Anda di halaman 1dari 28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode

yang berlandaskan pada filsafat positifisme digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian di laksanakan pada 15 Februari - 15 Juli 2017

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di BPS Nurmala Dewi, SST Bandar

Lampung.

3.3 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan analisis dengan menggunakan

pendekatan praeksperimen dengan rancangan two group pretest – posttest

design. Ciri dari desain penelitian ini memberikan intervensi kepada

responden yang akan dilakukan tindakan perlakuan dan membandingkan

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Peneliti memberikan intervensi

kepada kelompok yang akan diberikan Aromaterapi lemon dan jahe.

Perlakuan dan membandingkan pemberian Aromaterapi lemon dan jahe.

34
35

Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1
One group Pretest – Posttest Design

Pretest Perlakuan Posttest

X1 X X2

Keterangan :
X : Perlakuan (minuman)

X1 : frekuensi mual muntah pemberian aromaterapi lemon

X2 : frekuensi mual muntah pemberian aromaterapi jahe

3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

trimester pertama yang mengalami mual dan muntah di BPS Nurmala Dewi,

SST Bandar Lampung sebanyak 35 ibu.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel

dalam penelitian ini ibu hamil trimester pertama yang mengalami mual dan

muntah 30 orang.

3.4.3 Kriteria Sampel

1. Kriteria inklusi

a. Ibu Hamil Trimester I

b. Bersedia menjadi responden


36

2. Kriteria eksklusi

a. Gangguan fisik dan psikologis

b. Mual kehamilan parah dan muntah

3.4.4 Cara Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel di BPS Nurmala Dewi, SST

Bandar Lampung sebanyak 30 orang dengan cara peneliti mengambil sampel

berdasarkan kriteria inkulisi kemudian menjelaskan tujuan dan maksud

peneltian dan melanjutkan dengan informed consent kepada responden, dari

30 responden dengan rincian 15 orang untuk kelompok diberi aromaterapi

lemon dan 15 orang untuk kelompok diberi aromaterapi jahe dengan cara

sistematis.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independen) yaitu Aromaterapi lemon dan jahe.

b.Variabel terikat (dependen) yaitu mual muntah pada Ibu Hamil trimester I.

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan-batasan pada variabel-

variabel yang diamati atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran,

atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan alat ukur (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional

penelitian ini adalah sebagai berikut:


37

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Standar Operasional Prosedur


operasional
Independent
Pemberian Pemberian Mempersiapkan alat dan bahan
Aromaterapi Aromaterapi - Tisu
Lemon lemon pada ibu - Aromaterapi lemon
hamil yang
mengalami Mempersiapkan ibu
mual dan - Melakukan informed consent pada ibu bahwa pemberian
muntah Aromaterapi lemon akan diberikan
trimester - Memberikan kuesioner pada pagi hari kepada ibu untuk jumlah
pertama mual dan muntah sebelum diberikan Aromaterapi lemon

Perlakuan
- Memberikan Aromaterapi lemon dengan menetesi tisu sebanyak 2
tetes diberikan sebelum tidur pada malam hari
Memberikan kuesioner kembali pada pagi hari kepada ibu
mengukur jumlah mual dan muntah setelah diberikan Aromaterapi
lemon selama 4 hari
- Merekomendasikan jumlah mual dan muntah sebelum diberikan
Aromaterapi lemon dan sesudah diberikan Aromaterapi lemon

Pemberian Pemberian Mempersiapkan alat dan bahan


Aromaterapi aromaterapi - Tisu
jahe jahe pada ibu - Aromaterapi Jahe
hamil yang
mengalami Mempersiapkan ibu
mual dan - Melakukan informed consent pada ibu bahwa pemberian
muntah Aromaterapi lemon akan diberikan
trimester - Memberikan kuesioner pada pagi hari kepada ibu untuk jumlah
pertama. mual dan muntah sebelum diberikan Aromaterapi Jahe

Perlakuan
- Memberikan Aromaterapi Jahe dengan menetesi tisu sebanyak 2
tetes diberikan sebelum tidur pada malam hari
- Memberikan kuesioner kembali pada pagi hari kepada ibu
mengukur jumlah mual dan muntah setelah diberikan Aromaterapi
Jahe selama 4 hari
- Merekomendasikan jumlah mual dan muntah sebelum diberikan
Aromaterapi jahe dan sesudah diberikan Aromaterapi Jahe
38

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala


operasional ukur
Dependent
Mual muntah Reaksi tubuh Skala rhodes indeks Observasi 1-32 Ratio
ibu terhadap nause
perubahan yang Rhodeks indek
terjadi akibat
kehamilan,
yang
dipengaruhi
sistem tubuh,
baik secara
hormonal, fisik
maupun
psikologi

3.7 Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan dengan tahapan

berikut:

1. Mengajukan surat izin penelitian dari prodi kebidanan universitas

malahayati diberikan kepada BPS Nurmala Dewi, SST

2. Mendapatkan surat balasan dari BPS Nurmala Dewi, SST

3. Melakukan penelitian dengan langkah:

a. Menjelaskan tujuan dan maksud peneltian dan melanjutkan dengan

informed consent kepada responden

b. Mengukur frekuensi mual dan muntah dengan instrumen Rhodes

Indeks Nause, Vomiting, And Retching

c. Melakukan pemberian Aromaterapi lemon dan jahe kepada responden

pada 2x1 hari selama 4 hari.

d. Pengukuran dilakukan 1x24 jam sebelum perlakukan diberikan dan

diukur kembali 1x24 jam berikutnya setelah diberikan perlakuan.


39

3.7.1 Metode Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mencari data dan teori yang berkenaan

dengan penelitian ini seperti buku, internet, jurnal dan sebagainya.

3.7.2 Metode Lapangan

Metode lapangan untuk mencari data dan informasi dan berasal atau

sumber langsung dari tempat penelitian. Adapun tahapan yang di lakukan

adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Pada tahap ini di lakukan dengan menjelaskan tujuan dan maksud

penelitian untuk melanjutkan dengan pengisian informed consent.

2. Pretest

Sebelum di lakukan pemberian aromaterapi lemon dan jahe dilakukan

observasi frekuensi mual dan muntah menggunakan lembar observasi

yaitu dengan menggunakan skor RINVR (lembar indeks mual dan

muntah).

3. Pelaksanaan intervensi

Pemberian intervensi dengan memberikan Aromaterapi lemon dan jahe

kepada seluruh responden dari hari pertama setelah dilakukan pretest

(observasi frekuensi mual dan muntah). Melakukan pemberian

Aromaterapi lemon dan jahe kepada responden pada 2x1 hari selama 4

hari.

4. Post test

Pengukuran dilakukan 1x24 jam sebelum perlakukan diberikan dan

diukur kembali 1x24 jam berikutnya setelah diberikan perlakuan


40

dilakukan observasi kembali untuk melihat frekuensi mual dan muntah

pada ibu menggunakan lembar observasi.

3.8 Metode Pengolahan Data

Menurut Hastono (2007), agar analisa penelitian menghasilkan informasi

yang benar, paling tidak ada empat tahap yang harus di lalui dalam

pengolahan data yaitu :

3.8.1 Editing data

Editing data adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah

lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

3.8.2 Coding

Kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka

atau bilangan untuk mempermudah entri data.

3.8.3 Prosesing Data

Kegiatan memproses data agar data yang sudah di-entry dapat

dianalisis. Pemprosesan data di lakukan dengan memasukan data ke

paket program computer yaitu SPSS.

3.8.4 Cleaning (Pembersihan data)


Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada

kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut di mungkinkan terjadi pada

saat memasukan data ke computer.


41

3.9 Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa. Analisa data

dilakukan menggunakan distribusi frekuensi presentase univariat dan bivariat.

3.9.1 Analisis Univariat


Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai

mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya

dalam anlisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2012).

3.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis apakah ada

perbedaan pemberian aromaterapi lemon dan jahe pada ibu hamil

yang mengalami mual muntah. Maka uji statistik yang digunakan

adalah t-test. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji beda

dua mean, dengan menggunakan uji t dependent derajat kesalahan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % (taraf kepercayaan)

untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistika digunakan batas

kemaknaan 0,05 hal ini mengandungg arti jika p value ≤ 0,05 maka

hasilnya bermakna bermakna yang artinya Ha diterima Ho ditolak

dan jika p value >0,05 maka artinya Ha ditolak Ho diterima

(Notoatmodjo, 2012).
42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil berasal dari distribusi normal atau tidak. Kegunaannya untuk

mengetahui dan memberikan keyakinan apakah data berada pada sekitar

atau mendekati garis normal. Uji normalitas dilakukan menggunakan

bantuan program SPSS dengan formula Shapiro-Wilk. Pada uji normalitas

terdapat keputusan untuk menerima atau menolak Ho dengan ketentuan

yang telah ditetapkan, bila nilai p > 0,05 maka distribusinya normal dan

sebaliknya bila nilai p < 0,05 maka nilai dikatakan tidak normal.

Dari uji statistik yang telah dilakukan, hasil perhitungan uji

normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas variable X1 dan X2
Test of normality Aromaterapi Jahe

Nilai skor test Nilai Shapiro-Wilk


Nilai pretest sebelum pemberian aroma Jahe 0.471
Nilai posttest setelah pemberian aroma Jahe 0.974

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Shapiro-Wilk

yaitu 0.471 untuk nilai pretest dan 0.974 untuk nilai posttest yang artinya

nilai P > 0.05. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data

kedua variabel dalam penelitian ini membentuk distribusi normal.

42
43

Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas variable X1 dan X2
Test of normality Aromaterapi Lemon

Nilai skor test Nilai Shapiro-Wilk


Nilai pretest sebelum pemberian aroma Lemon 0.584
Nilai posttest setelah pemberian aroma Lemon 0.397

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Shapiro-Wilk

yaitu 0.584 untuk nilai pretest dan 0.397 untuk nilai posttest yang artinya

nilai P > 0.05. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data

kedua variabel dalam penelitian ini membentuk distribusi normal.

4.1.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Data yang

terdapat dalam variabel X dan Y dikatakan homogen bila nilai p > 0,05.

diperoleh output sebagai berikut :

Tabel 4.3
Hasil Uji Homogenitas Variabel X1 dan X2
Test of homogenity of variances aromaterapi jahe

Nilai skor tes


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Nilai pretest dan posttest
hasil pemberian aromaterapi 0.033 1 28 0.858
Jahe

Tabel diatas menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode

Levene’s Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai, yaitu 0.033

dengan p-value (sig) sebesar 0, 858> 0,05 yang berarti terdapat kesamaan

varians antar kelompok atau yang berarti homogen.


44

Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Variabel X1 dan X2
Test of homogenity of variances Aromaterapi Lemon

Nilai skor tes


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Nilai pretest dan posttest
hasil pemberian aromaterapi 0.025 1 28 0.874
Lemon

Tabel diatas menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode

Levene’s Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai, yaitu 0.025

dengan p-value (sig) sebesar 0.874> 0,05 yang berarti terdapat kesamaan

varians antar kelompok atau yang berarti homogen.

4.1.3 Analisis Univariat

1. Mual dan Muntah Sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi Jahe


Tabel 4.5
Mual muntah sebelum dan sesudah diberikan Aromaterapi Jahe
Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I

Mual N Mean Min Max St. Dev St.Error


muntah
Sebelum 15 14.33 9 21 3.063 .791
Sesudah 15 12.00 6 18 3.295 .851

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan muntah

pada responden sebelum diberikan jahe adalah 14.33 dengan nilai minimal 9

dan nilai maksimal 21, nilai standar deviasi 3.063. Sedangkan nilai rata-rata

(mean) mual dan muntah sesudah diberikan jahe adalah 12.00 dengan nilai

minimal 6 dan nilai maksimal 18, standar deviasi 3.295.


45

2. Mual dan Muntah Sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi Lemon


Tabel 4.6
Mual muntah sebelum dan sesudah diberikan Aromaterapi lemon
Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I

Mual N Mean Min Max St. Dev St.Error


muntah
Sebelum 15 15.53 10 22 2.825 .729
Sesudah 15 12.67 9 18 2.350 .607

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan muntah

pada responden sebelum diberikan lemon adalah 15.53 dengan nilai minimal

10 dan nilai maksimal 22, nilai standar deviasi 2.825. Sedangkan nilai rata-

rata (mean) mual dan muntah sesudah diberikan lemon adalah 12.67 dengan

nilai minimal 9 dan nilai maksimal 18, standar deviasi 2.350.

4.1.4 Analisis Bivariat


1. Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I
Tabel 4.7
Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I

Mual N Mean Min - St. Dev Selisih F p-


muntah maks rerata value
Sebelum 14.33 9-21 3.063 2,333
15 0,033 0,046
Sesudah 12.00 6-18 3.295

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan aromaterapi Jahe adalah 14.33

dengan standar deviasi 3.063. Sedangkan nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sesudah diberikan aromaterapi Jahe adalah 12.00

dengan standar deviasi 3.295 dan selisih rerata 2,333 dan (Min = 9-21)

(Max : 6-18). Hasil uji statistik dengan uji paired sample t test diperoleh

nilai F = 0,033 dan p-value = 0,046 (p-value< α = 0,05), hasil ini


46

menunjukkan bahwa ada Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap

Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.

2. Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual


Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I

Tabel 4.8
Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I

Mual N Mean Min- St. Dev Selisih F p-


muntah maks rerata value
Sebelum 15.53 10-19 2.825 2,867
15 0,025 0,005
Sesudah 12.67 9-18 2.350

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan aromaterapi Jahe di Posyandu

Kuripan Kota Agung Kabupaten Tanggamus adalah 15.53 dengan standar

deviasi 2.825. Sedangkan nilai rata-rata (mean) mual dan muntah pada

responden sesudah diberikan aromaterapi Jahe adalah 12.67 dengan

standar deviasi 2.350 dan (Min = 10-19) (Max : 9-18). Hasil uji statistik

dengan uji independent sample t test diperoleh nilai F = 0,025 dan p-value

= 0,005 (p-value< α = 0,05), hasil ini menunjukkan bahwa ada Pengaruh

Aromaterapi lemon Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil

Trimester I.

Tabel 4.9
Perbandingan pemberian aromaterapi lemon dan jahe pada ibu hamil
trimester I di BPS Nurmala Dewi, SST Bandar Lampung Tahun 2017

Mual muntah N F 95% CI


Pemberian 1,322-4,589
15 0,033
aromaterapi jahe
Pemberian 15 0,025 0,923- 4,810
aromaterapi lemon
47

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui nilai F pemberian aromaterapi Jahe =

0,033 dan (Min = 9-21) (Max : 6-18) dengan nilai pvalue = 0,046,

sedangkan nilai F pemberian aromaterapi lemon = 0,025 dan (Min = 10-

19) (Max : 9-18) dengan nilai pvalue = 0,005. Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan pemberian aromaterapi lemon dan jahe terhadap mual

muntah pada ibu hamil trimester I rata-rata mual-muntal pada pemberian

aromaterapi jahe mengalami peningkatan sebesar 2,333 dan rata-rata mual-

muntal pada pemberian aromaterapi lemon mengalami peningkatan

sebesar 2,867. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata mual-muntah

pada pemberian aromaterapi jahe yang lebih baik daripada rata-rata

pemberian aromaterapi lemon.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Univariat
1. Mual dan Muntah Sebelum diberikan aromaterapi Jahe
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan jahe adalah 14.33 dengan nilai

minimal 9 dan nilai maksimal 21, nilai standar deviasi 3.063. Sedangkan

nilai rata-rata (mean) mual dan muntah sesudah diberikan jahe adalah 12.00

dengan nilai minimal 6 dan nilai maksimal 18, standar deviasi 3.295.

Menurut Hasil penelitian Umi Hasanah (2014) menunjukkan bahwa rata-

rata emesis gravidarum pada ibu hamil sebelum pemberian aromaterapi

sebanyak 3,71 kali/hari.

Mual muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap

perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan mempengaruhi sistem


48

tubuh, baik secara hormonal, fisik maupun psikologi, mual dan muntah

merupakan salah satu tanda penting awal kehamilan. Mual dan muntah

biasanya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan

hari pertama haid terakhir dan mencapai puncak pada usia gestasi 8 hingga

12 minggu serta berakhir pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu (Pratami,

2014).

Menurut teori Dr. Marjorie Greenfield, pakar obstetrician dan gynecologist,

menyatakan bahwa sekitar 70% wanita mengalami muntah. Gejala ini

sangat umum, tetapi pada setiap individu berbeda-beda (Milda, 2016).

Pada kasus tertentu, ibu hamil bisa mengalami mual muntah sepanjang hari

atau hanya di pagi hari atau sore hari saja. Namun, ada pula yang

mengalami peningkatan di malm hari sehingga mempengaruhi waktu

tidurnya. Mual muntah biasanya mengalami puncaknya pada minggu ke

delapan dan kesembilan kehamilan (Milda, 2016).

Berdasarkan hasil penelitian peneliti berasumsi bahwa menghirup

aromaterapi merupakan salah satu alternatif penurun emesis gravidarum

untuk mengurangi perasaan cemas dan ketidaknyamanan selama

kehamilan.

2. Mual dan Muntah Sebelum diberikan aromaterapi Lemon

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan lemon adalah 15.53 dengan nilai

minimal 10 dan nilai maksimal 22, nilai standar deviasi 2.825. Sedangkan

nilai rata-rata (mean) mual dan muntah sesudah diberikan lemon adalah

12.67 dengan nilai minimal 9 dan nilai maksimal 18, standar deviasi 2.350.
49

Menurut Hasil penelitian Umi Hasanah (2014) menunjukkan bahwa rata-

rata emesis gravidarum pada ibu hamil sebelum pemberian aromaterapi

sebanyak 3,71 kali/hari.

Mual muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap

perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan mempengaruhi sistem

tubuh, baik secara hormonal, fisik maupun psikologi, mual dan muntah

merupakan salah satu tanda penting awal kehamilan. Mual dan muntah

biasanya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan

hari pertama haid terakhir dan mencapai puncak pada usia gestasi 8 hingga

12 minggu serta berakhir pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu (Pratami,

2014).

Berdasarkan hasil penelitian peneliti berasumsi bahwa metode non

farmakologi dengan menggunakan aromaterapi jahe tidak memiliki efek

samping serta tidak merugikan kondisi ibu dan calon bayi ibu hamil dapat

melanjutkan aktifitas sehari-hari dengan tenang dan nyaman dan

berkonsentrasi penuh menjaga kehamilan hingga menuju persalinan dengan

ibu dan bayi yang sehat dengan perasaan tenang tanpa dibebani apapun.

4.3 Analisa Bivariat


1. Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan aromaterapi Jahe adalah 14.33

dengan standar deviasi 3.063. Sedangkan nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sesudah diberikan aromaterapi Jahe adalah 12.00


50

dengan standar deviasi 3.295 dan selisih rerata 2,333. Hasil uji statistik

dengan uji paired sample t test diperoleh nilai F = 0,033 dan p-value =

0,046 (p-value< α = 0,05), hasil ini menunjukkan bahwa ada Pengaruh

Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil

Trimester I.

Mual muntah terjadi karena adanya peningkatan hormon pada saat hamil.

Selama masa kehamilan, produksi hormon estrogen dan progesteron

meningkat sehingga mempengaruhi fungsi neuron, serta fungsi alat tubuh

lainya. Menurut Nicky Wesson dalam mual muntah A Comprehensive

Guide to the Causes and Treatments, Emesis Gravidarum (NVP), yang jika

di artikan dalam bahasa indonesia berarti mual dan muntah selama

kehamilan, pada umumnya terjadi pada trimester pertama (Milda, 2016).

Gejala mual muntah sering kali muncul sebagai reaksi untuk bau makanan

atau bau tertentu, gangguan berupa rasa mual dan muntah setiap hari, bagi

kebanyakan wanita hamil, mual muntah dapat bertahan lama, bahkan

hampir sampai sembilan bulan kehamilan. Mual yang di sertai dengan

muntah dapat menyebabkan dehidrasi sehingga bisa membahayakan ibu

dan janin. Sekitar 1,5%-2% ibu hamil, bisa mengalami mual muntah

secara berlebihan. Jika sudah demikian, biasanya mereka sampai tidak bisa

mengkonsumsi makanan dan minuman apa pun sehingga mengalami

kekurangan cairan, gangguan elektrolit, badan terasa lemas, dan tidak

bertenaga. Bila tidak segera diatasi segara diatas, hal ini tentunya bisa

membahayakan kesehatan janin di dalam kandugan. (Milda, 2016).


51

Metode penanganan atau penatalaksanaan keluhan mual dan muntah pada

awal kehamilan mencakup terapi farmakologis yaitu pemberian

antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Penggunaan

obat yang tidak tepat sering kali membahayakan ibu hamil maupun janin.

Obat yang beredar bebas dalam darah menimbulkan efek terapetik, oleh

karena itu pemberian obat pada wanita hamil mengandung risiko efek

terapetik yang berlebihan, yang seringkali justru menimbulkan efek toksik

baik pada ibu maupun janinnya. (Stefani, 2010)

Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah selama

kehamilan, setidaknya meminimalisasi gangguan ini. Menurut sebuah

ulasan yang dipublikasikan oleh jurnal obstetrik dan ginekologi, jahe dapat

membantu para wanita hamil mengatasi derita morning sickness tanpa

menimbulkan efek samping yang membahayakan janin di dalam

kandungannya. (Runiari, 2010)

Penanganan yang dapat dilakukan selain terapi farmakologis adalah

dengan mempergunakan terapi non farmakologi atau terapi komplementer.

Metode non farmakologi tidak memiliki efek samping serta tidak

merugikan kondisi ibu dan calon bayi (Burn dan Blamey, 1994). Terapi

non farmakologi atau terapi komplementer yang dapat digunakan untuk

mengurangi keluhan mual dan muntah pada ibu hamil antara lain:

pengaturan diet, dukungan emosional, akupunktur, pitoterapi,

homeoterapi, akupresur dan aromaterapi. (Tiran dalam Runiari, 2010)

Aromaterapi merupakan metode terapi pelengkap nonfarmakologis


52

bersifat noninstruktif, noninvasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa

efek samping yang merugikan (Price & Shirley, 2007).

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,

membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga.

Esessial oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari

berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah

yang memiliki khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002). Aromaterapi

yang aman digunakan pada saat kehamilan antara lain: jahe, buah anggur,

jeruk nipis, minyak atau sari jeruk, jeruk manis, dan jeruk keprok.

(Handerson, 2005)

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kikak

(2013) dengan judul efektifitas konsumsi ekstrak jahe dengan frekuensi

mual muntah pada Ibu hamil di wilayah kerja puskesmas ungaran tahun

2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada efektifitas penurunan mual

muntah pada ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas Ungaran pada

kelompok kontrol dan intervensi, dengan nilai p-value sebesar 0,044

(α=0,05). Bagi masyarakat (ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum

dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala

mual muntah salah satunya mengkonsumsi ekstrak jahe agar dapat

mengurangi mual muntahnya sehingga bisa mengurangi penggunaan obat

farmokologi yang ada efek sampingnya.


53

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahmi

(2013) dengan judul “Efektifitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah

Pada Kehamilan Trimester I Di Puskesmas Dolok Masihul Kec. Dolok

Masihul Kab. Serdang Bedagai” dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

yang signifikan dari frekuensi mual dan muntah sebelum dilakukan

intervensi dan setelah dilakukan intervensi (p adalah 0,000). Dari hasil

penelitian ini diketahui jahe efektif dalam menurunkan mual dan muntah

pada ibu hamil trimester I. Direkomendasikan bahwa jahe dapat digunakan

sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan terhadap ibu hamil dengan

keluhan mual dan muntah.

Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti salah satu penyebab

mual muntah adalah kekurangan vitamin B6 peningkatat kadar estrogen

dan HCG, berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata sebelum pemberian

aromaterapi Jahe sebesar 14.33, sedangkan nilai rata-rata sesudah

pemberian aromaterapi Jahe sebesar 12.00 serta dapat diketahui bahwa

nilai sehingga peneliti menyimpulkan bahwa pemberian aromaterapi jahe

dapat dijadikan sebagai salah satu dari alternatif untuk meredakan gejala-

gejala mual muntah pada ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum

dapat menerapkan pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala

mual muntah salah satunya mengkonsumsi aromaterapi jahe agar dapat

mengurangi mual muntahnya sehingga bisa mengurangi penggunaan obat

farmokologi yang ada efek sampingnya.


54

2. Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual Muntah


Pada Ibu Hamil Trimester I

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan aromaterapi Jahe di Posyandu

Kuripan Kota Agung Kabupaten Tanggamus adalah 15.53 dengan standar

deviasi 2.825. Sedangkan nilai rata-rata (mean) mual dan muntah pada

responden sesudah diberikan aromaterapi Jahe adalah 12.67 dengan

standar deviasi 2.350. Hasil uji statistik dengan uji independent sample t

test diperoleh nilai F = 0,025 dan p-value = 0,005 (p-value< α = 0,05),

hasil ini menunjukkan bahwa ada Pengaruh Aromaterapi lemon Terhadap

Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I.

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implementasi.

Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 sampai 10 bulan menurut

kalender Internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana

trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester dua 13-27 minggu,

trimester ketiga 28-40 minggu. (Elisabeth,2015)

Mual muntah terjadi karena adanya peningkatan hormon pada saat hamil.

Selama masa kehamilan, produksi hormon estrogen dan progesteron

meningkat sehingga mempengaruhi fungsi neuron, serta fungsi alat tubuh

lainya. Menurut Nicky Wesson dalam mual muntah A Comprehensive

Guide to the Causes and Treatments, Emesis Gravidarum (NVP), yang jika
55

di artikan dalam bahasa indonesia berarti mual dan muntah selama

kehamilan, pada umumnya terjadi pada trimester pertama (Milda, 2016).

Gejala mual muntah sering kali muncul sebagai reaksi untuk bau makanan

atau bau tertentu, gangguan berupa rasa mual dan muntah setiap hari, bagi

kebanyakan wanita hamil, mual muntah dapat bertahan lama, bahkan

hampir sampai sembilan bulan kehamilan. Mual yang di sertai dengan

muntah dapat menyebabkan dehidrasi sehingga bisa membahayakan ibu

dan janin. Sekitar 1,5%-2% ibu hamil, bisa mengalami mual muntah

secara berlebihan. Jika sudah demikian, biasanya mereka sampai tidak bisa

mengkonsumsi makanan dan minuman apa pun sehingga mengalami

kekurangan cairan, gangguan elektrolit, badan terasa lemas, dan tidak

bertenaga. Bila tidak segera diatasi segara diatas, hal ini tentunya bisa

membahayakan kesehatan janin di dalam kandugan. (Milda, 2016).

Metode penanganan atau penatalaksanaan keluhan mual dan muntah pada

awal kehamilan mencakup terapi farmakologis yaitu pemberian

antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Penggunaan

obat yang tidak tepat sering kali membahayakan ibu hamil maupun janin.

Obat yang beredar bebas dalam darah menimbulkan efek terapetik, oleh

karena itu pemberian obat pada wanita hamil mengandung risiko efek

terapetik yang berlebihan, yang seringkali justru menimbulkan efek toksik

baik pada ibu maupun janinnya. (Stefani, 2010)

Mual dan muntah kehamilan adalah satu di antara keluhan paling umum

yang efek pada kedua kondisi fisik dan mental ibu hamil. Karena
56

kecenderungan meningkatnya wanita untuk menggunakan obat herbal

selama kehamilan, efek lemon inhalasi aromaterapi pada mual dan muntah

kehamilan. (Parisa, 2014).

Lemon minyak esensial (Citrus lemon) adalah salah satu yang paling

banyak digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai

obat yang aman pada kehamilan. Satu atau dua tetes minyak esensial

lemon dalam minyak atau diffuser di kamar tidur membantu untuk

menenangkan dan meredakan Mual dan muntah kehamilan. Menurut

sebuah studi, 40% wanita telah menggunakan aroma lemon untuk

meredakan mual dan muntah, dan 26,5% dari mereka telah dilaporkan

sebagai cara yang efektif untuk mengontrol gejala mereka. Smith et

al. juga telah dianggap segar lemon bau membantu untuk Mual dan

muntah kehamilan. Karena meningkatnya minat dalam penggunaan obat

herbal pada kehamilan, ketersediaan lemon di semua musim. (Parisa,

2014).

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,

membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga.

Esessial oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari

berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah

yang memiliki khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002). Aromaterapi

yang aman digunakan pada saat kehamilan antara lain: jahe, buah anggur,
57

jeruk nipis, minyak atau sari jeruk, jeruk manis, dan jeruk keprok.

(Handerson, 2005)

Lemon minyak esensial (Citrus lemon) adalah salah satu yang paling

banyak digunakan minyak herbal dalam kehamilan dan dianggap sebagai

obat yang aman pada kehamilan. Satu atau dua tetes minyak esensial

lemon dalam minyak atau diffuser di tempat kamar tidur membantu untuk

menenangkan dan meredakan mual-muntah pada ibu hamil.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Parisa

(2014) dengan judul “Pengaruh Lemon Aromaterapi Pada Mual Dan

Muntah Kehamilan” dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan yang

signifikan antara kedua kelompok dalam nilai rata-rata dari mual dan

muntah pada hari kedua dan keempat (P = 0,017 dan P = 0.039, masing-

masing). Sarana mual dan muntah intensitas pada hari-hari kedua dan

keempat pada kelompok intervensi secara signifikan lebih rendah

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu, dibandingkan dengan

intragrup ANOVA dengan tindakan berulang, mual dan muntah berarti

dalam lima interval, menunjukkan perbedaan yang signifikan secara

statistik pada setiap kelompok (P <0,001 dan P = 0.049, masing-masing)..

Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti salah satu penyebab

mual muntah adalah kekurangan vitamin B6 peningkatat kadar estrogen

dan HCG, berdasarkan hasil penelitian nilai rata-rata sebelum pemberian

aromaterapi Lemon sebesar 15.53, sedangkan nilai rata-rata sesudah

pemberian aromaterapi Lemon sebesar 12.67.


58

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pemberian aromaterapi lemon

dan jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester I rata-rata mual-

muntal pada pemberian aromaterapi jahe mengalami peningkatan sebesar

2,333 dan rata-rata mual-muntal pada pemberian aromaterapi lemon

mengalami peningkatan sebesar 2,867. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

rata-rata mual-muntah pada pemberian aromaterapi jahe yang lebih baik

daripada rata-rata pemberian aromaterapi lemon. Ibu hamil lebih menyukai

Aromaterapi jahe karena aromanya yang khas yang menimbulkan rasa

segar dibandingkan ibu hamil yang memilih aromaterapi lemon.


59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh pemberian

aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil di Posyandu Kuripan

Kota Agung Kabupaten Tanggamus maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Distribusi nilai rata-rata (mean) mual dan muntah pada responden sebelum

diberikan jahe adalah 14.33 dengan nilai minimal 9 dan nilai maksimal 21,

nilai standar deviasi 3.063. Sedangkan nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah sesudah diberikan jahe adalah 12.00 dengan nilai minimal 6 dan

nilai maksimal 18, standar deviasi 3.295.

2. Distribusi nilai rata-rata (mean) mual dan muntah pada responden sebelum

diberikan lemon adalah 15.53 dengan nilai minimal 10 dan nilai maksimal

22, nilai standar deviasi 2.825. Sedangkan nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah sesudah diberikan lemon adalah 12.67 dengan nilai minimal 9 dan

nilai maksimal 18, standar deviasi 2.350.

3. Ada Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada

Ibu Hamil Trimester I dengan hasil analisis Uji T (p-value 0,046 (p <

0,05). Ada Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I dengan hasil analisis Uji T (p-value

0,005 (p < 0,05). Terdapat perbandingan pemberian aromaterapi lemon

dan jahe pada ibu hamil trimester I dengan selisih nilai rata-rata

aromaterapi jahe 2,333 dan selisih nilai rata-rata aromaterapi lemon 2,867

59
60

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran – saran

sebagai berikut :

1. Bagi ibu hamil

Disarankan bagi para ibu khususnya ibu hamil untuk mengetahui manfaat

atau kegunaan tumbuhan herbal seperti jahe yang mampu mengurangi

mual muntah, aromaterapi jahe mengenai manfaat pendekatatan

pengobatan secara tradisional yang bersifat positif, bila terdapat ini

negatif mengetahui pengobatan secara tradisional diharapkan untuk

komunikasi ke bidan terdekat.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sampel,

memperluas tempat peneliti serta menambah referensi mengenai

hubungan aromaterapi jahe yang dapat mengurangi mual dan muntah

pada kehamilan lebih banyak lagi.

3. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan referensi di perpustakaan

di instansi pendidikan khususnya yang berkaitan dengan materi tentang

yang berhubungan pengurangan emesis gravidarum maupun literatur

penghilang mual dan muntah. Diharapkan juga agar mahasiswa kebidanan

lainnya dapat melanjutkan atau memperbaiki penelitian ini dikemudian

hari.
61

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Disarankan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh

aromaterapi Jahe dan lemon terhadap mual dan muntah pada ibu hamil ini

dapat dijadikan informasi atau inovasi untuk menjadi pengobatan

alternatif dalam melakukan asuhan kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai