Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ferdy Olga Saputra

NIM : 1809511050
Kelas : C
MEMILIH BIBIT SAPI BALI

Keberhasilan pemilihan bibit Sapi Bali yang sehat dan berkualitas akan sangat menentukan
margin keuntungan dalam usaha ternak. Bibit sapi atau sapi bakalan ideal berusia sekitar 2-3 tahun.
Memilih sapi untuk dijadikan bibit memerlukan keterampilan khusus, karena keberhasilan
pemilihan bakalan sapi yang sehat dan berkualitas akan menentukan kelangsungan usahanya.’

Ciri-ciri bibit sapi bali yang sehat dan berkualitas:


• Bibit Sapi Bali yang sehat memiliki bentuk tubuh yang proporsional, rangka tubuh tampak
lebar dan kokoh (tidak tipis).
• Tidak memiliki cacat tubuh yang bersifat bawaan atau keturunan.
• Memiliki kulit dan bulu yang bersih, tidak terdapat parasit, dan tanda-tanda kerontokan.
• Kondisi mata bersinar dan responsif terhadap lingkungan sekitar.
• Memiliki tubuh yang panjang, dengan tinggi tubuh bagian depan dan belakang yang relatif
sama.
• Memiliki dada yang lebar. Bakalan sapi potong yang baik pada umumnya memiliki dada
yang lebar (tidak sempit), sehingga pertambahan daging selama proses penggemukan pada
bagian ini dapat maksimal.
• Memiliki perut yang kecil, serta bagian bokong yang lebar. Bibit Sapi Bali dengan perut
besar (buncit) dapat mengindikasikan bahwa sapi tersebut terserang gejala cacingan. Selain
itu, perut bakalan sapi yang terlalu besar juga biasanya dapat memengaruhi jumlah karkas
yang dihasilkan, karena konsentrasi pertambahan bobot badan banyak terserap ke bagian
perut, sehingga mengurangi proses pertambahan daging ke bagian lainnya. Artinya, tujuan
untuk mendapatkan margin keuntungan yang cukup besar tidak akan tercapai.
• Kaki kokoh dengan tulang kaki yang besar. Kaki yang kokoh sangat penting bagi bakalan
sapi potong, hal ini berguna untuk menopang bobot tubuh seiring pertambahan berat badan
sapi selama proses penggemukan.
• Bentuk kaki normal (tidak membentuk X ataupun O), lurus, dan sejajar.
• Tidak terlalu kurus dan gemuk. Bakalan sapi yang dengan postur badan terlalu kurus
biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk digemukan. Selain itu, bakalan sapi yang
terlalu kurus kemungkinan juga menderita penyakit cacingan atau pernah memakan
sesuatu yang tidak seharusnya, seperti sampah plastik atau karet. Sebaliknya, bakalan yang
terlalu gemuk juga kurang ideal untuk digemukan karena pertambahan bobot hariannya
tidak sebanyak bakalan sapi yang posturnya ideal.

Anda mungkin juga menyukai