Anda di halaman 1dari 7

1.1.

INFORMASI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


1.1.1 Komponen Geofisik Kimia
a. Suhu Udara dan Kelembaban
Kecamatan Landu Leko memiliki suhu udara rata-rata 27,29 oC pada tahun
2017, 26,96 oC pada tahun 2018 dan 26,85 oC pada tahun 2019. Suhu udara rata-
rata bulanan maksimum pada tahun 2019 adalah 29,5 oC dan minimum 24,2 oC.
Nilai rata-rata suhu udara paling rendah terdapat pada bulan Juli sampai dengan
Agustus jika dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain dalam satu tahun yaitu
berkisar pada 24,2 oC – 24,8 oC. Sedangkan bulan November dan Desember
merupakan bulan yang paling panas dengan suhu rata-rata tertinggi mencapai 29,5
o
C. Data mengenai rata-rata suhu udara bulanan di Kecamatan Landu Leko
selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.

Suhu Udara Rata-Rata Bulanan Kecamatan Landu Leko


30

29
Suhu (Derajat Celcius)

28

27

26

25

24
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Sumber: Kecamatan Landu Leko dalam angka, 2018-2020


Gambar 2.Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Kecamatan Landu Leko

Kelembaban udara rata-rata di Kecamatan Landu Leko adalah 63,25% di tahun


2017, pada tahun 2018 adalah 83,25% dan pada tahun 2019 adalah 78,83%. Nilai
maksimum dari kelembaban udara adalah 82% dan minimum adalah 31% pada
tahun 2017. Pada tahun 2018 kelembaban udara maksimum adalah 91% dan
minimum adalah 73%, sedangkan pada tahun 2019 kelembaban udara maksimum
adalah 89% dan minimum adalah 71%. Selama 3 tahun terakhir kelembaban
tinggi terjadi pada bulan Januari sampai bulan Maret sedangkan kelembaban
udara rendah sekitar bulan April hingga Desember. Data kelembaban udara di
Kecamatan Landu Leko ditunjukkan pada Gambar 3.
Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan Kecamatan Landu
Leko
96

86

Kelembaban (%)
76

66

56

46

36

26
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Sumber: Kecamatan Landu Leko dalam Angka, 2018-2020


Gambar 3. Kelembaban Udara Rata-Rata Bulanan di Kecamatan Landu Leko
b. Penyinaran Matahari
Intensitas penyinaran matahari di Kecamatan Landu Leko pada tahun 2017-
2019 memiliki rata-rata 78,08%. Pada bulan Januari, lama penyinaran sangat
rendah yaitu 48% dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Intensitas
penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Mei hingga Oktober yang
mencapai angka 95,33%. Data lama penyinaran matahari di Kecamatan Landu
Leko ditunjukkan pada gambar berikut.

Lama Penyinaran Matahari


di Kecamatan Landu Leko
110
100
Lama Penyinaran (%)

90
80
70
60
50
40
30
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

Sumber: Kecamatan Landu Leko dalam Angka, 2018-2020


Gambar 4. Lama Penyinaran Matahari di Kecamatan Landu Leko

c. Curah Hujan
Kecamatan Landu Leko memiliki musim hujan pada bulan November hingga
Maret. Selama 3 tahun terakhir (2017-2019) rata-rata curah hujan tertinggi sebesar
266,63 mm terjadi pada bulan Januari, sedangkan rata-rata curah hujan terrendah
berkisar sekitar 0,5 mm sampai 23,7 mm terjadi pada bulan Mei sampai bulan
Oktober. Potensi dan ketersediaan sumber daya air permukaan dan air tanah
cukup terbatas. Profil curah hujan rata-rata bulanan pada tahun 2017-2019
ditunjukkan pada Gambar 5.

Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Kecamatan Landu Leko


605

505
Curah Jujan (mm)

405

305

205

105

5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
-95

Sumber: Kecamatan Landu Leko dalam Angka, 2018-2020


Gambar 5 Curah Hujan Rata-Rata Bulanan di Kecamatan Landu Leko

1.1.2 Komponen Biologi


Pemantauan komponen biologi bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
hayati yang ada pada lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan di Desa
Balotena, Kecamatan Landu Leko, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
a. Flora
Berdasarkan pengamatan lokasi sekitar tapak proyek terdapat beberapa jenis
flora baik yang tumbuh secara alami maupun yang ditumbuhkan oleh aktivitas
antropogenik di sekitar tapak proyek membentuk ekosistem artifisial seperti
ladang atau tegalan. Flora yang ditemukan pada daerah rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan berupa padang rumput yang luas, tegakan pohon, herba
dan semak. Dari hasil pengamatan vegetasi pada lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan pembangunan Pelabuhan, tegakan pohon yang dijumpai antara lain,
Lontar (Borassus flabellifer L.), Kelapa (Cocos nucifera L.), Kusambi
(Scekeichera oleosa, Asam (Tamarinda indica), dan Gewang (Corypha utan).
b. Fauna
Hewan-hewan dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu hewan peliharaan dan
hewan liar. Hewan ternak ternak di pulau Rote meliputi kerbau, sapi jenis ongole,
kuda, kambing, domba, itik, babi, ayam, anjing, dan kucing. Sedangkan, yang
termasuk hewan liar adalah rusa, babi hutan, kerang, musang, ular, biawak,
tekukur, bangau, elang, belibis, pipit, burung hantu, dan pelikan. Pada musim
kemarau, burung pelikan dari Benua Australia dan singgah di Pulau Rote sebelum
melanjutkan perjalanan ke Benua Asia.

1.1.3 Komponen Sosial Ekonomi, Sosial Budaya Dan Kesehatan Masyarakat


a. Komponen Sosial Ekonomi
1) Administratif
Kecamatan Landu Leko memiliki luas wilayah 194,06 km2 yang dibagi atas
tujuh Desa. Kecamatan Landu Leko memiliki batas-batas:
 Sebelah Utara berbatasan dengan laut Sawu
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Pukuafu
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pantai Baru
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia
2) Penduduk
Dari tabel dibawah terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar terdapat di
Desa Daiama yaitu 1.234 jiwa, sedangkan Desa Tena Lai memiliki jumlah
penduduk terkecil yaitu 587 Jiwa.
Tabel 2.1 Luas Wilayah, Ibu Kota, Jumlah Dusun/Lingkungan dan Jumlah
Penduduk Di Kecamatan Landu Leko
Luas Jumlah Jumlah
Desa Wilayah Ibu Kota Dusun/ Penduduk
(km2) Lingkungan 2019
Bolatena 18,16 Nordale 4 1052
Sotimori 34,66 Kenamoen 4 820
Daiama - Soao 4 1234
Lifuleo 13,10 Korlok 4 1139
Daurendale 28,36 Daurendale 4 963
Pukuafu 46,90 Maeoe 3 722
Tena Lai - Tena Lai 4 587
Jumlah 194,06
Sumber: Kecamatan Landu Leko dalam Angka 2020

Sebaran penduduk berdasarkan mata pencaharian terbanyak penduduk


Kecamatan Rote Barat Daya umumnya berladang, beternak, berdagang,
nelayan, menyadap nira, dan pengrajin kerajinan lontar.
Tabel 2.12 Sebaran Penduduk Kecamatan Landu Leko Berdasarkan Mata
Pencaharian Pokok Tahun 2020
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Petani 1035
2. Nelayan 1755
3. Pensiunan 4
4. PNS 39
5. TNI/POLRI 2
Sumber: Kecamatan Rote Barat Daya dalam Angka 2020

b. Komponen Sosial Budaya


Bahasa yang digunakan oleh orang Rote termasuk Rumpun bahasa
Austronesia, dari Melayu-Polinesia Barat-Selatan, yang terbagi ke dalam
beberapa dialek.
Mata pencaharian orang Rote adalah berladang, beternak, menangkap ikan,
menyadap nira, dan kerajinan lontar. Tanah yang memiliki pengairan dibuat
menjadi sawah atau sawah tadah hujan. Hasil pertanian utama adalah padi ladang,
jagung, dan ubi kayu, sedangkan hewan ternak utama adalah kerbau, sapi, kuda,
dan ayam. Wanita Suku Rote mengerjakan kerajinan menenun kain tradisional,
anyaman pandan, dll.
Strata sosial terdapat pada setiap leo. Lapisan paling atas yaitu mane leo (leo
mane). Yang menjadi pemimpin suatu klein didampingi leo fetor (wakil raja)
yang merupakan jabatan kehormatan untuk keluarga istri mane leo. Fungsi mane
leo untuk urusan yang sifatnya spiritual, sedangkan fetor untuk urusan duniawi.
Filosofi kehidupan orang Rote yakni mao tua do lefe bafi yang artinya
kehidupan dapat bersumber cukup dari mengiris tuak dan memelihara babi. Dan
memang secara tradisonal orang-orang Rote memulai perkampungan melalui
pengelompokan keluarga dari pekerjaan mengiris tuak.
Dengan demikian pada mulanya ketika ada sekelompok tanaman lontar yang
berada pada suatu kawasan tertentu, maka tempat itu jugalah menjadi pusat
pemukiman pertama orang-orang Rote.
Secara tradisional pekerjaan menyadap nira lontar tugas kaum dewasa samapi
tua. Tetapi perkerjaan itu hanya sampai diatas pohon, setelah nira sampai ke
bawah seluruh pekerjaan dibebankan kepada wanita. Kaum pria bangun pagi hari
kira-kira jam 03.30, suatu suasana yang dalam bahasa Rote diungkap sebagai; Fua
Fanu Tapa Deik Malelo afe take tuk (bangun hampir siang dan berdiri tegak,sadar
dan cepat duduk).
Kepercayaan tradisional orang Rote mengenal sosok Sang Pencipta,
yaitu Lamatuan atau Lamatuak. Sosok tersebut dipandang sebagai Pencipta,
Pengatur, dan Pemberi Berkah, yang dilambangkan tiang bercabang tiga. Pada
masa kini, Suku Rote banyak yang telah menganut agama Kristen
Protestan, Kristen Katolik, atau Islam.
Secara sosial budaya, rencana kegiatan pembangunan di Kecamatan Rote Barat
Daya berpotensi menimbulkan dampak terhadap sikap dan persepsi warga di
sekitar. Berdasarkan pengumpulan data dan informasi awal melalui konsultasi
publik di kantor Kecamatan yang melibatkan tokoh pemerintah, tokoh
masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat menunjukkan bahwa masyarakat sangat
mendukung rencana pembangunan ini karena dapat mempercepat akses
transportasi dan meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, pihak pemrakarsa
mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung rencana pembangunan
dengan menjaga keamanan selama kegiatan pembangunan.
Selain itu, terdapat keresahan masyarakat dalam hal pelibatan tenaga kerja
lokal dalam proses pembangunan dan pengoperasian. Keresahan ini langsung
ditanggapi oleh pihak pemrakarsa, dimana dalam proses pembangunan digunakan
kontraktor yang telah bekerja sama langsung dengan pihak Pemrakarsa. Sehingga
pelibatan tenaga kerja saat pembangunan tidak ditentukan oleh pihak pemrakarsa.
Namun pihak pemrakarsa akan melibatkan tenaga kerja lokal dalam proses
pengoperasian sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa masyarakat setempat mendukung penuh pembangunan ini.

c. Komponen Kesehatan Masyarakat


Angka kesakitan atau morbiditas di Kecamatan Landu Leko didominasi oleh
penyakit-penyakit infeksi lama seperti ISPA, faringitis, Obs. Febris, penyakit kulit
alergi, Low Back Pain, abses, rematik dan diare.
Faktor pendukung pembangunan kesehatan adalah peningkatan sarana
prasarana kesehatan di Rote Ndao dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.13 Sarana dan Prasarana Kesehatan Di Rote Ndao Tahun 2020

No. Jenis Sarana Jumlah


1. Rumah Sakit -
2. Puskesmas 1 Unit
3. Pustu 6 Unit
4. Posyandu 25 Unit
Sumber : Kecamatan Landu Leko dalam Angka 2020

Tabel 2.14 Jumlah dan Persentase Kasus 10 Jenis Penyakit Terbanyak di


Puskesmas Batutua Kecamatan Rote Barat Daya, 2019

No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus


1. ISPA 279
2. Faringitis 42
3. Obs. Febris 69
4. Penyakit kulit alergi 111
5. Low Back Pain (OBP) 24
6. Abses 28
7. Rheumatic Atritis 73
8. Vulnus Lacersi 58
9. Diare 34
10. Dispepsia Syndrome 15
Sumber : Kecamatan Landu Leko dalam Angka 2020

Tabel 2.15 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan Rote Barat Daya

Bida Farmasi
Desa/Kel Dokter Perawat
n
Bolatena 1
Sotimori
Daiama
Lifuleo 1
Bida Farmasi
Desa/Kel Dokter Perawat
n
Daurendale 1 5 6 1
Pukuafu
Tena Lai 1
Jumlah
Sumber : Kecamatan Rote Barat Daya dalam angka, 2020

Anda mungkin juga menyukai