Disusun Oleh :
Risqia Azzahra P 193020008
Virda Rizky M 193020022
Dena Mulyani 193020024
Nanda Windyarini 193020030
Annisa Alifia Z 193020035
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Mah Penyayang, kami
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Mata Kuliah
Manajemen Produksi.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada semu pihak yang telah membantu
kami terutama kepada Bapak Ir. Syarief Assalam, MT yang telah membimbing kami, orang
tua yang telah mendukung kami dalam pembuatan tugas, dan anggota kelompok yang telah
berusaha semaksimal mungkin, semua mahasiswa kelas A dan buku sumber serta web yang
dijadikan acuan dalam penyusunan tugas ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki
tugas makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadapt pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendiri Usaha
Indonesia merupakan salah satu negara yang akan kaya dengan rempah-rempah yang
memiliki daya minat yang tinggi. Selan itu, rempah-rempah juga memiliki daya jual yang
tinggi karena memiliki ciri khas tertentu seperti aroma, rasa, dan khasiat. Sehingga, kita
dapat memanfaatkan rempah-rempah menjadi suatu produk yang dapat diolah
menjadisuatu produk dan memiliki nilai jual salah satunya yaitu jamu.
SEMBAGI ARUTALA merupakan nama perusahaan yang didirikan oleh 5 orang
sahabat yang memiliki mimpi yang sama. Kata “Sembagi” memiliki arti cita-cita
sedangkan “Arutala” memiliki arti rembulan. Sehingga SEMBAGI ARUTALA dimaknai
sebagai perusahaan yang memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia seperti rembulan.
Rembulan yang dimaksud yaitu menjadikan perusahaan sebagai salah satu pelopor yang
memanfaaatkan rempah-rempah menjadi suatu produk yang memiliki inovasi baru,
sehingga menghasilkan bahan pangan yang dapat diterima dan bermanfaat untuk
masyarakat.
Jamu merupakan salah satu minuman tradisional khas Indonesia yang sudah ada sejak
zaman dahulu dan dipercaya memiliki khasiat untuk menyehatkan tubuh sehingga PT.
Sembagi Arutala membuat produk minuman jamu yang memiliki manfaat yang baik
untuk kesehatan karena terbuat dari rempah-rempah alami dan menggunakan pemanis
alami. Bahan baku utama yang dipilih yaitu jahe dan stevia. Produk jamu yang dihasilkan
PT. Sembagi Arutala memiliki nama dagang ‘Sidjamoe’. Produk jamu yang dibuat tidak
seperti jamu pada umumnya, melainkan jamu instan dengan adanya penambahan aroma
khas pandan sehingga aroma jamu yang dihasilkan tidak begitu menyengat serta
penambahan gula yang menggunakan stevia memiliki rasa manis dengan 0 kalori.
1.2 Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi pelopor yang memproduksi jamu tradisional dengan menggunakan
teknologi modern tanpa menghilangkan ciri khas yang dimiliki oleh jamu.
b. Misi
1. Menghasilkan produk jamu yang memiliki kualitas yang unggul dengan
memperhatikan kandungan nilai gizi.
2. Menghasilkan inovasi jamu dengan menggunakan teknologi yang modern
dengan harga yang terjangkau.
Bahan baku yang digunakan Sidjamoe adalah beras, kencur, gula stevia, dan jahe.
Adapun manfaat dari bahan-bahan yang digunakan adalah:
a. Beras kencur, fungsinya untuk menambah nafsu makan, mengatasi flu, mengatasi
diare, mencegah kanker, dan lain-lain.
b. Gula stevia, fungsinya sebagai pemanis. Gula stevia mempunyai tingkat kemanisan
200-300 kali dari pemanis yang berasal dari gula tebu dan berkalori rendah.
c. Jahe, fungsinya sebagai anti penuaan dan kanker, memperkuat sistem imun,
meredakan sakit otot, meredakan morning sickness, dan lain-lain.
Karakteristik dari produk Sidjamoe adalah produk Sidjamoe memiliki tekstur yang
halus dan berbentuk serbuk. Yang membedakan Sidjamoe dengan jamu yang lain adalah
Sidjamoe menggunakan gula stevia, yang aman dikonsumsi untuk orang yang memiliki
penyakit diabetes. Selain itu, Sidjamoe terbuat dari bahan-bahan alami.
2. 2 Tahapan Proses
Proses produksi jamu dibagi menjadi dua proses, yaitu persiapan bahan baku dan
proses pengolahan jamu.
1. Persiapan Bahan Baku
a. Sortasi
Sortasi dibedakan menjadi 2 yaitu sortasi basah dan sortasi kering. Sortasi
basah dilakukan pada saat bahan masih segar yang bertujuan untuk memisahkan
bahan dari kotoran-kotoran yang berupa bahan-bahan yang mencemari hasil
tanaman obat, misal tanah, kerikil, gulma dan rumput. Sedangkan sortasi kering
bertujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian tanaman yang
diinginkan dan pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering,
misal pasir, tanah, kerikil, rambut serta bahan lain yang mencemari bahan pada
saat pengeringan harus segera dihilangkan karena dapat berpengaruh pada kualitas
simplisia (Widiyastuti, 2004).
b. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama
bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar
pestisida. Pencucian dapat dilakukan dengan perendaman air (kalau perlu
menggunakan air panas), dengan penyemprotan ataupun menggunakan alat
pencuci dengan segala perlengkapannya (washing machine) dan lain-lain.
Sebelum digunakan sebagai wadah, sebaiknya diadakan pencucian agar terhindar
dari adanya kotoran-kotoran serta untuk menghilangkan bagian-bagian yang
tidak dikehendaki baik logam halus pelapis dan sebagainya. Biasanya yang
dipergunakan sebagai pencuci adalah air panas ataupun pencuci lainnya
(Susanto, 1994).
c. Pengecilan Ukuran
Perajangan pada simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
selanjutnya, seperti pengeringan, pengemasan, penyimpanan. Perajangan
biasanya hanya dilakukan pada simplisia yang tebal dan tidak lunak seperti
akar, rimpang, batang dan lain-lain. Ukuran perajangan sangat berpengaruh
pada kualitas bahan simplisia. Jika perajangan terlalu tipis dapat menambah
kemungkinan berkurangnya zat yang terkandung dalam simplisia. Sebaliknya,
jika terlalu tebal maka kandungan air dalam simplisia akan sulit dihilangkan.
Tebal perajangan yang baik pada simplisia adalah 3-5 mm sehingga diperoleh
ketebalan ideal simplisia kering yaitu 3-5 mm (Tilaar, 2002).
d. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan langsung dibawah teriknya sinar matahari,
diangin-anginkan atau dipanaskan pada suhu tertentu dalam ruang pengeringan,
pengeringan daun digitalis misalnya pada suhu yang tidak lebih dari 60ºC.
Pengeringan bertujuan mengurangi kadar air, sebab dengan keringnya bahan-
bahan akan dapat dicegah:
- Terjadinya reaksi enzimatik
- Pertumbuhan bakteri dan cendawan (Kartasapoetra, 1992).
Dalam pengeringan, keseimbangan kadar air menentukan batas akhir dari
proses pengeringan. Kelembaban udara serta suhu udara pada simplisia kering
biasanya mempengaruhi keseimbangan kadar air. Pada saat kadar air seimbang
penguapan pada simplisia akan terhenti dan jumlah molekul air yang diserap
oleh permukaan bahan. Laju pengeringan amat tergantung pada perbedaan
antara kadar air simplisia dengan kadar air keseimbangan (Widiyastuti, 2004).
2. Pengolahan Jamu
a. Penggilingan
Tiga tipe mesin yang biasa digunakan adalah plate mill, hammer
mill, dan roller mill. Penggunaan mesin-mesin tersebut tergantung pada
tipe produk yang akan digiling dan hasilnya seperti yang diharapkan.
Penggilingan palu (hammer mill) merupakan aplikasi dari gaya pukul
(impact force). Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan
bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan
terjadi pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan
bahan yang dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya
pukul dapat juga terjadi sedikit gaya sobek (Aman, 1992).
b. Pengayakan
Menurut Fellows (1990), laju pemisahan dipengaruhi oleh bentuk
dan ukuran partikel sifat alami bahan ayakan, amplitudo dan frekuensi
goyangan ayakan dan keefektifan metode yang digunakan untuk mencegah
pengeblokan ayakan. Tipe kasa banyak digunakan untuk mengayak bahan
pangan kering seperti tepung, gula dan rempah-rempah. Masalah yang
sering dihadapi yaitu:
o Pengeblokan, bila ukuran partikel hampir sama dengan ukuran
lubang ayakan.
o Partikel besar, dimana mengeblok kasa.
o Laju pemasukan bahan yang berlebih, dimana menyababkan pada
kasa terjadi overloaded dan partikel kecil terhimpit partikel yang
besar.
o Kelembaban tinggi yang menyebabkan partikel kecil menempel
pada kasa atau mengumpil dan membentuk partikel berukuran lebih
besar, sehingga melebihi ukuran dari kasa.
c. Pencampuran
Menurut Fellows (1990), pencampuran merupakan suatu proses
untuk mendapatkan campuran yang seragam dari dua atau lebih
komponen. Hal ini banyak diaplikasikan pada industri makanan untuk
mengkombinasikan bahan sehingga didapatkan sesuatu secara fungsional
atau karakteristik sensoris yang berbeda. Tingkat pencampuran yang
didapatkan bergantung pada ukuran relatif partikel, bentuk dan densitas
masing-masing komponen, efisiensi alat pencampur terhadap komponen,
tendensi bahan untuk bercampur, kelembaban, karakteristik permukaan
dan karakteristik untuk mengurai dari masing-masing komponen. Secara
umum, bahan yang memiliki ukuran, bentuk, densitas yang serupa dapat
menghasilkan campuran yang lebih seragam bila dibandingkan dengan
bahan yang tidak serupa. Selama proses pencampuran, perbedaan properti
dapat menyebabkan tidak bercampurnya sebagian dari komponen. Selain
itu, penting untuk menentukan waktu pengadukan yang tepat.
2. 3 Segmentasi Pasar
a. Segmentasi Geografi
Produk ‘Sidjamoe’ ini dipasarkan di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari perkotaan
hingga perdesaan. Produk ini menargetkan ke seluruh Indonesia karena produk ini
berbahan dasar yang kaya akan rempah-rempah.
b. Segmentasi Demografi
Produk ‘Sidjamoe’ akan dipasarkan untuk orang yang berusia 7-40 tahun ke atas dan
produk ini dapat dibeli untuk semua kalangan sehingga dipasarkan untuk semua orang
tanpa memandang tingkat ekonomi dan pendidikan, serta dipasarkan untuk semua jenis
kelamin. Produk ‘Sidjamoe’ juga aman dikonsumsi untuk orang yang mempunyai
penyakit diabetes karena produk ini menggunakan gula stevia.
c. Segmentasi Psikografi
Masih banyak kalangan yang beranggapan bahwa jamu merupakan minuman
tradisional, tetapi kita membuat produk ini dibuat menjadi bentuk minuman modern
sehingga semua kalangan bisa mengonsumsi sehingga selain ditargetkan untuk
minuman kesehatan. Produk ini juga dibuat untuk minuman dikala sedang santai
sehingga produk ini kita targetkan untuk orang yang ingin hidup sehat bahkan sampai
ke orang-orang yang suka bersantai
d. Segmentasi Tingkah Laku
Sebelum mengonsumsi pasti orang mencari terlebih dahulu khasiat dari makanan atau
minuman yang akan dikonsumsinya sehingga produk “Sidjamoe’ dipasarkan dengan
bertujuan untuk memberikan nutrisi yang terkadung pada produk sehingga sangat baik
untuk tubuh.
Pemilihan lokasi sering bergantung pada tipe bisnisnya yaitu untuk keputusan
lokasi Industri biasanya adalah meminimalkan biaya dikarenakan pemilihan lokasi
usaha oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi resiko (risk) dan keuntungan (profit)
perusahaan tersebut secara keseluruhan. Kondisi ini terjadi karena lokasi sangat
mempengaruhi biaya tetap (fix cost) maupun biaya variabel (variable cost), baik
dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Di dalam manajemen organisasi,
lokasi usaha sebaiknya diperhitungkan pada saat perencanaan, sehingga usaha yang
akan dijalankan tersebut dapat terorganisir pelaksanaannya di masa mendatang.
Tujuan dari pemilihan lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi
perusahaan dan keputusan lokasi mendukung strategi biaya yang rendah memerlukan
pertimbangan tertentu secara hati-hati (Heizer dan Render, 2004).
3. Bahan Baku
Rencana penjualan produk Sidjamoe dalam satu sachet seberat 25 gram. Target
penjualan dalam satu bulan yaitu 5 ton, mengacu pada target tersebut diperlukan
5.000 kg bahan baku yang terdiri dari beras, jahe, kencur, dan gula stevia.
Berikut analisis biaya dalam penentuan lokasi produksi Sidjamoe:
a. Fixed Cost
Lokasi
Kapasitas
No Jenis Biaya
Alat
Sukabumi Kudus
Tanah dan
1 5000 m² Rp2.000.000.000 Rp1.750.000.000
Bangunan
1 mobil truk Rp200.000.000 Rp200.000.000
2 Transpotasi 1 mobil pick
Rp112.000.000 Rp112.000.000
up
Total Rp2.132.000.000 Rp2.062.000.000
b. Variablel Cost
Kebutuhan/Bulan
No Jenis Biaya
Sukabumi Kudus
1 Jahe
2 Gula Stevia
3 Kencur
4 Beras
5 Air
6 Transportasi
7 Listrik
8 Pengemas
Total Variable Cost (VC)
Lambang Keterangan
Operasi
Transportasi
Inspeksi
Merupakan proses penundaan untuk
menuju proses berikutnya
Penundaan (delay)
Menyimpan
beras
’ ()
Pemeriksaan
O-1 ST-101 Shorter 1
& Pemilihan
Bak
Penyimpanan PY-1 Penyimpana 1
n
Jumlah 2
Kencur Bubuk
Pemeriksaan ’ ()
O-1
’ ()
Jahe Bubuk
Pemeriksaan ’ ()
O-1
’ ()
Jumlah 2
Gula Stevia
Pemeriksaan Gula ’ ()
O-1
’ ()
Jumlah 2 20
Anti Kempal
’ ()
Penyimpana Bak
PY-1 1
n penampung
Jumlah 2 20
jenis, atau produk dengan banyak part. Peta ini terutama berguna untuk menunjukkan
keterkaitan produksi antara komponen produk-produk atau antar produk, bahan, part,
pekerjaan, atau kegiatan (Wignjosoebroto, 2003). Pembuatan MPPC dimulai dari
pembuatan routing sheet. Input dari Multi Product Process Chart (MPPC) yaitu OPC
(Operation Process Chart) dan routing sheet. Tujuan dari pembuatan Multi Product
Process Chart (MPPC) yaitu untuk dapat memahami aliran proses produksi suatu produk
secara keseluruhan beserta dengan total waktu pengoperasian mesin yang digunakan.
MULTY PRODUCT PROCESS CHART (MPPC)
Beras
O-1
O-2
O-3
O-4
O-5
O-6
O-2
Rice
Pencucian RW-601 1
Washer
O-3 Soaking
Perendaman SK-701 1
Machine
Dryer
Oven
Bak
Penyimpanan PY-1 1
Penampung
Jumlah 7
O-7
Roasting
O-6 RT-1101 Roaster 1
(penyanggraian)
Bak
Penyimpanan PY-1 1
Penyimpan
Jumlah 2
MPPC Roasting
O-7 O-1 O-1
O-8
O-9
O-10
O-8 n
Pengisian
O-9 dan FS-1301 Fill and Seal 1
Pengemasan
Meja
O-10 Pengepakan MP-1401 1
produksi
Penyimpana Bak
PY-1 1
n Penampung
Jumlah 2
MPPC (Multi Product Process Chart)
Rice
O-2 Pencucian RW-601 1
Washer
Soaking
O-3 Perendaman SK-701 1
Machine
Sentrifuge
O-4 Pengeringan SD-801 1
Dryer
Mixer
O-8 Pencampuran MT-1201 1
Tank
Pengisian
Fill and
O-9 dan FS-1301 1
Seal
pengemasan
Meja
O-
Pengepakan MP-1401 1
10 Produksi
Bak
Penyimpanan PY-1 1
Penampung
Jumlah
BAB III
PERENCANAAN PRODUKSI PABRIK
3. 1 Pengertian Routing Sheet
Routing sheet atau lembar pengurutan produksi merupakan langkah-langkah yang
dicakup dalam memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari
hal-hal yang saling berkaitan satu sama lain (Apple, 1990). Routing sheet berguna untuk
menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus
disiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan. Kegunaan
atau manfaat dari routing sheet adalah untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan
dan untuk menghitung jumlah part yang harus disiapkan dalam usaha memperoleh
sejumlah produk jadi yang diinginkan. Routing sheet adalah tabulasi langkah-langkah
yang tercakup dalam memproduksi komponen-komponen tertentu dan terdiri dari
perincian dari hal-hal yang berkaitan.