Berikut ini adalah Panduan singkat untuk melakukan Observasi lapangan tersebut:
Setiap Mahasiswa melakukan survey dan wawancara kepada 1 (satu) orang pelaku bisnis kecil
dan menengah (UKM) yang operasionalisasinya masih dijalankan.
Hasil wawancara dan rumusan perencanaan pemasaran ditulis rapi menggunakan Ms Word, lalu
di-submit ke dalam sistem elearning UT disertai dengan Gambar/Photo UKM-nya.
Nama : Syaiful Nurhusain
Nim : 031521038
Oishi Ricebox
Indonesia memiliki banyak jenis makanan pendamping nasi. dan sangat diminati
masyarakat baik dalam negeri maupun masyarakat luar negeri, salah satu makanan yang
sangat diminati masyarakat adalah AYAM KENTUCKY. Ayam yang disiram dengan
berbagai jenis saos ini adalah salah satu makanan yang disukai semua kalangan, mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa. Dari hal ini kami mencoba untuk memanfaatkan peluang
tersebut.
Banyaknya pedagang ayam kentucky membuat kami berinovasi untuk menarik minat
masyarakat. Kebanyakkan pedagang adalah ayam yang digoreng dengan balutan tepung
dengan saos tomat saja yang sudah sangat banyak kita jumpai dipasaran, dan kami mencoba
inovasi lain yakni menyiram ayam tepung tersebut dengan berbagai jenis varian saos serta
taburan wijen diatasnya yang menggugah selera.
Inovasi yang kami lakukan dalam penyajian ayam goreng tepung yang biasanya hanya
bisa kita nikmati dalam sajian ayam goreng tepung dada,paha,dan sayap biasa serta rasa yang
monoton, kami mencoba untuk berinovasi dengan menyajikan nasi dengan ayam goreng
tepung bentuk dadu atau lebih tepatnya di goreng bebas yang sudah diatur ukurannya dimana
penyajiannya dengan menggunakan mangkok mika yang praktis dibawa untuk dimakan
dirumah. Kreasi ini diharapkan mendapatkan respon yang baik dari masyarakat dan menjadi
alternatif lauk makan siang favorit untuk semua kalangan baik anak-anak, remaja, maupun
orang dewasa. Selain itu untuk menarik minat masyarakat kami juga menawarkan harga yang
lebih terjangkau.
A. Strategi Produk
Sistem produksi yang dilakukan adalah membuat bahan utama yaitu dada atas
bawah di rumah salah satu anggota kemudian memasarkan produk dengan menyewa ruko
di daerah yang efesien untuk dijangkau. Kami juga memasarkan produk secara online
(BBM,instagram dan facebook).
B. Strategi Distribusi
C. Strategi Harga
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk makanan yang
ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan
kata lain harga produk makanan diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan
pesaing.
D. Strategi Promosi
Promosi penjualan yang akan dilakukan adalah penyebaran brosur, promosi dari
mulut ke mulut, membuat situs internet mengenai Oishi ricebox serta melalui media
sosial lainnya.
Target dalam mempromosikan dan pemasaran produk yang kami jual adalah
semua kalangan, karena produk yang kami buat sangat dapat dinikmati dari semua umur
dari anak-anak hingga orang tua. Penjualan oishi ricebox biasanya kami lakukan setelah
aktivitas perkuliahan selesai. Untuk promosi produk ini, kami mempromosikan kepada
orang-orang terdekat terlebih dahulu, kami juga akan membuka stand penjualan di luar
wilayah kampus dan di dalam kampus, menyewa tempat untuk membuka usaha ini. Dan
menggunakan media massa seperti brosur, pamflet, media sosial seperti facebook, twitter,
instagram dan bbm.
Analisis SWOT
Adapun analisis SWOT dalam usaha yang kami buat, diantaranya sebagai berikut :
Strength (Kekuatan)
Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dari produk yang kami buat yaitu :
Harga bahan baku dan bahan-bahan lainnya terkadang tidak stabil
Opportunity (Peluang)
Peluang dari produk yang kami buat yaitu:
Melihat banyaknya masyarakat yang menyukai olahan ayam ini bisa menjadi
alternatif sebagai pengganti makanan pokok.
sasaran pasarnya mencakup semua kalangan masyarakat.
Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif, dapat mempermudah memasarkan
produk yang kami jual.
Threath (Hambatan)
Produk yang kami buat mudah ditiru, sehingga banyak masyarakat yang
nantinya tidak ingin membelinya, tetapi ingin membuatnya sendiri dirumah atau
dijual kembali.
Apabila pelayanan dan kualitas yang kita berikan kepada konsumen kurang
memuaskan, maka konsumen pun akan merasa kecewa, sehingga usaha ini akan
terancam bangkrut.
FC
BEP (Rupiah) = VC
1−
P
432.000
= 1 840
10.000
840
= 1−0,084
432.000
= 839,0
= Rp 514.83732571
= Rp 515.000 (dibulatkan)
TFC
BEP (Unit) =
P−V
Rp 432.000
=
Rp 10.000−Rp 840
Rp 432.000
=
Rp9160
= Rp 47,161572
= Rp 50 (dibulatkan)
Hasil penjualan
R/C = Total biaya
Rp 30.000000
= Rp2.520 .000
= 11,9
Karena R/C > 1 maka usaha ini layak untuk dijalankan.