Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PEDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi karena mereka tidak dipersiapkan
mengenai pengetahuan tentang aspek yang berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke
dewasa. Masalah kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social. Pada masa
remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan
remaja dengan segala konsekuensinya.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut system, fungsi dan
proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas dari
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta social.

Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan
reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan
aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara
global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan
terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH, 1998). Oleh karena itu penyebaran
informasi kesehatan dikalangan remaja, perlu diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi
informasi yang benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah.

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai
proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan
remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi

1.2 Perumusan Masalah

Apa itu kesehatan reproduksi remaja?

Mengapa remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi?

Apa saja dampak negatifnya jika kita tidak bisa menjaga kesehatan reproduksi sendiri?

Apa saja penyakit yang penyerang sistem reproduksi?


Bagaimana cara menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

1.3 Tujuan Penelitian

Agar remaja mengetahui arti dari kesehatan reproduksi remaja (KRR).

Agar remaja dapat mengetahui betapa pentingnya kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas.

Untuk mengetahui dampak negativenya jika kita tidak menjaga kesehatan reproduksi sendiri.

Agar kita mengetahui berbagai penyakit yang menyerang alat reproduksi.

Agar remaja dapat mengetahui cara yang baik dan benar tentang bagaimana menjaga kebersihan dan
kesehatan diri sendiri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak
ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan pematangan fungsi organ hormonal
serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor ini berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang
didefinisikan sebagai seuatu keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social dan
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan system reproduksi.

Reproduksi adalah suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi
kelestarian hidup (ICPD, 1994). Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan
hanya terlepas dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi.

Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2004) adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan
sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan) dalam segala hal yang
berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Iskandar (1995), menambahkan bahwa
kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan pria dapat melakukan hubungan seks
secara aman, dengan atau tanpa tujuan terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, wanita
dimungkinkan menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta didalam kondisi
siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta
sosial kultur (BKKBN, 2001 ).

2.2 Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja

Hal yang berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yaitu pubertas yang
mempunyai arti awal masa remaja. Pada masa pubertas terjadi perubahan badaniah yang menandai
adanya kemampuan untuk melanjutkan keturunan (reproduksi). Ada uang menyebut pubertas sebagai
saat pematangan seksual. Perubahan ini disertai perubahanmental dan akan mempengaruhi
perilakumu.
Perubahan yang terjadi pada setiap orang itu berbeda-beda, karena setiap orang memiliki
perbedaan saat kematangan sekseual. Biasanya perempan mengalami pubertas lebih awal pada usia 11-
12 tahun, sedangkan laki-laki pada usia 13-15 tahun.

Di Indonesia, batasan remaja mendekati batasan PBB tentang pemuda kurun usia 14-24
tahun yang dikemukakan dalam Sensus Penduduk 2010. Menurut sensus ini, jumlah remaja Indonesia
adalah 147.338.075 jiwa atau 18,5% dari seluruh penduduk Indonesia. Pedoman umum masyarakat
Indonesia untuk menentukan batasan usia remaja yaitu 11 – 24 tahun dan belum menikah.

Adapun J.J. Rosseau membagi perkembangan jiwa manusia menurut perkembangan


perasaannya, yang membaginya menjadi 4 tahap yaitu:

1. Umur 0-4 atau 5 tahun: masa kanak- kanan (infancy).

2. Umur 5 –12 tahun: masa bandel (savage stage).

3. Umur 12 –15 tahun: bangkitnya akal (rasio), nalar (reason) dan kesadaran diri (self consciousness).

4. Umur 15-20 tahun: masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan merupakan puncak
perkembangan emosi.

a. Perkembangan Fisik pada Remaja

Pada masa remaja seseorang mengalami pertumbuhan fisik yang lebih cepat dibandingkan dengan
masa sebelumnya. Ini nampak pada organ seksualnya, dimana biologik sampai pada kesiapan untuk
melanjutkan keturunan. Ciri sekunder individu dewasa adalah pada pria tampak tumbuh kumis, jenggot
dan rembut sekitar alat kelamin dan ketiak. Rambut yang tumbuh relatif lebih kasar. Suara menjadi lebih
besar, dada melebar dan berbentuk segitiga, serta kulit relatif lebih kasar. Dan pada wanita tampak
rambut mulai tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, payudara dan panggul mulai membesar, dan
kulit relatif lebih halus.

Sedangkan organ kelamin juga mengalami perubahan ke arah pematangan yaitu:

b) Pada pria, sejak usia ini testis akan menghasilkan sperma yang tersimpan dalam skrotum. Kelenjar
prostat menghasilkan cairan semen, dan penis dapat digunakan untuk bersenggama dalam perkawinan.
Seorang pria dapat menghasilkan puluhan sampai jutaan sperma sekali ejakulasi dan mengalami mimpi
basah, dimana sperma keluar dengan sendirinya secara alamiah.

c) Pada wanita, kedua indung telur (ovarium) akan menghasilkan sel telur (ovum). Hormon kelamin
wanita mempersiapkan uterus (rahim) untuk menerima hasil konsepsi bila ovum dibuahi oleh sperma,
juga mempersiapkan vagina sebagai penerima penis saat senggama. Sejak saat ini wanita akan
mengalami ovulasi dan menstruasi. Pada masa menjelang menstruasi pertama (menarch) remaja putri
sangatlah sensitif. Mereka juga seringkali mengalami masa prementruasi syndrome (PMS) yang sangat
berat.
Ovulasi adalah proses keluarnya ovum dari ovarium dan jika tidak dibuahi, maka ovum akan mati
dan terjadilah menstruasi. Menstruasi adalah peristiwa alamiah keluarnya darah dari vagina yang
berasal dari uterus akibat lepasnya endometrium sebagai akibat dari ovum yang tidak dibuahi.

b. Perkembangan Psikosial pada Remaja

Kesadaran akan bentuk fisik yang bukan lagi anak-akan menjadikan remaja sadar meninggalkan
tingkah laku anakanaknya dan mengikuti norma serta aturan yang berlaku. Menurut Havigrust aspek
psikologis yang menyertainya yaitu:

a. Menerima kenyataan (realitas) jasmani

b. Mencapai hubungan sosial yanglebih matang dengan teman sebaya.

c. Menjalankan peran-peran sosial menurut jenis kelamin sesuaikan dengan norma.

d. Mencapai kebebasan emosional (tidak tergantung) pada orang tua atau orang dewasa lain.

e. Mengembangkan kecakapan intelektual serta konsep untuk bermasyarakat.

f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan atau jabatan.

g. Mencapai kebebasan ekonomi, merasa mampu hidup dengan nafkah sendiri.

2.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

a) Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)

Kehamilan yang tidak dikehendaki (Unwanted pregnancy) merupakan salah satu akibat dari
kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin
banyaknya terjadi kasus kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-
anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila melakukan hubungan seks
baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh
perempuan masih muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah menstruasi,
atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik coitus interuptus (senggama terputus)
(Notoadmodjo, 2007).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khisbiyah (1995) terdapat responden yang mengatakan
untuk menghindari kehamilan maka hubungan seks dilakukan di antara dua waktu menstruasi. Informasi
itu melakukan hubungan seks diantara dua menstruasi ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan
bahwa sebenarnya masa anatara dua siklus menstruasi merupakan masa subur bagi seorang wanita
(Notoatmodjo, 2007).

Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) membawa remaja pada dua pilihan yaitu
melanjutkan kehamilan kemudian melahirkan dalam usia remaja (early childbearing) atau
menggugurkan kandungan merupakan pilihan yang harus remaja itu jalani. Banyak remaja putri yang
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) terus melanjutkan kehamilannya.

Menurut Affandi (1995) cit Notoatmodjo (2007) konsekuensi dari keputusan untuk melanjutkan
kehamilan adalah melahirkan anak yang dikandungnya dalam usia yang relatif muda. Hamil dan
melahirkan dalam usia remaja merupakan salah satu faktor resiko kehamilan yang tidak jarang
membawa kematian ibu. Kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun lebih
besar 3-4 kali dari kematian ibu yang hamil dan melahirkan pada usia 20-35 tahun. Dari sudut kesehatan
obstetri, hamil pada usia remaja dapat mengakibatkan resiko komplikasi pada ibu dan bayi antara lain
yaitu terjadi perdarahan pada trimester pertama dan ketiga, anemia, preeklamsia, eklamsia, abortus,
partus prematurus, kematian perinatal, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan tindakan operatif obstetri
(Sugiharta, 2004) cit (Soetjiningsih, 2004).

b) Aborsi

Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan adalah
terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu
kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran. Sedangkan
keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor alamiah (abortus spontaneus) (Hawari,
2006). Data yang tersedia dari 1.000.000 aborsi sekitar 60,0% dilakukan oleh wanita yang tidak menikah,
termasuk para remaja. Sekitar 70,0- 80,0% merupakan aborsi yang tidak aman (unsafe abortion). Aborsi
tidak aman (unsafe abortion) merupakan salah satu faktor menyebabkan kematian ibu.

Menurut Hawari (2006), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada dua macam yaitu
pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian kehamilan (terminasi) yang disengaja karena
alasan medik. Praktek ini dapat dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh
hukum. Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan (terminasi) atau
pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran, melanggar hukum agama, haram menurut syariat
Islam dan melanggar Undang-Undang (kriminal).

c) Penyakit Menular Seksual (PMS)

Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang
mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit
Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda
adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok
umur yang lain. PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya (Duarsa, 2004) cit
(Soetjiningsih, 2004) Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan
bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular
Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis, Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan
kelamin pada remaja tidak hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan
penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital
(Notoatmodjo, 2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya resiko penularan penyakit menular seksual (PMS) pada
remaja adalah faktor biologi, faktor psikologis dan perkembangan kognitif, perilaku seksual, faktor legal
dan etika dan pelayanan kesehatan khusus remaja.

d) HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus and Acquired Immunodeficiency Syndrome)

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala
penyakit dengan karakteristik defisiensi kekebalan tubuh yang berat dan merupakan manifestasi
stadium akhir infeksi virus “HIV” (Tuti Parwati, 1996) cit (Notoatmodjo, 2007). HIV (Human
Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus RNA tunggal yang menyebabkan AIDS (Limantara, dkk, 2004)
cit (Soetjiningsih, 2004). Menurut Limantara (2004) cit Soetjiningsih (2004) faktor yang beresiko
menyebabkan HIV pada remaja adalah perubahan fisiologis, aktifitas sosial, infeksi menular seksual,
prilaku penggunaan obat terlarang dan anak jalanan dan remaja yang lari dari rumah. Perubahan
fisiologis yang dapat menjadi resiko penyebab infeksi dan perjalanan alamiah HIV meliputi perbedaan
perkembangan sistem imun yang berhubungan dengan jumlah limfosit dan makrofag pada stadium
pubertas yang berbeda dan perubahan pada sistem reproduksi.

Aktifitas seksual tanpa proteksi merupakan resiko perilaku yang paling banyak pada remaja.
Hubungan seksual dengan banyak pasangan juga meningkatkan resiko kontak dengan virus HIV. Ada tiga
tipe hubungan seksual yang berhubungan dengan transmisi HIV yaitu vaginal, oral, dan anal.

2.4 Jenis-jenis penyakit yang menyerang Reproduksi Remaja

Jenis-jenis penyakit yang menyerang reproduksi remaja antara lain:

1. Gonorrhea (GO)

Penyakit yang disebabkan bakteri Neisseeria gonnorreheae, masa inkubasi atau masa tunasnya 2-10 hari
sesudah kuman masuk ke tuuh melalui hubungan seks.

2. Sifilis (Raja Singa)

Penyakit yang disebabkan kuman treponema Pallidum. Masa inkubasinya atau masa tunasnya 2-6
minggu, kadang-kadang sampai 3 bulan sesudah kuman masuk kedalam tubuh melalui hubungan seks.
Setelah itu beberapa tahun dapat berlalu tanpa gejala.

3. Herpes Genitalis
Penyakit yang disebabkan virus herpes simplex, dengan masa inkubasi atau masa tunasnya 4-7 hari
sesudah masuk ke tubuh melalui hubungan seks.

4. Trikomoniasis Vaginalis

Disebabkan oleh sejenis protozoa Trikomonas Vaginalis. Pada umumnya dikeluarkan melalui hubungan
seks.

5. Charcroid

Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus ducrey, dan dikeluarkan melalui hubungan seksual.

6. Klamida

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh Klamida trachomatis.

7. Kondiloma akuminata Genital Warts (HPV)

Penyebabnya adalah virus Human Paipilloma.

2.5 Penyebab timbulnya penyakit PMS/HIV yang menyerang kesehatan reproduksi remaja

a. Hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, naik melalui vagina, dubur, maupun mulut.

b. Jarum suntik dan alat-alat penusuk (tindik, tattoo, cukur kumis jenggot) yang tercemar HIV.

c. Transfursi darah atau produk darah yang mengandung HIV.

d. Ibu hamil yang mengidap HIV kepada bayi dalam kandungan.

2.6 Cara menanggulangi penyakit PMS/HIV yang penyerang system reproduksi

a. Hindari perbuatan-perbuatan yang beresiko untuk kehidupanmu kelak.

b. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menika.

c. Berani menolak ajakan yang beresiko tertular PMS atau HIV/AIDS.

d. Pilih teman yang berakhlak baik.

e. Bagi remaja yang sudah menikah harus saling setia. Artinya tidak melakukan hubungan seksual
dengan orang lain.

f. Gunakannlah masa remajamu untuk hal-hal yang bermanfaat.


2.7 Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja

Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai pengakit infeksi, menjaga
kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh sangat penting bagi semua orang terlebih
pada remaja dengan banyak aktivitas gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel
pada tubuh sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi yang timbul antara
lain

1. Infeksi pencernaan

2. Kulit

3. Tangan

4. Kaki

5. Kuku

6. Alat kelamin

2.8 Penanganan yang Dilakukan Untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi remaja adalah
melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok sebaya (peer group), institusi sekolah dan
tempat kerja. Institusi keluarga disini diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi
tentang kesehatan reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada remaja.

Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang diharapkan dapat
membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Institusi sekolah dan tempat
kerja merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan
tempat kerja ini sangat mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini bahwa kesehatan reproduksi remaja itu sangat berkaitan erat dengan
remaja pada saat mereka mengalami masa pubertas. Jika kita tidak bertanggung jawab dengan yang kita
lakukan maka akan menyebabkan dampak bagi diri kita di kehidupan mendatang.
3.2 Saran

Saran yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca bahwa hal yang paling penting bagi
remaja yaitu mengendalikan nafsu birahi karena kegagalan mengendalikan nafsu birahi pada masa
remaja dapat mengakibatkan kehamilan atau PMS. Mengingat pergaulan remaja saat ini yang tidak
terbatas sehingga pengetahuan tentang alat reproduksi remaja sangat bermanfaat untuk mencegah dan
menghindari terjadi hal-hal yang merugikan remaja.

DAFTAR PUSTAKA

www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubunga_De
gan_Sistem_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1
www.google.com/gtw/x?client=ms-
samsung&a=kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=_3Byr9c7

www.google.com/gwt/x?site=universal&client=ms-
samsung&q=latar+belakang+masalah+kesehatan+reproduksi+remaja&channel=mm&ei=Jh1XT8CCFKWw
iQe6RQ&ved=0CASQFjAC&hl=id&source=m&rd=1&u=http://bungamasamba.blogspot.com/2011/04/ma
kalah-kesempatan

http://yudhim.blogspot.com/2008/01/contoh-skripsi.html

http://yundahamasah.blogspot.com/2013/01/kesehatan-reproduksi-remaja.html

http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/07/makalah-kesehatan-reproduksi-
remaja.html

Anda mungkin juga menyukai