PDF Kiat Analisa Fundamental Saham Secara Sederhana Ala Lo Kheng Hong Si DL
PDF Kiat Analisa Fundamental Saham Secara Sederhana Ala Lo Kheng Hong Si DL
Setidaknya ada 3 alasan yang disebutkan oleh Lo Kheng Hong, mengapa dia
tertarik untuk berinvestasi saham di pasar modal:
Dilansir dari data yang dikeluarkan oleh LPS pada bulan September 2016, Uang
masyarakat Indonesia yang tersimpan di Bank adalah sebesar kurang lebih
Rp4.500 Triliun. Jumlah yang sangat besar. Namun Lo Kheng Hong
membandingkannyaa dengan Kapitalisasi Pasar yang dimiliki oleh IHSG.
membandingkanny
Menggunakan data penutupan perdagangan 21 April 2017, IHSG ditutup pada poin
sebesar 5.664,47, yaitu naik sebesar 1,23%. Dengan kenaikan ini, maka
Kapitalisasi pasar di IHSG adalah sebesar sekitar Rp6.162 Triliun. Di mana nilai
seluruh saham yang ada di Bursa Efek Indonesia melebihi jumlah nilai uang
masyarakat Indonesia yang tersimpan di Bank.
“Harta karun kekayaan terbesar yang ada di dunia adanya di pasar modal, bukan
di bawah laut. Nilainya nyata dan transparan. Sangat di sayangkan bila ada orang
yang tidak mengenal
mengenal pasar mod
modal”
al”
Mulai dari bangun pagi, seseorang pergi ke toilet dan menemukan kloset berm
bermerek
erek
TOTO, lalu kemudian mandi menggunakan sikat gigi, sabun dan shampoo yang
diproduksi UNVR (Unilever),
(Unilever), makan pagi memasak mie buatan INDF (Indofood),
atau sekedar menyantap kue buatan MYOR (Mayora)
(Mayora) atau cemilan buatan AISA
(Tiga Pilar Sejahtera Food). Ketika menyalakan TV, menonton saluran TV dari
MNCN (Global TV, RCTI, MNC TV), SCMA (SCTV), VIVA (TvOne / ANTV).
Ketika mau berangkat kerja naik ke mobil, mobilnya dibeli dari ASII (Astra
Internasional) atau dari IMAS (Indomobil), kaca mobil produksi AMFG
(Asahimas Flat Glass), dan ban mobilnya diproduksi oleh GJTL (Gajah Tunggal),
MASA (Achilles), GDYR (Goodyear),
(Goodyear), per mobilnya buatan INDS (Indospring).
Mobilnya pun dibeli dengan bantuan kredit dari WOMF (WOM Finance), ADMF
(Adira). Atau jika belum memiliki mobil, maka naik TAXI (Taksi Ekspress) atau
BIRD (Blue Bird).
Dalam perjalanan menuju tempat kerja, melewati jalan tol yang dioperasikan
JSMR (Jasa
(Jasa Marga) atau CMNP (Citra Marga). Jalan tolnya dibangun oleh
kontraktor WIKA (Wijaya Karya), WSKT (Waskita Karya), atau ADHI (Adhi
Karya). Semen yang digunakan pun dari INTP (Indocement), SMGR (Semen
Indonesia), atau dari SMCB (Holcim). Beton yang digunakan pun merupakan
produk WTON (Wika Beton), atau WSBP (Waskita Beton). Baja yang dipakai
pun dipasok dari
dari KRAS (Krakatau Steel).
Sampai di tempat kerja, mau meeting, menelepon klien dengan bantuan provider
TLKM (Telkom), ISAT (Indosat), atau EXCL (XL). Setelah menelepon,
memutuskan untuk meeting di Mall yang dibangun oleh perusahaan properti
seperti APLN (Agung Podomoro), CTRA (Ciputra), BSDE (BSD). Mall-nya
dibangun oleh kontraktor PTPP (PP) atau TOTL (Total). Setelah meeting,
bertransaksi melalui
melalui Bank seperti
seperti BBCA (BCA), BBRI (BRI), BMRI (Bank
Mandiri), BBNI (BNI), BNGA (Bank CIMB Niaga), atau bank lainnya.
Dari Ilustrasi di atas sangat jelas bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai
masyarakat tidak akan lepas dan dikelilingi oleh produk perusahaan terbuka.
Namun pertanyaannya,
pertanyaannya, apakah kita sudah mulai b berpikir
erpikir menda
mendapatkan
patkan keuntungan
dari usaha yang mereka tawarkan? Dengan berinvestasi di pasar modal, maka siapa
saja bisa berkesempatan memiliki saham dari perusahaan-perusahaan besar yang
disebutkan di atas.
Tinggi
#3 Saham Menjanjikan Keuntungan yang Tinggi
Ada yang disorot oleh Lo Kheng Hong dari masyarakat umum mengenai
penggunaan uang, yaitu
yaitu antara mem
membeli
beli barang konsumtif
konsumtif dibandin
dibandingkan
gkan
berinvestasi saham.
saham. Lo Khe
Kheng
ng Hong mem
membandingkan
bandingkan bila uan
uang
g yang kita puny
punyaa
dipakai untuk membeli barang konsumtif, dengan bila uang yang kita punya
dipakai untuk membeli saham.
Misalkan pada tahun 2009, Pak John membeli mobil mewah seharga Rp500 juta,
di waktu yang sama Pak Ronald membeli saham dengan modal sebesar Rp500 juta,
di saham CPIN (Charoen Pokphand) seharga Rp100 per lembar. Setelah 5 tahun
Mobil yang dibeli pak John berkurang nilainya menjadi setengahnya, yaitu Rp250
juta. Di sisi lain, saham CP
CPIN
IN yang dibeli ole
oleh
h Pak Ronald telah bertum
bertumbuh
buh dan
harganya berada di kisaran Rp5.000 per lembarnya. Nilai aset pak Ronald telah
bertumbuh sebesar
sebesar 50 kali lipa
lipatt yaitu menjadi Rp25
Rp25 Miliar.
[Baca Juga:
Juga: Mengenal Risiko dan Keuntungan Berinvestasi Saham]
Membeli saham pun tidak boleh seperti membeli kucing dalam karung, setiap
investor haruslah mengetahui apa yang dia beli, dan membeli apa yang dia ketahui.
Seringkali, saham yang dibeli seorang investor bukannya untung, tapi malah
memberikan kerugian yang tidak sedikit, karena kurangnya pengetahuan investor
tersebut akan apa yang dibelinya, karena itu Lo Kheng Hong pun mengungkapkan:
“Tuhan itu maha pengampun, tapi bursa saham tidak mengenal belas kasihan.
Bursa saham
saham tidak akan mem
memberi
beri ampun ppada
ada investor yyang
ang tidak mengen
mengenal
al apa
yang dia beli”
#3 Cari Perusahaan yang Labanya Besar Melalui Rasio NPM dan ROE
ROE