Anda di halaman 1dari 8

ULANGAN TENGAH SEMESTER

NAMA : IYIN PUTRA ALFAUZA


NIM : 20862081027
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KARYAWAN SMT 3

MATA KULIAH : TAFSI TARBAWI


DOSEN : Dr.H Ahmad Usman MA

FAKULTAS TARBIYYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA
JAWABAN

1. Dalam istilah tasawuf, peserta didik sering kali dengan “murid” atau thalib. Secara
etimologi, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut
artiterminologi, murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan
seorang pembimbing spiritual {mursyid}”. Sedangkan thalib dalam bahasa berarti
“orang yang mencari”, sedang menurut istilah tasawuf adalah “penempuh jalan
spiritual, yang berusaha keeras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi”.
Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah
tingkat dasar dan menengah, sementara sementara untuk perguruan tinggi lazimnya
disebut dengan mahasiswa (thalib).

ِ ‫ض ِع ال َّش َر‬
‫ف‬ ِ ْ‫صا ِحبِ ِه فِى َمو‬َ ِ‫ َوإِ َّن ْال ِع ْل َم لَيَ ْن ِز ُل ب‬، ٌ‫ص َدقَة‬
َ ُ‫ َوتَ ْعلِ ْي َمهُ لِ َمن ْ الَ يَ ْعلَ ُمه‬، ‫ فّإِ َّن تَ َعلُّ ُمهُ قُرْ بَةٌ إِلَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل‬، ‫اال ِع ْل َم‬
ْ ْ‫تَ َعلَّ ُمو‬
َ ْ ْ َ ْ ْ ْ
)‫ (الربيع‬. ‫ َوال ِعل ُم َزي ٌْن أِل هلِ ِه فِى ال ُّدنيَا َواأل ِخ َر ِة‬، ‫َوالرِّ ف َع ِة‬

Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.”
(HR. Ar-Rabii’).

Kebutuhan-Kebutuhan Peserta Didik.


Kebutuhan peserta didik adalah sesuatu kebutuhan yang harus didapatkan oleh
peserta didik untuk mendapatkan kedewasaan ilmu. Kebutuhan peserta didik
tersebut wajib dipenuhi atau diberikan oleh pendidik kepada peserta didiknya.
Menurut Ramayulis, ada delapan kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi,
yaitu:
a. Kebutuhan Fisik
Fisik seorang anak didik selalu mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat. Proses pertumbuhan fisik ini terbagi menjadi tiga tahapan:
 Peserta didik pada usia 0-7 tahun, pada masa ini peserta didik
masih mengalami masa kanak-kanak
 Peserta didik pada usia 7-14 tahun, pada usia ini biasanya peserta
didik tengah mengalami masa sekolah yang didukung dengan
peralihan pendidikan formal.
 Peserta didik pada usia 14-21 tahun, pada masa ini peserta didik
mulai mengalami masa pubertas yang akan membawa kepada
kedewasaan.
b. Kebutuhan Sosial
Adalah kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar
peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat lingkungan. Begitu
juga supaya dapat diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang
tuanya, guru-gurunya dan pemimpinnya. Kebutuhan ini perlu agar peserta
didik dapat memperoleh kebutuhan ini perlu agar peserta didik dapat
memperoleh posisi dan berprestasi dalam pendidikan.
c. Kebutuhan untuk Mendapatkan Status
Dalam proses kebutuan ini biasanaya seorang peseta didik ingin menjadi
orang yang dapat dibanggakan atau dapat menjadi seorang yang benarbenar berguna dan
dapat berbaur secara sempurna di dalam sebuah
lingkungan masyarakat.
d. Kebutuhan Mandiri
Kebutuhan mandiri ini pada dasarnya memiliki tujuan utama yaitu untuk
menghindarkan sifat pemberontak pada diri peserta didik, serta
menghilangkan rasa tidak puas akan kepercayaan dari orang tua atau

2. Konsep Dan etika belajar dan mengajar


Etika mengajar :
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter watakkesusilaan
atau adat kebiasaan. Etika adalah aturan-aturan yang disepakati bersama oleh ahli-ahli
yang mengamalkan kerjanya seperti keguruan, pengobatandan sebagainya. Guru
dalam pendidikan merupakan faktor yang paling penting,seorang guru harus
mempunyai etika dan harus memiliki sifat-sifat yang berikut:

a.Bahwa tujuan, tingkah laku dan pemikirannya mendapat bimbingan


Tuhan(Rabbani), seperti disebutkan oleh surat Al-imran, ayat 79,
“Tetapi jadilahkamu Rabbani (mendapat bimbingan Tuhan)”.

b.Bahwa ia mempunyai persiapan ilmiah, vokasional dan budaya menerusiilmu-ilmu


pengkhususannya seperti geografi, ilmu-ilmu keIslaman dankebudayaan dunia dalam
bidang pengkhususannya.

c.Bahwa ia ikhlas dalam kerja-kerja kependidikan dan risalah Islamnya dengantujuan


mencari keredhaan Allah S.W.T dan mencari kebenaran sertamelaksanakannya.

d.Memiliki kebolehan untuk mendekatkan maklumat-maklumat kepada pemikiran


murid-murid dan ia bersabar untuk menghadapi masalah yangtimbul

.e.Bahwa ia benar dalam hal yang didakwahkannya dan tanda kebenaran ituialah
tingkah lakunya sendiri, supaya dapat mempengaruhi jiwa murid-muridnya dan
anggota-anggota masyarakat lainnya. Seperti makna sebuahhadith Nabi S.A.W,
“Iman itu bukanlah berharap dan berhias tetapi
meyakinkan dengan hati d
an membuktikan dengan amal”.

f.Bahwa ia fleksibel dalam mempelbagaikan kaedah-kaedah pengajaran


denganmenggunakan kaedah yang sesuai bagi suasana tertentu. Ini memerlukan
bahawa guru dipersiapkan dari segi professional dan psikologikal yang baik.

g.Bahwa ia memiliki sahsiah yang kuat dan sanggup membimbing murid-muridke


arah yang dikehendaki.

“Adab orang alim (guru), yakni: tidak berhenti menuntut ilmu, bertindak dengan
ilmu, senantiasa bersikap tenang, tidak takabur dalam memerintah atau memanggil
seseorang, bersikap lembut terhadap murid, tidak membanggakan diri, mengajukan
pertanyaan yang bisa dipahami orang yang lamban berpikirnya, merendah dengan
mengatakan, ‘Saya tidak tahu,’ bersedia menjawab secara ringkas pertanyaan yang
diajukan penanya yang kemampuan berpikirnya masih terbatas, menghindari sikap
yang tak wajar, mendengar dan menerima argumentasi dari orang lain meskipun ia
seorang.
Etika belajar :
Seorang pelajar atau peserta didik juga harus memperhatikan adab atau
tugasnya dalam menuntut ilmu diantaranya yaitu[12]:

a. Niat yang ikhlas karena Allah swt ketika menuntuk ilmu hanya
mengharapakan Ridha dan pahala dari Allah.[13]

b. Mengawali langkah dengan penyucian hati dari perilaku yang buruk dan
sifat-sifat yang tercela.

c. Mengurangi segala keterkaitan dengan kesibukan-kesibukan duniawi dan


menjauh dari keluarga dan kota tempat tinggal.

d. Tidak bersikap angkuh terhadap ilmu dan tidak pula menonjolkan kekuasaan
terhadap guru yang mengajarinya

e. Tidak memalingkan perhatiannya sendiri untuk mendengar pendapat-


pendapat manusia yang bersimpang siur baik ilmu-ilmu yang dipelajarinya itu
termasuk ilmu-ilmu dunia maupun ilmu-ilmu akhirat.

f. Menunjukan perhatiannya yang sungguh-sungguh kepada tiap-tiap disiplin


ilmu yang terpuji, agar dapat mengetahuai tujuannya masing-masing.

g. Tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum menguasai bagian
yang sebelumnya.

h. Berusaha mengetahui apa kiranya yang menjadikaan sesuatu menjadi


semulia-mulia ilmu.

i. Menjadikan tujuannya yang segera demi menghiasi batinnya dengan segala


aspek kebajikan.

j. Mengetahui antara suatu ilmu dengan tujuannya

Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dengan enam macam,
yang merupakan kkompetensi mutlak dan dibutuhkan tercapainya tujuan
pendidikan. Syarat yang dimaksud yaitu dengan syairnya sebagai berikut:

‫االَالَتنَا َ ُل ْال ِع ْل َم اِالَّبِ ِستَّ ٍة‬

َ ‫َسأ ُ ْنبِ ْي‬


‫ك ع َْن َمجْ ُموْ ِعهَا ِببَيَا ٍن‬

‫ار َوب ُْل َغ ٍة‬ ٍ ْ‫ُذكَا ٍء َو ِحر‬


ٍ َ‫ص َوا ْس ِطب‬

ِ ‫َواِرْ شَا ِداُ ْستَا ٍذ َوطُوْ ِل ال َّز َم‬


‫ان‬

“ Ingatlah! Engkau tidak akan bisa memperoleh ilmu kecuali karena enam
syarat; aku akan menjelaskan keenam syarat itu padamu, yaitu:
kecerdasan,hasrat atau motivasi yang keras, sabar, modal {sarana}, petunjuk
guru, dan masa yang panjang {kontinu}”.

3. Hak & Kewajiban belajar dalam pendidikan agama Isla


۟ ُ‫وا يَرْ فَع ٱهَّلل ُ ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
‫وا ِمن ُك ْم‬ ۟ ‫وا فَٱن ُش ُز‬ ۟ ‫ُوا يَ ْف َسح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوإ َذا قِي َل ٱن ُش ُز‬ ۟ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامنُ ٓو ۟ا إ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسح‬
۟ ‫ُوا فِى ْٱلم ٰ َجلِس فَٱ ْف َسح‬
َ ِ ِ ِ ِ َ ِ َ
‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬ ۟ ُ‫َوٱلَّ ِذينَ أُوت‬
ٍ ‫وا ْٱل ِع ْل َم د ََر ٰ َج‬

Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah


dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka
yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat
ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan
hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan
mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:

‫ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
َ َ‫َو َم ْن َسل‬

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim,)

Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu,
karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk
menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga
menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan jalannya menuju surga.

Di dalam kata-kata mutiara orang Arab juga menjelaskan tentang belajar:

‫ب ْال ِع ْل َم ِمنَ ْال َم ْه ِد إِلَى اللَّحْ ِد‬ ْ ُ‫أ‬


ِ ُ‫طل‬

Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.”


Bahwa kewajiban menuntut ilmu itu sepanjang hidup kita dimulai dari kita dilahirkan sampai
akhir hayat kita.

4. Ilmu berasal dari bahasa arab yakni ilm atau alim yang berarti mengetahui. Ilmu
sendiri secara istilah diartikan sebagai sebuah atau sesuatu pengetahuan yang
diberikan oleh Allah Swt kepada umat-Nya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an al-Karim:

‫إِنَّ َما يَ ْخشَى هَّللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَ َما ُء‬

Artinya: " ... Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-Nya hanyalah
ulama ... " (QS. Fathir: 28)
Ilmu apa yang dimaksud dalam ayat tersebut?
Bagaimana ciri-ciri ulama yang Allah sebutkan diatas?
Imam Al Jurjani di dalam kitabnya At Ta'riifaat mendefinisikan ilmu sebagai
keyakinan kuat yang sesuai dengan realita. Beliau juga menyebutkan definisi lain,
yaitu adanya gambaran sesuatu di dalam akal, hanya saja beliau menjelaskan bahwa
definisi pertama memiliki makna lebih dalam dari yang kedua.

Sementara Imam Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir Ar Razi dalam kitabnya
Mukhtar Ash Shihah menerangkan bahwa ilmu ialah mutlak pengetahuan.

Keutamaan ilmu dan menuntut ilmu


dalam surat Ali Imran ayat 18, yang artinya:
ۤ
‫َش ِه َد هّٰللا ُ اَنَّهٗ ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ه ۙ َُو َو ْال َم ٰل ِٕٕىِ¯ َكةُ َواُولُوا ْال ِع ْل ِم قَ ۤا ِٕٕىِ¯ ًم ۢا بِ ْالقِ ْس ِۗط ٓاَل اِ ٰلهَ اِاَّل ه َُو ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬

“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para Malaikat
dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia,
yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.

Di dalam surat az-Zumar ayat 9 Allah berfirman:

ِ ‫قُلْ هَلْ َي ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ َي ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر اُولُوا ااْل َ ْلبَا‬
‫ب‬

“Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang


tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima
pelajaran.

Selanjutnya dalam surat Fathir ayat 28, yang artinya:

‫اِنَّ َما يَ ْخشَى هّٰللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَمٰۤ ؤا‬

“Hanya saja yang takut kepada Allah dari sekian hamba-Nya adalah ulama,”

Rasulullah Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam, juga memuji orang yang


berilmu, sebagaimana tersebut dalam beberapa haditsnya, seperti yang terdapat dapat
kitab Adab ad-Dunya wa ad-Din bab Adab al-‘Ilm, sebagai berikut:

‫ إنّي عليم أحبّ ك ّل عليم‬:‫ أوحى هللا إلى إبراهيم عليه السّالم‬:‫روي عن النبي صلّى هللا عليه وسلّم أنّه قال‬

“diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda: Allah Swt memberi wahyu kepada
Ibrahim as.: sesunggunya Aku (Allah Maha) mengetahui, Aku (Allah) mencintai
orang-orang yang berilmu”

:‫ فقال صلّى هللا عليه وسلّم‬,‫ أحدهما عالم واالخر عابد‬:‫ ُسئِل رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم عن رجلين‬:‫روى أبو أمامة قال‬
‫فضل العالم على العباد كفضلى على أدنا كم رجال‬

“Diriwayatkan dari Abu Umamah, berkata: Rasulullah Saw. ditanya tentang 2 orang,
yang satu orang alim dan yang satunya ahli ibadah. Rasulullah Saw. bersabda:
keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap orang yang
paling rendah di antara kalian (sahabat)”
Di dalam kitab Tanqih al-Qoul al-Hatsits bi Syarh Lubab al-hadits karya Imam
Nawawi halaman 8, terdapat hadis tentang keutamaan orang yang berilmu, yaitu:

‫ع‬ ِ ‫ع أَ َش ُّد َعلَى ال َّش ْيطَا ِن ِم ْن أَ ْل‬


ِ ‫ف عَابِ ٍد ُمجْ تَ ِه ٍد َجا ِه ٍل َو‬
ٍ ‫ار‬ ٌ ‫ار‬ ِ ‫وقال صلى هللا عليه وسلم فَقِ ْيهٌ َو‬
ِ ‫اح ٌد ُمت ََو‬

Nabi Saw. Bersabda: Seorang faqih (alim dalam ilmu agama), wira’i (menjaga diri
dari hal-hal yang diharamkan) adalah lebih berat (sulit) bagi syaitan disbanding seribu
ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, (tapi) bodoh, (meskipun) wira’i.

‫ب‬ َ ‫َلى ال َعابِ ِد َكفَضْ ِل القَ َم ِر لَ ْيلَةَ البَ ْد ِر ع‬


ِ ‫َلى َسائِ ِر الك ََوا ِك‬ َ ‫وقال صلى هللا عليه وسلم فَضْ ُل ال َعالِ ِم ع‬

Nabi saw. bersabda, “Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya)
atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas
semua bintang-bintang lainnya.”

6.Sumari Makalah Yang Berjudul MURID SEBAGAI PESERTA DIDIK DALAM


PEMBELAJARAN ISLAM.

1.Peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan
atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
2.
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi
kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
3.
Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan
social, kebutuhan untuk mendapatkan status, kebutuhan mandiri, kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan ingin disayangi dan dicintai, kebutuhan untuk curhat,
kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup.
4.
Karakteristik peserta didik diantaranya:
a. peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
sehingga metode belajar mengajar tidak boleh dilaksanakan dengan orang
dewasa,
b. peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan
itu semaksimal mungkin,
c. peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,
d. peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia.
e. peserta didik merupakan subjek dan objek pendidika
f. peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalam
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.
 Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam yaitu;
belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT
 mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi
 bersikap tawadlu’ (rendah hati)
 menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
 mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah)
 belajar dengan bertahap
 belajar ilmu sampai tuntas.
 mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
 memprioritaskan ilmu diniyah.
 mengenal nilai-nilai pragmatis
 peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik.

TERIMA KASIH BANYAK.

Anda mungkin juga menyukai