Sumber: press.farm
Komisaris, Direktur sekaligus pemegang saham utama Berkshire Hathaway ini
dikenal sebagai investor terbaik di dunia. Julukan Oracle of Omaha atau peramal
dari Omaha disematkan padanya karena kesetiaannya pada metode investasi
berjenis value investing. Metode ini dilakukan dengan menganalisis rasio pada
fundamental perusahaan.
Salah satu gebrakan terkenal yang dilakukan oleh Warren Buffet adalah saat ia
membeli saham Coca-cola pada tahun 1989. Kala itu, harga per lembar saham
Coca-cola hanya sekitar US$ 40 atau Rp 500 ribuan. Namun, kini harga per lembar
sahamnya mencapai US$ 5 juta atau setara Rp 66,5 miliar.
Carl Icahn, Corporate Raider
Sumber: wired.com
Pendiri dan pemilik saham mayoritas Icahn Enterprises ini dikenal sebagai salah satu
investor yang berani mengambil risiko. Julukan Corporate Raider melekat di diri Carl
Icahn karena melalui perusahaannya, ia membeli sejumlah besar saham di perusahaan
lain agar mendapatkan saham mayoritas perusahaan tersebut. Dengan cara ini, Carl
Icahn mampu mendapatkan keuntungan hingga lebih dari 30 persen dari perusahaan-
perusahaan tersebut.
Pada tahun 2015, Carl Icahn resmi menjadi penguasa perusahaan tambang Amerika
Serikat yaitu PT Freeport McMoran Inc (FCX). Perusahaan ini merupakan induk
usaha PT Freeport Indonesia yang sudah lama berkembang di Indonesia. Icahn resmi
menjadi penguasa baru Freeport setelah membeli 88 juta lembar saham, sehingga
otomatis memiliki 9,1 persen kepemilikan dari perusahaan pertambangan ini.
Hary Tanoesoedibjo
Belum banyak yang mengetahui bahwa latar belakang seorang pengusaha asal
Indonesia bernama Hary Tanoesoedibjo rupanya berawal dari dunia ekonomi,
khususnya pasar modal. Hary merupakan pendiri, pemegang saham dan Chairman PT
Bhakti Investama sejak tahun 1989. Lulusan Master of Business Administration dari
Ottawa University, Kanada ini mengaku mengambil jurusan yang fokus mempelajari
bursa efek setelah mengetahui belum banyak orang tertarik pada bursa efek.
Berbekal modal awal Rp64 juta rupiah, Hary kemudian merintis perusahaan sekuritas
bernama PT Bhakti Investama di Surabaya dan memutuskan pindah ke pusat
perdagangan saham di Jakarta. Bhakti Investama mulai berkembang dan melantai di
Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BHIT.
Pada masa krisis ekonomi Indonesia tahun 1998, Hary melalui perusahaannya juga
gencar melakukan merger dan akuisisi. Sebagai contoh pada tahun 2000, Bhakti
Investama mengambil alih saham Bimantara Citra yang kemudian menjadi Global
Mediacom, cikal bakal perusahaan media terbesar dan terintegrasi di Asia Tenggara
yaitu MNC Group. Tak heran kini dia dikenal sebagai “Raja Media” di Tanah Air.
Pada tahun 2011, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia dan Hary
berada pada peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan mencapai USD 1,19 miliar.
Kamu dapat menelusuri kinerjanya dari laporan keuangan perusahaan selama periode ekonomi
jeblok, seperti di tahun 1998, 2008, dan 2020. Kemudian membandingkan emiten satu dengan
yang lain di kelasnya.
Misalnya di sektor kesehatan, bandingkan kinerja saham KLBF, INAF, KAEF, MIKA, dan
emiten lainnya. Pun di sektor properti, seperti BSDE, APLN, ASRI, CTRA, MDLN, PWON, dan
lainnya.
Tetapi kalau kurang dari 15%, artinya perusahaan itu tidak menguntungkan. Jadi, untuk apa
sahamnya dibeli.
Jangan ragu untuk melakukan konsultasi atau bertanya dengan pihak sekuritas jika
investor masih pemula, seperti bagaimana cara membeli saham (cara beli saham)
yang disesuiakan dengan modal yang dimiliki. Aktiflah mencari informasi dan
mempelajari saham-saham perusahaan yang memiliki prospek bagus untuk
dikoleksi di portofolio investasi. Biasanya, setiap perusahaan sekuritas sudah
menyediakan berbagai analisis prospek saham secara gratis. Informasi ini bisa
didapatkan di situs ataupun aplikasi pembelian dan penjualan saham yang
disediakan. Selain itu, agar sukses dalam berinvestasi saham adalah investor
pemula disarankan untuk mempelajari berbagai analisis saham, seperti analisis
teknikal dan analisis fundamental. Perusahaan sekuritas juga akan menyediakan
informasi data update perubahan harga saham, baik naik maupun turun, yang bisa
diakses dengan mudah secara daring. Ini karena pergerakan harga saham adalah
sangat fluktuatif.