Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KAPITA SELEKTA TUMBUHAN

ADAPTASI TUMBUHAN XEROFIT


“KAKTUS “

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Tumbuhan

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Enni Suwarsi Rahayu, M.si.

Disusun oleh:

Rivana Habiba (0402518)


Susi Erlianti (0402518008)

PENDIDIKAN IPA KONSENTRASI BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang adaptasi
tumbuhan xerofit (kaktus) untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya Prof. Dr. Enni
Suwarsi Rahayu, M.si, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kapita Selekta Tumbuhan.
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Semarang, 17 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ...............................................................................1


KATA PENGANTAR...............................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................................3
1. PENDAHULUAN ..............................................................................4
A. Latar Belakang .............................................................................4
B. Rumusan Masalah ........................................................................4
C. Tujuan Penulisan .........................................................................5

2. PEMBAHASAN....................................................................................6

A. Adaptasi Morfologi Kaktus.........................................................6


B. Adaptasi Fisiologi Kaktus...........................................................10
C. Manfaat Tumbuhan Kaktus.........................................................13

3. PENUTUP.............................................................................................16

A. Simpulan......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kaktus berasal dari bahasa Yunani yaitu kaktos artinya tumbuhan berduri.
Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili
Cactaceae. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kaktus
juga memiliki daun yang berupa duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat
daun, Oleh sebab itu kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air
(Amandeep, 2012). Famili Cactaceae terdiri atas ratusan genus. Tiga diantaranya
dapat dijumpai di Indonesia yaitu Hylocereus, Opuntia, dan Cereus. Hylocereus
merupakan kaktus merambat. Tumbuhan ini biasanya dikenal dengan buah naga.
Opuntia merupakan kaktus tegak yang morfologi batangnya pipih sehingga sering
disebut dengan kaktus gepeng. Sedangkan Cereus juga berupa kaktus tegak dengan
tinggi mencapai lima meter dan terdapat duri pada batangnya.
Berdasarkan proses fotosintesisnya, kaktus termasuk kelompok tanaman CAM
(Crassulacean Acid Metabolism). Stomata kaktus membuka pada malam hari untuk
mengambil CO2. Hal ini memungkinkan tumbuhan ini untuk mengurangi transpirasi
sehingga sangat efisien dalam penggunaan air dan sangat toleran terhadap cekaman
air. Dengan karakteristik fisiologi seperti ini, kaktus dapat dengan mudah tumbuh di
lahan marginal (Jaya, 2010). Selama musim penghujan, batang kaktus akan
membengkak karena terisi air, sementara saat kemarau batangnya perlahan-lahan
menyusut.
Berdasarkan tipe tumbuhnya, kaktus dibedakan menjadi dua jenis yaitu kaktus
merambat dan kaktus tegak. Contoh dari kaktus merambat adalah Hylocereus (buah
naga), sedangkan tipe tegak salah satu contohnya yaitu dari genus Cereus. Tumbuhan
kaktus dapat dimanfaatkan baik batang maupun buahnya. Biasanya kaktus hanya
dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Namun akhir-akhir ini tanaman kaktus banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan penghasil buah. Buah kaktus ternyata sangat
kaya akan flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan. Zat ini mampu
mendukung reaksi tubuh terhadap alergen dan virus. Tidak hanya itu, buah kaktus
juga kaya akan antioksidan dalam bentuk betasianin (Wybraniec and Mizrahi, 2002)
yang dapat meningkatkan kesehatan manusia.

4
Dari uraian di atas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk menganalisis
dan mendeskripsikan bentuk adaptasi dari tumbuhan kaktus di lingkungan yang
kering atau minim air.

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah resistensi kaktus dalam bertahan hidup di daerah yang kering atau
lingkungan yang minim air?
2. Bagaimanakah mekanisme fotosintesis kaktus yang hidup di daerah kering atau
lingkungan yang minim air?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah di atas, maka dapat diperoleh tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan resistensi kaktus sehingga dapat bertahan hidup di daerah
yang kering atau lingkungan yang minim air
2. Untuk menganalisis mekanisme fotosintesis kaktus yang hidup di daerah kering
atau lingkungan yang minim air.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan ini bermanfaat dalam menambah pengetahuan tentang adaptasi dari


tumbuhan xerofit. Selanjutnya dari hasil penulisan ini dapat dimanfaatkan dalam hal-
hal sebagai berikut:
1. Bagi pendidikan dan pengajaran: dapat menambah referensi sebagai sumber belajar
mengenai adaptasi dari tumbuhan xerofit.
2. Bagi masyarakat: hasil penulisan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat
pada umumnya dalam hal pemanfaatan tumbuhan kaktus.
3. Bagi penulis: penulis dapat meningkatkan pemahaman dalam hal adaptasi tumbuhan
kaktus di daerah kering.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umun Tanaman Kaktus


Kaktus adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga
famili Cactaceae. Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa
ditemukan di daerah-daerah yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus
adalah kakti. Kaktus memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar
penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di
batangnya. Kaktus juga memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga
dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada
waktu yang lama tanpa air (Mointi, 2010).
Penemuan tentang kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa
menemukan Dunia Baru. Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut
hilang ketika terjadi penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman
kaktus ditemukan pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y
natural de las Indias (1535). Penulis buku tersebut, Hernandez de Oviedo y
Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang memiliki duri yang khas dan
buah yang unik. Sebagian besar spesies kaktus berasal dari Amerika Utara, Selatan,
dan Tengah. Genus  kaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah  Melocactus. 
Seorang  botaniawan  asal Swedia, Carl Linnaeus, memberikan nama kaktus yang
diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos. Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut
memiliki makna tanaman liar berduri.
Seperempat dari keseluruhan total spesies kaktus hidup di daerah gurun. Sisanya
hidup pada daerah semi-gurun, padang rumput kering, hutan meranggas, atau padang
rumput. Umumnya, tumbuhan ini hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Tanaman kaktus terkenal sebagai tanaman gurun karena cara adaptasinya yang unik
terhadap kekeringan, seperti perakaran yang panjang, penyimpanan air di ruang batang,
dan duri serta lapisan lilin untuk mengurangi penguapan.

6
2.2 Klasifikasi Tanaman Kaktus
Klasifikasi kaktus berdasarkan kedudukannya dalam taksonomi adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cactales
Family : Cactaceae (Mointi, 2010).

2.3 Morfologi dan HabitatTanaman Kaktus

2.3.1 Morfologi Tanaman Kaktus

1. Akar
Akar tanaman kaktus tunggang, bercabang, dan juga memiliki serabut, namun
ada beberapa perakaran dari tanaman ini memiliki sifat yang menempel dari
tanaman satu ketanaman lainnya yang disebut epifit. Perakaran ini memiliki
panjang mencapai 6-10 meter bahkan lebih dan menyerap luas agar tanaman dapat
menyerap air yang ada disekitarnya atau didalam tanah.

Gambar 1. Akar pada Kaktus

2. Batang
Batang tanaman kaktus memiliki kandungan air yang banyak atau disebut
Sukulen, selain itu air yang disimpan didalam batang memiliki bentuk lendir dan
juga tidak menguap. Batang tanaman ini berawarna kehijauan muda hingga tua,
abu-abu dan juga berlapis lilin. Bentuk batang tanaman kakkus ini bulat, silindris

7
dan juga memiliki ukaran yang sangat bervariasi yang mencapai 20 meter bahkan
lebih.

Gambar 2. Batang pada Kaktus

Batang bersifan Kladodia, yang mana batang masih tumbuh terus tumbuh dan
mengadakan percabangan.

Gambar 3. Percabangan pada Batang

3. Daun
Daun tanaman kaktus ini tunggas yang memiliki tangkai pendek dan juga
memiliki ukuran besar, selain itu daun ini memiliki peran untuk melakukan proses
fotosintesis. Namun, dari beberapa penemuan dan juga berdasarkan sub famili
tanaman ini tidak memiliki daun, sehingga proses fotosintesis dilakukan pada
bagian batangnya. Pada umumnya daun pada kaktus berbentuk duri daun
(spinaphyllogenum) yang merupakan modifikasi dari daun, biasanya duri daun
berbentuk halus dan sangat banyak. Duri daun biasanya terdapat pada tumbuhan
yang hidup di daerah kering, sebagai bentuk adaptasi terhadap lingkungan untuk
mengurangi penguapan air.

8
Gambar 4. Duri Modifikasi dari Daun
4. Bunga
Tanaman ini juga memiliki bunga berbentuk corng, dengan ukuran dan juga
bentuk yang sangat beragam tergantung dengan varietesnya. Bunga ini memiliki
warna mahkota merah, kuning, dan juga keorangean. Bunga kaktus ini bermerakan
pada malam dan siang hari yang akan mengeluarkan bau khasnya.

Gambar 5. Bungan pada Kaktus

5. Buah dan biji


Buah pada tanaman kaktus ini berbentuk bulat menajang atau lonjong dan juga
memiliki daging yang tebal. Selain itu, buah ini bergerombol dibagian pangkal
ujung batang yang ditutupi duri – duri tajam. Buah yang dihasikan dari tanaman ini
mencapai 100-200buah per tanaman kaktus. Sedangkan biji yang dihasilkan dalam
buah ini berbentuk kecil, berkulit tipis dan juga keras. Selain itu, biji ini memiliki
permukaan yang mengkilap berwarna kecoklatan hingga kehitaman.

9
Gambar 6.
Buah dan Biji Kaktus

2.3.2 Habitat Tanaman Kaktus


Hanya seperempat dari keseluruhan total spesies kaktus yang hidup di daerah
gurun. Sisanya hidup pada daerah semi-gurun, padang rumput kering, hutan
meranggas, atau padang rumput. Umumnya, tumbuhan ini hidup di daerah beriklim
tropis dan subtropis.

2.4 Kandungan yang Terdapat pada Tanaman Kaktus

Buah dari kaktus mengandung vitamin B-kompleks seperti thiamin, riboflavin


dan vitamin B-6 (pyridoxine). Selain itu, jenis kaktus yang lain mengandung pigmen
betalain yang berpotensi baik untuk pewarna makanan. Buah kaktus juga mengandung
sejumlah besar vitamin B1, B6, vitamin A. Selain itu buah kaktus juga mengandung
mineral, kalsium, magnesium, sodium dan potassium, phosphorus, iron, tanin,
flavonoid, magnesium, dan pektin (Widyanto, 2008). Buah kaktus yang matang
memiliki kandungan gizi yang tinggi, dalam 100 gram buah kaktus Opuntia ficus
indica, terkandung vitamin C sebanyak 31,7 mg (Yuliana, 2007).
Di dalam buah kaktus mengandung pektin dan flavonoid. Pektin adalah suatu
karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated polygalacturonic-acids.
Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous
(Wiardani, 2014). Pektin merupakan elemen penting dalam jaringan muda tanaman dan
buah. Pektin banyak ditemukan pada bagian lamela tengah atau ruang antar sel (10%
sampai 30% pada jaringan utuh) berkurang terus sampai dinding sel primer kearah

10
membrane sel. Pektin tersusun atas polisakarida yang kompleks dan komposisinya
bervariasi tergantung dari sumber dan cara isolasinya. Komponen utama dari pectin
adalah D-galakturonat yang telah mengalami polimerasi. Senyawa-senyawa pektin
merupakan polimer dari asam galakturonat yang dihubungkan dengan ikatan α (1,4)
gluoksida (Trenggono dan Sutardi, 1990).

Gambar 7. Rumus Bangun Pektin

Buah kaktus mengandung flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu kelompok


senyawa metabolit sekunder yang paling banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman.
Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa phenolik dengan struktur kimia C6-C3-
C6.

Gambar 8. Rumus Bangun


Flavonoid

Kandungan senyawa golongan flavonoid dari beberapa bahan alam dilaporkan


memiliki aktivitas antibakteri. Diglukosida pada tanaman kaktus dilaporkan mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Kaktus dilaporkan mampu
menghambat Escherischia coli yang menyebabkan penyakit diare. Mekanisme kerja
flavonoid diduga mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel (Pelczar
& Chan 1998).
Flavonoid bersifat protektif terhadap kerusakan sel β sebagai penghasil insulin
serta dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Flavonoid merupakan antioksidan yang

11
dapat menekan apoptosis sel β tanpa mengubah proliferasi dari sel beta pankreas.
Mekanisme lain adalah kemampuan flavonoid terutama quercetin dalam menghambat
GLUT 2 mukosa usus sehingga dapat menurunkan absorbsi glukosa. Hal ini
menyebabkan pengurangan penyerapan glukosa dan fruktosa dari usus sehingga kadar
glukosa darah turun. GLUT 2 diduga merupakan transporter mayor glukosa di usus
pada kondisi normal (Panjuantiningrum, 2010).

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman Kaktus


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman kaktus dapat dijelaskan
seperti dibawah ini:
a. Iklim
Iklim menentukan jumlah curah hujan per tahun. Di daerah aslinya, yaitu
Amerika, kaktus tumbuh di daerah yang curah hujannya minim, terutama di daerah
padang pasir maupun daerah rumput (savanna). Tanaman kaktus tumbuh dengan baik
didaerah yang memiliki curah hujan 2000 mm/ tahun. Tanaman kaktus lebih menyukai
kondisi kering dibandingkan basah (lembab). Pertumbuhan kaktus memerlukan
intensitas matahari penuh sekitar 80% dengan suhu udara ideal untuk tanman buah naga
berkisar 26-36°C dan kelembaban udara 70- 90% (Emil, 2011).
b. Tanah dan Ketinggian Tempat
Tanaman kaktus dapat tumbuh baik pada tanah yang relatif kurang subur (bahkan
pada tanah berbatu), pada tanah yang bereaksi relatif masam sampai pada tanah
bergaram dan tahan terhadap kekurangan air. Tanaman kaktus dapat tumbuh baik pada
kondisi air tanah mendekati titik layu (wilting point) (Setyowati, 2008). Ketinggian
tempat untuk tumbuh tanaman kaktus ialah dataran rendah sampai medium yang
berkisar 0 m – 500 m dari permukaan laut, dengan ketinggian ideal adalah kurang dari
400 m dpl.

2.6 Manfaat yang Diperoleh dari Tanaman Kaktus

Bagian dari kaktus yang dimanfaatkan berupa batang dan buah, dapat digunakan
langsung baik secara tradisional maupun dalam bentuk ekstrak. Sari buah tumbuhan
kaktus penggunaanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang dapat diolah,
sebagai antioksidan, dan antibakterial. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang
disebut queso de tuna. Sementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal

12
sebagai nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam
cuka asam-manis. Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan
sebagai pakan ternak, kosmetik, dan obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus Carnegiea
gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun
tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari
jagung. Bagian akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam
cairan gula untuk dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun
pembuluh vaskular yang mengandung lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan.
Pemanfaatan kaktus Opuntia ficus indica secara tradisional telah banyak di
gunakan oleh suku Mexico sebagai bahan obat yang efektif menyembuhkan luka bakar,
luka karena terjatuh, edema, dan masalah pencernaan. Tumbuhan ini mempunyai
ekstrak alkohol yang memiliki anti-inflamasi, hypoglycemik, dan aktivitas anti-viral.
Selain itu, di Meksiko batang kaktus buah pir berduri dijadikan sebagai obat tradisional
untuk menyembuhkan penyakit diabetes. Flavonoid dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker. Manfaat flavonoid
antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektivitas vitamin C,
anti-inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Getah kaktus dapat digunakan sebagai pejernih di dalam air, dengan cara kaktus
di ambil getahnya, di pisahkan dari kulitnya, dan di peras lalu di masukkan ke bak
mandi. Getah kaktus akan mengikat partikel partikel yang mengotori air dan
mengendap di dasar air sehingga memisahkan kotoran dan air jernih (Pramudiarja,
2010).

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Resistensi Kaktus di Daerah Kering (Gurun) atau Lingkungan yang


Minim Air
Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di
daerah-daerah yang kering (gurun). Kaktus memiliki adaptasi unik terhadap
kekeringan. Resistensi kaktus terhadap cekaman kekeringan yaitu avoidance. Tanaman
kaktus menghindari stres kekeringan dengan mekanisme barier fisik dan barier
kimiawi/metabolik (lapisan lilin/kutikula).
Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan
persediaan air di batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang
besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Batang kaktus dilapisi oleh lapisan lilin atau
kutikula yang tebal untuk mengurangi terjadinya penguapan yang berlebihan. Untuk
dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme
tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin
dibandingkan siang hari yang terik. Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari
lingkungan dan menyimpannya di vakuola untuk digunakan ketika
fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari). 
Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam. Duri
tersebut merupakan modifikasi daun yang tumbuh dari batang. Duri dimanfaatkan
sebagai proteksi terhadap herbivora. Selain itu, duri tajam berfungsi untuk mengurangi
penguapan air melalui daun tersebut. Oleh karena itu, tanaman ini mampu bertahan
hidup walaupun kekurangan air atau tanpa air.

3.2 Mekanisme Fotosintesis Tanaman Kaktus yang Hidup di Daerah


Kering (Gurun) atau Lingkungan yang Minim Air
Kebanyakan kaktus berasal dari cuaca hangat / curah hujan yang rendah. Kaktus
mengembangkan adaptasi unik yang memungkinkan mereka hidup di lingkungan
tempat mereka bertahan hidup. Banyak ilmuwan percaya bahwa kaktus

14
mengembangkan sifat fisiologis mereka sebagai respons terhadap perubahan kondisi
iklim beberapa juta tahun yang lalu.
Pada dasarnya cara kaktus berfotosintesis di siang hari hampir sama dengan yang
lain seperti penyerapan cahaya ataupun fotofosforilasi. Namun, Kaktus menyerap
CO2 disaat malam hari karena disiang hari stomata yang terdapat pada kaktus menutup.
Stomata kaktus terbuka saat malam hari sebagai bentuk adaptasinya. Akibatnya
mempengaruhi metabolismenya. Metabolisme ini dikenal dengan nama Crassulacean
Acid Metabolism atau metabolisme asam crassulacean (CAM). CAM termasuk
tumbuhan yang produk awal fiksasi CO2 berupa asam malat yang terbentuk dimalam
hari. Kaktus termasuk dalam golongan dengan metabolisme CAM, sehingga proses
fotosintesisnya sedikit berbeda dengan tumbuhan lain. Berikut ini akan dijelaskan
mekanisme atau cara kaktus berfotosintesis.
1. Fiksasi CO2

Gambar 9. Stomata terbuka pada malam hari

Pada malam hari ketika kondisi udara yang lembab dan suhu yang rendah,
stomata membuka untuk menyerap CO2. CO2 bergabung dengan fosfoenolpiruvat (PEP)
membentuk oksaloasetat dengan bantuan enzim PEP-karboksilase. Oksaloasetat
kemudian diubah menjadi malat. Malat dalam bentuk asam malat yang terbentuk akan
disimpan di vakuola. Malat merupakan jenis asam yang banyak terbentuk. Asam
organik tersebut akan digunakan pada Siklus Calvin pada saat terjadinya reaksi terang
di siang hari.

15
2. Siklus Calvin

Gambar 10. Proses


fotosintesis kaktus pada siang hari

Pada siang hari, terjadi Siklus Calvin. Asam malat yang terbentuk di malam hari
dan disimpan dalam vakuola akan diangkut keluar secara difusi pasif. Asam malat
didekarboksilasi untuk melepaskan CO2 dan kembali menjadi PEP. CO2 ini digunakan
dalam fotosintesis. CO2 akan dibebaskan oleh enzim ribulosa bisfosfat karboksilase
(rubisco) dan difiksasi kembali membentuk 3-PGA (asam 3-fosfogliserat). Siklus
Calvin terjadi di stroma kloroplas. 3-PGA akan direduksi menjadi 3-PGAL (3-
fosfogliseraldehida). Proses ini terjadi penambahan gugus fosfat terminal dari ATP
yang berasal dari fotofosforilasi. Fotofosforilasi merupakan pembuatan ATP yang
memerlukan molekul air dan menggunakan energi dari radiasi matahari yang
memanfaatkan klorofil. NADPH juga terlibat dalam reduksi itu, yaitu dengan
memberikan 2 elektron. Jadi, Kedua molekul 3-PGA direduksi menggunakan 2 ATP
untuk mengubah 1 molekul CO2 menjadi karbohidrat.  Sebagain dari molekul 3-PGAL
yang dihasilkan dari proses ini akan digunakan untuk mensintesis pati yang merupakan
hasil dari proses fotosintesis.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada Siklus Calvin pada umumnya juga terjadi pada
tumbuhan lain. Misalnya pada tumbuhan yang tergolong tumbuhan C-3 dan C-4.

16
Tumbuhan C-3 produk awal fiksasi CO 2 berupa PGA, kelompok ini dikenal memiliki
proses fotosintesis secara umum. Sedangkan tumbuhan C-4 memiliki kesamaan dengan
tumbuhan CAM yaitu CO2terlebih dahulu dibentuk kedalam senyawa organik sebelum
masuk ke dalam Siklus Calvin. Namun, pada CAM kedua proses tersebut terjadi pada
waktu yang berbeda yaitu pada malam dan siang hari. Pada tumbuhan C-4, proses
tersebut terpisah oleh 2 jenis sel yaitu sel mesofil dan sel bundle sheath. 
Cara kaktus berfotosintesis seperti disebutkan tadi mempunyai tujuan untuk
menjaga eksistensinya. Penutupan stomata pada siang hari bagi kaktus bisa menekan
laju transpirasi sehingga kandungan air dalam tubuhnya bisa dihemat. Bentuk ini
sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap faktor eksternal yang kurang mendukung.

17
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

- Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di
daerah-daerah yang kering (gurun). Kaktus memiliki adaptasi unik terhadap
kekeringan. Resistensi kaktus terhadap cekaman kekeringan yaitu avoidance.
Tanaman kaktus menghindari stres kekeringan dengan mekanisme barier fisik dan
barier kimiawi/metabolik (lapisan lilin/kutikula).
- Kaktus menyerap CO2 disaat malam hari karena disiang hari stomata yang terdapat
pada kaktus menutup. Akibatnya mempengaruhi metabolismenya. Metabolisme ini
dikenal dengan nama Crassulacean Acid Metabolism (CAM).
- CAM termasuk tumbuhan yang produk awal fiksasi CO 2 berupa asam malat yang
terbentuk dimalam hari.
- Asam malat yang terbentuk di malam hari dan disimpan dalam vakuola akan
digunakan pada Siklus Calvin pada saat terjadinya reaksi terang di siang hari.

4.2 Saran
Berdasarkan penulisan makalah tersebut, maka saran yang dapat diberikan adalah
bahwa kita sebagai manusia hendaknya saling menjaga antar sesama makhluk hidup
termasuk tumbuhan. Pada dasarnya tumbuhan memiliki banyak sekali manfaat yang
dapat digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

18
DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song. 2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains. 12 (1): 28-34.
Emil, S. 2011. Untung Berlipat Dari Bisnis Buah Naga Unggul. Penerbit : LilyPublisher.
Yogyakarta

Jaya, I.K.D. 2010. Morfologi dan Fisiologi Buah Naga dan Prospek Masa Depan di
Indonesia. Crop Agro3. 3 (1):44-50.

Panjuantiningrum, F. 2009. Pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus polyrhizus)


terhadap kadar glukosa darah Tikus putih yang diinduksi aloksan. Fakultas
Kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Setyowati, A. 2008, Analisis Morfologi dan Sitologi Tanaman Buah Naga Kulit Kuning
(Selenicereus megalanthus). Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada University.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan ketiga belas. Yogyakarta:


Gadjah Mada University PRESS.
Trenggono dan Sutardi. 1990. Biokimia dan Teknologi Pasca panen. PAU Pangan dan Gizi
UGM: Yogyakarta.
Wiardani, N. K. 2014. Jus Buah Naga Merah Menurunkan Kadar Glukosa Darah Penderita
DMT 2. Jurnal Skala Husada V.11, NO.59-66. Denpasar.
Widyanto, E. 2008. Tanaman Obat Berkhasiat. Unit Penerbitan Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya: Malang.
Wybraniec, S. And Y. Mizrahi. 2002. Fruit Flesh Betacyanin Pigments in Hylocereus Cacti.
http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/jf020145k. [2019, April 15].
Yudianto, SurosoAdi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan. Edisi pertama. Bandung: PT
Tarsito.
Yuliana, C. 2007. Kaktus Cantik dan Unik. Penebar Swadaya. Jakarta.

19
Daftar Pertanyaan

1. Anis Alfian F. (0402518002)


 Pertanyaan: Duri adalah modifikasi dari daun. Mengapa duri pada kaktus (contohnya
pada genus Cereus) durinya ada yang kecil ada yang tidak?
 Jawaban: kaktus memiliki adaptasi yang unik dibandingkan dengan tumbuhan lainnya.
Salah satu adaptasinya yaitu memiliki duri sebagai modifikasi dari daun. Ukuran duri
pada kaktus bervariasi, ada yang kecil ada juga yang panjang. Perbedaan ukuran duri ini
didasarkan pada habitat atau lingkungan dimana kaktus tersebut berasal. Faktor dari
lingkungan sekitar sangat mempengaruhi morfologi dari suatu tumbuhan.
2. Riska Oktaviani (0402518040)
 Pertanyaan: Apa yang menjadi dasar perbedaan jenis bentuk pada kaktus?
 Jawaban: kaktus memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada bentuk yang pipih, ada
bentuk silindris. Perbedaan jenis bentuk tersebut didasarkan pada habitat asli mereka.
Kaktus menyesuaikan diri dengan lingkungannya sebagai bentuk adaptasi dengan
lingkungannya. Besar kecilnya ukuran batang pada kaktus ditentukan oleh ketersediaan
air yang disimpan oleh kaktus. Semakin banyak air yang disimpan oleh kaktus maka
semakin besar ukuran batang kaktus.
3. Selly Marlina (0402518026)
 Pertanyaan: Duri merupakan modifikasi dari daun. Lalu dimanakah fotosintesis kaktus
dapat berlangsung?
 Jawaban: Duri merupakan modifikasi daun yang tumbuh dari batang. Pada dasarnya
fotosintesis pada tumbuhan terjadi di bagian tubuh tumbuhan yang memiliki klorofil.
Bagian tubuh kaktus yang memiliki klorofil adalah bagian batangnya, sehingga
fotosintesis terjadi pada batang tersebut. fotosintesis pada kaktus diawali pada malam
hari ketika kondisi udara yang lembab dan suhu yang rendah, stomata membuka untuk
menyerap CO2. CO2 bergabung dengan fosfoenolpiruvat (PEP) membentuk oksaloasetat
dengan bantuan enzim PEP-karboksilase. Oksaloasetat kemudian diubah menjadi malat.
Malat dalam bentuk asam malat yang terbentuk akan disimpan di vakuola. Malat
merupakan jenis asam yang banyak terbentuk. Asam organik tersebut akan digunakan
pada Siklus Calvin pada saat terjadinya reaksi terang di siang hari.

20
4. Linawati Inayah (0402518023)
 Pertanyaan: Dalam pembudidayaan kaktus, apakah metode grafting dapat dilakukan
untuk membudidayakan kaktus?
 Jawaban: Metode grafting atau yang sering disebut metode sambung pada budidaya
kaktus. Metode grafting dapat dilakukan dalam upaya budidaya kaktus dengan syarat
dalam penyambungannya yaitu posisi pembuluh angkut harus sama (xilem menyambung
dengan xilem, floem menyambung dengan floem). Metode grafting dibedakan menjadi
dua yaitu metode sambung serong (side grafting) dan metode sambung samping.
1. Metode side grafting

Gambar 11. Metode side grafting

Berikut ini adalah cara menanam kaktus dengan teknik side grafting:

- Sayat miring 45 derajat batang bawah, bidang bidang sayatan harus rata.
- Sayat miring 45 derajat batang atas hingga berukuran sama dengan sayatan batang
bawah.
- Tempelkan batang atas pada batang bawah hingga sunguh-sungguh paduh.
- Kuatkan bidang sambungan dengan lidi.
- Siram medium dalam pot kaktus sambungan hingga cukup basah.
- Simpan pot kaktus sambungan ditempat yang teduh.

21
2. Metode sambung samping

Gambar 12. Metode


sambung samping

Berikut ini adalah cara menanam kaktus dengan teknik sambungan samping:

- Buatlah lubang dalam posisi miring atau serong ke bagian dalam batang kaktus ke
arah bawah. Usahakan agar kedalaman lubang tidak menembus bagian batang
lainnya.
- Sayatlah batang pada bagian atas untuk kedua sisi pangkalnya, kemudian iris dalam
bentuk baji.
- Taruhlah potongan batang dari tanaman kaktuss ke dalam bidang lubang yang telah
dibuat hingga pas.

5. Mutiara Ramadhan (0402518083)


 Pertanyaan: Bagaimanakah penyimpanan air pada kaktus? Apakah kandungan air di
buah naga juga merupakan bentuk dari penyimpanan air pada kaktus?
 Jawaban: penyimpanan air pada kaktus terdapat pada batang. Air diserap dari akar
kemudian di angkut ke batang lalu disimpan di jaringan spons. Semakin banyak air yang
disimpan maka ukuran batang akan semakin membesar. Air yang disimpan pada batang
ini untuk nantinya didistribusikan ke bagian tubuh kaktus yang lain saat musim
kekeringan. Kandungan air pada buah naga juga merupakan bentuk lain adaptasi
penyimpanan air pada kaktus. Buah naga bukan merupakan tempat utama penyimpanan
air, melainkan hanya berperan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan hasil
fotosintesis pada kaktus, sehingga apabila buah naga tersebut dipetik tidak terlalu

22
berpengaruh pada mekanisme penyimpanan air pada kaktus. Pada saat kondisi simpanan
air kaktus mulai menipis, kaktus dapat memanfaatkan cadangan makanan tersebut untuk
kelangsungan hidupnya.
6. Arista Novihana P. (0402518007)
 Pertanyaan: Bagaimana kaitannya akar serabut pada kaktus dapat menopang kaktus
sehingga dapat berdiri tegak?
 Jawaban: sistem perakaran pada kaktus terdiri atas serabut dan tunggang. Akar serabut
pada kaktus dapat menopang tubuh tegak dari kaktus. Semakin besar ukuran kaktus akan
berpengaruh juga pada ukuran akar pada kaktus. Sehingga meskipun hanya akar serabut,
apabila bentuk kaktus besar maka kaktus juga memiliki sistem perakaran yang besar pula
untuk menopang tubuhnya.

23

Anda mungkin juga menyukai