Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi

Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

PERAWATAN PALIATIF PADA ANAK DENGAN HIV/AIDS SEBAGAI


KORBAN TRANSMISI INFEKSI VERTIKAL: LITERATURE REVIEW

Gusgus Ghraha Ramdhanie, M.Kep, Ns.Sp.Kep.An1


Ema Arum Rukmasari, S.Kep, Ners, M.Kes2
1
Fakultas Keperawatan Univeritas Padjadjaran
2
Fakultas Keperawatan Univeritas Padjadjaran
e-mail korespondensi: gusgus.ghraha.ramdhanie@unpad.ac.id

ABSTRAK

Kematian anak akibat penyakit terkait HIV/AIDS sebagai korban transmisi vertikal atau disebut
Mother To Child Transmission (MTCT) mencapai 110.000 setiap tahun. Dalam hitungan rinci terjadi
sekitar 400 anak terinfeksi HIV dan sekitar 290 kematian karena AIDS terjadi setiap harinya. Sebagai
korban transmisi infeksi vertikal, banyak anak yang kurang mendapat dukungan dari keluarga. Orang
tua dengan HIV/AIDS selain mempunyai masalah kesehatannya sendiri, juga dapat menjadikan anak
seorang “yatim piatu” sehingga anak tidak mendapatkan asuhan orang tua. Perlu kajian manajemen
pengelolaan asuhan, salah satunya adalah dengan penerapan perawatan paliatif pada anak. Tujuan dari
penulisan literature review ini yaitu untuk mengetahui perawatan paliatif pada anak dengan
HIV/AIDS sebagai korban infeksi vertikal berdasarkan pada sumber literatur jurnal penelitian ilmiah
terkait.
Metode yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah penelusuran internet dari
database Google Scholar, PubMed, Proquest, Medscape, dan EBSCO dengan menggunakan kata kunci
pediatric palliative care, palliative care, dan pediatric HIV/AIDS. Perawatan paliatif pada anak adalah
model terintegrasi dimana komponen layanan paliatif dilakukan setelah pasien mulai terdianosis.
Sebagian besar pasien anak dengan HIV/AIDS ditemukan dalam stadium klinis berat pada usia yang
sangat dini. Manajemen terapi farmakologis, non-farmakologis dan dukungan psikososial serta
spiritual diberikan dalam perawatan. Selain itu, manajemen tanda gejala dalam perawatan paliatif harus
dilakukan dengan tepat. Perawatan paliatif merupakan pelayanan tenaga profesional dengan
mengimplementasikan interprofesional collaborative practice yang dapat diintegrasikan dengan
pelayanan berbasis rumah. Perawatan paliatif pada anak dengan HIV/AIDS dapat meningkatkan
kualitas hidup anak.

Kata Kunci : anak, HIV/AIDS, perawatan paliatif

Diterima: 27 Juli 2019 Direview: 31 Juli 2019 Diterbitkan: 1 Agustus 2019

PALLIATIVE CARE FOR CHILDREN WITH VERTICALLY TRANSMITTED


HIV/AIDS INFECTION; LITERATURE REVIEW

ABSTRACT

The case of mortality in children caused by HIV/AIDS related diseases as the result of vertical
transmission or often called Mother To Child Transmission (MTCT) reaches 110,000 every year. In
details, about 400 children are infected with HIV and around 290 deaths caused by AIDS occur every
day. As victims of vertical transmission, many children often lack the support of families. Parents with
HIV/AIDS, in addition to having their own health problems, may turn their childrem into “orphans” as
the children may not get parental care. Therefore, any studies that concern with care management are
required, particularly those of focusing on the application of palliative care for children. The purpose
of this literature study is to find out the palliative care for children with vertically transmitted
HIV/AIDS based on the related literatures. The study utilized internet based method in which it
investigated Google Scholar, PubMed, Proquest, Medscape, and EBSCO databases using the
keywords of pediatric palliative care, palliative care, and pediatric HIV/AIDS. Palliative care in
children is an integrated model in which the palliative service component is performed after the
patient begins to diagnose. Most pediatric patients with HIV/AIDS were found at severe clinical stages
from the very early age. Pharmacological and non-pharmacological therapies as well as the
psychosocial and spiritual support were provided in the treatment. In addition, symptom management
in palliative care should be carried out appropriately. Palliative care is a professional service

285
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

implementing interprofessional collaborative practice which can be integrated with home-based


services. Palliative care in children with HIV / AIDS can improve the life quality of children.
Keywords: children, HIV/AIDS, palliative care

PENDAHULUAN saat kehamilan atau melahirkan,


Jumlah kumulatif penderita pemberian susu formula, dan cara
Human Immunodefeciency Virus (HIV) / persalinan Sectio Caesaria (SC)
Acquired Immunodefeciency Sindrome (Nakawesi et al., 2014; Conserve et al.,
(AIDS) di Indonesia dari tahun 1987 – 2015). Namun, permasalah yang muncul
2014 mencapai 150.296 orang (Kemenkes dari transmisi vertikal HIV ibu ke anak
RI, 2016). Indonesia merupakan salah satu adalah banyaknya ibu yang belum
negara dengan pertumbuhan pandemi HIV mengetahui status HIV pada saat hamil
tercepat di dunia. Tidak hanya terjadi pada sampai dengan melahirkan. Penemuan
dewasa, jumlah penderita HIV/AIDS juga lebih dini diagnostik HIV pada ibu hamil
terjadi pada anak sebagai korban transmisi sebelum trimester ke-3 telah memberikan
infeksi vertikal. Jumlah anak hidup tingkat keberhasilan menurunkan
dengan HIV di dunia sekitar 1.5 juta transmisi vertikal ini (Conserve et al.,
sampai dengan 2 juta dan 110.000 sampai 2015).
dengan 190.000 anak terinfeksi baru HIV. Anak dengan HIV/AIDS termasuk
Kematian anak akibat penyakit terkait penderita penyakit kronis dan akhir
HIV/AIDS mencapai 110.000 setiap kehidupan (chronic illness/end-of-life).
tahun. Jika dihitung dengan rinci sekitar Berduka merupakan aspek penting dari
400 anak terinfeksi HIV setiap hari dan penyakit kronis yang terjadi pada anak dan
sekitar 290 kematian anak AIDS terjadi keluarga. Sebagai penyakit kronis dan
setiap hari. Sementara hanya 49% anak akhir kehidupan fungsi perawatan berbeda
yang terinfeksi HIV yang mendapat dari pada pasiaen lain, salah satunya
antiretroviral terapi (ARV) (Naicker, adalah perawatan lebih ditekankan pada
Richter, Stein, Campbell, & Marston, peran keluarga. Asuhan perkembangan
2016). dapat lebih menekankan pada kemampuan
Beberapa studi menunjukkan cara dan kekuatan anak dari pada
transmisi utama infeksi HIV pada anak ketidakmampuan pada pasien anak
adalah transmisi infeksi vertikal atau (Hockenberry & Wilson, 2013).
Mother-To-Child-Transmission (MTCT). Keberhasilan asuhan perawatan
MTCT adalah adanya transmisi ibu ke pada pasien anak penyakit kronis juga
anak saat kehamilan, melahirkan dan dipengaruhi oleh menajemen pengelolaan
menyusui. Transmisi vertikal ini asuhan (managed of care) sebagai penentu
diperkirakan berkisar 15%-45%. berjalannya asuhan yang diberikan pada
Transmisi vertikal dapat ditekan menjadi anak dengan HIV/AIDS. Terdapat
kurang dari 2% dengan pemberian ARV beberapa alasan mengapa hal ini penting

286
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

yaitu menurunnya ketergantungan pada palliative care) dengan HIV/AIDS akibat


layanan rumah sakit atau dokter spesialis mother to child transmission (MTCT)
dan layanan kesehatan perawatan yang berdasarkan pada sumber literatur jurnal
terprogram. penelitian ilmiah terkait.
Pada masa perkembangannya,
METODE
anak terantung pada orang dewasa dalam
mengakses layanan kesehatan dan Metode yang digunakan dalam

sebaiknya asuhan diberikan dalam konteks penulisan literature review ini adalah

keluarga, namun keluarga dengan penelusuran internet dari database

HIV/AIDS juga mempunyai masalah Google Scholar, PubMed, Proquest,

kesehatan yang sama bahkan kondisi anak Medscape, dan EBSCO dengan

dengan HIV/AIDS dapat membuat anak menggunakan kata kunci pediatric

menjadi seorang “yatim” sehingga kurang palliative care, palliative care, dan

mendapat dukungan dari keluarga. Selain pediatric HIV/AIDS. Kemudian data yang

itu, stigma juga mempengaruhi semua didapatkan disusun secara sistematis dan

aspek perawatan pada anak dengan dilakukan diskusi atau pembahasan.

HIV/AIDS, terutama karena “status


HASIL
terinfeksi HIV”. International Children’s
Berdasarkan kompleksitas
Palliative Care Network (2013)
penyakit HIV/AIDS pada anak akibat
menjelaskan bahwa kondisi HIV/AIDS
infeksi vertikal, maka perlu upaya
pada anak memiliki angka kematian dini
perawatan yang bersifat paliatif pada anak
lebih tinggi sehingga perlu perawatan
atau pediatric palliative care (PPC)
yang memberikan periode kesejahteraan
(Family Health International, 2009).
lebih panjang walaupun kondisi progresif
American Academic of Pediatrics
penyakit terus berlangsung.
memberikan definsi perawatan paliatif
Perawatan HIV/AIDS pada anak
pada anak adalah model terintegrasi
berbeda dengan perawatan untuk dewasa
dimana komponen perawatan paliatif
karena anak berada tahap usia yang unik
dilakukan setelah pasien mulai terdianosis
dan memiliki kebutuhan perawatan yang
sepanjang perjalanan penyakit. Menurut
kompleks. Pemberi perawatan
Piagam Internasional tentang Hak
memerlukan pendekatan multisektoral dan
Ekonomi Sosial dan Budaya
multidisiplin serta pemahaman tentang
[International Covenant on Economic,
perawatan anak.
Social and Cultural Rights (ICESCR)]-

TUJUAN 1966 bahwa palliative care adalah hak


asasi manusia “right of everyone to the
Tujuan dari penulisan literature
enjoyment of the highest attainable
review ini yaitu untuk mengetahui
standard of physical and mental health”
perawatan paliatif pada anak (pediatric
287
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

(Worldwide Paliative Care Alliance, terjadi yaitu efek samping dari pada terapi.
2014). Sementara kepatuhan pemberian terapi
Penelitian Dewi dan Wati (2013) ARV adalah bagian yang paling penting
menemukan bahwa sebagian besar pasien (Conserve et al., 2015; Nakawesi et al.,
anak dengan HIV/AIDS sudah berada 2014).
dalam stadium klinis berat pada usia yang Manajemen terapi lainnya adalah
sangat dini. Temuan ini menyiratkan non-farmakologis yang berfokus pada
pentingnya deteksi dini, karena stadium penanganan tanda gejala, dimana
klinis saat diagnosis berkaitan dengan kenyamanan pada anak menjadi tujuan
luaran terapi secara bermakna. Dengan utamanya. Sebanyak 60% orang tua
demikian perawatan paliatif dapat melaporkan anak menderita nyeri (hanya
meringankan penderitaan dan 20% merasakan nyeri ditangani dengan
meningkatkan kualitas hidup anak baik). Tanda gelaja lain yang muncul,
walaupun anak memiliki keterbatasan yaitu dyspnea, nausea/vomiting,
dengan kondisi penyakitnya. sialorrhea, konstipation (Seow &
Terdapat perbedaan perawatan Tanuseptro, 2016). Nyeri dan
paliatif pada anak dengan dewasa karena ketidaknyamanan dalam konteks
kerentanan pada anak, kondisi kronis pada HIV/AIDS pada anak diakibatkan oleh
anak, tingkat ketidakmampuan anak, efek dari HIV itu sendiri atau respon
beberapa kondisi tidak ditemukan pada kekebalan tubuh anak misalnya neuropati
orang dewasa dan beberapa anak tidak perifer, kardiomiopati, myelopathy dan
pernah hidup sampai dewasa. Selain itu, efek dari infeksi oportunistik misalnya
perawatan paliatif perlu memperhatikan pneumonia, meningitis, herpes zoster,
perkembangan anak dan dampak terhadap kandidiasis oral, dan lainnya. Prosedur
fungsi keluarga dan tim kesehatan (Jordan yang menyakitkan berulang misal
& Lee, 2014). venesection, pungsi lumbal membuat
Setelah anak terdiagnosis pasti ketidaknyamanan pada anak. Selain itu,
terinfeksi HIV, perawatan paliatif stres psikososial juga terjadi pada anak
langsung diberikan. Manajemen terapi misalnya rasa sakit emosional karena
farmakologis maupun non-farmakologis hidup dengan penyakit kronis, jangka
diberikan dalam perawatan paliatif, salah waktu rawat inap yang lama, dan depresi.
satunya adalah pemberian terapi ARV Nyeri pada anak dengan penyakit infeksi
yang membutuhkan perhatian khusus berat harus sering dikaji dan medikasinya
untuk anak. Diagnosis terinfeksi HIV harus disesuaikan dengan jadwal yang
sudah termasuk dalam penyakit kronis teratur, bahkan dosis ekstra untuk
yang membutuhkan terapi ARV terus menghilangkan nyeri harus tersedia untuk
menerus dan dalam pemberiannya pada mempertahankan kenyamanan pada anak.
anak terdapat masalah lain yang sering Obat-obatan opioid seperti morfin harus

288
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

diberikan jika terjadi nyeri hebat untuk memerlukan pengobatan yang terus-
mencapai kenyamanan yang optimum. menerus (Hidayanti et al., 2016).
Beberapa tehnik terapi non- Dalam perawatan paliatif pada
farmakologis, seperti distraksi, relaksasi, anak, lembaga layanan kesehatan perlu
dan imajinasi terbimbing dapat mengidentifikasi kelayakan perawatan
dikombinasikan dengan terapi obat paliatif. Hal ini perlu dilakukan karena
sebagai strategi untuk mengontrol nyeri. banyak anak menderita rasa sakit dan
Terapi modalitas lain dapat juga ketidaknyamanan akibat manajemen
dilakukan, seperti reposisi, relaksasi, penaganan tanda gejala yang buruk
masase, dan terapi lainnya untuk padahal cukup dengan perawatan paliatif.
mempertahankan kenyamanan dan Beberapa kondisi yang memenuhi syarat
kualitas hidup anak (Seow & Tanuseptro, untuk perawatan paliatif anak yaitu
2016). pertama, life-limiting illness dimana
Selain manajemen terapi, kondisi kematian dini adalah biasa, tetapi
perawatan paliatif juga menekankan pada tidak harus dekat. Kedua, life-threatening
dukungan psikososial dan spiritual yang illness dimana kondisi dengan probabilitas
diberikan kepada anak dan keluarga yang tinggi kematian dini tetapi ada kesempatan
dapat berupa konseling ARV, konseling untuk kelangsungan hidup jangka panjang
HIV, termasuk menguji anak dan keluarga (Naicker et al., 2016).
akan kepatuhan. Selama konseling HIV Perawatan paliatif pada anak
dan ARV anak dan keluarga diberikan HIV/AIDS dapat mengurangi akses
informasi tentang HIV dan pengobatan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
ARV, bagaimana HIV didapat dan karena dapat dilakukan di rumah.
dampaknya pada tubuh, bagaimana obat Chambell (2011) melakukan penelitian
bekerja, kepatuhan dan efek samping obat tentang implementasi perawatan paliatif
(Intenatinal Children’s Palliative Care berbasis rumah untuk memperluas
Network, 2012). Dukungan psikososial cakupan layanan kesehatan. Strategi
kepada anak dan keluarga adalah kunci perawatan berbasis rumah didasarkan pada
untuk mencapai kepatuhan terhadap keyakinan bahwa dengan dukungan tenaga
pengobatan karena keluarga mengahadapi kesehatan, keluarga adalah pemberi
berbagai tantangan dalam perawatan anak pelayanan terbaik sehingga terdapat
seperti perubahan dinamika dalam kesinambungan dalam perawatan dan
keluarga, stigma di masyarakat, hilangnya perawatan dapat dilakukan secara holistik.
fungsi fisik keluarga, kehilangan Dalam peneltiannya, Chambel
pendapatan, depresi, dan keputusasaan. menyimpulkan perawatan yang holistik
Selanjutnya dukungan spiritual dapat dan berkelanjutan pada anak yang sakit
memulihkan harapan kesembuhan pada kronis, mendekati ajal dan yang berduka
pasien meskipun penyembuhannya berada pada dalam sub-spesialisasi
289
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

perawatan paliatif dengan tujuan untuk 2014). Dengan demikian pemberian terapi
meningkatkan kualitas hidup. ARV sebagai upaya curative dipadukan
Tenaga kesehatan professional dengan palliative dapat memberikan
mempunyai peran penting dalam pelayanan yang paripurna dalam
perawatan paliatif pada anak dengan perawatan pada anak HIV/AIDS.
HIV/AIDS. Menurut Intenational Tingginya angka tranmisi infeksi
Children’s Palliative Care Network vertical dari ibu ke anak menimbulkan
(2012) panduan pelayanan paliatif bagi permasalah dalam perawatan pada anak
tenaga professional, yaitu perawatan karena pada keluarga dengan HIV/AIDS,
paliatif pada anak bukan akhir perawatan, keluarga memilki permasalahan yang
perawatan paliatif dimulai pada saat sama baik emosional, sosial, spiritual dan
didiagnosis dan terus dilakukan sepanjang budaya dalam masyarakat, sementara
durasi penyakit yang ditujukan untuk dalam asuhan pada anak peran keluarga
penyembuhan, perawatan paliatif bukan sangat penting karena kesehatan anak baik
substitusi dalam pengobatan HIV (terapi fisik, emosi, kognitif dan sosial anak
ARV), tetapi pengobatan yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh bagaimana fungsi
bersamaan dengan perawatan, perawatan keluarga (Hokenbbery & Wilson, 2013).
melakukan kontrol yang tepat terhadap Melalui asuhan berpusat kepada keluarga,
nyeri dan penggunaan analgetik. Selain seorang perawat akan memberikan
itu, perawatan paliatif dibutuhkan kepercayaan kepada orang tua sebagai
kerjasama tim multidisiplin dan orang yang paling ahli dalam perawatan
perencanaan perawatan di akhir kehidupan anak. Seringkali pemberi layanan paliatif
harus dilakukan dengan baik untuk menemani anggota keluarga untuk konsul
memastikan kematian yang bermartabat ke dokter karena mereka merasa terisolasi
(dignity) serta perawatan paliatif bagimana dari pasangan atau anggota keluarga lain
memadukan upaya curative dan palliative. yang tidak mengetahui status kesehatan
mereka. Pemberi layanan paliatiaf dapat
PEMBAHASAN
terus menerus melakukan pertemuan yang
Perawatan paliatif dapat
mengedukasi keluarga (Nakawesi et al.,
mendukung kenyamanan fisik,
2014). Family Health International (FHI)
psikososial, dan spiritual bagi anak dan
mempromosikan model palliative care
keluarga karena tujuan utamanya adalah
dengan pendekatan yang komprehensif
memberikan kenyamanan secara langsung
bersifat holistik meliputi perawatan klinis,
sehingga perawatan pada anak dengan
dukungan psikososial, dukungan sosial
HIV AIDS dapat lebih komprehensif
ekonomi, dan dukungan hak asasi dan
dengan manajemen terapi yang diberikan
hukum (Family Health International,
secara farmakologis dan non-farmakologis
2009).
(Conserve et al., 2015; Nakawesi et al.,

290
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

Tenaga profesional yang terlibat Memanfaatkan sumber daya yang tersedia


dalam perawatan paliatif harus dalam keluarga dibantu oleh tenaga
membangun komunikasi yang efektif kesehatan professional dapat memperluas
dengan keluarga selama perawatan cakupan pelayanan kesehatan pada anak
sebagai bentuk dukungan psikososial dan (Chambell, 2011; International Children’s
spiritual. Komunikasi efektif dalam Palliative Care Network, 2013; Naicker et
memberikan informasi tentang keseriusan al., 2016).
penyakit, mengakui keahlian keluarga
SIMPULAN
terkait kondisi dan kebutuhan anak,
Tingginya HIV/AIDS pada anak
memperhatikan budaya, etnik, agama dan
sebagai korban transmisi infeksi vertikal
ras mempengaruhi pemahaman keluarga
dapat menjadi sebuah permasalahan
tentang penyakit kronis pada anak.
sehingga penemuan dini tentang
Selanjutnya, memberikan informasi yang
diagnostik HIV pada ibu adalah menjadi
jelas tentang diagnosis, prognosis, pilihan
lead penemuan kasus untuk menurunkan
penanganan, dan resiko/manfaat dan
transmisi infeksi. Anak adalah korban
normalisasi dimana rutinitas anak dengan
kedua dari penularan HIV/AIDS.
penyakit kronis disesuaikan dengan
Sementara dampak kondisi sakit kronik
rutinitas keluarga dapat meningkatkan
pada anak berbeda dengan dewasa, Sakit
kualitas hidup anak (Hosckenberry &
yang dialami anak membutuhkan peran
Wilson, 2013; Naicker et al., 2016).
dan tugas keluarga baik emosional, sosial,
Perawatan paliatif pada anak
maupun spiritual. Perawatan paliatif dapat
memelukan pendekatan interprofessinal
menjadi alternatif pelayanan tenaga
collaborative practice. Pratik interdisiplin
profesional untuk meningkatkan kualitas
terlibat dalam pelayanan seperti pasien
hidup anak dengan HIV/AIDS dengan
dan keluarga, dokter, perawat, psikolog,
mengimplementasikan interprofesional
pekerja sosial dan rohaniawan (untuk
collaborative prantice yang dapat
pasien berduka). Beberapa kondisi saat ini
diintegrasikan dengan pelayanan berbasis
yang sering terjadi adalah beberapa kasus
rumah/home care.
anak dengan kondisi yang tidak dapat
disembuhkan meninggal di rumah sakit,
DAFTAR PUSTAKA
seringkali di fasilitas perawatan intensif di
Campbell, L. M. (2011). Children’s
mana komponen perawatan paliatif sudah
palliative care in south africa : an
ditawarkan saat diagnosis dan berlanjut
urgent need for an evidence base.
sepanjang perjalanan penyakit.
The Southern African Jaournal Of
Mengintegrasikan perawatan
HIV Medicine, 12(1), 12–13.
paliatif dengan pelayanan home care dapat
Conserve, D. F., Eustache, E., Oswald, C.
menjadi model dalam pelayanan paliatif
M., & Surkan, P. J. (2015).
pada anak dengan HIV/AIDS.
291
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 2 Agustus 2019

Maternal HIV llness and its impact supporting families impacted by


on children’s well-being and HIV/AIDS. Young Children, 1(2),
development in haiti. J Child Farm 50–54.
Stud, 25(1), 2779–2785. Kementarian Kesehatan RI. (2006).
Dewi, K., & Wati, K. (2013). Situasi HIV / AIDS di indonesia
Karakteristik penderita infeksi HIV tahun 1987-2006 jakarta 2006
anak di RSUP sanglah denpasar. situasi hiv / aids di indonesia tahun
Jurnal Ilmu Kesehatan Anak, 2(1), 1987-2006. Kementerian Kesehatan
11–19. RI.
Family Health International. (2009). Kementerian Kesehatan RI (2014). Situasi
Palliative care strategy for HIV and dan Analisis HIV AIS. Kementerian
other diseases. Family Healt Kesehatan RI.
International, 25(1), 79–85. Naicker, S. N., Richter, L., Stein, A.,
Hidayanti, E., Himah, S., Wihartati, W., & Campbell, L., & Marston, J. (2016).
Handayani, M. R. (2016). Development and pilot evaluation
Kontribusi konseling islam dalam of a home-based palliative care
mewujudkan palliative care bagi training and support package for
pasien hiv / aids di rumah sakit young children in southern africa.
islam sultan agung semarang. BMC Palliative Care, 15(1), 1–13.
Religia, 1(2), 113–132. Nakawesi, J., Kasirye, I., Kavuma, D.,
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Muziru, B., Businge, A.,
Wong's essentials of pediatric Naluwooza, J., … Mukasa, B.
nursing. St. Louis: Mosby. (2014). Palliative care needs of HIV
Intenatinal Children’s Palliative Care exposed and infected children
Network. (2012). Children’s admitted to the inpatient paediatric
Palliative Care and HIV / AIDS an unit in Uganda.
ICPCN Position Paper. Intenatinal Ecancermedicalscience, 8(1), 1–7.
Children’s Palliative Care Network, Seow, H., & Tanuseptro, P. (2016).
(July), 1–5. Palliative Care at the End of Life.
International Children’s Palliative Care Ontario: Healt Quality Ontario.
Network. (2013). Assessment of the Worldwide care Alliance. (2014). Global
need for palliative care for children atlas of palliative care at the end of
three country report. Unicef. life. Worldwide Care Alliance, 1(1),
Jordan, J. R., & Lee, R. M. (2014). The 1–6.
children’s place association:

292

Anda mungkin juga menyukai