Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.si.
Disusun oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang adaptasi
tumbuhan xerofit (kaktus) untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya Prof. Dr. Enni
Suwarsi Rahayu, M.si, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
2. PEMBAHASAN....................................................................................6
3. PENUTUP.............................................................................................16
A. Simpulan......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kaktus berasal dari bahasa Yunani yaitu kaktos artinya tumbuhan berduri.
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili
Cactaceae. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kaktus
juga memiliki daun yang berupa duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat
daun, Oleh sebab itu kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air
(Amandeep, 2012). Famili Cactaceae terdiri atas ratusan genus. Tiga diantaranya
dapat dijumpai di Indonesia yaitu Hylocereus, Opuntia, dan Cereus. Hylocereus
merupakan kaktus merambat. Tumbuhan ini biasanya dikenal dengan buah naga.
Opuntia merupakan kaktus tegak yang morfologi batangnya pipih sehingga sering
disebut dengan kaktus gepeng. Sedangkan Cereus juga berupa kaktus tegak dengan
tinggi mencapai lima meter dan terdapat duri pada batangnya.
Berdasarkan proses fotosintesisnya, kaktus termasuk kelompok tanaman CAM
(Crassulacean Acid Metabolism). Stomata kaktus membuka pada malam hari untuk
mengambil CO2. Hal ini memungkinkan tumbuhan ini untuk mengurangi transpirasi
sehingga sangat efisien dalam penggunaan air dan sangat toleran terhadap cekaman
air. Dengan karakteristik fisiologi seperti ini, kaktus dapat dengan mudah tumbuh di
lahan marginal (Jaya, 2010). Selama musim penghujan, batang kaktus akan
membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan
menyusut.
Berdasarkan tipe tumbuhnya, kaktus dibedakan menjadi dua jenis yaitu kaktus
merambat dan kaktus tegak. Contoh dari kaktus merambat adalah Hylocereus (buah
naga), sedangkan tipe tegak salah satu contohnya yaitu dari genus Cereus. Tumbuhan
kaktus dapat dimanfaatkan baik batang maupun buahnya. Biasanya kaktus hanya
dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun akhir-akhir ini tanaman kaktus banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan penghasil buah. Buah kaktus ternyata sangat
kaya akan flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Zat ini mampu
mendukung reaksi tubuh terhadap alergen dan virus. Tidak hanya itu, buah kaktus
juga kaya akan antioksidan dalam bentuk betasianin (Wybraniec and Mizrahi, 2002)
yang dapat meningkatkan kesehatan manusia.
4
Dari uraian di atas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk menganalisis
dan mendeskripsikan bentuk adaptasi dari tumbuhan kaktus di lingkungan yang
kering atau minim air.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2 Klasifikasi Tanaman Kaktus
Klasifikasi kaktus berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae (Mointi, 2010).
1. Akar
Akar tanaman kaktus tunggang, bercabang, dan juga memiliki serabut, namun
ada beberapa perakaran dari tanaman ini memiliki sifat yang menempel dari
tanaman satu ketanaman lainnya yang disebut epifit. Perakaran ini memiliki
panjang mencapai 6-10 meter bahkan lebih dan menyerap luas agar tanaman dapat
menyerap air yang ada disekitarnya atau didalam tanah.
2. Batang
Batang tanaman kaktus memiliki kandungan air yang banyak atau disebut
Sukulen, selain itu air yang disimpan didalam batang memiliki bentuk lendir dan
juga tidak menguap. Batang tanaman ini berawarna kehijauan muda hingga tua,
abu-abu dan juga berlapis lilin. Bentuk batang tanaman kakkus ini bulat, silindris
7
dan juga memiliki ukaran yang sangat bervariasi yang mencapai 20 meter bahkan
lebih.
Batang bersifan Kladodia, yang mana batang masih tumbuh terus tumbuh dan
mengadakan percabangan.
3. Daun
Daun tanaman kaktus ini tunggas yang memiliki tangkai pendek dan juga
memiliki ukuran besar, selain itu daun ini memiliki peran untuk melakukan proses
fotosintesis. Namun, dari beberapa penemuan dan juga berdasarkan sub famili
tanaman ini tidak memiliki daun, sehingga proses fotosintesis dilakukan pada
bagian batangnya. Pada umumnya daun pada kaktus berbentuk duri daun
(spinaphyllogenum) yang merupakan modifikasi dari daun, biasanya duri daun
berbentuk halus dan sangat banyak. Duri daun biasanya terdapat pada tumbuhan
yang hidup di daerah kering, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk
mengurangi penguapan air.
8
Gambar 4. Duri Modifikasi dari Daun
4. Bunga
Tanaman ini juga memiliki bunga berbentuk corng, dengan ukuran dan juga
bentuk yang sangat beragam tergantung dengan varietesnya. Bunga ini memiliki
warna mahkota merah, kuning, dan juga keorangean. Bunga kaktus ini bermerakan
pada malam dan siang hari yang akan mengeluarkan bau khasnya.
9
Gambar 6.
Buah dan Biji Kaktus
10
membrane sel. Pektin tersusun atas polisakarida yang kompleks dan komposisinya
bervariasi tergantung dari sumber dan cara isolasinya. Komponen utama dari pectin
adalah D-galakturonat yang telah mengalami polimerasi. Senyawa-senyawa pektin
merupakan polimer dari asam galakturonat yang dihubungkan dengan ikatan α (1,4)
gluoksida (Trenggono dan Sutardi, 1990).
11
dapat menekan apoptosis sel β tanpa mengubah proliferasi dari sel beta pankreas.
Mekanisme lain adalah kemampuan flavonoid terutama quercetin dalam menghambat
GLUT 2 mukosa usus sehingga dapat menurunkan absorbsi glukosa. Hal ini
menyebabkan pengurangan penyerapan glukosa dan fruktosa dari usus sehingga kadar
glukosa darah turun. GLUT 2 diduga merupakan transporter mayor glukosa di usus
pada kondisi normal (Panjuantiningrum, 2010).
Bagian dari kaktus yang dimanfaatkan berupa batang dan buah, dapat digunakan
langsung baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak. Sari buah tumbuhan
kaktus penggunaanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang dapat diolah,
sebagai antioksidan, dan antibakterial. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang
disebut queso de tuna. Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal
12
sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam
cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan
sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus Carnegiea
gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun
tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari
jagung. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam
cairan gula untuk dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun
pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan.
Pemanfaatan kaktus Opuntia ficus indica secara tradisional telah banyak di
gunakan oleh suku Mexico sebagai bahan obat yang efektif menyembuhkan luka bakar,
luka karena terjatuh, edema, dan masalah pencernaan. Tumbuhan ini mempunyai
ekstrak alkohol yang memiliki anti-inflamasi, hypoglycemik, dan aktivitas anti-viral.
Selain itu, di Meksiko batang kaktus buah pir berduri dijadikan sebagai obat tradisional
untuk menyembuhkan penyakit diabetes. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid
antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C,
anti-inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Getah kaktus dapat digunakan sebagai pejernih di dalam air, dengan cara kaktus
di ambil getahnya, di pisahkan dari kulitnya, dan di peras lalu di masukkan ke bak
mandi. Getah kaktus akan mengikat partikel partikel yang mengotori air dan
mengendap di dasar air sehingga memisahkan kotoran dan air jernih (Pramudiarja,
2010).
13
BAB III
PEMBAHASAN
14
mengembangkan sifat fisiologis mereka sebagai respons terhadap perubahan kondisi
iklim beberapa juta tahun yang lalu.
Pada dasarnya cara kaktus berfotosintesis di siang hari hampir sama dengan yang
lain seperti penyerapan cahaya ataupun fotofosforilasi. Namun, Kaktus menyerap
CO2 disaat malam hari karena disiang hari stomata yang terdapat pada kaktus menutup.
Stomata kaktus terbuka saat malam hari sebagai bentuk adaptasinya. Akibatnya
mempengaruhi metabolismenya. Metabolisme ini dikenal dengan nama Crassulacean
Acid Metabolism atau metabolisme asam crassulacean (CAM). CAM termasuk
tumbuhan yang produk awal fiksasi CO2 berupa asam malat yang terbentuk dimalam
hari. Kaktus termasuk dalam golongan dengan metabolisme CAM, sehingga proses
fotosintesisnya sedikit berbeda dengan tumbuhan lain. Berikut ini akan dijelaskan
mekanisme atau cara kaktus berfotosintesis.
1. Fiksasi CO2
Pada malam hari ketika kondisi udara yang lembab dan suhu yang rendah,
stomata membuka untuk menyerap CO2. CO2 bergabung dengan fosfoenolpiruvat (PEP)
membentuk oksaloasetat dengan bantuan enzim PEP-karboksilase. Oksaloasetat
kemudian diubah menjadi malat. Malat dalam bentuk asam malat yang terbentuk akan
disimpan di vakuola. Malat merupakan jenis asam yang banyak terbentuk. Asam
organik tersebut akan digunakan pada Siklus Calvin pada saat terjadinya reaksi terang
di siang hari.
15
2. Siklus Calvin
Pada siang hari, terjadi Siklus Calvin. Asam malat yang terbentuk di malam hari
dan disimpan dalam vakuola akan diangkut keluar secara difusi pasif. Asam malat
didekarboksilasi untuk melepaskan CO2 dan kembali menjadi PEP. CO2 ini digunakan
dalam fotosintesis. CO2 akan dibebaskan oleh enzim ribulosa bisfosfat karboksilase
(rubisco) dan difiksasi kembali membentuk 3-PGA (asam 3-fosfogliserat). Siklus
Calvin terjadi di stroma kloroplas. 3-PGA akan direduksi menjadi 3-PGAL (3-
fosfogliseraldehida). Proses ini terjadi penambahan gugus fosfat terminal dari ATP
yang berasal dari fotofosforilasi. Fotofosforilasi merupakan pembuatan ATP yang
memerlukan molekul air dan menggunakan energi dari radiasi matahari yang
memanfaatkan klorofil. NADPH juga terlibat dalam reduksi itu, yaitu dengan
memberikan 2 elektron. Jadi, Kedua molekul 3-PGA direduksi menggunakan 2 ATP
untuk mengubah 1 molekul CO2 menjadi karbohidrat. Sebagain dari molekul 3-PGAL
yang dihasilkan dari proses ini akan digunakan untuk mensintesis pati yang merupakan
hasil dari proses fotosintesis.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada Siklus Calvin pada umumnya juga terjadi pada
tumbuhan lain. Misalnya pada tumbuhan yang tergolong tumbuhan C-3 dan C-4.
16
Tumbuhan C-3 produk awal fiksasi CO 2 berupa PGA, kelompok ini dikenal memiliki
proses fotosintesis secara umum. Sedangkan tumbuhan C-4 memiliki kesamaan dengan
tumbuhan CAM yaitu CO2terlebih dahulu dibentuk kedalam senyawa organik sebelum
masuk ke dalam Siklus Calvin. Namun, pada CAM kedua proses tersebut terjadi pada
waktu yang berbeda yaitu pada malam dan siang hari. Pada tumbuhan C-4, proses
tersebut terpisah oleh 2 jenis sel yaitu sel mesofil dan sel bundle sheath.
Cara kaktus berfotosintesis seperti disebutkan tadi mempunyai tujuan untuk
menjaga eksistensinya. Penutupan stomata pada siang hari bagi kaktus bisa menekan
laju transpirasi sehingga kandungan air dalam tubuhnya bisa dihemat. Bentuk ini
sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap faktor eksternal yang kurang mendukung.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
- Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di
daerah-daerah yang kering (gurun). Kaktus memiliki adaptasi unik terhadap
kekeringan. Resistensi kaktus terhadap cekaman kekeringan yaitu avoidance.
Tanaman kaktus menghindari stres kekeringan dengan mekanisme barier fisik dan
barier kimiawi/metabolik (lapisan lilin/kutikula).
- Kaktus menyerap CO2 disaat malam hari karena disiang hari stomata yang terdapat
pada kaktus menutup. Akibatnya mempengaruhi metabolismenya. Metabolisme ini
dikenal dengan nama Crassulacean Acid Metabolism (CAM).
- CAM termasuk tumbuhan yang produk awal fiksasi CO 2 berupa asam malat yang
terbentuk dimalam hari.
- Asam malat yang terbentuk di malam hari dan disimpan dalam vakuola akan
digunakan pada Siklus Calvin pada saat terjadinya reaksi terang di siang hari.
4.2 Saran
Berdasarkan penulisan makalah tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah
bahwa kita sebagai manusia hendaknya saling menjaga antar sesama makhluk hidup
termasuk tumbuhan. Pada dasarnya tumbuhan memiliki banyak sekali manfaat yang
dapat digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. 12 (1): 28-34.
Emil, S. 2011. Untung Berlipat Dari Bisnis Buah Naga Unggul. Penerbit : LilyPublisher.
Yogyakarta
Jaya, I.K.D. 2010. Morfologi dan Fisiologi Buah Naga dan Prospek Masa Depan di
Indonesia. Crop Agro3. 3 (1):44-50.
19
Daftar Pertanyaan
20
4. Linawati Inayah (0402518023)
Pertanyaan: Dalam pembudidayaan kaktus, apakah metode grafting dapat dilakukan
untuk membudidayakan kaktus?
Jawaban: Metode grafting atau yang sering disebut metode sambung pada budidaya
kaktus. Metode grafting dapat dilakukan dalam upaya budidaya kaktus dengan syarat
dalam penyambungannya yaitu posisi pembuluh angkut harus sama (xilem menyambung
dengan xilem, floem menyambung dengan floem). Metode grafting dibedakan menjadi
dua yaitu metode sambung serong (side grafting) dan metode sambung samping.
1. Metode side grafting
- Sayat miring 45 derajat batang bawah, bidang bidang sayatan harus rata.
- Sayat miring 45 derajat batang atas hingga berukuran sama dengan sayatan batang
bawah.
- Tempelkan batang atas pada batang bawah hingga sunguh-sungguh paduh.
- Kuatkan bidang sambungan dengan lidi.
- Siram medium dalam pot kaktus sambungan hingga cukup basah.
- Simpan pot kaktus sambungan ditempat yang teduh.
21
2. Metode sambung samping
Berikut ini adalah cara menanam kaktus dengan teknik sambungan samping:
- Buatlah lubang dalam posisi miring atau serong ke bagian dalam batang kaktus ke
arah bawah. Usahakan agar kedalaman lubang tidak menembus bagian batang
lainnya.
- Sayatlah batang pada bagian atas untuk kedua sisi pangkalnya, kemudian iris dalam
bentuk baji.
- Taruhlah potongan batang dari tanaman kaktuss ke dalam bidang lubang yang telah
dibuat hingga pas.
22
berpengaruh pada mekanisme penyimpanan air pada kaktus. Pada saat kondisi simpanan
air kaktus mulai menipis, kaktus dapat memanfaatkan cadangan makanan tersebut untuk
kelangsungan hidupnya.
6. Arista Novihana P. (0402518007)
Pertanyaan: Bagaimana kaitannya akar serabut pada kaktus dapat menopang kaktus
sehingga dapat berdiri tegak?
Jawaban: sistem perakaran pada kaktus terdiri atas serabut dan tunggang. Akar serabut
pada kaktus dapat menopang tubuh tegak dari kaktus. Semakin besar ukuran kaktus akan
berpengaruh juga pada ukuran akar pada kaktus. Sehingga meskipun hanya akar serabut,
apabila bentuk kaktus besar maka kaktus juga memiliki sistem perakaran yang besar pula
untuk menopang tubuhnya.
23