SAAT MELAKUKAN
SURVEI POROS BALING-BALING
1. POROS BALING-BALING
Survei-survei periodik diatas dok kering dan survei-survei periodik poros baling-
baling tidak lengkap tanpa pengukuran speling-speling dari poros baling-baling.
Pengukuran speling poros baling-baling bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
• Pada saat poros baling-baling dicabut untuk keperluan survei atau perawatan,
dengan mengukur diameter poros baling-baling di tempat dudukan bantalan
dan di lubang bantalan poros baling-baling.
1
pengukuran pokergauge setelah perbaikan harus dicatat bersamaan dengan
pengukuran speling dengan pelat-pelat peraba (feeler gauges) atau pengukuran
diameter keduanya, karena bantalannya bisa terlihat selama berlangsungnya
proses pembongkaran untuk perawatan sistem perapatnya (seal overhaul).
1.2 Speling awal / initial dan batas maksimum Speling Poros Baling-baling
1.2.1 Angka-angka speling berikut ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi para
Surveyor . Angka-angka speling yang direkomendasikan oleh para perancang
dan pabrik pembuatnya mungin agak sedikit berbeda dan karena itu Surveyor
harus memperhatikan hal-hal ini dalam memutuskan apakah angka-angka
speling yang berasal dari skala berikut ini bisa dipertanggungjkawabkan.
Dalam memutuskan berapa angka-angka speling awal (initial), Surveyor
harus mengecek gambar-gambar konstruksi dan untuk bahan-bahan bantalan
khusus seperti “Tufnol” informasi dari pabrik pembuatnya harus dirujuk agar
memungkinkan (diperhitungkannya) pengembangan bahan bantalan pada
saat dimasukkan ke dalam air.
2
1.2.2 Skala angka-angka speling poros baling-baling dengan bantalan-bantalan
terbuat dari metal putih (white metal) dengan pelumasan minyak.
3
CATATAN: Sistem perapatan buritan atau stern gland harus dikemas ulang
(repacked) atau paling kurang dikemas ulang sebagian (partly repacked) pada setiap
kali dilakukan pemeriksaan periodik lambung bawah air (bottom survey).
1.2.4 Skala angka-angka speling poros baling-baling yang dilumasi dengan gemuk.
4
1.3.2 Deteksi atas kemungkinan adanya keretakan.
Deteksi keretakan bisa saja dilakukan dengan menggunakan cairan tembus
berwarna (dye penetrant) atau serbuk magnetik (magnetic particle). Cara
deteksi keretakan dengan serbuk magnetik lebih disarankan karena akan
lebih peka jika dilakukan dengan tepat. Dengan kedua cara itu tempat-tempat
yang akan dicek harus betul-betul bersih. Jika dimungkinkan pelaksanaan
pekerjaan ini sebaiknya dilaku-kan oleh petugas yang terlatih dengan
mengacu pada standar-standar yang sudah dikenal.
5
Kepekaan atau sensitivitas dari pemeriksaan dengan serbuk magnetik bisa
dengan mudah dicek dengan indikator kekuatan medan magnet (burmah
castrol strip).
1.3.4 Jika poros baling-baling terbuat dari baja biasa (normal steel) sedangkan
lubang baling-balingnya terbuat dari baja tahan karat (stainless steel), lubang-
lubang dari flensa baling-baling dan flensa baling-baling itu sendiri harus
diperiksa dengan teliti terhadap kemungkinan adanya korosi akibat kerja
listrik-kimiawi (electric-chemical corrosion).
Air laut harus betul-betul dihindari dan untuk itu harus dilakukan perlindungan
secukupnya.
Korosi yang terjadi di ujung konus poros baling-baling bisa diperbaiki dengan mem-
bubut permukaan bagian konus tersebut. Hal ini akan membuat baling-baling maju
kedepan dan harus dihindari dengan memasang sisipan diantara flensa poros
baling-baling dan poros antara. Tebal sisipan (spacer) itu maksimum adalah 25%
dari tebal flens poros antara. Karena itu tebal flensa poros antara yang akan
menentu-kan berapa tebal maksimum dari ujung konus yang boleh dibubut /
dikupas. Contoh: Jika tebal flensa poros antara 100 mm, maka tebal sisipan mak-
simumnya adalah 25 mm, jika angka kekonusan dari ujung poros baling-baling 1
dibanding 12 maka ketebakan arah radial yang boleh dibubut adalah 25/12 u
kurang lebih 2 mm saja.
Permukaan kontak antara lubang baling-baling (propeller bore) harus dicek dengan
pasta warna biru (blue bearing / Prussian blue). Luas permukaan kontak paling
6
kurang harus meliputi 70% dari seluruh permukaan bagian yang konus dan harus
terbagi secara merata.
CATATAN: Penyebab dari pemulihan / rektifikasi dari kerusakan juga termasuk yang
harus dicari / ditetapkan dan dilakukan perbaikan-perbaikan serta tindakan-tindakan
pencegahan agar kerusakan tidak terulang lagi. Kebocoran umumnya berasal dari
sambungan yang tidak baik dan cerat udara yang tertutup seal pada ujung konus
bagian belakang dari baling-baling (sealed airing cone on the back of propeller) atau
dari kebocoran yang lewat gelang perapat dan / atau perapat rekat (gasket) diper-
mukaan depan dari baling-baling – pastikan agar menggunakan gelang karet (“O”
ring) dengan ukuran yang tepat sehingga bisa diperoleh daya tekan dan perapatnya.
Semua celah / ruang bebas di antara bagian konus poros baling-baling dan dinding
lubang (boss) pada baling-baling, mur dan tutup baling-baling (propeller cap) harus
diisi dengan bahan-bahan yang tidak larut dalam air laut dan tidak menyebabkan
terjadinya karat.
7
1.6 Poros Baling-baling dengan lapisan dari bahan perunggu
1.6.1 Umum
Lakukan selalu pengecekan dengan teliti bagian dalam dari poros baling-baling
dimana air dari stern gland kemungkinan menjadi penyebab dari keretakan akibat
korosi, dengan ciri-ciri retak-retak kecil (fissures) berbentuk -X khususnya yang
terjadi di lengkungan sudut pada flensa kopling (flange fillet).
Pelapis poros baling-baling, baik yang tunggal maupun yang terdiri dari beberapa
bagian yang melapisi poros dari bagian depan boss baling-baling sampai bagian
depan dari stern gland. Bagian-bagian dari pelapis poros baling-baling yang
cenderung untuk mengalami keausan adalah yang berada di tempat paking perapat
/ stern gland, atau pelapis poros baling-baling bisa mengalami erosi oleh vibrasi atau
hammering dari poros baling-baling. Pelapis poros baling-baling bisa retak (pada
permukaan atau tempat lainnya) oleh adanya reaksi puntir dari poros baling-baling.
Keretakan-keretakan juga sesekali bisa saja terjadi sebagai akibat dari pemanasan
secara berlebihan (overheating). Air laut bisa meresap lewat celah-celah keretakan
dan menyebabkan terjadinya proses korosi dengan cepat pada poros baling-baling.
Jenis-jenis korosi lainnya terjadi sebagai akibat pemasangan pelapis poros baling-
baling (liner assembly). Pelapis-pelapis poros baling-baling umumnya dipasang /
8
dimasukkan pada poros baling-baling dengan cara penyusutan (shrinkage). Poros
baling-baling menderita tegangan (stress) helical dan nampaknya distorsi-distorsi
yang sama tidak akan terjadi pada seluruh panjang dari pelapis poros baling-baling.
Gesekan antar logam (fretting) seperti itu seringkali menyebabkan terjadinya korosi
pada bagian paling belakang dari pelapis poros baling-baling dimana air laut yang
akan masuk tersaring. Apa yang sudah dikatakan tentang pergerakan relatif poros
baling-baling dan pelapis poros baling-baling juga benar-benar terjadi untuk bagian-
bagian dari pelapis poros baling-baling yang disambung dengan sambungan-
sambungan tembaga merah (dengan hammering dan penysutan). Sambungan-
sambungan antara dua bagian pelapis poros baling-baling yang bersebelahan
mengalami reaksi-reaksi puntir dan jika sambungan-sambungan tembaga merah
tidak mampu lagi untuk memastikan kekedapan air yang diperlukan maka selanjut-
nya seringkali terjadi korosi dibawah sambungan-sambungan dan disekitarnya.
1.6.2 Pengecekan kesesuaian (fit) dan kondisi dari selubung poros baling-baling
(liners).
Surveyor harus melakukan pengetesan dengan pukulan palunya (hammer test) pada
pelalis poros baling-baling serta sambungan antar bagian-bagiannya – ingatlah
selalu bahwa pelapis-pelapis poros baling-baling itu dibagian bawahnya tirus
(chamferred) dan karena itu, memberikan bunyi yang berbeda jika dibandingkan
dengan bunyi pelapis poros baling-baling yang kendor (slackening) . Kekendoran
biasanya terlihat pada bagian terujung dari pelapis poros baling-baling.
Kemungkinan disebabkan oleh pemanasan (gland , bantalan belakang) atau adanya
keretakan pada pelapis poros baling-baling.
Surveyor juga harus memeriksa dengan teliti permukaan dari pelapis poros baling-
baling terhadap kemungkinan adanya keretakan-keretakan dan kekeroposan
(porosity), dan jika ada keraguan / kecurigaan, ia harus melakukan pengecekan
tidak merusak atau non-destruktif / (NDE). Setiap keretakan atau kekendoran dari
pelapis poros baling-baling (terutama semua yang berdekatan dengan baling-baling)
atau kendornya / lepasnya sambungan-sambungan tembaga merah akan
menyebabkan terjadinya korosi pada poros baling-baling.
Surveyor juga akan mengecek permukaan bantalan dan keausan pada tabung-
tabung (bushes) dan stern gland.
Keretakan-keretakan, keausan.
9
asalkan ketebalan pelapis poros baling-baling masih dalam batas-batas keausan
yang ditampilkan dibawah ini, atau sebaliknya bagian yang rusak diganti baru.
Keausan yang besar bisa diartikan bahwa pelapis poros baling-baling sudah tidak
layak untuk digunakan lagi; berikut ini menunjukkan angka-angka keausan
maksimum yang diperbolehkan:
Mutu bahan dan tes hidrolik dari tabung pelapis poros baling-baling atau bagian-
bagian dari pelapis poros baling-baling yang baru dipesan harus diperiksa di pabrik
pembuatnya dengan disaksikan oleh Surveyor Klasifikasi. Kesesuaian lubang dan
kondisi dari tabung pelapis poros baling-baling harus dicek lagi setelah selesai
pekerjaan pembubutan.
Jik penggantian baru dari tabung pelapis poros baling-baling dianggap tidak perlu
dan sulit atau tidak mungkin untuk melakukan penggantian sebagian tanpa
mencabut bagian dari tabung pelapis poros baling-baling yang masih baik, seringkali
lebih mudah untuk melapisi kembali bagian yang aus / korosi dengan bahan metal
(re-metalic).
Sejumlah galangan bisa mengganti bagian dari pelapis poros baling-baling yang
rusak dengan dua belahan / tangkup lapisan yang dipasang pada poros baling-
baling dan kemudian di las secara memanjang . Usulan perbaikan seperti ini harus
disampaikan ke Badan Klasifikasi terkait untuk mendapatkan persetujuannya.
(Di-alih-bahasakan dari seri artikel dalam Marine Survey Practiice - Harry Gonzalez.HR05.2013)
10