Korupsi adalah suatu tindakan atau perbuatan melawan hukum dengan tindakan penyalahgunaan wewenang, kekuasaan, atau sarana yang bertujuan untuk memenuhi hasrat atau kesenangan pribadi, orang lain dan merugikan keuangan suatu kelompok, instansi, organisasi, perusahaan, pemerintahan bahkan merugikan keuangan negara/perekonomian negara. Korupsi ini umumnya dilakukan oleh orang-orang “besar” atau mempunyai jabatan atau kekuasaan yang tinggi. Ada beberapa tindak korupsi yaitu, penggelapan dana, pemerasan dalam jabatan, memberi dan menerima hadiah (penyuapan). Tidak hanya orang-orang yang mempunyai jabatan tinggi saja yang melakukan ini, bahkan terkadang orang-orang biasa bahkan seorang mahasiswa pun bisa melakukan korupsi ini jika terdapat niat dalam diri orang tersebut. Semua sesuatu terjadi pasti ada penyebab atau faktornya termasuk juga korupsi. Faktor terjadinya korupsi ada 2 yaitu internal dan eksternal. Faktor internal: Merupakan faktor atau penyebab yang berasal dari diri sendiri atau pribadi itu sendiri. Contohnya adalah sifat serakah, moral yang lemah, dan gaya hidup yang berlebihan atau konsumtif, dan lemahnya iman dan takwa. Faktor Eksternal : Merupajan faktor atau penyebab yang berasal dari lingkungan sekitar. Contohnya adalah: Pendapatan seseorang yang tidak mencukupi kebutuhan keluarganya, kepentingan politik untuk meraih kekuasaan, kurangnya kultur organisasi yang benar, dan lemahnya sistem pengendalian manajemen, serta dorongan atau paksaan dari keluarga, kerabat maupun organisasi tertentu agar orang tersebut mendapat kekuasaan yang tinggi. Dengan kekuasaan atau jabatan yang tinggi maka kasus kejahatan-kejahatan yang lain bisa dengan mudah ditutupi. Contoh kasus korupsi yang dilakukan mahasiswa adalah masalah korupsi UKT yang terjadi di salah satu universitas di Indonesia. Kasus ini terjadi karena seorang mahasiswa yang telah menerima keringanan pembayaran tetapi mahasiswa tersebut tidak membicarakan kepada orang tuanya, mereka mengaku belum mendapatkan keringanan pembayaran, sehingga orang tua masih membiayai mahasiswa tersebut secara utuh. Kasus korupsi UKT oleh mahasiswa yang lain yang pernah terjadi juga adanya mahasiswa yang tidak pernah membayar, padahal orang tua selalu memberi uang kepada ananknya untuk membayar tepat waktu, akan tetapi mahasiswa tersebut malah menggunakan uangnya untuk kepentingan diri sendiri. Kasus lain diantaranya adalah adanya mahasiswa yang sering meminta uang kepada orang tua dengan alasan digunakan untuk beberapa kegiatan kampus, padahal uang tersebut dipergunakan untuk dirinya sendiri. Penyebab dari kejadian tersebut diduga antara lain : 1. Dipengaruhi oleh ketidakjujuran mahasiswa terhadap orang tua 2. Dipengaruhi oleh faktor gaya hidup mahasiswa yang berlebihan 3. Dipengaruhi oleh faktor pertemanan dan pergaulan yang boros / salah memilih teman Program pendidikan kewarganegaraan untuk mahasiswa menurut Hadin dan Pahlevi (2016) : 1. Menyusun dan mengembangkan desain materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Anti Korupsi yang berisi lima jenis materi yaitu materi fakta, materi konsep, materi prinsip, materi prosedur dan materi sikap. a. Materi Fakta : Kegiatan dimana mahasiswa beberapa contoh kasus korupsi yang pernah terjadi b. Materi konsep : kegiatan yang mengikut-sertakan dosen untuk menjelaskan mengenai pengertian, jenis-jenis korupsi, klasifikasi tindak korupsi dan lain-lain agar mahasiswa mampu memahami bagaimana konsep tentang korupsi c. Materi prinsip : mahasiswa diminta untuk melakukan pegamatan dan analisis mengenai kasus-kasus yang sudah dicari sebelumnya kemudian mahasiswa mencari data-data mengenai kasus tersebut dari awal hingga putusan pengadilan dari berbagai sumber atau refernsi yang dapat dipercaya dan relevan. d. Materi prosedur : hasil analisis dan pengamatan dari data-data tersebut mengenai satu kasus korupsi tersebut diubah menjadi sebuah skema alur berfikir oleh mahasiswa serta mencari bagaimana solusi tindakan preventif maupun penanggulangannya dan dipresentasikan di depan seluruh mahasiswa lain secara bergantian. 2. Kaderisasi mahasiswa agar terampil, berpengalaman serta berkarakter anti korupsi a. Meberikan pengetahuan dan pelatihan kepada mahasiswa agar menentukan pilihan perilakunya tentang hak, kewajiban, dan akibat dari keputusan maupun tindakan yang telah diambil. Mahasiswa mampu mengemukakan pendapat melalui forum dan diskusi sehingga, dosen sebagai pendidik mampu memberika saran maupun alternatif yang tepat. b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan pemahamannya secara luas dan mendalam dengan menciptakan situasi yang fleksibel sehigga mahasiswa dapat bekerja sama, berbagi dan mendapat bimbingan dari dosen contohnya melalui kegiata diskusi, wawancara atau bermain peran sehingga penanaman sikap anti korupsi semakin kuat c. Memberikan dan menanamkan rasa tanggung jawab kepada mahasiswa melalui keikutsertaanya dalam kegiatan keorganisasian baik di dalam kampus maupun di luar kampus mahasiswa dalam berbagai aktifitas sosial di kampus dan di lingkungannya sehinga mahasiswa dididik agar tidak bersikap egois dan memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.