1. Dalam istilah tasawuf, peserta didik sering kali dengan “murid” atau thalib. Secara
etimologi, murid berarti “orang yang menghendaki”. Sedangkan menurut
artiterminologi, murid adalah pencari hakikat di bawah bimbingan dan arahan
seorang pembimbing spiritual {mursyid}”. Sedangkan thalib dalam bahasa berarti
“orang yang mencari”, sedang menurut istilah tasawuf adalah “penempuh jalan
spiritual, yang berusaha keeras menempuh dirinya untuk mencapai derajat sufi”.
Penyebutan murid ini juga dipakai untuk menyebut peserta didik pada sekolah
tingkat dasar dan menengah, sementara sementara untuk perguruan tinggi lazimnya
disebut dengan mahasiswa (thalib).
ِ ض ِع ال َّش َر
ف ِ ْصا ِحبِ ِه فِى َموَ ِ َوإِ َّن ْال ِع ْل َم لَيَ ْن ِز ُل ب، ٌص َدقَة
َ ُ َوتَ ْعلِ ْي َمهُ لِ َمن ْ الَ يَ ْعلَ ُمه، فّإِ َّن تَ َعلُّ ُمهُ قُرْ بَةٌ إِلَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل، اال ِع ْل َم
ْ ْتَ َعلَّ ُمو
َ ْ ْ َ ْ ْ ْ
) (الربيع. َوال ِعل ُم َزي ٌْن أِل هلِ ِه فِى ال ُّدنيَا َواأل ِخ َر ِة، َوالرِّ ف َع ِة
Tuntutlah ilmu,sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya dalam kedudukan terhormat dan
mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat.”
(HR. Ar-Rabii’).
.e.Bahwa ia benar dalam hal yang didakwahkannya dan tanda kebenaran ituialah
tingkah lakunya sendiri, supaya dapat mempengaruhi jiwa murid-muridnya dan
anggota-anggota masyarakat lainnya. Seperti makna sebuahhadith Nabi S.A.W,
“Iman itu bukanlah berharap dan berhias tetapi
meyakinkan dengan hati d
an membuktikan dengan amal”.
“Adab orang alim (guru), yakni: tidak berhenti menuntut ilmu, bertindak dengan
ilmu, senantiasa bersikap tenang, tidak takabur dalam memerintah atau memanggil
seseorang, bersikap lembut terhadap murid, tidak membanggakan diri, mengajukan
pertanyaan yang bisa dipahami orang yang lamban berpikirnya, merendah dengan
mengatakan, ‘Saya tidak tahu,’ bersedia menjawab secara ringkas pertanyaan yang
diajukan penanya yang kemampuan berpikirnya masih terbatas, menghindari sikap
yang tak wajar, mendengar dan menerima argumentasi dari orang lain meskipun ia
seorang.
Etika belajar :
Seorang pelajar atau peserta didik juga harus memperhatikan adab atau
tugasnya dalam menuntut ilmu diantaranya yaitu[12]:
a. Niat yang ikhlas karena Allah swt ketika menuntuk ilmu hanya
mengharapakan Ridha dan pahala dari Allah.[13]
b. Mengawali langkah dengan penyucian hati dari perilaku yang buruk dan
sifat-sifat yang tercela.
d. Tidak bersikap angkuh terhadap ilmu dan tidak pula menonjolkan kekuasaan
terhadap guru yang mengajarinya
g. Tidak melibatkan diri dalam suatu bagian ilmu sebelum menguasai bagian
yang sebelumnya.
Ali bin Abi Thalib memberikan syarat bagi peserta didik dengan enam macam,
yang merupakan kkompetensi mutlak dan dibutuhkan tercapainya tujuan
pendidikan. Syarat yang dimaksud yaitu dengan syairnya sebagai berikut:
“ Ingatlah! Engkau tidak akan bisa memperoleh ilmu kecuali karena enam
syarat; aku akan menjelaskan keenam syarat itu padamu, yaitu:
kecerdasan,hasrat atau motivasi yang keras, sabar, modal {sarana}, petunjuk
guru, dan masa yang panjang {kontinu}”.
Kutipan ayat tersebut menerangkan bahwa betapa Allah akan mengangkat derajat mereka
yang menuntut ilmu beberapa kali lebih tinggi daripada yang tidak menuntut ilmu. Isyarat
ini menandakan bahwa dengan ilmu lah manusia bisa menjadi lebih mulia, tidak dengan
hartanya apalagi nasabnya. Dalam sebuah Hadis pun disebutkan tentang keutamaan
mempelajari ilmu pengetahuan dalam Islam, Rasulullah SAW bersabda:
ك طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة
َ ََو َم ْن َسل
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim,)
Dari kedua dalil di atas menerangkan bahwa umat Islam diwajibkan untuk menuntut ilmu,
karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa barang siapa yang pergi untuk
menuntut ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan Rasulullah juga
menjelaskan bahwa dengan belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan jalannya menuju surga.
4. Ilmu berasal dari bahasa arab yakni ilm atau alim yang berarti mengetahui. Ilmu
sendiri secara istilah diartikan sebagai sebuah atau sesuatu pengetahuan yang
diberikan oleh Allah Swt kepada umat-Nya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an al-Karim:
Artinya: " ... Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-Nya hanyalah
ulama ... " (QS. Fathir: 28)
Ilmu apa yang dimaksud dalam ayat tersebut?
Bagaimana ciri-ciri ulama yang Allah sebutkan diatas?
Imam Al Jurjani di dalam kitabnya At Ta'riifaat mendefinisikan ilmu sebagai
keyakinan kuat yang sesuai dengan realita. Beliau juga menyebutkan definisi lain,
yaitu adanya gambaran sesuatu di dalam akal, hanya saja beliau menjelaskan bahwa
definisi pertama memiliki makna lebih dalam dari yang kedua.
Sementara Imam Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir Ar Razi dalam kitabnya
Mukhtar Ash Shihah menerangkan bahwa ilmu ialah mutlak pengetahuan.
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para Malaikat
dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain Dia,
yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.
ِ قُلْ هَلْ َي ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ َي ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُر اُولُوا ااْل َ ْلبَا
ب
“Hanya saja yang takut kepada Allah dari sekian hamba-Nya adalah ulama,”
إنّي عليم أحبّ ك ّل عليم: أوحى هللا إلى إبراهيم عليه السّالم:روي عن النبي صلّى هللا عليه وسلّم أنّه قال
“diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda: Allah Swt memberi wahyu kepada
Ibrahim as.: sesunggunya Aku (Allah Maha) mengetahui, Aku (Allah) mencintai
orang-orang yang berilmu”
: فقال صلّى هللا عليه وسلّم, أحدهما عالم واالخر عابد: ُسئِل رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم عن رجلين:روى أبو أمامة قال
فضل العالم على العباد كفضلى على أدنا كم رجال
“Diriwayatkan dari Abu Umamah, berkata: Rasulullah Saw. ditanya tentang 2 orang,
yang satu orang alim dan yang satunya ahli ibadah. Rasulullah Saw. bersabda:
keutamaan orang alim terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap orang yang
paling rendah di antara kalian (sahabat)”
Di dalam kitab Tanqih al-Qoul al-Hatsits bi Syarh Lubab al-hadits karya Imam
Nawawi halaman 8, terdapat hadis tentang keutamaan orang yang berilmu, yaitu:
Nabi Saw. Bersabda: Seorang faqih (alim dalam ilmu agama), wira’i (menjaga diri
dari hal-hal yang diharamkan) adalah lebih berat (sulit) bagi syaitan disbanding seribu
ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, (tapi) bodoh, (meskipun) wira’i.
Nabi saw. bersabda, “Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya)
atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas
semua bintang-bintang lainnya.”
1.Peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan
atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.
2.
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu sedang tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi
kehidupan di dunia dan di akhirat kelak.
3.
Kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan
social, kebutuhan untuk mendapatkan status, kebutuhan mandiri, kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan ingin disayangi dan dicintai, kebutuhan untuk curhat,
kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup.
4.
Karakteristik peserta didik diantaranya:
a. peserta didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,
sehingga metode belajar mengajar tidak boleh dilaksanakan dengan orang
dewasa,
b. peserta didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan
itu semaksimal mungkin,
c. peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,
d. peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia.
e. peserta didik merupakan subjek dan objek pendidika
f. peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dalam
mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.
Sifat-sifat dan kode etik peserta didik dalam pendidikan Islam yaitu;
belajar dengan niat ibadah dalam rangka taqarrub kepada Allah SWT
mengurangi kecenderungan pada duniawi dibandingkan masalah ukhrawi
bersikap tawadlu’ (rendah hati)
menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji (mahmudah)
belajar dengan bertahap
belajar ilmu sampai tuntas.
mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
memprioritaskan ilmu diniyah.
mengenal nilai-nilai pragmatis
peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik.