Filosofi Kebidanan
Filosofi Kebidanan
FILOSOFI BIDAN
Dosen Pengampu :
Heni Heryani, SST.,M.KM
Disusun oleh :
Devi Ayu Apriliani
2102277004
Mengoptimalkan proses normal biologis, psikologis, sosial, dan budaya dari proses
persalinan dan awal kehidupan bayi.
Bekerja sebagai mitra dengan perempuan, menghormati latar belakang dan situasi
serta pandangan dari setiap perempuan.
Mempromosikan agar perempuan memiliki kapasitas untuk meramwat dirinya dan
keluarganya.
Berkolaborasi dengan bidan dan profesi kesehatan lainnya untuk layanan holistik
yang diperlukan oleh perempuan.
Bidan harus bisa membantu menciptakan lingkungan di mana wanita bebas
berpendapat untuk dirinya sendiri tentang masalah yang mempengaruhi kesehatan
mereka dan keluarga mereka di budaya/masyarakat. Kemitraan yang dilakukan harus
didasarkan pada Kebutuhan perawatan kesehatan wanita dan bayi baru lahir,
melibatkan perempuan dalam proses identifikasi kebutuhan, bidan harus proaktif untuk
memberdayakan perempuan, agar dapat berpartisipasi dalam kegiatan asuhan yang
berkualitas, bidan bersikap ramah dan menghargai terhadap perempuan dan
Mempromosikan penerapan pedoman praktik yang mendukung pilihan berdasarkan
informasi perempuan dan pentingnya mendapatkan persetujuan untuk semua aspek
perawatan.
Berikut adalah bentuk-bentuk dari Partnership bidan dan perempuan dalam Pelayanan
Kebidanan:
1. WOMEN CENTERED CARE (ASUHAN YANG BERPUSAT PADA PERPEMPUAN
Women Centered Care Adalah suatu filosofi dasar dan pendekatan praktis yang
secara sadar dipilih dalam pengelolaan asuhan pada usia reproduksi. Hal ini merupakan
hubungan yang kolaboratif antara perempuan dan bidan. Hubungan ini dibangun
melalu interaksi yang baik dan saling terbuka, mengakui keahlian dan saling
menghormati kekuatan/kelebihan masing-masing, dan memiliki fokus yang seimbang
antara pengalaman perempuan dan juga/kesejahteraan dari ibu dan bayinya.
Pada gambar dibawah ini adalah prinsip dari women centered care:
a. Pilihan, setiap perempuan selalu diberi informasi terkait kesehatannya yang
menentukan apa keinginannya, misalnya, jika dan kapan akan hamil, informasikan
prosedur yang akan dilakukan, kontrasepsi apa yang tepat dia gunakan, dan pemberi
layanan dan fasilitas kesehatan yangn ingin digunakan.
b. Akses, akses yang dimaksud adalah layanan yang mudah dijangkau atau dengan kata
lain :
- Dapat terjangkau (harga/pembiayaan)
- Dilakukan dalam jangka waktu yang sesuai
- Bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat setempat
- Menghargai dan kerahasiaan dijamin
c. Kualitas
- Berikan informasi dan konseling untuk mendukung pilihan yang berdasarkan
kesadaran penuh
- Berikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan individu dan situasi sosialnya
termasuk untuk perempuan mudan dan yang belum menikah.
- Gunakan metode dan protoocol asuhan kebidanan yang direkomendasikan (atau
yang sudah terstandar)
- Berikan metode dan layanan kontrasepsi yang diinginkan
- Tawarkan layanan kesehatan reproduksi lain yang terkait
- Pastikan kerahasiaan/konfidesialitas, privasi dan interaksi yang menghormati
- Menjamin layanan yang bebas stigma, bebas diskriminatif dan non judgmental
- Menjamin rasa nyaman, aman dan menghargai (respectful)
- Layanan diberkan secara komprehensif dan menggunakan teknologi yang tepat.
Sebagai seorang bidan yang dapat kita lakukan adalah bidan mendukung
perempuan untuk membuat pilihan-pilihan untuk dirinya dengan cara:
- Memberikan informasi yang lengkap dan akurat
- Tawarkan pasien dan ajukan pertanyaan dan menyampaikan kekhawatiran.
- Akui hak pasien perempuan untuk membuat pilihan, tanpa melihat umur,
status pernikahan ataupun karakteristik lainnya.
- Miliki rasa empati dan hormat untuk semua perempuan, tanpa melihat umur
dan status pernikahan.
2. CONTINUE OF CARE
Continuity of care (COC) merupakan paradigma yang digunakan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan maternal, bayi baru lahir dan kelurga berencana
secara terintegrasi dan berkesinambungan. Pada asuhan ini akan terpantau kondisi ibu
sehingga menjamin kehamilan persalinan, nifas dan bayi baru lahir berkualitas.
Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik
kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun kemitraan yang
berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling percaya
antara bidan dengan klien
Menurut WHO dalam Astuti (2017), dimensi pertama dari continuity of care
yaitu dimulai saat kehamilan, pra kehamilan, selama kehamilan, persalinan, serta hari-
hari awal dan tahun kehidupan. Dimensi kedua dari Continuity of care yaitu tempat
pelayanan yang menghubungkan berbagai tingkat pelayanan mulai dari rumah,
masyarakat, dan sarana kesehatan. Dengan demikian bidan dapat memberikan asuhan
secara berkesinambungan.
Menurut Saifuddin (2014), tujuan umum dilakukan asuhan kehamilan yang
berkesinambungan adalah sebagai berikut : 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi. 10 3. Mengenal
secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. 4.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas
berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. 1.1.4 Manfaat Continuity
of care dapat diberikan melalui tim bidan yang berbagi beban kasus, yang bertujuan untuk
memastikan bahwa ibu menerima semua asuhannya dari satu bidan atau tim praktiknya.
bidan dapat bekerja sama secara multi disiplin dalam melakukan konsultasi dan rujukan
dengan tenaga kesehatan lainnya (Astuti, dkk, 2017).
Continuum of care the life cycle artinya pelayanan yang diberikan pada siklus
kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi, balita,
anak prasekolah, anak sekolah, remaja, dewasa hingga lansia.
Continuum fa care yang dalam hal ini dimulai dari pelayanan pra konsepsi pada
wanita usia subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS), pelayanan antenatal,
pelayanan persalinan dan bayi baru lahir, pelayanan masa nifas dan keluarga berencana,
pelayanan kesehatan bayi, pelayanan kehatan anak balita dan prasekolah, hingga
pelayanan anak sekolah dan remaja.
https://ibi.or.id/id/article_view/A20150112002/filosofi-kami.html
http://eprints.umpo.ac.id/4199/2/2%20BAB%20I.pdf
http://mitrahusada.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/MODUL-KONSEP-KEBIDANAN.pdf
https://reionnote.wordpress.com/2016/04/14/tinjauan-filosofi-dalam-ilmu-kebidanan/