,
mempunyai model berteologi berbasis
orang-orang Kristen memberikan
politik. Masa ini dimulai sejak berakhirnya
kesaksian tentang Allah yang pengasih dan
kekuasaan Kaisar Romawi Barat hingga
penyayang kepada dunia yang penuh
diganti oleh Kaisar Charlemagne sebagai
kebencian dan konflik.Kekuatan yang
Kaisar Eropa Barat (tahun 476-800). Pada
diperlihatkan oleh politik salib adalah
masa ini gereja, terutama Kepausan,
kekuasaan yang efektif dari kesaksian
mengalami kemunduran moral. Para Paus
iman. Inilah kekuasaan yang menuntut
dipaksa untuk terlibat lebih dalam lagi
siapa saja yang memerintah dengan serakah
dalam politik, yang seringkali kotor dan
dan tidak adil. Inilah kekuasaan yang
harus mengimbangi keinginan Kekaisaran
memberikan tentang baru dan pengharapan

1 2
John H. Yoder, The Politics of Jesus Politik yang digerakkan oleh rakyat
(Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing dengan kekuatan yang bersumber pada rakyat.
Company, 1979), 135-136.

20 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

baru. Dan inilah kekuasaan yang Model Teologi Gereja Berbasis Ajaran
Trinitas
memeliharakan visi umat manusia agar
Berteologi berdasarkan Ajaran
tetap terarah kepada segala yang baik, yang
Trinitas: hanya ada satu Allah saja, yaitu
benar, yang indah. Salib, meminjam kata-
Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala
kata Rasul Paulus, adalah “kekuatan dan
sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan
hikmat Allah”. Ia adalah dasar etika politik
satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang
Kristen. Dan ia adalah inti kekuatan etika
oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan
Kristen. Salib telah dan akan selalu menjadi
yang karena Dia kita hidup” (1 Kor. 8:6).
3
pusat teologi politik.
Prinsip dasar Allah Trinitas sudah diajarkan
oleh para rasul dan para penerus mereka
Model Teologi Gereja Berbasis Pendidikan
yaitu para Bapa Gereja, sebelum abad ke-4.
Ajaran Model Gereja Berteologi
Berikut ini kutipannya: (1) St. Paus
Berbasis Pendidikan: menjadikan semua
Clement dari Roma (menjadi Paus tahun
manusia khusus rakyat jelatah
88-99): “Bukankah kita mempunyai satu
berpendidikan. Pendidikan membukakan
Tuhan, dan satu Kristus, dan satu Roh
masa depan seseorang untuk semakin
Kudus yang melimpahkan rahmat-Nya
berhasil. Pendidikan menuntun masyarakat
kepada kita?”4 (2) St. Ignatius dari
melek segalanya sehingga mereka bergerak
Antiokhia (35-107) membandingkan
pada tingkatan pemikiran yang lebih tinggi
jemaat dengan batu yang disusun untuk
dan lebih tinggi lagi. Ketika masyarakat
membangun bait Allah Bapa; yang diangkat
menjadi pintar maka mereka mulai dapat
ke atas oleh ‘katrol’ Yesus Kristus yaitu
melihat sebuah kebaikan atau keburukan.
Salib-Nya dan oleh ‘tali’ Roh Kudus. 5
Masa Reformasi dan Reaksi 1500-1800 “Ignatius, juga disebut Theoforus, kepada
Masa Reformasi dan Reaksi 1500- Gereja di Efesus di Asia… yang ditentukan
1800 – dari muncullahnya tokoh-tokoh sejak kekekalan untuk kemuliaan yang tak
seperti: Desiderius Erasmus, Tradisi berakhir dan tak berubah, yang disatukan
Lutheran, Tradisi Calvinis hingga Blaise dan dipilih melalui penderitaan sejati oleh
Pascal. Dari mereka inilah muncul model- Allah Bapa di dalam Yesus Kristus Tuhan
model teologi gereja sebagai berikut: kita.”6 (3) St. Agustinus (354-430), “…

3
Choan-Seng Song, Sebutkanlah Nama- Willis SJ, The Teachings of the Church Fathers
nama Kami (Jakarta: Gunung Mulia, 1989), 238. (San Francisco: Ignatius Press, 2002), 145.
4 5
St. Clement of Rome, Letter to the St. Ignatius of Antiokh, Letter to the
Corinthians, chap. 46, seperti dikutip oleh John Ephesians, Chap 9, 146.
6
St. Ignatius, Letter to the Ephesians, 110.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 21


Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus banyak peristiwa-peristiwa penting dari
adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa
satu dan sama esensinya, di dalam Barat terancam perang saudara.
kesamaan yang tidak dapat diceraikan, Ajaran Model Berteologi Luther:
sehingga mereka bukan tiga Tuhan, Ajaran khas Martin Luther yang seringkali
melainkan satu Tuhan: meskipun Allah juga diakui sebagai ciri khas ajaran
Bapa telah melahirkan (has begotten) Reformasi disimpulkan dalam tiga sola,
Putera, dan Putera lahir dari Allah Bapa, Ia yaitu “sola fide” (hanya iman), “sola gratia”
yang adalah Putera, bukanlah Bapa, dan (hanya anugerah) dan “sola scriptura”
Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putera, (hanya Kitab Suci)”. Berkaitan tiga “sola”
namun Roh Bapa dan Roh Putera; dan Ia di atas, Luther menyatakan bahwa
sama (co-equal) dengan Bapa dan Putera, keselamatan manusia hanya diperoleh
membentuk kesatuan Tritunggal.” karena imannya kepada karya anugerah
Allah yang dikerjakannya melalui Yesus
Model Teologi Gereja Berbasis
Kristus: “Sebab karena kasih karunia kamu
Keagamaan Murni
Model Gereja berteologi berbasis diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
keagamaan murni (Alkitab) terjadi pada usahamu, tetapi pemberian Allah,itu bukan
masa pergerakan Lutheran. Masa ini hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang
disebut masa “Reformasi Protestan”. Masa memegahkan diri” (Ef. 2: 8-9).
ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang Luther menentang praktek
membawa pembaruan dalam gereja Katolik penyalahgunaan “indulgensia”
Roma (tahun 1517- 1600). Tokoh-tokoh (penghapusan hukuman sementara akibat
Reformasi seperti: Martin Luther, Yohanes “dosa”) pada saat itu. Ia menyatakan bahwa
Calvin, dan John Knox pada akhirnya manusia diselamatkan bukan karena amal
mengakhiri dominasi para uskup dan atau perbuatannya yang baik, melainkan
biarawan dalam mempelajari Alkitab. semata-mata oleh karena anugerah Allah.
Reformasi Protestan menyebabkan Kontra- Hal ini didasarkan pada perkataan Paulus:
Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya
Barat, sementara penemuan benua Amerika kepada kita, oleh karena Kristus telah mati
menyebabkan kaum Protestan yang untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Rm.
dianiaya di Eropa, terutama Inggris, 5:8).
melarikan diri ke Amerika dan memulai
negara baru yang berlandaskan kekristenan.
Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih

22 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

Model Teologi Gereja Berbasis Misioner Gereja-gereja se-Dunia muncul model-


Pada tahun 1790-1900, gereja model teologi gereja sebagai berikut:
Protestan (Reformasi) memperlihatkan
Model Teologi Gereja Berbasis Teologi
minat yang luar biasa pada pekerjaan misi.
Reformed
Inilah “Asal Usu; untuk pengutusan Injil
Ajaran Model Teologi Gereja
Protestan”. William Carey, seorang yang
Reformed: Gereja Reformed memiliki
disebut sebagai “bapa misi protestan”. Ada
motto ecclesia reformata semper
empat gerakan yang merubah gereja
reformanda secundum verbum Dei atau
menjadi gereja amisioner adalah: Puritan,
"gereja yang telah tereformasi harus terus
Piestis, Moravian dan Wesleyan. Keempat
bereformasi sesuai dengan firman Tuhan".
gerakan ini mempengaruhi pembaharuan
Ada lima ajaran Calvin yang disebut
denominasi Protestan di seluruh Eropa dan
“TULIP adalah: (1) Total depravity
Amerika dan pembaharuan tersebut
(Kerusakan total). (2) Unconditional
berbuah: “Pengutusan Injil”.7
election (Pemilihan tanpa syarat). (3)
Ajaran Model Teologi Gereja
Limited atonement (Penebusan terbatas).
Berbasis Misioner: “Pergilah, jadikanlah
(4) Irresistible grace (Anugerah yang tidak
semua bangsa murid-Ku dan baptislah
dapat ditolak). (5) Perseverance of the
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
saints (Ketekunan orang-orang kudus).
Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan Model Teologi Gereja Berbasis Pentakosta
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai Ajaran Model Gereja Berteologi
kamu senantiasa sampai kepada akhir Berbasis Pantekosta: (1) Authority. Seperti
zaman" (Mat. 28: 19-20). halnya Protestan konservatif, kaum
Pentakosta dengan suara bulat
Pemikiran Kristen di Dunia Modern
Setelah Tahun 1800 mengenalkan diri mereka berdasarkan
biblika (alkitabiah). "Ini biblika yang tidak
Pemikiran Kristen di Dunia Modern
dikombinasikan dengan satu pemahaman
Setelah Tahun 1800 – yang memunculkan
historis dan kritis Alkitab.” Bahkan
tokoh-tokoh Kaum Liberal, Kelompok
Pentakosta studi dari bahasa-bahasa yang
Evangelikal, Teolog Evangelikal Gerakan
asli (Ibrani, Aram, Yunani) dari Alkitab
Pentakostal dan Karismatik, Ortodoksi
dalam satu usaha untuk munculkan makna
Baru, para Eksistensialis hingga Dewan

7
John Culver, Sejarah Penginjilan Sedunia
(Bandung: Institut Alkitab Tiranus, 1997), 49.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 23


teks Alkitab. Meskipun berdasarkan Baptisan di dalam Roh Kudus melengkapi
alkitabiah, mereka juga mengaku diri berbagai karunia dalam kehidupan orang
seorang Injili – berorientasi memenangkan percaya. Berbicara dengan bahasa lidah-
sebanyak mungkin jiwa-jiwa yang sesat. lidah, tentu saja, menduduki posisi yang
Pada waktu yang sama, dalam praktek, pertama bagi kehidupan beribadah orang-
banyak kaum Pentakosta mempunyai suatu orang Pantekosta. Meskipun untuk dapat
sangat subjektif dan konsep yang berbahasa lidah harus dibaptis dalam Roh.
experiential dari otoritas. "Tuhan Pada awalnya, tidak ada pembedaan dibuat
mengatakan kepada aku" adalah suatu ciri antara bahasa lidah sebagai suatu tanda dan
khas otoritas Allah kepada orang-orang bahasa lidah sebagai suatu karunia rohani.
Pentakosta dalam menjalankan tugas yang Kepercayaan baptisan Roh itu dibawa suatu
diberikan kepada Allah. Nubuatan adalah karunia dari kuasa. Tetapi beberapa tahun
suatu sangat dihormati untuk dijalankan terakhir, mereka sedang meminta dengan
dan hal tersebut merupakan dari tegas perlunya ada pembedaan antara
ketundukan akan otoritas Alkitab. (2) bahasa lidah sebagai awal dari baptisan
Doctrin of God. Kebanyakan kaum (Kis. 2:4) dan sebagai karunia rohani (1
Pentakosta berpaut pada doktrin kaum Kor. 12:30).
ortodox yang tradisional dari Tritunggal
Model Teologi Gereja Berbasis Karismatik
sebagai yang dinyatakan oleh para leluhur
Ajaran Model Teologi Gereja
(bapa-bapa) Gereja dalam sejarah. Kaum
Berbasis Karismatik: Gerakan Karismatik
Pentakosta percaya Tritunggal – Allah
memiliki banyak kemiripan dengan aliran
Bapa, Anak dan Roh Kudus. Ketiganya
Pentakosta, dan perkembangan aliran
adalah satu oknum, yang tidak dapat
Pentakosta tampaknya tidak akan pernah
dipisah-pisahkan. Dengan demikian
terlepaskan dalam topik perkembangan
baptisan dinyatakan dalam nama “Allah
Karismatik. Pengaruh aliran Pentakosta
Bapa, Anak (Yesus Kristus) dan Roh
terhadap gerakan Karismatik tidak dapat
Kudus”. Baptisan menjadi sah bila dalam
dipungkiri. Keduanya mengakui ”kuasa
nama Tritunggal (Mat 28:19). Karena itu,
Roh Kudus”. Kesembuhan Ilahi telah
banyak gembala terkemuka menanggalkan
diterima secara meluas di antara kedua
baptisan yang terdahulu dan mereka
Gerakan, dan keduanya dikenal dengan
dibaptis kembali dalam nama Yesus. (3)
gaya khotbah yang berai-api.
Spiritual gifts. Kaum Pentakosta percaya
Walau demikian, ada juga banyak
bahwa karunia dari 1 Korintus 12: 8-10
perbedaan yang memisahkan secara tajam
adalah kehidupan mereka sehari-hari.

24 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

Karismatik dari Pentakosta sebagai berikut: pengertiannya yang paling luas,


(1) Kebanyakan Karismatik menolak ekumenisme berarti inisiatif keagamaan
keutamaan glossolalia yang diberlakukan menuju keesaan di seluruh dunia. Tujuan
oleh Pentakosta. (2) Kebanyakan yang lebih terbatas dari ekumenisme adalah
Karismatik menolak beberapa ajaran peningkatan kerja sama dan saling
Pentakosta yang dianggap legalisme oleh pemahaman yang lebih baik antara
Karismatik. (3) Kebanyakan Karismatik kelompok-kelompok denominasi di dalam
seringkali tetap berada di denominasinya agama yang sama.
sendiri, tidak mendirikan gereja baru, Usaha-usaha oikumenis telah
contohnya Karismatik Katolik di Gereja dijajaki oleh gereja-gereja anggota PGI
Katolik Roma. (4) Perbedaan di antara untuk terwujudnya gereja Kristen yang esa
keduanya juga bisa dilihat dari gaya dan di Indonesia. Gerakan itu menjadi satu
tata ibadah (misalnya cara penyembahan, mode dalam suatu kegiatan di antara
cara berkhotbah, dan metode pelayanan beberapa gereja. Jiwa Oikumenis sering
altar). (5) Aliran Pentakosta lahir jauh lebih diungkapkan dengan mengadakan suatu
dahulu daripada Gerakan Karismatik. (6) perayaan hari besar Kristen, seperti: Paskah
Karena kemiripannya, pada masa kini dan Natal bersama dan sebagainya,
semakin lama semakin sulit untuk sehingga ada sebagian orang
membedakan Karismatik dan Pentakosta mengidentikkan kegiatan secara bersama-
sebagai gerakan yang terpisah. Tetapi sama itulah Oikumene. Segala usaha
karena tidak satu pun gerakan tersebut yang berupa pertemuan, konsultasi, rapat dan
monolitik, maka juga sulit untuk mengadakan proyek secara bersama-sama
menyatakan mereka sebagai gerakan yang itu sudah menyatakan kesadaran
sama. Oikumenis. Di sini jelas kesadaran
Oikumenis hanya dilihat secara lahiriah
Model Teologi Gereja Berbasis
Oikumenisme berupa kegiatan-kegiatan.8
Ekumenisme (oikoumenisme,
oikumenisme) berasal dari bahasa Yunani Gereja Masa Abad XX

oikos (rumah) dan menein (tinggal). Gereja masa abad 20 telah menuju

Oikoumene berarti "rumah yang ditinggali" pada pengembangan model yang lebih luas

atau "dunia yang didiami". Dalam dan terjadi pada kelompok-kelompok aliran

Joppy A. Saerang, “Oikumene dan


8

Pemahamannya menurut Alkitab”; Jurnal Pelita


Zaman Vo. 1 Th. 1 (1986).

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 25


yang besar seperti Protestan, Pantekostal awam, di mana dosen teologi dan orang
dan Karismatik. Model teologi gereja Kristen awam dapat berinteraksi secara
sebagai berikut: langsung selaku guru dan sahabat. (6)
Setiap minggu gembala sidang atau hamba
Model Teologi Gereja Berbasis
Tuhan harus berusaha untuk menulis
Pendidikan sebagai Proses Jemaat
Berteologi artikel-artikel yang bersifat penelitian dan
Model Teologi Gereja Berbasis
sistematis, atau mengundang orang Kristen
Pendidikan sebagai Proses Jemaat
yang pandai dalam kesusasteraan untuk
Berteologi berupa adalah: (1) “Kelompok
menulisnya. Kemudian dimuat dalam
Pemahaman Alkitab”9 atau SOM (Sekolah
buletin gereja.10 (7) Konteks Indonesia
Orientasi melayani). Proses pendidikan
menuntut bahan-bahan pengajaran iman
dibutuhkan untuk menyelidiki seluruh
yang relevan dengan konteks Indonesia.
doktrin Alkitab, kebenaran Alkitab yang
Bahan ajar itu disusun sendiri sebagai
tak pernah berubah itu, untuk mengevaluasi
wujud dari kemandirian (berteologi).
doktrin-doktrin yang telah menjadi tradisi
denominasi-denominasi gereja Barat, yang
Model Teologi Gereja Berbasis Tridarma
selama ini disebut sebagai kepercayaan Gereja
Model Teologi Gereja Berbasis
ortodoks, tetapi tidak sesuai dengan
“Tridarma Gereja”. Tridarma adalah:
kebenaran Alkitab. (2) Dosen seminari dan
Koinonia (Persekutuan), Marturia
pemimpin gereja perlu membentuk
(Kesaksian) dan Diakonia (Pelayanan).11
kelompok kecil untuk mempelajari rencana
Dalam perkembangan kemudian di dalam
pembangunan nasional. Berdasarkan
gereja-gereja Protestan Tridarma ini sangat
kebenaran Alkitab, dengan sikap positif
dipengaruhi oleh tekanan pada pemberitaan
meresponinya, serta mendorong orang
firman Allah sebagai satu-satunya hal yang
Kristen turut berperan serta di berbagai
penting dan mendasar. Batas-batas
sektor pembangunan nasional. (3) Dosen
Tridarma akhirnya menjadi kabur dan
seminari perlu menyelidiki baik buruknya
ditentukan oleh pemberitaan firman.
pemikiran, motivasi, langkah-langkah dan
Koinonia merupakan persekutuan di sekitar
penafsiran. (4) Perlu adanya kerja sama
firman Allah, marturia dipersempit menjadi
antara seminari dan gereja setempat untuk
kesaksian yang berkaitan dengan kebenaran
membentuk pendidikan teologi kaum

9
Peter Wongso, Hamba Tuhan dan jemaat 11
E.G.Singgih, “Hakikat Gereja yang
Kristus yang Melintasi Zaman (Malang: SAAT, Melayani” dalam Reformasi dan Transformasi
2002), 7-23. Pelayanan Gereja Menyongsong Abad ke-21
10
Ibid. (Yogyakarta: Kanisius, 1997), 25-28.

26 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

firman Allah dan diakonia menjadi merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
pelayanan firman Allah.12 atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Model Teologi Gereja Berbasis Hikmat
Jadi Teologi berbasis trend-trend berkaitan
Pengalaman
Model teologi gereja berbasis dengan budi dan akal manusia. Apalagi
hikmat pengalaman bermuara dari gereja sejak teknologi berkembang dengan pesat
Pantekosta dan Karismatik yang tidak maka trend-trend ibadah mulai semakin
begitu mengutamakan pendekatan biblika terlihat dengan jelas. Gereja menggunakan
dalam pelayananya khususnya berkhotbah fasilitas teknologi untuk pertumbuhan
atau pengajar. Hamba-hamba Tuhan yang kualitas dan kuantatif gereja tersebut.
berasal dari bukan pendidikan teologi Teknologi menjadi kekuatan gereja
mencoba melayani atau menggembalakan berteologi adalah keseluruhan sarana untuk
jemaat dengan pengalaman spiritualnya menyediakan barang-barang yang
(pertemuannya dengan Tuhan). Biasanya diperlukan bagi kelangsungan, dan
mereka pendidikan teologi hanya berasal kenyamanan hidup di antara hubungan
dari pendidikan kaum awam yang diadakan Allah dengan manusia dan sebaliknya.
di gereja.13 Gereja berdasarkan pengalaman Gerakan Model Teologi Gereja
menggambarkan dua kegiatan adalah: berbasis trend-trend melalui teknologi
gereja sebagai tempat untuk beribadah digunakan oleh semua aliran gereja baik
(berupa gedung atau bangunan) dan Gereja Protestan, Pantekosta maupun Karismatik.
sebagai suatu persekutuan umat (kumpulan
Model Teologi Gereja Berbasis “Blessed
umat beriman).
to be Blessing”
Model Teologi Gereja Berbasis
Model Teologi Gereja Berbasis Trend-
“Blessed to be Blessing” berakar dari
trend Budaya Masa Kini
Model Teologi Gereja Berbasis gerakan Pantekosta dan Karismatik.
trend-trend masa kini berkaitan dengan Fenomena ini berakar darai ajaran
perkembangan budaya. Semakin pesat dan kesembuhan ilahi, mujizat, hidup dalam
rumit budaya semakin berkembangan berkat Tuhan dan lainnya. Dalam
teologi tersebut. Budaya atau kebudayaan perjalanan berjemaat maka banyak gereja

12
E.G. Singgih, “Pelayanan Gereja yang dirinya dengan memberi embel-embel nama
Kontekstual di Indonesia pada permulaan Milenium belakangnya dengan gelar teologi yang didapat dari
III”; Gema, Edisi 57 (2001). kulia instan misalnya: kuliah 2 bulan mendapat gelar
13
Ditemukan di lapangan bahwa banyak S.Th. (sarjana teologi), M.Th. (Magister Teologi) 2
hamba Tuhan yang menggunakan pelayananya bulan bahkan doktoral diselesaikan tidak lebih dari
berdasarkan pengalamannya mencoba melengkapi 3-6 bulan.

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 27


Pantekosta-Karismatik yang Mawar Sharon mengatakan sebagai
mengutamakan mengajaran berkat. berikut: (1) Sukses itu gagal di mata Allah,
Berkat menjadi spiritual bagi jika kita mendewakan kekayaan kita. (2)
kehidupan manusia. Berkat menjadi Sukses itu gagal di mata Allah, jika
pemahaman yang sakral dalam agama. diperoleh dengan cara yang tidak berkenan
Berkat menempatkan diri dalam hubungan kepada allah. (3) Sukses itu gagal, jika
antara Allah dengan manusia ciptaan-Nya. sukses yang kita raih membuat kita
Berkat menjadi fenomena dalam gereja melupakan Tuhan. (4) Sukses itu gagal, jika
dikembangkan oleh gerakan Pantekosta dan tujuan hanya untuk memuaskan keinginan
Karismatik. Ada yang menyebut fenomena daging. (5) Sukses itu gagal, jika hanya
berkat dalam gereja adalah “Teologi untuk menyimpan di dunia dan tidak
Sukses” (Teologi Kemakmuran).14 menyimpan di sorga.16
Misalnya di Indonesia khususnya di
Arah Pengembangan menuju Globalisasi
Gereja Bethany Indonesia menjadi satu
fenomena bagi perkembangan berkat Pemahaman Hamba Tuhan tentang Model-
model Teologi Gereja
tersebut. Pendiri Gereja Bethany Indonesia,
Pendeta Abraham Alex Tanuseputra Tabel 1 Pemahaman Model-model Teologi
Gereja
mengatakan bahwa berkat adalah pekerjaan Model- Pemahaman Indikator Persentase
Allah yang dilakukan-Nya untuk tubuh model
Teologi
Kristus (gereja) di kayu salib. Segala Bergereja
Berbasis 1. Gereja yang 24 = 57,14%
sesuatu yang dikerjakan Allah di dalam Filsafat mendasarkan
teologinya pada
Yesus di atas kayu salib, adalah milik pemikiran para
filosof-filosof.
gereja yang adalah tubuh-Nya. Itulah berkat 2. Gereja yang 9 = 21,42%
Tuhan yang diberikan kepada orang berdasarkan
logika (akal)
percaya. Di dalam Yesus ada berkat itu 3. Tidak baik, 3 = 7,14%
karena teologi
sendiri.15 filsafat berisi
tentang
Sukses materi tetapi masuk sorga. pemahamanan
manusia yang
Jacob Nahuway, Gembala Sidang Gereja mempercayai
fakta nyata sesuai

14
Herlianto, Teologi Sukses: Antara Allah seorang Kristen yang mau diberkati Tuhan
dan Mamon (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006) seharusnya hidup miskin, menderita dan prihatin.
15
233. Ia mengatakan bahwa pada satu kutub, Abraham Alex Tanuseputra,
khususnya yang berkembang di kalangan Teologi Kesembuhan Illahi dan Berkat (Surabaya: House of
Sukses berpendapat, bahwa hidup yang diberkati Blessing, 2005), 42-43.
16
Tuhan adalah hidup yang kaya, berkelimpahan, dan Jacob Nahuway, Tuhan Ciptakan Kita
tidak kurang suatu apa, sedangkan pada kutub untuk Sukses (Jakarta: Gereja Bethel Indonesia
lainnya ada pandangan yang beranggapan bahwa Jemaat Mawar Sharon Jakarta, 2014), 423-425.

28 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

pada pola piker orang-orang


atau logika Murtad 9 =21,42%
mereka saja, atau 7. Tidak paham
lebih tepatnya
bahwa teologi Berbasis 1. Gereja yang 9 =21,42%
filsafat ini adalah Politik karena kondisi
telogi yang tidak sehingga mereka
beralkitabiah. melibatkan
4. Gereja berbasis dalam politik.
filsafat adalah 3 =7,14% 2. Gereja yang 6 =14,28%
bidat. Golongan berpolitik tidak
ini memandang: baik, karena
penyaliban Yesus ketika ia
adalah pura-pura berpolitik gereja
5. Tidak paham iyu mengalami
3 = 7,14% masalah di mana
kondisi jemaat
Berbasis 1. Gereja yang 6 =14,28% tidak damai
Pertobatan mendasarkan sejahtera.
Orang teologi focus 3. Gereja 3 =7,14%
Murtad kepada melibatkan
pencaharian dan pemerintahan.
pertobatan orang. 4. Gereja 3=7,14%
2. Baik, asalkan 3 =7,14% membentuk
orang murtad partai Kristen
yang bertobat itu 5. Gereja yang 12 =28,57%
benar-benar memberikan
dipantau peluang bagi
pertumbuhannya, orang percaya
dan setalah orang untuk hidup
yang bertobat itu berpolitik secara
telah memiliki alkitabiah di
kedewasaan tengah
rohani, maka masyarakat
orang tersebut 6. Tidak paham 9 = 21,42%
harus diberikan Berbasis 1. Gereja yang 21 = 50%
pelayanan Pendidikan menekankan
sebagai tanggung pendidikan untuk
jawab kepada membangun
Tuhan. teologinya.
3. Gereja yang suka 3 =7,14% 2. Gereja 6 =14,28%
mengeksplotir memperdalami
pentobatan orang pengetahuan
murtad dalam kebenaran
pelayannya Firman
4. Gereja yang 12 = 28,57# 3. Sangat baik 3 =7,14%
mengajarkan untuk
pemulihan hati pertumbuhan
(hidup lama kerohanian
berubah menjadi jemaat dalam
hidup baru) pengenalan akan
5. Gereja yang 3=7,14% Tuhan, tetapi
mendasarkan pendidikan itu
teologi bagi wajib berasaal
orang yang dari Alkitab.
bertobat 4. Gereja yang 3= 7,14%
6. Gereja sebagai 6 = 14,28% menonjolkan
sarana pengetahuan
pembinaan 5. Gereja yang 3= 7,14%
menonjokan

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 29


perkembangan berdasarkan pada
intelektual amanat agung.
6. Tidak paham 6 = 14,28% 2. Gereja sudah 3=7,14%
Berbasis 1. Gereja yang 15 = 35,71% baik hanya saja
Ajaran menekankan dalam bermisi
Trinitas ketrinitasan wajib
(satu Allah Allah sebagai mempunyai visi
saja: Bapa pusat teologi. yang jelas adalah
yang dari 2. Teologi yang 3 = 7,14% guna
pada-Nya benar, karena pertumbuhan
berasal Allah hanya satu gereja.
segala yang memiliki 3. Gereja yang 12=28,57%
sesuatu dan tiga fungsi. berbasis pada
yang untuk 3. Gereja yang 6 = 14,28% pengutusan dan
Dia kita mengajarkan penginjilan.
hidup, dan Bapa, Anak dan 4. Gereja yang 3=7,14%
satu Tyhan Ro Kudus adalah membawa berita
saja, yaitu satu pribadi keselamatan
Yesus tunggal yaitu 5. Gereja yang 6 =14,28%
Kristus) Tuhan Yesus menjakau dan
Kristus memenangkan
4. Tidak paham 18 = 42,85% jiwa
Berbasis 1. Gereja yang 3=7,14% 6. Gereja yang 6=14,28%
Keagamaan membangun memiliki jiwa
Murni teologi murni misi
yang Berbasis 1. Gereja yang 9 =21,42%
membedakan Teologi membangun
atau memisahkan Reformed teologinya
dengan Negara. kembali kepada
2. Kurang baik 3=7,14% kebenaran
karena pada Alkitab.
dasarnya semua 2. Teologi dapat 3 =7,14%
agama membantu para
mengajarkan jemaat memiliki
tentang iman yang teguh
kebaikaan moral di dalam Tuhan.
manusia. 3. Gereja yang 3=7,14%
3. Gereja 9=21,42% bercorak injili
berdasarkan pada 4. Gereja yang 3=7,14%
nilai keagamaan menekankan
secara utuh tanpa pada teologi
percampuran Calvin
budaya, adat 5. Gereja yang 3=7,14%
istiadat atau mengajarkan
apapun dari luar. keselamatan
4. Gereja yang 3 =7,14% karena anugerah
mengutamakan 6. Gereja yang 15 =35,71%
ibadah dan mengajarkan
penyembahan sekali selamat
5. Gereja yang tetap selamat
sangat fanatic 6 =14,28% 7. Tidak paham 6 =14,28%
dengan ajaran- Berbasis 1. Gereja yang 15 = 35,71%
ajaran tradisi Pentakost-a membangun
gereja teologinya
6. Tidak paham berdasarkan pada
18 = 42,85% gerakan Roh
Berbasis 1. Gereja yang 12 =28,57% Kudus dalam
Misioner membangun pertumbuhan
teologinya gereja.

30 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

2. Gereja yang 15 =35,71% gereja-gereja


mengaju kepada lain.
kepenuhan Roh 4. Gereja yang 15 =35,71%
Kudus mengacu pada
3. Gereja yang 3= 7,14% persatuan gereja.
menekankan 5. Tidak paham 6 =14,28%
pengalaman Berbasis 1. Gereja yang 18 =42,85%
rohani pribadi Pendidik-an memberdayakan
4. Gereja yang sebagai jemaat untuk
mengutamakan 3= 7,14% Proses belajar Alkitab
penyembuhan jemaat dalam berteologi.
terhadap kasus- Berteologi 2. Gereja 12 = 28,57%
kasus okultisme berdasarkan
5. Gereja yang pendidikan untuk
mengajarkan 3= 7,14% bertumbuh.
karya Roh Kudus 3. Tidak paham 12 =28,57%
yang dapat Berbasis 1. Gereja yang 21 =50%
melakukan apa Tridarma berteologi
saja dalam diri Gereja mendasarkan
seseorang (Koinonia = tridarma perlu
6. Tidak paham bersekutu, keseimbangan
3= 7,14% marturia = ketiganya.
Bebasis 1. Gereja yang 15 =35,71% bersaksi dan 2. Gereja yang lebih 6 =14,28%
Karismati-k membangun diakonia = membangun
teologinya pada pelayanan) semangat gereja
gerakan jaman untuk bersekutu
baru (Roh Kudus, dalam Tuhan.
puji-pujian dan 3. Tidak paham 15 =35,71%
penyembahan). Berbasis 1. Pengalaman 9 =21,42%
2. Baik, dengan 3 =7,14% Pengalam- pribadinya
bahasa lidah an (Hikmat sebagai pusat
jemaat dapat Pengalaman berteologi
berhubungan ) sehingga
khusus dengan pusatnya pada
Tuhan. pengalaman dan
3. Gereja berbasis 12 =28,57% selanjutnya tiap-
kepada karunia tiap orang bisa
Roh berbeda dalam
4. Gereja yang 6 =14,28% berteologi.
berbasis karya 2. Kurang baik, 6 =14,28%
Roh Kudus karena hamper
melalui nubuat menyerupai
dan mujizat teologi filsafat di
5. Tidak paham. 6 =14,28% mana seseorang
Berbasis 1. Gereja yang 9 =21,42% hanya
Oikumenis mendasarkan mempercayai
me pada teologinya Tuhan dengan
pada kenyataan yang
kebersamaan dari penah mereka
gereja-gereja dan alami saja.
universalisme. 3. Pengalaman 3 =7,14%
2. Baik karena 3=7,14% tidak sama
teologi ini dengan Firman
berusaha Allah. Percaya
menyatukan pengalaman
orang-otang berarti tidak
Kristen berbagai percaya Firman
denominasi. Allah.
3. Gereja yang 9 =21,42% 4. Pengalaman 12 =28,57%
bersekutu dengan pribadi gembala

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 31


menjadi teologi 6. Gereja yang 3=7,14%
gereja menggunakan
5. Gereja yang 6 =14,28% media Teknologi
menggutamakan 7. Gereja yang 6 =14,28%
pengalaman menggutakan
sebagai dasar budaya modern
imannya sebagai dasar
6. Tidak paham 6 =14,28% pengajarannya
Berbasis 1. Doktrin menjadi 6 =14,28% 8. Tidak paham 3=7,14%
Doktrinal focus dalam Berbasis 1. Gereja 21 =50%
(Kristus berteologi di “Blessed” menekankan
centre, mana gereja (diberkati) berkat dan
melepask-an memegang kuat dan menjadi berkat.
Kristus dan doktrinnya. “Blessing” 2. Baik, tetapi 3=7,14%
menjadi 2. Kurang baik, 3 =7,14% (member- sebagai orang
motivator) karena manusia kati) mengganggap
lebih berperan menjadi berkat
dalam gereja di harus diberkati
mana ia tidak dulu.
menjadikan 3. Gereja menekan 3=7,14%
Tuhan sebagai berkat guna
pusat . menyenang-kan
3. Gereja yang 18 =42,85% hati jemaatnya.
menjadikan Jika ada berkat
Kristus sebagai pasti untuk
motivator dalam memberkati
kehidupan 4. Gereja yang 6 = 14,28%
jemaatnya mengevaluasi
4. Tidak paham 15 =35,71% dirinya terhadap
Berbasis 1. Gereja 3=7,14% keberhasilan
Trend-trend menggunakan seseorang
Budaya trend-trend 5. Tidak paham 9 =21,42%
Masa Kini supaya manarik,
(artis, dan hal ini Dari tabel di atas dapat disimpulkan
menggun- mempengaruhi
akan media teologinya. bahwa tingkat pemahaman hamba Tuhan
televisi, 2. Teologi ini 3=7,14%
media menguatama terhadap model-model teologi gereja
social, entertainment di
poster mana kekuatan sebagai berikut: Pertama, model-model
(baligo), sukuler sangat
iklan dan dominan teologi yang dipahami hamba Tuhan adalah
lainnya) dibandingkan model-model teologi berbasis filsafat
dengan kekuatan
Alkitab. (57,14%), berbasis Pendidikan (50%),
3. Gereja yang 3=7,14%
menderapan berbasis “bless to be s blessing” (50%),
trend-tren masa
kini untuk berbasis Ajaran Trinitas (42,85%) dan
menarik
perhatian jemaat berasis Doktrin (42,85)%. Kedua,
agar datang pendalaman pemahaman model-model
beribadah
(persuasive) teologi hamba Tuhan sebagai berikut:
4. Gereja yang 6 =14,28%
berbasis Model-model Teologi Berbasis Filsafat
penghibur
5. Gereja yang 15 =35,71% adalah Gereja yang mendasarkan
komersil (ada
unsure ekonomi) teologinya pada pemikiran para filosof-

32 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

filosof 57,14%, berbasis pertobatan orang Berteologi adalah Gereja yang


murtad adalah gereja yang Gereja yang memberdayakan jemaat untuk belajar
mengajarkan pemulihan hati (hidup lama Alkitab dalam berteologi 42,85%, berbasis
berubah menjadi hidup baru) 28,57%, Tridarma Gereja adalah tdaik paham
berbasis politik adalah Gereja yang 35,71%, berbasis Hikmat Pengalaman
memberikan peluang bagi orang percaya adalah Pengalaman pribadi gembala
untuk hidup berpolitik secara alkitabiah di menjadi teologi gereja 28,57%, berbasis
tengah masyarakat 28,5%, berbasis Doktrinal adalah Gereja yang menjadikan
Pendidik adalah Gereja yang menekankan Kristus sebagai motivator dalam kehidupan
pendidikan untuk membangun teologinya. jemaatnya 42,85%, berbasis Trend-trend
50%, berbasis Ajaran Trinitas adalah tidak Budaya Masa Kini adalah Gereja yang
paham 42,85%, berbasis keagamaan murni komersil (ada unsur ekonomi) 35,71%, dan
adalah gereja berdasarkan pada nilai berbasis “Blessed” (diberkati) dan
keagamaan secara utuh tanpa percampuran “Blessing” (memberkati) adalah Gereja
budaya, adat istiadat atau apapun dari luar menekankan berkat dan menjadi berkat
21,42%, . berbasis missioner adalah : (1) 50%.
Gereja yang membangun teologinya
Model Teologi yang Digunakan Hamba
berdasarkan pada amanat agung. 28,5% dan
Tuhan dalam Pelayanannya
(2) Gereja yang berbasis pada pengutusan
Tabel 2 Model Teologi yang Digunakan
dan penginjilan. 28,5, berbasis teologi
Hamba Tuhan dalam Pelayanannya
Reformed adalah Gereja yang mengajarkan Jawaban Persentase
1. Gereja yang 9 = 15,78%
sekali selamat tetap selamat 35,71%, berbasis
Apakah missioner dan
berbasis Pentakosta adalah: (1) Gereja yang Model mendasarkan
Teologi pada misi
membangun teologinya berdasarkan pada yang saya Alkitab
gerakan Roh Kudus dalam pertumbuhan gunakan 2. Gereja yang 9 =15,78%
dalam berbasis
gereja 35,71% dan (2) Gereja yang Pelayanan pendidikan
saya? dan
mengaju kepada kepenuhan Roh Kudus mendasarkan
teologi
35,71%, berbasis Karismatik adalah Gereja berdasarkan
pendidikan
yang membangun teologinya pada gerakan
Alkitab
jaman baru (Roh Kudus, puji-pujian dan 3. Gereja 9 =15,78%
campuran:
penyembahan) 35,71%, berbasis berbasis
Tridarma dan
Oikumenisme adalah Gereja yang mengacu Trinitas
4. Gereja 6 = 10,5%
pada persatuan gereja 35,71%, berbasis berbasis
Pendidikan sebagai proses jemaat

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 33


Tridarma Manfaat bagi Dirinya Sendiri terhadap
Gereja Model Teologi yang Digunakan Hamba
5. Gereja 3 =5,26%
Tuhan dalam Pelayanannya
berbasis
Pentakosta
6. Gereja 3 =5,26% Tabel 3 Manfaat bagi Dirinya Sendiri
Karismatik terhadap Model Teologi yang Digunakan
7. Gereja 3 =5,26% Hamba Tuhan
campuran: Jawabannya Persentasi
berbasis 1. Bermanfaat 9=15%
Pendidikan, untuk
Missioner Sejauhmanak pertumbuhan
dan ah manfaat iman karena
Reformasi Model dengan
8. Gereja yang 3 =5,26% Teologi mendasarkan
berbasis Gereja yang pada hal-hal
Reformasi saya layani yang benar,
dan bagi ada kondisi
mendasarkan pertumbuhan yang
teologi pada imannya signifikkan
Alkitab sendiri? jemaat
9. Gereja 3=5,26% bertumbuh
berbasis kearah Kristus
Oikumenism 2. Saya semakin 6 = 10%
e mengerti akan
10. Gereja 3 =5,26% Firman
campuran: Tuhan.
berbasis 3. Saya 3 = 5%
“bless dan membantu
blessing” memiliki sifat
dengan yang tegas
berbasis dalam
Karismatik memutuskan
11. Tidak paham 6 =10,5% suatu
keputusan
tanpa iming-
Dari tabel di atas dapat ditemukan iming dari
orang lain.
bahwa model-model teologi gereja yang 4. Saya mampu 3 =5%
digunakan oleh gereja-gereja di Indonesia mengatasi
beberapa
sebagai berikut: (1) Gereja yang berbasis masalah yang
besar dalam
missioner dan mendasarkan pada misi persekutuan
gereja
Alkitab (15,78%), Gereja yang berbasis 5. Saya dapat 3 = 5%
belajar
pendidikan dan mendasarkan teologi menyiapkan
berdasarkan pendidikan Alkitab (15,78) diri untuk
menlayani
dan Gereja campuran: berbasis Tridarma jemaat.
6. Membantu 3 =5%
dan Trinitas (15,78%) (2) Gereja berbasis saya memiliki
sifat hormat
Tridarma Gereja (10,5%). terhadap
beberapa
gereja lain
yang

34 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

bergabung di Pengimplikasian Model Teologi yang


dalamnya Digunakan Hamba Tuhan kepada Jemaat
7. Saya dapat 3 =5%
Gereja
memberikan
pengajaran
yang benar Tabel 4 Pengimplikasian Model Teologi
kepada jemaat yang Digunakan Hamba Tuhan kepada
8. Saya terbuka 3 =5% Jemaat Gereja
bahwa gereja Jawabannya Persentasi
ibarat bengkel 1. Saya dapat 9 = 15,78%
untuk mau pengajaran
terbuka Sejauhmanakah Alkitab
membekali, Saya dapat secara rutin.
memberkati, mengimplikasik 2. Saya dapat 6 =10,5%
terbuka dan an Model melakukan
melengkapi Teologi gereja pemuridan
9. Saya dapat 3 = 5% saya kepada dengan baik
menolong jemaat Gereja 3. Saya dapat 6 =10,5%
orang untuk agar iman membina
bertumbuh semakin iman jemaat
imanya bertumbuh? 4. Saya 6 =10,5%
10. Saya dapat 3 =5% memahami
bersaksi dan dapat
tentang mempraktek
Kristus an Firman
11. Saya setia 3 =5% Tuhan
mengikuti dengan baik
Tuhan 5. Saya dapat 6 =10,5%
12. Saya 3 =5% menumbuhk
diberkati oleh an iman
Tuhan jemaat
13. Tidak paham 15=25% melalui
teologi yang
dibangun
Dari tabel di atas dapat disimpulkan 6. Saya 6 =10,5%
menjadi
bahwa adanya model-model teologi gereja
teladan bagi
dapat mempertumbuhkan iman hamba jemaat
7. Saya dapat 3=5,26%
Tuhan dalam bentuk sebagai berikut: (1) mengimplik
asijan model
Bermanfaat untuk pertumbuhan iman teologi
hanya
karena dengan mendasarkan pada hal-hal sebatas
yang benar, ada kondisi yang signifikkan kegiatan
dalam gereja
jemaat bertumbuh kea rah Kristus (15%) 8. Saya 3 =5,26%
menjadi
dan (2) Saya semakin mengerti akan saluran
berkat bagi
Firman Tuhan (10%). jemaat
9. Tidak 12 = 21%
paham

Tabel di atas dapat didimpulkan


bahwa dengan adanya model teologi gereja,
maka hamba Tuhan dapat menumbuhkan

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 35


iman jemaat dalam bentuk: (1) Saya dapat berteologi, berbasis tridarma gereja,
pengajaran Alkitab secara rutin (15,78%), berbasis hikmat pengalaman, berbasis
(2) Saya dapat melakukan pemuridan trend-trend budaya masa kini hingga
dengan baik (10,5%), Saya dapat membina berbasis “Bless to be a Blessing”. (2)
iman jemaat (10,5%), Saya memahami dan Model-model teologi gereja berbasis
dapat mempraktekan Firman Tuhan dengan Protestan, Pantekosta dan Karismatik tetap
baik (10,5%), Saya dapat menumbuhkan menjadi gambaran dasar model-model
iman jemaat melalui teologi yang dibangun teologi gereja. Tetapi, dalam
(10,5%) dan Saya menjadi teladan bagi perkembangannya terjadi pergeseran di
jemaat (10,5%). mana model-model tersebut dilengkapi
dengan model teologi gereja berbasis:
Arah Model-model Teologi Gereja di
Misioner, Pendidikan, Tridarma Gereja dan
Gereja-Gereja Indonesia
Ajaran Trinitas. Tetapi, bagi konteks
Dari perkembangan model-model
Indonesia, perkembangan model-model
teologi gereja di atas dapat dilihat arah
teologi gereja bergerak ke arah berbasis
perkembangan model-model teologi dari
adalah: Missioner, Pendidikan, Tridarma
berbasis Filsafat hingga berbasis “Blessed
Gereja, Ajaran Trinitas bahkan campuran
to be a Blessing” sebagai berikut:
antara basis Tridarma Gereja dan Ajaran

Arah Model-model Teologi Gereja Trinitas, Oikumenisme dan “Bless to be a


Berkembang Blessing”. (3) Sementara hamba Tuhan
Arah perkembangan model-model
menolak mengikuti model teologi gereja
teologi gereja yang semula berbasis model
seperti: berbasis filsafat, berbasis
teologi filsafat berkembang hingga
pertobatan orang murtad, berbasis politik,
memasuki abad 21 kini ditemukan beberapa
berbasis hikmat pengalaman dan berbasis
model teologi gereja sebagai berikut: (1)
trend-trend budaya masa kini meskipun
perkembangan model teologi gereja dari
model-model teologi tersebut sudah
berbasis filsafat, berbasis pertobatan orang
dipraktekkan dalam gerejanya.
murtad, berbasis ajaran Trinitas, berbasis
politik, berbasis pendidikan, berbasis Keterbatasan Hamba Tuhan untuk
keagamaan murni, berbasis misioner, Berteologi
Arah perkembangan model teologi
berbasis Teologi Protestan (Reformed),
gereja membuat hamba Tuhan sebagai
berbasis Pantekosta, berbasis Karismatik,
berikut: (1) hamba Tuhan mempunyai
berbasis Oikumenisme, berbasis
pemahaman yang “sedang” (antara 42-
pendidikan sebagai proses jemaat
50% terhadap model-model teologi

36 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)


Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan

berbasis filsafat (57,14%), berbasis gampang bagi sebuah gereja karena gereja
Pendidikan (50%), berbasis “bless to be s sudah dibentengi oleh nilai-nilai Kristus
blessing” (50%), berbasis Ajaran Trinitas yang diwujudkan dalam Alkitab. Nilai-nilai
(42,85%) dan berasis Doktrin (42,85)%) Alkitab yang akhirnya menjadi doktrin
sedangkan pemahaman yang lain adalah dalam kualitas dan kuantitas pertumbuhan
“kurang” (di bawah 42%) terhadap gereja. Sementara perkembangan
berbagai model teologi gereja. (2) Hamba globalisasi semakin dekat di hati, jelas dan
Tuhan mempunyai sikap “malu-malu dan dapat dimasuki setiap saat bila seseorang
tidak tegas” dengan model teologi gereja ingin masuk sehingga kekuatan globalisasi
yang dianut gerejanya. Mereka menolak seolah-olah menekan model teologi sebuah
bila dikatakan mereka menganut model gereja. Gereja bersikap: apakah menolak
teologi yang berbasis filsafat, berbasis globalisasi, masuk hanyut dalam proses
politik atau berbasis trend-trend budaya globaliasi atau kompromi dengannya. Di
masa kini bahkan mereka “menolak sinilah model teologi gereja dapat
dengan ragu-ragu” kalau model teologi ditentukan: tetap bertahan, menolak atau
gerejanya adalah “bless to be a blessing”. beradaptasi.
(3) hamba Tuhan menyadari pentingnya
DAFTAR PUSTAKA
model-model teologi yang berjalan di
Culver, John. Sejarah Penginjilan Sedunia.
gerejanya. Alasanya adalah model-model
Bandung: Institut Alkitab Tiranus,
teologi gereja dapat memampukan dirinya 1997.
mengenal firman Tuhan, merubah dirinya Herlianto, Teologi Sukses: Antara Allah
dari kehidupan lama menjadi baru, dan Mamon. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2006.
mempraktekkan dalam kehidupannya dan
dapat digunakan sebagai dasar pembinaan Nahuway, Jacob. Tuhan Ciptakan Kita
untuk Sukses. Jakarta: Gereja Bethel
iman jemaat. Dengan demikian, bila model Indonesia Jemaat Mawar Sharon
teologi gereja yang dianut berbasis yang Jakarta, 2014.

“kurang tepat” maka akan mempengaruhi Saerang, Joppy A. “Oikumene dan


pertumbuhan iman hamba Tuhan dan Pemahamannya menurut Alkitab”;
Jurnal Pelita Zaman. Vol. 1. No. 1
jemaatnya, serta pertumbuhan kualitas dan (1986).
kuantitas gereja itu sendiri.
Singgih, E. G. “Pelayanan Gereja yang
Kontekstual di Indonesia pada
KESIMPULAN permulaan Milenium III”; Gema,
Edisi 57 (2001).
Keputusan untuk memilih model
teologi gereja bukanlah keputusan yang Singgih, E.G. Reformasi dan Transformasi

Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, Pendidikan | 37


Pelayanan Gereja Menyongsong
Abad ke-21. Yogyakarta: Kanisius,
1997.

SJ, John Willis. The Teachings of the


Church Fathers. San Francisco:
Ignatius Press, 2002.

Song, Choan-Seng. Sebutkanlah Nama-


nama Kami. Jakarta: Gunung Mulia,
1989.

St. Ignatius of Antiokh, Letter to the


Ephesians, Chap 9.

Sumual, Nicky J. Pantekosta Indonesia.


Manado: Nicky J. Sumual, 1981.

Tanuseputra, Abraham Alex. Kesembuhan


Illahi dan Berkat. Surabaya: House of
Blessing, 2005.

Wongso, Peter. Hamba Tuhan dan jemaat


Kristus yang Melintasi Zaman.
Malang: SAAT, 2002.

Yoder, John H. The Politics of Jesus. Grand


Rapids: William B. Eerdmans
Publishing Company, 1979

38 | Vol. 3 No. 2 (Januari-Juni 2019)

Anda mungkin juga menyukai