Abstract
The model (shape, style, paradigm or style) is the most important part of seeing a development, especially
the theological church. Theology here is not only interpreted as "knowledge (cognitive) about God" but also
changes in the affective and psychomotor of the church towards the knowledge of God. The Church is
responsible for laying the cognitive foundation of God and making changes within himself and having the
skills to worship and carry out His will. In this context the term "Church Theological Model" appears. The
author conducts research based on models of church theology which began from the time of the fathers of
the Church to the Church of the XX century. From there it can then be arranged in the direction of
development towards globalization which reaches in the direction of the models of Church theology in the
Indonesian Churches.
Abstrak
Model (bentuk, corak, paradigm atau gaya) merupakan bagian terpenting dalam melihat sebuah
perkembangan, khususnya gereja berteologi. Teologi di sini bukan saja diartikan sebagai “pengetahuan
(kognitif) tentang Tuhan” tetapi juga perubahan afektif dan psikomotoris gereja terhadap pengetahuan
akan Tuhan tersebut. Gereja bertanggungjawab untuk meletakan dasar kognitif akan Tuhan dan
melakukan perubahan di dalam diri serta mempunyai keterampilan menyembah dan melaksanakan
kehendak-Nya. Dalam konteks ini muncul istilah “Model Teologi Gereja”. Penulis melakukan penelitian
berdasarkan model-model teologi gereja yang dimulai sejak masa bapa-bapa Gereja hingga Gereja masa
abad XX. Dari situ kemudian bisa tersusun arah pengembangan menuju globalisasi yang mencapai pada
hasil arah model-model teologi Gereja di Gereja-gereja Indonesia.
Origenes. Dari meja kerja sebagai seorang Yudaisme dan gereja, yaitu “persekutuan
ilmuwan Origenes mempengaruhi gereja- orang-orang yang mengaku Ketuhanan
gereja dalam memutuskan teologinya Yesus”, berpusat di Yerusalem. Mereka
berdasarkan pendidikan. Keilmuwaan berpaling dari kehidupan tradisi masuk
Origenes menjadi model teologi gereja. dalam persekutuan orang-orang Kristen.
Mereka memberitakan Yesus sebagai
Ajaran Model Teologi Origenes
Mesias atau Juruselamatnya orang Yahudi.
Origenes dipengaruhi oleh filsuf-
Sebenarnya model ini klasik di
filsuf Yunani seperti Plato. Dari sana ia
mana banyak orang-orang yang berdosa
mengajarkan ajaran-ajaran yang oleh gereja
bahkan murtad bertobat menjadi pengikut
dianggap salah. Ia mengajarkan bahwa: (1)
Kristus seperti: Saulus menjadi Paulus.
dari awal semua makhluk yang rasional
Tetapi dalam konteks ini, pertobatan orang
mulanya adalah berupa roh. (2) setelah
berdosa menjadi satu model yang
penebusan dosa melalui penyaliban Yesus
dilegalkan oleh gereja. Ajaran Model
di kayu salib maka baik orang yang telah
Berteologi Siprianus: (1) semakin besar
masuk neraka juga akan ditebus dosanya
dosa seseorang, maka ia semakin lama pula
dan kembali menjadi suci dan percaya
masa penyesalannya. Idenya mendapat
bahwa jika orang sudah berada di surga dan
sambutan dan menjadi disiplin Gereja
melakukan pelanggaran di sana akan
paling kuat pada waktu itu. Gereja menjadi
dikeluarkan dari surga. Gereja
sarana penebusan dosa. (2) Siprianus tidak
mempercayai orang yang masuk neraka
setuju dengan adanya orang-orang murtad
telah kehilangan kesempatan untuk
dikeluarkan dari gereja. Justru orang
bertobat, sehingga dosanya tidak terampuni
murtad yang bertobat -- misalnya kaum
lagi. Demikian juga orang yang sudah
homo dan lesbi yang bertobat – akan
masuk surga tidak dapat berbuat dosa lagi
menjadi saksi Kristus yang setia. Jadi gereja
sehingga kembali berdosa, sebab jika
wajib memasuki mereka sebagai
demikian maka neraka dan surga tidak
anggotanya. (3) Orang percaya sejati harus
ubahnya seperti dunia.
menjalani hukuman untuk menebus dosa,
untuk membuktikan imannya. Pada tahun
Model Teologi Gereja Berbasis Pertobatan
Orang Murtad 251, Siprianus mengadakan konsili di
Model Teologi Gerja Berbasis
Kartago. Di depan tokoh agama, ia
Pertobatan Orang Murtad. Petobat-petobat
membacakan karyanya, "Persatuan di
pertama kepada kekristenan adalah orang-
dalam gereja". Karyanya itu terkenal dan
orang Yahudi atau penganut-penganut
yang sangat berpengaruh dalam sejarah
1 2
John H. Yoder, The Politics of Jesus Politik yang digerakkan oleh rakyat
(Grand Rapids: William B. Eerdmans Publishing dengan kekuatan yang bersumber pada rakyat.
Company, 1979), 135-136.
baru. Dan inilah kekuasaan yang Model Teologi Gereja Berbasis Ajaran
Trinitas
memeliharakan visi umat manusia agar
Berteologi berdasarkan Ajaran
tetap terarah kepada segala yang baik, yang
Trinitas: hanya ada satu Allah saja, yaitu
benar, yang indah. Salib, meminjam kata-
Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala
kata Rasul Paulus, adalah “kekuatan dan
sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan
hikmat Allah”. Ia adalah dasar etika politik
satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang
Kristen. Dan ia adalah inti kekuatan etika
oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan
Kristen. Salib telah dan akan selalu menjadi
yang karena Dia kita hidup” (1 Kor. 8:6).
3
pusat teologi politik.
Prinsip dasar Allah Trinitas sudah diajarkan
oleh para rasul dan para penerus mereka
Model Teologi Gereja Berbasis Pendidikan
yaitu para Bapa Gereja, sebelum abad ke-4.
Ajaran Model Gereja Berteologi
Berikut ini kutipannya: (1) St. Paus
Berbasis Pendidikan: menjadikan semua
Clement dari Roma (menjadi Paus tahun
manusia khusus rakyat jelatah
88-99): “Bukankah kita mempunyai satu
berpendidikan. Pendidikan membukakan
Tuhan, dan satu Kristus, dan satu Roh
masa depan seseorang untuk semakin
Kudus yang melimpahkan rahmat-Nya
berhasil. Pendidikan menuntun masyarakat
kepada kita?”4 (2) St. Ignatius dari
melek segalanya sehingga mereka bergerak
Antiokhia (35-107) membandingkan
pada tingkatan pemikiran yang lebih tinggi
jemaat dengan batu yang disusun untuk
dan lebih tinggi lagi. Ketika masyarakat
membangun bait Allah Bapa; yang diangkat
menjadi pintar maka mereka mulai dapat
ke atas oleh ‘katrol’ Yesus Kristus yaitu
melihat sebuah kebaikan atau keburukan.
Salib-Nya dan oleh ‘tali’ Roh Kudus. 5
Masa Reformasi dan Reaksi 1500-1800 “Ignatius, juga disebut Theoforus, kepada
Masa Reformasi dan Reaksi 1500- Gereja di Efesus di Asia… yang ditentukan
1800 – dari muncullahnya tokoh-tokoh sejak kekekalan untuk kemuliaan yang tak
seperti: Desiderius Erasmus, Tradisi berakhir dan tak berubah, yang disatukan
Lutheran, Tradisi Calvinis hingga Blaise dan dipilih melalui penderitaan sejati oleh
Pascal. Dari mereka inilah muncul model- Allah Bapa di dalam Yesus Kristus Tuhan
model teologi gereja sebagai berikut: kita.”6 (3) St. Agustinus (354-430), “…
3
Choan-Seng Song, Sebutkanlah Nama- Willis SJ, The Teachings of the Church Fathers
nama Kami (Jakarta: Gunung Mulia, 1989), 238. (San Francisco: Ignatius Press, 2002), 145.
4 5
St. Clement of Rome, Letter to the St. Ignatius of Antiokh, Letter to the
Corinthians, chap. 46, seperti dikutip oleh John Ephesians, Chap 9, 146.
6
St. Ignatius, Letter to the Ephesians, 110.
7
John Culver, Sejarah Penginjilan Sedunia
(Bandung: Institut Alkitab Tiranus, 1997), 49.
oikos (rumah) dan menein (tinggal). Gereja masa abad 20 telah menuju
Oikoumene berarti "rumah yang ditinggali" pada pengembangan model yang lebih luas
atau "dunia yang didiami". Dalam dan terjadi pada kelompok-kelompok aliran
9
Peter Wongso, Hamba Tuhan dan jemaat 11
E.G.Singgih, “Hakikat Gereja yang
Kristus yang Melintasi Zaman (Malang: SAAT, Melayani” dalam Reformasi dan Transformasi
2002), 7-23. Pelayanan Gereja Menyongsong Abad ke-21
10
Ibid. (Yogyakarta: Kanisius, 1997), 25-28.
firman Allah dan diakonia menjadi merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
pelayanan firman Allah.12 atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Model Teologi Gereja Berbasis Hikmat
Jadi Teologi berbasis trend-trend berkaitan
Pengalaman
Model teologi gereja berbasis dengan budi dan akal manusia. Apalagi
hikmat pengalaman bermuara dari gereja sejak teknologi berkembang dengan pesat
Pantekosta dan Karismatik yang tidak maka trend-trend ibadah mulai semakin
begitu mengutamakan pendekatan biblika terlihat dengan jelas. Gereja menggunakan
dalam pelayananya khususnya berkhotbah fasilitas teknologi untuk pertumbuhan
atau pengajar. Hamba-hamba Tuhan yang kualitas dan kuantatif gereja tersebut.
berasal dari bukan pendidikan teologi Teknologi menjadi kekuatan gereja
mencoba melayani atau menggembalakan berteologi adalah keseluruhan sarana untuk
jemaat dengan pengalaman spiritualnya menyediakan barang-barang yang
(pertemuannya dengan Tuhan). Biasanya diperlukan bagi kelangsungan, dan
mereka pendidikan teologi hanya berasal kenyamanan hidup di antara hubungan
dari pendidikan kaum awam yang diadakan Allah dengan manusia dan sebaliknya.
di gereja.13 Gereja berdasarkan pengalaman Gerakan Model Teologi Gereja
menggambarkan dua kegiatan adalah: berbasis trend-trend melalui teknologi
gereja sebagai tempat untuk beribadah digunakan oleh semua aliran gereja baik
(berupa gedung atau bangunan) dan Gereja Protestan, Pantekosta maupun Karismatik.
sebagai suatu persekutuan umat (kumpulan
Model Teologi Gereja Berbasis “Blessed
umat beriman).
to be Blessing”
Model Teologi Gereja Berbasis
Model Teologi Gereja Berbasis Trend-
“Blessed to be Blessing” berakar dari
trend Budaya Masa Kini
Model Teologi Gereja Berbasis gerakan Pantekosta dan Karismatik.
trend-trend masa kini berkaitan dengan Fenomena ini berakar darai ajaran
perkembangan budaya. Semakin pesat dan kesembuhan ilahi, mujizat, hidup dalam
rumit budaya semakin berkembangan berkat Tuhan dan lainnya. Dalam
teologi tersebut. Budaya atau kebudayaan perjalanan berjemaat maka banyak gereja
12
E.G. Singgih, “Pelayanan Gereja yang dirinya dengan memberi embel-embel nama
Kontekstual di Indonesia pada permulaan Milenium belakangnya dengan gelar teologi yang didapat dari
III”; Gema, Edisi 57 (2001). kulia instan misalnya: kuliah 2 bulan mendapat gelar
13
Ditemukan di lapangan bahwa banyak S.Th. (sarjana teologi), M.Th. (Magister Teologi) 2
hamba Tuhan yang menggunakan pelayananya bulan bahkan doktoral diselesaikan tidak lebih dari
berdasarkan pengalamannya mencoba melengkapi 3-6 bulan.
14
Herlianto, Teologi Sukses: Antara Allah seorang Kristen yang mau diberkati Tuhan
dan Mamon (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006) seharusnya hidup miskin, menderita dan prihatin.
15
233. Ia mengatakan bahwa pada satu kutub, Abraham Alex Tanuseputra,
khususnya yang berkembang di kalangan Teologi Kesembuhan Illahi dan Berkat (Surabaya: House of
Sukses berpendapat, bahwa hidup yang diberkati Blessing, 2005), 42-43.
16
Tuhan adalah hidup yang kaya, berkelimpahan, dan Jacob Nahuway, Tuhan Ciptakan Kita
tidak kurang suatu apa, sedangkan pada kutub untuk Sukses (Jakarta: Gereja Bethel Indonesia
lainnya ada pandangan yang beranggapan bahwa Jemaat Mawar Sharon Jakarta, 2014), 423-425.
berbasis filsafat (57,14%), berbasis gampang bagi sebuah gereja karena gereja
Pendidikan (50%), berbasis “bless to be s sudah dibentengi oleh nilai-nilai Kristus
blessing” (50%), berbasis Ajaran Trinitas yang diwujudkan dalam Alkitab. Nilai-nilai
(42,85%) dan berasis Doktrin (42,85)%) Alkitab yang akhirnya menjadi doktrin
sedangkan pemahaman yang lain adalah dalam kualitas dan kuantitas pertumbuhan
“kurang” (di bawah 42%) terhadap gereja. Sementara perkembangan
berbagai model teologi gereja. (2) Hamba globalisasi semakin dekat di hati, jelas dan
Tuhan mempunyai sikap “malu-malu dan dapat dimasuki setiap saat bila seseorang
tidak tegas” dengan model teologi gereja ingin masuk sehingga kekuatan globalisasi
yang dianut gerejanya. Mereka menolak seolah-olah menekan model teologi sebuah
bila dikatakan mereka menganut model gereja. Gereja bersikap: apakah menolak
teologi yang berbasis filsafat, berbasis globalisasi, masuk hanyut dalam proses
politik atau berbasis trend-trend budaya globaliasi atau kompromi dengannya. Di
masa kini bahkan mereka “menolak sinilah model teologi gereja dapat
dengan ragu-ragu” kalau model teologi ditentukan: tetap bertahan, menolak atau
gerejanya adalah “bless to be a blessing”. beradaptasi.
(3) hamba Tuhan menyadari pentingnya
DAFTAR PUSTAKA
model-model teologi yang berjalan di
Culver, John. Sejarah Penginjilan Sedunia.
gerejanya. Alasanya adalah model-model
Bandung: Institut Alkitab Tiranus,
teologi gereja dapat memampukan dirinya 1997.
mengenal firman Tuhan, merubah dirinya Herlianto, Teologi Sukses: Antara Allah
dari kehidupan lama menjadi baru, dan Mamon. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2006.
mempraktekkan dalam kehidupannya dan
dapat digunakan sebagai dasar pembinaan Nahuway, Jacob. Tuhan Ciptakan Kita
untuk Sukses. Jakarta: Gereja Bethel
iman jemaat. Dengan demikian, bila model Indonesia Jemaat Mawar Sharon
teologi gereja yang dianut berbasis yang Jakarta, 2014.