“MANUSIA, KERAGAMAN,
DAN KESEDERAJATAN”
BAB 1 ........................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
1. PENGERTIAN ............................................................................................................... 3
1.1. Pengertian keragaman : ........................................................................................... 3
1.2. Pengertian Kesetaraan : ........................................................................................... 4
1.3. Pengertian kesederajatan : ....................................................................................... 4
2. MANUSIA, KERAGAMAN, DAN KESEDERAJATAN DI KEHIDUPAN SEKITAR
4
2.1. Makna Keragaman ................................................................................................... 4
2.2. Agama ...................................................................................................................... 5
2.3. Dampak Buruk ......................................................................................................... 5
2.4. Diskriminasi............................................................................................................. 5
2.5. Faktor Perubahan Sosial .......................................................................................... 6
BAB 2 ........................................................................................................................................ 7
CONTOH KASUS ..................................................................................................................... 7
1. KERAGAMAN ETNIK DAN BUDAYA INDONESIA ............................................... 7
2. ANALISA ....................................................................................................................... 8
BAB 3 ...................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
KESIMPULAN .................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
BAB 1
PENDAHULUAN
1. PENGERTIAN
1.1.Pengertian keragaman :
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Sedangkan
kesederajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki.
Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan
sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar keragaman hal
tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat di
Indonesia.
Agama sendiri adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat adalah sebagai
sesuatu yang edukatif yaitu agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
Agama juga berfungsi sebagai penyelamat, perdamaian, sosial kontrol, pemupuk rasa
solidaritas, transformatif (membawa perubahan), kretif, dan agama berfungsi sublimatif
(perubahan ke tingkat yang lebih baik).
Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis, dan dewasa atas keragaman
masyarakat tersebut antara lain adalah disharmonisasi (tidak adanya penyesuaian atas
keragaman antara manusia dengan lingkungannya), perilaku diskriminatif terhadap
kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis (menganggap derajat
kelompoknya lebih tinggi dari kelompok lain).
Untuk menghindari dampak buruk di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu
dengan meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme, semangat pluralism,
semangat humanism, dialog antar- umat beragama, dan membangun suatu pola
komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa,
dan harmonisasi dunia.
1.2.Pengertian Kesetaraan :
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki tingkat
atau kedudukanyang sama . tingkatan atau kedudukan yang sama. tingkatan atau
kedudukan yang sama bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa
dibedakan adalah diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk
mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain, dihadapan tuhan , semua manusia
adalah sama derajat, kedudukan atau tingkatannya. yang membedakannya adalah
tingkat ketaqwaan manusia tsb terhadap tuhan.
1.3.Pengertian kesederajatan :
Adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap
memiliki suatu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki, kesederajatan adalah
persamaan harkat, nilai , harga, taraf yang membedakan makhul yang satu dengan yang
lainnya. kesederajatan dalam masyarakat adalah suatu keadaan menunjukan adanya
pemeliharaan krukunan dan kedamaian yang saling menjaga harkat dan martabatnya.
2.1.Makna Keragaman
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan ras,
agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Sedangkan
kesederajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki.
Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama dan
keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan
sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar keragaman hal
tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat di
Indonesia.
2.2.Agama
Agama sendiri adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat adalah sebagai
sesuatu yang edukatif yaitu agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang.
Agama juga berfungsi sebagai penyelamat, perdamaian, sosial kontrol, pemupuk rasa
solidaritas, transformatif (membawa perubahan), kretif, dan agama berfungsi sublimatif
(perubahan ke tingkat yang lebih baik).
2.3.Dampak Buruk
Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis, dan dewasa atas keragaman
masyarakat tersebut antara lain adalah disharmonisasi (tidak adanya penyesuaian atas
keragaman antara manusia dengan lingkungannya), perilaku diskriminatif terhadap
kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis (menganggap derajat
kelompoknya lebih tinggi dari kelompok lain).
Untuk menghindari dampak buruk di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu
dengan meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme, semangat pluralism,
semangat humanism, dialog antar- umat beragama, dan membangun suatu pola
komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa,
dan harmonisasi dunia.
2.4.Diskriminasi
Selain diskriminasi juga terdapat problematika lain yang harus diwaspadai yaitu adanya
disintegrasi bangsa. Ada enam faktor utama yang menjadi penyebab utama proses
tersebut yaitu kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung
lama, krisis politik, krisis sosial, demoralisasi tentara dan polisi, dan intervensi asing.
Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan
ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang majemuk (heterogen).
Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku bangsa
dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang
sama yang disebut Kebudayaan Nasional.
Perubahan sosial-budaya terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor dari luar: (a)
akulturasi yaitu meleburnya suatu kebudayaan asing ke dalam kebudayaan sendiri
tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian; (b) difusi yaitu penyebaran unsur
kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain; (c) penetrasi yaitu masuknya unsur
kebudayaan asing secara paksa sehingga merusak kebudayaan sendiri; (d) invasi yaitu
masuknya unsur kebudayaan asing melalui masa peperangan/penjajahan; (e) asimilasi
yaitu proses penyesuaian seseorang yang asing dengan kebudayaan setempat; (f)
hibridisasi yaitu perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan campuran
antara orang asing dengan penduduk setempat; (g) milenarisasi merupakan salah satu
bentuk kebangkitan yang mengangkat golongan bawah yang tertindas. Sedangkan
faktor dari dalam yang menyebabkan perubahan itu terjadi yaitu sistem pendidikan
yang maju yang terdiri dari inovasi (pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari
kebudayaan), discovery (penemuan unsur kebudayaan yang baru), invention (perolehan
hal baru yang dilakukan melalui usaha yang sungguh-sungguh), dan enkulturasi (suatu
proses manusia mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan
sistem norma yang tumbuh di dalam masyarakat). Selain faktor pendidikan yang maju,
faktor dari dalam yang mendasarinya perubahan sosial-budaya itu adalah adanya sikap
menghargai hasil karya orang lain, adanya keterbukaan di dalam masyarakat, adanya
toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang, penduduk yang heterogen.
BAB 2
CONTOH KASUS
Mengutip KBBI, etnik atau etnis bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem sosial
attau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat,
agama, bahasa dan sebagainya.
Mengutip Kemdikbud RI, etnik atau etnis disebut juga suku bangsa. Menurut
Koentjaraningrat, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang mempunyai kesatuan
budaya dan terikat oleh kesadaran budaya tersebut sehingga menjadi identitas.
Kesadaran dan identitas biasanya dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Jadi, suku bangsa
adalah gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial sebab
mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan asal-usul, tempat asal dan
kebudayaan.
Ciri-ciri suku bangsa adalah memiliki kesamaan kebudayaan, bahasa, adat istiadat, dan
nenek moyang. Ciri-ciri mendasar yang membedakan suku bangsa yang satu dengan
yang lain adalah bahasa daerah, adat istiadat, sistem kekerabatan, kesenian daerah, dan
tempat asal.
Keberagaman bangsa Indonesia terutama terbentuk oleh jumlah suku bangsa yang
tinggal di berbagai lokasi yang tersebar. Setiap suku bangsa memiliki ciri atau karakter
tersendiri, dalam aspek sosial atau budaya.
Menurut data BPS pada 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Suku-suku
bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan yang membentuk keanekaragaman
di Indonesia. Keberagaman kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia,
dipengaruhi faktor lingkungan.
Keragaman Indonesia juga tampak dari seni sebagai hasil kebudayaan daerah. Setiap
daerah memiliki hasil karya seni yang berbeda dan menjadi ciri khas daerah masing-
masing. Hampir semua daerah atau suku bangsa di Indonesia memiliki tarian dan
nyanyian yang berbeda. Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai
Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap
dipertahankan dan dilestarikan.
Contoh keberagaman etnik dan budaya di Indonesia adalah budaya melukis tubuh di
Mentawai, Sumatera Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak
kebudayaan lain yang belum tereksplorasi.
Rumah adat
Wujud keanekaragaman budaya bangsa Indonesia tersebar di berbagai provinsi yang
paling konkrit adalah rumah adat di setiap provinsi di Indonesia. Contoh rumah adat di
daerah di Indonesia: Nanggroe Aceh Darussalam: Krong Bade Sumatera Barat: Rumah
Gadang Yogyakarta: Rumah Joglo Bali: Rumah Adat Gapura Candi Bentar Nusa
Tenggara Timur: Musalaki Kalimantan Timur: Rumah Adat Lamin Kalimantan
Tengah: Betang Kalimantan Selatan: Banjar atau Betang Sulawesi Utara: Rumah Adat
Istana Buton Papua: Honai
Pakaian Adat
Pakaian adat tradisional Indonesia sangat beragam. Pakaian adat tradisional di
Indonesia adalah nilai-nilai budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Maka pakaian
adat di Indonesia harus dijaga dan dilestarikan. Contoh, pakaian adat Biliu dan Makuta
dari Sulawesi Tengah, Ngambe dari Gorontalo, Kebaya dan Beskap dari Jawa Tengah,
dan lain-lain.
Tarian Daerah
Tari adalah salah satu aspek seni untuk mengungkapkan perasaan melalui gerak,
biasanya mengandung makna dan simbol tertentu di dalamnya. Setiap tarian atau
pertunjukan tari di tiap daerah Indonesia memiliki keunikan dan ciri khas masing-
masing. Contoh tari daerah di Indonesia, Tari Seudati dari Aceh, Tari Legong dari Bali,
dan lain-lain.
2. ANALISA
Dari contoh kasus diatas, dapat kita lihat bahwa negara kita ternyata sangat kaya akan
keragaman manusianya. Mulai dari warna kulit, ras, suku, etnik, agama, budaya, dan
lain sebagainya. Akan tetapi, keanekaragaman ini bagi masyarakat Indonesia sendiri
adalah anugerah karena dengan keragaman budaya yang bermacam-macam, kita dapat
mengenal satu sama lain dan mempererat rasa persatuan dan kesatuan sebagai satu
bangsa Indonesia.
Selain adanya pengaruh yang baik dari keanekaragaman budaya, pun ada juga
ancaman-ancaman yang akan menyerang seperti contoh, diskriminasi terhadap
kelompok minoritas di suatu daerah. Hal tersebut akan terjadi jika nilai-nilai saling
menghargai sudah luntur dalam diri. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dalam diri
masing-masing masyarakat terkait pentingnya memahami perbedaan dan sikap
toleransi.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada 3 hal yang menyertai adanya
keragaman manusia. Yaitu agama/keyakinan, dampak baik maupun buruk, faktor-
faktor penyebab munculnya suatu budaya.
1. Agama : Akan ada dampak yang muncul dari adanya pertemuan agama dengan
kebudayaan. Entah itu budaya yang dipengaruhi agama maupun agama yang
dipengaruhi oleh budaya setempat. Contoh : kebudayaan Yasinan, Slametan, dll.
2. Dampak baik dan buruk dalam hal keanekaragaman budaya disebabkan oleh
kondisi masyarakat itu sendiri.
3. Faktor-faktor penyebab munculnya keanekaragaman budaya di suatu tempat
tergantung kepada faktor eksternal dan internal.
DAFTAR PUSTAKA
https://catarts.wordpress.com/2012/04/13/bab-iv-manusia-keragaman-dan-kesetaraan/
(diakses 3 Desember 2020)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/19/160000569/keragaman-etnik-dan-
budaya-indonesia?page=all (diakses 3 Desember 2020)