Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS

WHATSAPP AUTOCHAT RESPONSE

PROPOSAL PRODUK INOVASI BK

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Kreativitas dan Inovasi
Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh
Prof. Dr. Ahman, M.Pd. dan Dr. Eka Sakti Yudha, M.Pd.

oleh

Yusef Abdul Aziz, S.Pd.

2106625

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021
A. Judul : Strategi Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Berbasis Whatsapp
AutoChat Response

B. Latarbelakang Masalah
Pendidikan di Indonesia dikembangkan berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional (UU No.20 Th.2003 ), yang mempunyai tujuan sebagai berikut : Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (UU No.20 Th 2003 Bab II Pasal 3). Oleh karena itu
pendidikan bukan hanya untuk mengasah kemampuan kognisi saja, namun secara keseluruhan
sebagaimana tercantum pada tujuan pendidikan, yaitu terbentuknya individu yang memiliki
kepribadian yang utuh, berakhlak mulia, kreatif dan mandiri, sehingga dengan melalui
pendidikan terbentuknya individu yang memiliki keseimbangan lahir dan batin.
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu menurut Nurihsan (2006, hal. 3) adalah dengan pendidikan yang bermutu, yang tidak
hanya melakukan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, akan tetapi harus didukung oleh
peningkatan profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan
kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan
demi pencapaian cita-cita. Untuk pencapaian tujuan pendidikan dan terbentuknya para peserta
didik yang sukses secara akademis dan tumbuh optimal, menurut Nurihsan (2006, hal. 4), harus
terjalin kersama antara para praktisi pendidikan yaitu; manajemen pendidikan, pengajaran, dan
bimbingan, sebab ketiganya merupakan bidang-bidang utama dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
Pendidikan adalah asepk penting dan merupakan investasi tak ternilai bagi setiap
individu. Melalui pendidikan individu dapat berkembang dengan optimal. Bimbingan dan
Konseling merupakan salah satu aspek penunjang keberhasilan dalam pendidikan di Indonesia
yang memiliki peranan dalam membantu peserta didik mencapai perkembangan yang optimal,
sebagaimana pendapat Kartadinata (1998, hal. 3) menyebutkan bahwa bimbingan merupakan
proses membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal. Dengan pencapaian
perkembangan yang optimal, harapannya adalah meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia
yang bermutu di era industri 4.0 seperti sekarang ini dengan mengoptimalkan layanan
Bimbingan dan Konseling. Kita mengenal terdapat empat jenis layanan Bimbingan dan
Konseling, sebagaimana Muro dan Kottman (dalam Yusuf, 2006, hal. 26) menyebutkan empat
jenis layanan, yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan
dukungan sistem.
Terdapat hambatan yang diamali oleh guru Bimbingan dan Konseling dalam memberikan
layanan BK di sekolah. Noprita, Rosra, dan Mayasari (2014) mengemukakan temuan dalam
penelitiannya di SMAN 1 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat bahwa (1) Minimnya
penguasaan layanan yang ada oleh tenaga guru bimbingan dan konseling (2) Kurangnya alat
1
perlengkapan dan terbatasnya anggaran dana (3) Kerjasama antara pihak sekolah dengan guru
bimbingan dan konseling yang belum sepenuhnya berjalan efektif dan juga pihak sekolah belum
bisa memberikan penjadwalan yang efektif untuk pelaksanan BK di sekolah.
Sementar itu Munthe (2019) dalam penelitiannya di SMP Negeri 1 Gunungsitoli Utara
dan SMP Negeri 2 Alasa mengungkapkan adapun hambatan-hambatan yang ditemui adalah tidak
adanya pengakuan dan dukungan dari stake holder tentang pengadaan kegiatan BK di sekolah,
kepala sekolah tidak memiliki pemahaman mengenai ruang lingkup program BK sehingga tidak
adanya penjelasan khusus tentang peran staf BK kepada seluruh personil sekolah, tidak adanya
tugas dan jadwal khusus guru BK dalam layanan BK di sekolah, tidak adanya dana dalam
melengkapi sarana dan prasarana BK, guru BK yang ada di sekolah tidak membuat program BK
(seperti program tahunan, semesteran dan bulan), tidak adanya tanggapan positif dari guru mata
pelajaran), dan guru BK bekerja sebagai guru mata pelajaran.
Dengan adanya permasalahan dan kendala-kendala yang dihadapi guru BK di sekolah
seperti keterbatasan ruang BK, tidak ada jam BK di sekolah, komunikasi dengan pimpinan dan
guru mata pelajaran terhambat karena tidak mengetahui program BK, peserta didik menghindari
BK, dll. Haniza dan Iskandar (2017, hal. 6) menyebutkan dalam layanan BK di sekolah melalui
ICT dapat menghilangkan hambatan ketersediaan ruangan BK, keterbatasan tempat
penyimpanan data, dan hambatan ketersediaan waktu, layanan BK bisa mempergunakan TIK
yang sederhana seperti aplikasi sosial media sampai membuat jaringan tersendiri.
Kemudian dari hasil temuan langsung melalui pengamatan di SMK Profita Bandung
terutama selama pandemik Covid-19, hambatan-hambatan yang dialami adalah layanan BK tidak
berjalan sebagaimana seharusnya. Kendala-kendala tersebut antara lain, pada saat layanan dasar
melalui layanan LMS yang disediakan sekolah tidak dapat menjangkau semua siswa dikarenakan
keterbatasan jenis penggunaan kuota internet yang hanya menggunakan paket chating dan media
sosial. Maka dipandang perlu mengembangkan inovasi dan kreatifitas guru BK di SMK Profita
Bandung melalui layanan media sosial Whatapp. Penggunaan media sosial Whatsapp
dilatarbelakangi bahwa hampir 100% peserta didik memiliki nya, baik melalui no HP sendiri
maupun orang tua. Untuk itu dalam karya inovatif ini, akan mengembangkan layanan dasar
bimbingan dan konseling berbasis Whatsapp.

C. Gambaran Produk Kreatif


1. Konsep Teoritis Produk
Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting untuk keberhasilan belajar
peserta didik. Dengan adanya penggunaan media BK akan mendorong keterlibatan peserta didik
terhadap proses layanan BK, serta memudahkan peserta didik dalam memahami materi atau tema
layanan. Dalam pemilihan media penting sekali memperhatikan faktor-faktor yaitu faktor
Access, Cost, Technology, Interactictivity, Organizational change, Novelty, and Speed (Pribadi
dan Benny, 2017, hal. 26). Penggunaan media BK sangat memberikan pengaruh terhadap respon
peserta didik, dengan media BK proses pembelajaran akan lebih efektif, aktif, dan kreatif serta
dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik. Oleh karena itu peran seorang
guru BK saat ini sangat dibutuhkan bukan hanya profesional dan kompeten, tetapi mampu
2
meningkatkan pengetahuannya, menguasai, dan mengembangkan media BK baik secara
langsung maupun melalui media sosial.
Media sosial WhatsApp saat ini telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan terutama
pelajar. Anwar dan Riadi (2017, hal. 3) mendefinisikan WhatsApp sebagai aplikasi chatting yang
bisa mengirim pesan teks, gambar, suara, lokasi dan juga video ke orang lain dengan
menggunakan smartphone. Aplikasi WhatsApp Messenger biasanya menggunakan koneksi
3G/4G atau WiFi untuk komunikasi data. Dengan menggunakan WhatsApp, seseorang dapat
melakukan obrolan online, berbagi file, dan bertukar informasi (Suryadi. dkk, 2018, hal. 5).
Media WhatsApp mempunyai beberapa kelebihan. Adapun beberapa kelebihan dari
Media WhatsApp yakni penggunaan yang mudah, praktis, cepat hemat data internet, dan dapat
diakses hanya dengan handphone, memiliki berbagai fitur yang dapat digunakan untuk
berkomunikasi mendukung seperti adanya New Group, New Broadcast, WhatsApp Web, Starred
Messages and Setting dengan bantuan layanan internet.
Selain fitur yang telah disebutkan, WhatsApp memiliki fitur lain yang tidak banyak
diketahui penggunanya. Kalau secara normal, WhatApp dapat melakukan komunikasi dua arah
antara pengirim pesan dan penerima pesan. Lalu bagimana seandainya diimplementasikan untuk
layanan BK dimana harus melayani setiap peserta didik? Untuk itu, dalam karya inovatif dan
kreatif ini akan menyematkan fitur aplikasi tambahan guna menunjang layanan WhatsApp agar
mampu melayani semua pesan yang masuk tanpa harus dilayani secara langsung melalui fitur
Autochat Response (AR)

2. Manfaat atau Tujuan Produk


Adapun manfaat dari karya inovatif ini bagi guru BK di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Menjadi solusi bagi guru BK yang tidak memiliki jam BK di kelas.
b. Untuk menjadi salah satu alternatif bagi seluruh guru BK yang masih terkena dampak
pandemic covid 19 dalam memberikan layanan dasar bagi peserta didik, baik yang
telah melaksanakan pemberlajaran tatap muka terbatas maupun yang masih
menerapkan daring.
c. Dengan media WhatsApp ini, secara otomatis guru BK mampu mengupdate kontak
peserta didik.
d. Layanan dilakukan secara individu dan terjadi interaksi dua arah.
e. Guru BK akan lebih efisien dan dalam waktu bersamaan dapat melakukan Layanan
Dasar maupun layanan responsif.
f. Menjadi solusi bagi guru BK yang memiliki jumlah siswa binaan melebihi rasio yang
telah ditetapkan 1:160.
Adapun manfaat dari karya inovatif ini bagi peserta didik di sekolah adalah sebagai
berikut:
a. Peserta didik tetap mempu menerima layanan BK
b. Peserta didik dengan keterbatasan kouta internet akan tetap mampu mengikuti
layanan BK yang diberikan oleh guru BK melalui WhatsApp

3
c. Peserta didik dapat menerima layanan dasar BK kapanpun dan dimanapun tanpa
batasan ruang dan waktu.
d. Peserta didik mampu memilih tema layanan dasar yang dirasa perlu, sebelum
akhirnya melakukan tindak lanjut lainnya.

3. Rencana Pengembangan Produk


Adapun langkah-langkah yang yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan instalasi aplikasi WhatsApp
b. Melakukan instalasi aplikasi tambahan pada WhatsApp dengan menambahkan
AutoChat Response
c. Memiliki akun email untuk mengases Spreadsheet
d. Melakukan koding sederhana melalui Spreadsheet untuk mengaktifkan fitur AR
sesuai dengan tema layanan BK tertentu.
e. Lakukan syncron antara Spreadsheet-AR-WhatsApp
f. Lakukan pengecekan sistem dan ujicoba
g. Selesai dan dapat dilaunching.

4. Biaya
Harga
Harga
No Komponen Frekuensi/Volume Satuan Satuan
Total
(RP)
1. Paket data 1 paket 100.000 100.000

D. Penutup
Bimbingan dan konseling di sekolah mempunyai peranan penting dalam memberikan
arahan terhadap tingkah laku peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan
efektif dan menarik apabila penggunaan media dalam layanan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik. Kreatifitas dan inovasi yang dikembangkan merupakan salah satu upaya dalam membuat
suasana bimbingan agar lebih menarik sehingga peserta didik dapat lebih terlayani.
Pengembangan media ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif solusi bagi
guru BK dalam memberikan layanan BK di sekolah, terutama yang tidak memiliki jam BK dan
guru BK dengan jumlah peserta didik yang melebihi rasio bimbingan 1:160. Dengan demikian,
proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kreativitas dan Inovasi Bimbingan dan Konseling dalam memberikan izin bagi
penulis untuk mengembangkannya.

Daftar Pustaka

4
Anwar dan Riadi.(2017). Analisis Investigasi Forensik WhatsApp Messenger Smartphone
Terhadap Wahtsapp Berbasis Web. Jurnal Ilmu Teknikelektro Kompuer Dan
Informatika. 3(1). (hal. 2-10).
Haniza, N. dan Iskandar, A. (2017). “Mengatasi Hambatan Bimbingan Konseling di Sekolah
Melalui Layanan Berbasis ICT”. Prosiding Seminar Konseling & Talkshow Nasional
Semarak 50 Tahun Jurusan BK FIP UNP. Padang: BK FIP UNP
Noprita, Rosra, M., dan Mayasari, S. (2014). Kendala Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan Dan
Konseling. ALIBKIN (Jurnal Bimbingan Konseling), 3,(3).
Nurihsan, A.J. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung :
Refika Aditama
Pribadi, M.A. dan Benny, A.(2017). Media dan Teknologi dalam Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Suryadi, dkk. (2018). Penggunaan Sosial Media WhatsApp Dan Pengaruhnya Terhadap Disiplin
Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal
Pendidikan Islam. 7 (1). (hal. 1-22).
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai