6 Sasaran Penerapan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit
6 Sasaran Penerapan Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit
Muhammad Bismar
Bismarnasution9@gmail.com
Abstrak
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien
secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008). Setiap tindakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak
memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu
dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak
pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga
kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang
dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang
membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien.
Diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada tersearch dan analisis dari berbagai sumber
seperti buku teks, buku referensi jurnal dan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.
e-book, dan juga di bandingkan dengan Menurut Mardika Dwi Setiyani, dkk (2016)
jurnal yang berhubungan dengan 6 Sasaran ada beberapa hal yang dapatditerapkan
Penerapan Keselamatan Pasien di Rumah dalam menerapkan kebijakankeselamatan
Sakit. Dari analisi berbagai sumber pasien, antara lain: 1). Gambaran Ketepatan
digunakan untuk mengetahui 6 Sasaran Identifikasi Pasien Hasil penelitian
Penerapan Keselamatan Pasien di Rumah menunjukkan bahwa sebagian besar perawat
Sakit. telah mengimplementasikan identifikasi
pasien dengan baik. Hasil observasi pasien
Penulisan jurnal ini dimulai pada
menggunakan gelang identitas dengan
tanggal 30 Oktober 2020. Pengolahan jurnal
minimal dua identitas (nama pasien dan
dilakukan dengan metode membandingkan
tanggal lahir pasien) serta 33 rekam medik
beberapa jurnal yang berhubungan dengan 6
(100%) semuanya teridentifikasi dengan
Sasaran Penerapan Keselamatan Pasien di
minimal dua identitas. Sehingga dapat
Rumah Sakit. Untuk mengetahui 6 Sasaran
disimpulkan bahwa capaian ketepatan
Penerapan Keselamatan Pasien di Rumah.
identifikasi pasien sudah dilakukan dengan
HASIL baik, tetapi belum optimal karena menurut
KARS (2013) capaian ketetapan identifikasi
Dari hasil perbandingan jurnal
harus 100%. 2). Gambaran Komunukasi
tentang 6 Sasaran Penerapan Keselamatan
Efektif Menurut WHO (2009), jika
Pasien di Rumah Sakit Keselamatan pasien
komunikasi tidak dilakukan dengan baik
adalah hal terpenting yang perlu
akan menjadi ancaman bagi keselamatan
diperhatikan oleh setiap petugas medis yang
pasien. Sehinggga perawat harus dituntut
terlibat dalam memberikan pelayanan
untuk melakukan komunikasi dengan pasien
kesehatan kepada pasien. Tindakan
karena perawat lah yang paling sering
pelayanan, peralatan kesehatan, dan
ketemu dengan pasien dan perawat juga
lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya
sebagai perantara pasien dengan dokter atau
menunjang keselamatan serta kesembuhan
tim kesehatan lainnya. Menurut KARS
dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga
(2013) komunikasi harus mencapai 100%.
medis harus memiliki pengetahuan
3.) Gambaran Hand Hygine Mulyatiningsih
mengenai hak pasien serta mengetahui
(2013), menunjukkan 42.7% perawat
secara luas dan teliti tindakan pelayanan
melakukan tindakan pengurangan risiko Menurut Harus (2015), lamakerja berkaitan
infeksi dalam keselamatan pasien kurang dengan pengalaman kerja, dimana
baik. Cara yang baik untuk mencegah merupakan salah satu faktor kunci dalam
terjadinya infeksi nosokomial ialah mencuci keselamatan pasien di rumah sakit. Rosyidah
tangan pada setiap melakukan tindakan (2007) bahwa masa kerja biasanya dikaitkan
asuhan keperawatan kepada pasien di rumah dengan waktu mulai bekerja, dimana
sakit. Mencuci tangan dapat menurunkan pengalaman saat bekerja juga menentukan
20% - 40% kejadian nosokomial (Saragih, produktivitas seseorang. 7). Hubungan
2014). 4). Gambaran Implementasi Sasaran Pelatihan patient Safety dengan
Keselamtan Pasien Hasil penelitian yang Implementasikan Sasaran Keselamatan
dilakukan oleh Mulyatiningsih (2013) pasien Menurut Surani (2008), pelatihan
menunjukkan bahwa perilaku perawat dalam ialah serangkaian aktivitas yang disusun
melaksanakan keselamatan pasien kurang untuk meningkatkan pengetahuan,
baik (53%). Menurut Harus (2015), untuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kinerja
meningkatkan pelaksanaan atau sumber daya manusia. Menurut Sukiarko
implementasi patient safety, maka Rumah 2007), pelatihan untuk meningkatkan
Sakit harus melakukan pelatihan patient pengetahuan dan keterampilan sebagai kunci
safety secara berkala dan melakukan keberhasilan sebuah program kesehatan
monitoring atau evaluasi pelaksaan patient secara keseluruhan. Semakin banyaknya
safety. 5). Hubungan Pendidikan Terakhir pelatihan yang diikuti seorang perawat, bisa
dengan Implementas Sasaran Keselamatan menjadi pengaruh yang kuat dalam
Pasien Menurut Hughes (2008), bahwa menentukan baik tidaknya perawat dalam
tingkat pendidikan individu yang dapat implementasi sasaran keelamatan pasien.
meningkatkan pengetahuan perawat agar
dapat menerapkan patient safety, sehingga
dapat menurunkan angka kejadian tidak PEMBAHASAN