Puji syukur Kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
Rahmat dan Hidayahnya sehinggaTugas Asuhan Keperawatan Hipotiroidisme kongenital ini
dapat diselesaikan dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada dosen pembimbing
keperawatan anak yang telah memberikan kami tugas Asuhan Keperawatan Hipotiroidisme
kongenital sehingga kami dapat memahami Asuhan Keperawatan Hipotiroidisme kongenital.
Kelompok Kami juga menyadari bahwa Tugas Asuhan Keperawatan ini masih jauh
dari kesempurnaan, Sehingga kami membutuhkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak untuk tugas kami ini. Harapan kami, semoga tugas Asuhan
Keperawatan Hipotiroidisme kongenital ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi yang
membacanya. Kurang dan lebihnya kami mohon maaf. Terima Kasih.
A. Latar Belakang
Hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan normal dan perkembangan neurologis,
terutama pada beberapa tahun pertama kehidupan, dan hipotiroidisme selama periode ini
merupakan penyebab utama kecacatan intelektual yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Implementasi skrining bayi baru lahir yang dimulai pada tahun 1970an telah menjadi
keberhasilan kesehatan masyarakat yang sangat besar, hampir memberantas kecacatan
intelektual yang signifikan karena hipotiroidisme kongenital yang parah di negara maju.
Menyusul keberhasilan awal ini, program skrining yang baru lahir telah menerapkan strategi
penyaringan yang semakin ketat selama beberapa dekade terakhir.
Hipotiroidismeadalah sebuah keadaan yang diakibatkan oleh kekurangan produksi hormon
tiroid atau defek pada aktivitas reseptor hormon tiroid. Kelainan itu bisa diwujudkan sejak
lahir.Hipotiroidisme kongenital didefinisikan sebagai defisiensi hormon tiroid saat lahir.
Defisiensi hormon tiroid saat lahir paling sering disebabkan oleh masalah perkembangan
kelenjar tiroid atau kelainan biosintesis hormon tiroid. Ketika gejala muncul setelah periode
fungsi tiroid yang tampaknya normal, kelainan itu mungkin benar-benar "didapat" atau
mungkin hanya muncul akibat salah satu dari berbagai cacat bawaan dimana manifestasi
defisiensinya tertunda. Istilah kretinisme sering digunakan secara sinonim dengan hipotiroid
kongenital namun harus dihindari.
B. HIPOTIROID KONGENITAL
a) Definisi
Hipotiroidisme neonatal adalah penurunan produksi hormon tiroid pada bayi baru
lahir. Dalam kasus yang sangat langka, tidak ada hormon tiroid yang diproduksi.Jika bayi
lahir dengan kondisi tersebut, maka disebut hipotiroidisme kongenital. Jika berkembang
segera setelah lahir, hal itu disebut hipotiroidisme diperoleh pada periode baru lahir.
Merupakan suatu kondisi bawaan yang ditandai dengan hipotiroidisme parah dan
sering dikaitkan dengan kelainan endokrin lainnya. Gangguan terjadi biasanya di daerah di
mana diet kekurangan yodium dan mana gondok umum.
Hipotiroidisme congenital merupakan penyebab retardasi mental tersering yang dapat
diobati, disebabkan karena tidak adekuatnya produksi hormone tiroid pada bayi baru
lahir. Hal ini terjadi karena defek anatomic kelenjar tiroid, “inborn error” metabolisme
tiroid, atau defesiensi yodium. Di seluruh dunia, defesiensi yodium merupakan penyebab
terbanyak hipotiroidieme congenital. Pada daerah dengan defesiensi yodium yang sangat
berat, hipotiroidisme congenital endemic(cretin endemic) secara klinis ditandai dengan
retardasi mental,perawakan pendek, bisu tuli, dan kelainan neurologi spesifik. Sedangkan
hipotiroidisme sporadic (cretin sporadic) terjadi di daerah nonendemik, dan penyebabnya
adalah tidak ada atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid, 80% disebabkan oleh agenesis
dan disgenesis tiroid.(susanto,2009)
Hipotiroid kongenital adalah suatu keadaan hormon tiroid yang tidak adekuat pada
bayi baru lahir sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh yang dapat disebabkan
oleh kelainan anatomi kelenjar tiroid, kelainan genetik, kesalahan biosintesis tiroksin
serta pengaruh lingkungan.
b) Etiologi
Ada beberapa penyebab penyakit hipotiroid kongenital. Tergantung dari penyebabnya
hipotiroid kongenital dapat bersifat permanen (pada sebagian besar kasus, > 90%), dapat
pula bersifat sementara atau transient (pada sebagian kecil kasus, <20%).
Etiologi hipotiroid kongenital permanen :
Penyebabnya antara lain :
1. Hipotiroidisme congenital menetap
a. Disgenesis tiroid , merupakan penyebab terbanyak hipotiroidisme congenital non
endemic, kira-kira 85%-90% kasus. Ini terjadi karena tidak adanya
jaringan(agenesis) atau hipoplasia,yang dapat terjadi akibat gagalnya kelenjar tiroid
turun ke leher (ektopik). Atau dapat juga terjadi karena tumbuhnya kelenjar tiroid
pada tempat yang salah. Namun, kemungkinan berulang pada anak yang
berikutnya sangat jarang dengan frekuensi 1 dari 4000 bayi lahir.
b. “Inborn error of thyroid thermogenesis”, Gangguan pada proses pembuatan
hormon tiroid, walaupun pembentukan kelenjar tiroid normal, namun ukurannya
dapat normal atau membesar. Gangguan ini menyebabkan berkurangnya atau tidak
adanya produksi hormon tiroid sehingga bayi menderita hipotiroid kongenital.
Gangguan ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya dengan kemungkinan pada
setiap kehamilan berikutnya 1 dari 4 anaknya akan menderita gangguan proses
pembuatan hormon tiroid. Hal ini karena terjadi mutasi gen,yang mempengaruhi
keturunan keluarga selanjutnya. Kasus ini ditemukan pada 10-15% kasus
hipotiroidisme congenital.
c. Sintesis atau sekresi TSH berkurang Gangguan pada otak yang mengatur produksi
hormon tiroid. gangguan ini adalah penyebab hipotiroid kongenital yang paling
jarang (<5%) dan bisa bersifat keturunan atau tidak. Ini disebabkan kelainan pada
hifofisis atau hipotalamus, prevalensi antara 1 : 25.000 sampai 1 :100.000 kelahiran.
Walaupun jarang, ini sangat penting karena berhubungan dengan defisiensi
hormone hifofisis lain yang dapat menyebabkan kematian karena hipoglikemia.
d. Menurunnya transport T4 seluler, Kelainan congenital dari kerja tiroid terbaru
adalah ditemukan penurunan transport T4 kedalam sel target. (susanto,2009). Hal
ini disebabkan mutasi gen MCT8(Monocarboxylate transporter), yang berlokasi
pada kromosom Xq13.2, merupakan fasilitator seluler aktiv transport tiroid ke
dalam sel. Ekspresigen ini terutama pada jaringan khususnya otak, jantung, paru,
plasenta, ginjal dan otot skeletal, serta hepar sehingga kelainan ini menyebabkan
hipotiroidisme yang terbatas pada laki-laki.
e. Resistensi hormone tiroid, Ditemukan pertama kali oleh Refetoff,dkk pada tahun
1967, merupakan sindrom akibat tidak resfonsifnya jaringan target terhadap
hormone tiroid. Tampilan klinis biasanya sangat heterogen, bisa didapatkan goiter,
gangguan belajar disertai dengan hiperaktif, kelambatan pertumbuhan , dan sinus
takikardi. Biasanya baru terdiagnosis pada kehidupan lanjut, kecuali ada skrinning
dengan pemeriksaan TSH, bayi yang terkena asimpomatik,insiden diperkirakan 1 :
50.000 bayi baru lahir.
2. Hipotiroidisme congenital transien (sementara)
Variasi sangat besar, tergantung bagaimana keadaan ditemukan pada skrining. Ada
sekitar 1 :40.000 orang bayibaru lahir atau 10% bayi baru lahir mengalami
hipotiroidisme jenis ini di Amerika utara. Penyebabnya (Brown RS, Huang S. (2007):
a. Hipotiroidisme primer :defesiensi yodium/yodium yg berlebihan pada prenatal atau
post natal, pemberian obat anti tiroid pada ibu hamil, bloking antibody reseptor
TSH ibu.
b. Hipertiroidisme sekunder : ibu pada masa prenatal menderita hipertiroidisme,
prematuritas( kurang dari 27 minggu)
c. Obat-obatan : misalnya steroid, dopamine
c) Manifestasi Klinis
Gangguan pertumbuhan dan retardasi mental merupakan gejala yang tersering dan
dan yang paling dirasakan. Namun selain itu terdapat pula gejala-gejala yang tampak
secara fisik seperti : pembesaran kelenjar tiroid atau gondok, frekuensi buang air besar
yang berkurang, suara serak, kulit dan rambut tampak kering, anak tampak pucat dan
frekuensi denyut jantungnya lebih jarang dari anak normal. Namun seorang anak yang
menderita hipotiroid kongenital tidak selalu memiliki semua gejala-gejala tersebut. Gejala
dapat timbul segera setelah lahir atau setelah anak tersebut mengalami proses belajar,
tergantung dari faktor penyebab dan beratnya penyakit.
Pada bayi, manifestasi klinis sulit ditemukan, 95 % bayi yang terkena tidak
menunjukkan gejala secara klinis, karena masih didapat dari ibu melalui plasenta,
sehingga meskipun tidak memproduksi sama sekali namun kadar tiroid masih 25 %-50%
dari kadar normal. Namun, bayi dengan hipotiroidisme berat sering memiliki penampilan
yang unik, termasuk:kusam terlihat, kulit belang-belang(mottling),Puffy wajah(wajah
sembab)Tebal lidah yang menonjol(besar) dan kasar serta bercelah-celah(scrotal tongue),
kepala agak kecil dan brakisefalik dengan daerah oksipital mendatar. Muka lebar, tulang
pipi tinggi, hidung pesek, mata letaknya berjauhan serta sipit miring ke atas dan ke
samping, iris mata menunjukkan bercak-bercak (bronsfield spot). Lipatan epikantus jelas,
telinga agak aneh, bibir tebal.
Jika tidak ditangani, Penampilan ini biasanya berkembang sebagai penyakit semakin
memburuk. Anak mungkin juga memiliki: tersedak episode(tangisan serak), sembelit,
Keringnya rambut dan rapuh, penyakit kuning,Kurangnya otot (hipotonia), hernia
umbilicus, tangan dan kaki dingin, letargi. Gejala non spesifik , ikterus neonatum yang
lama,kesulitan minum, konstipasi,hipotermia atau distress respirasi pada bayi dengan
berat lahir lebih dari 2500 gram,sering didapatkan fontanela anterior melebar,fontanela
posterior melebihi 0,5 cm, namun tidak spesifik. Secara umum tampaknya gejala klinis
tergantung pada penyebab,berat serta lamanya hipotiroidisme
Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
TSH meningkat, T3 serta T4 menurun. Kadar T4 serum rendah, kadar T3 serum
dapat normal, Kadar prolaktin serum meningkat, Kadar Tg serum biasanya rendah
2. Pemeriksaan Radiologis
a. Roentgenographi
1) Tidak ada distal femoral epiphysis
2) epifisis disgenesis
3) Deformitas (retak) dari vertebra thorakalis 12 atau ruas lumbal 1 atau 2
4) Foto tengkorak menunjukkan fontanela besar dan sutura lebar
5) Keterlambatan pada pembentukan dan erupsi gigi.
b. Ultrasonographic
Rendahnya level TG serum menunjukkan agenesis dan peningkatan Tg serum
ada pada kelenjar ektopik dan gondok,
c. Elektrokardiogram
Fungsi ventrikel kiri jelek dan efusi perikardial.
d) Penatalaksanaan
Untuk hipotiroid kongenital yang sementara (transient) sebenarnya tidak diperlukan
pengobatan karena fungsi dari kelenjar tiroid akan kembali normal setelah lahir dalam
waktu yang bervariasi tergantung penyebabnya. Namun kadang diperlukan pengobatan
untuk masa yang bervariasi karena kadang sulit diketahui apakah ini tergolong sementara
atau permanen pada awal kelahiran.
Pada hipotiroid kongenital yang permanen yang merupakan penyebab tersering
hipotiroid kongenital, kekurangan hormon tiroid tidak dapat dicegah namun gejala akibat
kekurangan hormon tiroid dapat dicegah dengan pemberian pengganti atau suplemen
hormon tiroid dalam bentuk tablet. Pemberian obat ini harus dimulai sedini mungkin (usia
< 1 bulan) dan diberikan seumur hidup, terutama pada usia 0-3 tahun. Dengan pemberian
hormon tiroid yang teratur dan terkontrol, anak dapat tumbuh dan berkembang secara
normal.
e) Pengobatan
Setelah ditetapkan diagnosis, harus secepatnya diberikan pengobatan
dengan LT4 dan orang tua harus dijelaskan tentang penyeba hipotiroidisme yang
terjadi pada bayinya,dan jelaskan bahwa pengobatan dini dan adekuat akan
memperbaiki prognosis bayinya. Dosis yang dianjurkan adalah 10-15 Ug/KgBB
agar T4 kembali normal secepatnya. Pada bayi dengan hipotiroidisme berat
(kadar T4 < 5 Ug/L atau 64 nmol/L) seperti pada agenesis tiroid, harus dimulai
dengan dosis tinggi.
1. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid ada, diberikan dosis seperti tabel
berikut :
2. Bila fasilitas untuk mengukur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutic
trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu; bila ada
perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan bertahap atau dengan dosis pemberian
+ 100 μg/m2/hari. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji
fungsi tiroid T3, T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi
hipotiroid.
Tiroid dapat dicampur dengan sari buah atau susu formula tetapi harus diminum habis
dan tidak boleh diberikan bersama dengan bahan-bahan yang menghambat penyerapan ,
seperti besi, kedelai, atau serat. Beberapa bayi dapat menelan tablet utuh atau dikunyah
dengan air liurnya sebelum bayi mempunyai gigi. Obat dalam bentuk cairan, tidak stabil
sehingga sebaiknya tidak digunakan. Setelah anak mulai minum obat ini, tes darah secara
teratur dilakukan untuk memastikan kadar T4 dipertahankan di atas pertengahan nilai
normal. Dengan dosis yang diberikan di atas sebagian besar bayi kadar T4 serum
kembali normal dalam waktu 1 minggu dan TSH dalam waktu 1 bulan. Dianjurkan untuk
memeriksa kembali kadar T4 dan TSH 2 – 4 minggu setelah pengobatan
Deteksi dini
Penyakit hipotiroid kongenital dapat dideteksi dengan tes skrining, yang dilakukan
dengan pemeriksaan darah pada bayi baru lahir atau berumur 3 hari atau minimal 36 jam
atau 24 jam setelah kelahiran. Dengan diagnosis/skrining dan pemberian suplemen
hormon tiroid sedini mungkin gangguan pertumbuhan dan retardasi mental dapat dicegah
dan anak diharapkan akan tumbuh dan berkembang secara normal.
Prognosis
1. Diagnosis awal dan pengobatan yang cukup sejak umur minggu pertama kehidupan
memungkinkan pertumbuhan linier yang normal dan intelegensinya setingkat dengan
saudara kandung yang tidak terkena.
2. Tanpa pengobatan bayi yang terkena menjadi cebol dan defisiensi mental. Bila
pengobatan dimulai pada usia 46 minggu IQ pasien tidak berbeda dengan IQ
populasi kontrol.
3. Tuli sensorineural ditemukan pada 20% kasus hipotiroid kongenital.
Kriteria hasil : Suhu tubuh normal, nadi normal,warna kulit tidak berubah, tidak gemetar.
N
Intervensi Rasional
o
Mempertahankan suhu tubuh pasien dengan Mencegah keluarnya panas tubuh yang
1 memakaikan pakaian yang kering dan kaos kaki berlebihan dari permukaan tubuh
serta selimut. pasien.
N
Intervensi Rasional
o
Kaji pola aktivitas yang lalu, apakah anak Untuk membandingkan aktivitas sebelum
sudah bisa beraktivitas seperti bayi seusianya sakit dan yang akan diharapkan setelah
1
atau bayi menunjukkan perilaku perubahan perawatan
pola aktivitas yang signifikan
Rencanakan perawatan bersama orangtua Dengan merencanakan perawatan, perawat
ntuk menentukan aktivitas yang bisa dengan keluarga dapat mempermudah
2 dilakukan oleh pasien: misalnya belajar suatu keberhasilan karena keluarga
membalikkan badan. mendukung perawatan.
Seimbangkan aktivitas dengan waktu Untuk mengatasi kelelahan akibat latihan.
3 istirahat. Jangan paksa klien beraktivitas saat
ingin tidur
Anjurkan klien untuk member asupan nutrisi Untuk mempercepat pemulihan dan
4
yang cukup kepada bayinya menambah energi
4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi gastrointestinal akibat penurunan
metabolisme tubuh
Tujuan : Menunjukkan kemampuan saluran gastrointestinal untuk mengeluarkan
feses secara efektif
Kriteria Hasil : Dalam 3x 24 jam, pasien menunjukkan:
Motilitas usus menuju perbaikan
Tidak ada distensi abdomen
Klien tidak mengejan saat defekasi
Struktur feses lunak
N
Intervensi Rasional
o
Anjurkan keluarga memberi peningkatan asupan cairan Melunakkan feses dan
1
dan makanan yang kaya akan serat meningkatkan massa feses
Anjurkan keluarga untuk meningkatkan mobilisasi Meningkatkan evakuasi feses
2
dalam batas-batas toleransi latihan
Kolaborasi : untuk pemberian obat pencahar dan enema Untuk mengencerkan feses
3
bila diperlukan
Auskultasi peristaltic usus Mengetahui tingkat keberhasilan
4
intervensi
d) Implementasi
e) Evaluasi
BAB 4
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Hipotiroidisme kongenital
a. Pengertian
Hipotiroidisme neonatal adalah penurunan produksi hormon tiroid pada bayi
baru lahir. Dalam kasus yang sangat langka, tidak ada hormon tiroid yang
diproduksi.Jika bayi lahir dengan kondisi tersebut, maka disebut
hipotiroidisme congenital.
b. Etiologi
1) Pada bayi baru lahir
a) Sebuah kelenjar hilang atau kurang berkembang tiroid
b) Sebuah kelenjar pituitari yang tidak merangsang kelenjar tiroid
c) Hormon tiroid yang kurang terbentuk atau tidak bekerja
2) Pada anak
a) Hipotiroidisme kongenital menetap
b) Hipotiriodisme kongenital transien (sementara)
c. Tanda dan gejala
Gangguan pertumbuhan dan retardasi mental merupakan gejala yang
tersering dan dan yang paling dirasakan. Namun selain itu terdapat pula
gejala-gejala yang tampak secara fisik seperti : pembesaran kelenjar tiroid
atau gondok, frekuensi buang air besar yang berkurang, suara serak, kulit
dan rambut tampak kering, anak tampak pucat dan frekuensi denyut
jantungnya lebih jarang dari anak normal. Namun seorang anak yang
menderita hipotiroid kongenital tidak selalu memiliki semua gejala-gejala
tersebut. Gejala dapat timbul segera setelah lahir atau setelah anak
tersebut mengalami proses belajar, tergantung dari faktor penyebab dan
beratnya penyakit.
d. Prognosis
Hipothiroidisme ringan tidak diobati dapat menyebabkan
keterbelakangan mental yang berat dan retardasi pertumbuhan. Sistem
saraf berjalan melalui perkembangan penting selama beberapa bulan
pertama setelah kelahiran. Kurangnya hormon tiroid dapat menyebabkan
kerusakan yang reversibel.
Asuhan keperawatan pada anak dengan kreatinisme dan hipotiroidisme kongenital.
Masalah keperawatan yang sering muncul pada anak dengan kreatinisme dan
hipotiroidisme kongenital adalah
a. Pola nafas tidak efektif b.d tidak adanya/tidak adekuatnya fungsi tiroid
dalam metabolisme tubuh
b. Hipotermi berhubungan dengan hipotiroidisme kongenital
c. Intoleransi aktivitas b.d penurunan ATP akibat penurunan metabolisme
tubuh
d. Konstipasi b.d penurunan fungsi gastrointestinal akibat penurunan
metabolisme tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
Faizi, Muhammad. 2010. Disitasi dari : Hipotiroid. www.pediatric.com pada hari Rabu, 21
September 2011 pada pukul 21.10.
Hartono, Bambang. 2005. Gangguan Perkembangan Otak Janin Akibat Defesiensi Yodium
pada Masa Kehamilan. http ://eprints.undip.ac.id./301. Tanggal 25 September. Jam
15.00 WIB
Robbins SL., et.al.(1995). Buku Ajar Patologi II (Basic Pathology Part II) Edisi 4. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Senoputra, Muh. Adrian. 2011. Asuhan Keperawatan Gigantisme dan Kretinisme. Diakses
dari http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-gigantisme-
dan.html pada hari Rabu, 21 September 2011 pada pukul 20.59.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (1985).Buku
Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta : FKUI
Sukrawan, Yusep. Masalah Intelegensi pada Anak Usia Dini.pdf.
http://file.upi.edu/direktori/fptk/jur._pend._teknik_mesin/196607281992021-
yusep_sukrawan/masalah_intelegensi_pada_anak_usia_dini.pdf. Tanggal 25 September
2012. Jam 15.00 WIB
Susanto. 2009. Kelainan Tiroid pada Masa Bayi Skrining Hipotiroidisme Neonatal,
Hipotiroidisme Kongenital dan Hipotiroidisme Didapat.
pediatrics_undip/journal/kelainan tiroid masa bayi.pdf. Tanggal 25 September 2011.
Jam 15.00 WIB
Wilkinson, Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Rustama, Diet. Pentingnya Skrining Hipotiroid pada Bayi. Seputar Kesehatan Anak(IDAI).
2015, sumber: [online]