Proposal Penelitian
Diajukan Oleh :
N1A117132
a
KONTRIBUSI BANK SAMPAH DREAM DALAM MENGURANGI
TIMBULAN SAMPAH ANORGANIK
Proposal Penelitian
Diajukan Oleh :
N1A117132
UNIVERSITAS JAMBI
2020
i
PERSETUJUAN PROPOSAL
Disusun Oleh :
N1A117132
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas beribu
karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Kontribusi Bank Sampah Dream Dalam
Mengurangi Timbulan Sampah Anorganik Di Perumahan BCL 5 Kota
Jambi”
Proposal penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi. Selama proses pendidikan dan
penulisan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
dorongan dari berbagai pihak. Maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan
penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr.dr.Humaryanto, Sp.OT, M.,Kes selaku Dekan FKIK
2. Bapak Dr.Guspianto,S.KM.,M.KM selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3. Ibu Hubaybah,S.KM.,M.KM Selaku Kaprodi Ilmu Kesehatan Masyarakat.
4. Bapak M.Ridwan,S.KM.,M.P.H selaku Pembimbing Akademik (PA)
5. Bapak RD.Halim,S.KM.,M.P.H selaku pembimbing I dan Ibu Silvia Mawarti
Perdana,S.Gz.,M.Si selaku pembimbing II yang telah berkenan meluangkan
waktu dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan
untuk menyelesaikan proposal ini.
6. Kedua Orang Tua tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doanya
untuk kesuksesan penulis.
7. Sahabat seperjuangan IKM Angkatan 2017 dan teman-teman yang telah
memberi semangat dan dukungan untuk menyelesaikan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifatnya membangun diharapkan oleh
penulis untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya.
Jambi, Oktober 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
iv
2.1.8 Penanganan Sampah ............................................................................. 17
3.3.2 Sampel................................................................................................... 31
3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 32
v
3.7.1 Data Primer ........................................................................................... 37
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
tepat dan baik agar dapat menghasilkan manfaat ekonomi, meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat, baik bagi lingkungan dan dapat mengubah pola pikir
masyarakat dalam penanganan sampah yang ada dilingkungan tempat tinggal
(Kamalludin, 2013).
Kota Jambi adalah kota yang cukup luas dengan jumlah penduduk Kota
Jambi 597,043 jiwa dengan luas wilayah 205.4 km2. (Badan Pusat Statistik, 2019)
Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, pada tahun 2019 timbulan sampah
di Kota Jambi yaitu 1.552.31 m3/hari dan volume sampah yang terangkut ke TPA
1.139.07 m3/hari atau 73,38% (DLH Kota Jambi 2019).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan ini
mengatur perlunya perubahan paradigma mendasar dalam pengelolaan sampah,
dari paradigma pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan menjadi fokus
pada pengurangan sampah dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan
sampah sangat penting diterapkan oleh semua lapisan pemerintah, dunia usaha
dan seluruh masyarakat dapat melakukan kegiatan untuk membatasi timbulan
sampah, daur ulang dan pemanfaatan kembali, atau menggunakan teknik 3R
(Reduce, Reuse, dan Recycle).
Kebijakan pengolahan sampah di perkotaan pada Peraturan Daerah Kota
Jambi Nomor 5 Tahun 2020 Tentang Pengolahan Sampah disitu disampaikan
dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan salah satu caranya melalui Bank
Sampah selain itu juga dengan melibatkan masyarakat, badan usaha, atau instansi
pemerintah lain dapat mengoptimalkan dalam menjalankan kebijakan daerah
tersebut.
TPA Talang Gulo merupakan satu-satunya TPA di Kota Jambi dimana
pertambahan sampah tiap tahunnya di TPA terus meningkat jumlah sampah yang
semakin bertambah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi,
volume sampah masuk TPA Talang Gulo selama 2 tahun berturut-turut mulai
tahun 2018-2019 selalu mengalami peningkatan. Jumlah timbulan sampah masuk
TPA Talang Gulo secara berturut sebesar 384.385m3/tahun, dengan sumbangan
sampah terbanyak dari sampah rumah tangga. Komposisi sampah yang diangkut
2
oleh truck pengangkut sampah ke TPA Talang Gulo terdiri dari sampah organik
(62%), sampah non-organik seperti kertas (7%) , Kaca (1%), Plastik (12%) (Dinas
Lingkungan Hidup Kota Jambi).
Kapasitas tampung di TPA Talang Gulo menunjukkan ketidak
seimbangan, dapat dilihat dari jumlah dan luas lahan TPA tidak bertambah. Upaya
penekanan pengurangan sampah yang masuk ke tempat pemrosesan akhir dapat
dilakukan dengan dibarengi program pengelolaan sampah dari sumbernya
sehingga dapat memperpanjang usia tempat pemrosesan akhir. Salah satu upaya
pengurangan sampah dari sumbernya dapat dilakukan dengan program Bank
Sampah. Konsep bank sampah pada umumnya adalah berdasarkan jenisnya, yaitu
sampah organik dan anorganik (Ulfah, 2016: 22).
Pemerintah dalam hal ini membentuk sebuah badan yang disebut Bank
Sampah. Kebijakan bank sampah merupakan kebijakan pemerintah daerah di
mana bank sampah merencanakan untuk mencegah pengelolaan sampah yang
kurang baik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012, peraturan ini mengatur pelaksanaan
pedoman pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah melalui
bank sampah. Rencana tersebut merupakan terobosan baru dan telah dimanfaatkan
di berbagai daerah. Bank Sampah merupakan tempat dimana sampah anorganik
dapat diolah atau didaur ulang, seperti botol, plastik yang tidak terpakai, kaleng,
dll. Tempat ini memberikan peluang besar bagi pemulung dan masyarakat yang
menjadi nasabah bank sampang, bagi pemulung yang mengumpulkan sampah
yang masih berguna akan diberi upah sesuai sampah yang dikumpulkan mereka
serta bagi masyarakat dapat membantu perekeonomian dengan mengumpulkan
sampah ke bank sampah. Hal ini sangat efektif karena selain membantu pemulung
serta masyarakat juga dapat mengurangi intensitas sampah yang ada.
Pemerintah Kota Jambi melakukan upaya pengurangan timbulan sampah
melalui program Bank Sampah yang tersebar di wilayah Kota Jambi berjumlah 3
BS induk dan 19 BS Unit, Keberadaan Bank Sampah ini mampu mengurangi
timbulan sampah hingga 0,24kg/orang/hari. Dengan disahkannya Peraturan
Daerah Nomor 8 Kota Jambi tentang Pengelolaan Sampah Tahun 2013
3
menunjukkan bahwa Kota Jambi berkomitmen untuk menyelesaikan
permasalahan persampahan.
Bank sampah, salah satu solusi menjembatani dampak lingkungan terkait
pengelolaan sampah, Bank sampah merupakan rencana besar dan juga diatur
dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2013 tentang
penerapan pelaksanaan reduce, reuse dan recycle melalui Bank Sampah (Elviza
Diana,2017).
Kebijakan strategi daerah (Jakstrada) pengelolaan sampah menjadi syarat
perhitungan untuk penilaian adipura. Kota jambi kerap kali mendapatkan
penghargaan adipura untuk syarat penilaian adipura tersebut salah satunya Bank
sampah ini, untuk itu dengan adanya bank sampah diharapkan terkelolanya
sampah dengan baik dan merubah prinsip masyarakat dalam pengelolaan sampah
yaitu dipilah perkategori sampah sebelum dibuang di TPS.
Kontribusi dalam judul ini diartikan sebagai adanya perhatian pada suatu
program atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak terkait, diharapkan adanya bank
sampah ini dapat membantu mengurangi sampah khususnya sampah anorganik
sehingga mempengaruhi keberadaan sampah di TPA. Secara umum permasalahan
persampahan berkaitan dengan bagaimana cara pengelolaan sampah yang baik di
masyarakat dan bagaimana cara mengurangi timbulan sampah serta
memanfaatkan segala potensi yang mungkin dihasilkan, baik itu pemanfaatan
bentuk sampah yang masih memiliki nilai ekonomis, salah satu cara yang tepat
untuk pengelolaan sampah dari sumber timbulan sampah yaitu dengan program
bank sampah.
Bank Sampah Dream merupakan salah satu bank sampah induk yang
berada di Kota Jambi bertempat di jalan H.Kamil secara keberadannya mudah
dijangkau serta jumlah nasabah yang banyak dan juga sering mendapatkan
penghargaan adipura. Jumlah sampah yang diambil oleh Bank Sampah Dream
perhari rata-rata kurang lebih sebanyak 100-300Kg. Kota Jambi mendirikan Bank
Sampah sejak tahun 2014, Bank Sampah Dream telah bergabung menjadi Bank
sampah unit sejak bulan Maret 2016 dan diterbitkan Sk Dinas Lingkungan Hidup
4
Kota Jambi pada tahun 2017 untuk menjadi induk bank sampah di Kota Jambi
(Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, 2019).
Jika tidak ditangani, keberadaan sampah anorganik akan berdampak serius
bagi lingkungan. Sampah yang mengandung bahan anorganik berbahaya bagi
lingkungan karena sulit hancur secara alami, sehingga harus didaur ulang dan
dimanfaatkan kembali. (Mulia, 2005: 97-98) Selain itu, periode pelapukan sampah
anorganik juga sangat lama. Pelapukan adalah waktu yang dibutuhkan suatu
benda untuk membusuk.Waktu pelapukan untuk bahan anorganik seperti plastik
adalah (50-80 tahun), aluminium (80-100 tahun), logam/kaleng lebih dari (100
tahun), kaca (1.000.000 tahun) , dan sterofoam tidak akan hancur (Zulkifli, 2014:
102).
Volume timbulan sampah yang dihasilkan warga di Kota Jambi adalah
2.97 liter per orang/hari. Volume sampah organik di Kota Jambi sebesar 28,04%,
dan jumlah sampah anorganik 71,96%. Karakteristik sampah di Kota Jambi
adalah sampah organik menyumbang 32,98%, sampah anorganik 67,02%, atau
579.033,99 liter/hari setara dengan 579,03 m³/hari, dan 1.176,02 m³/hari sampah
anorganik setara dengan 1.176.678,54 liter/hari. Untuk Komposisi sampah adalah
32,98% sampah organik dan 67,02% sampah anorganik (DLH Kota Jambi, 2019).
Reduksi sampah di sumbernya akan mengurangi timbulan sampah dan
mengurangi biaya pengumpulan sampah, Sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga (JAKSTRANAS) pengelolaan sampah rumah tangga dan
sampah sejenis target yang ingin dicapai dengan pengurangan sampah yakni 30%
dan pengelolaan sampah sebesar 70% untuk itu masyarakat perlu turut serta
mendukung kebijakan dan strategi nasional, salah satunya adalah pengelolaan
sampah berbasis masyarakat, termasuk bank sampah.
Pengelolaan sampah di Bank Sampah Dream terdapat dua jenis, yaitu
sampah layak tabung di jual ke pengepul dan sampah layak kreasi di daur ulang.
Berdasarkan data yang di dapat dari buku catatan pengurus Bank Sampah Dream
rata-rata sampah masuk bank sampah setiap bulan fluktuatif. Hal tersebut
dipengaruhi oleh banyak tidaknya penyetor sampah, karena setiap bulannya
5
nasabah Bank Sampah tidak selalu menyetorkan sampahnya tetapi dikumpulkan
dulu baru disetor ke Bank Sampah. Jumlah sampah masuk Bank Sampah Dream
selama tiga bulan berturut turut, pada bulan Juni 24.200 Kg, Juli 22.850 Kg, dan
Agustus 25.110 Kg, dengan komposisi sampah didominasi jenis anorganik seperti
botol. Di Perumahan BCL 5 sistem pengumpulan sampah dari sumber sampah
(rumah ke rumah) yang dilakukan petugas minimal dilakukan 2 minggu sekali.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang berjudul "Peluang Penguatan
Bank Sampah untuk Mengurangi Timbulan Sampah Perkotaan Studi Kasus Bank
Sampah Malang" pada tahun 2016, Bank Sampah Kota Malang secara mandiri
berhasil mengurangi timbulan sampah kota sebesar 1,03%. Masih rendahnya
angka penurunan timbulan sampah dengan adanya Bank Sampah Kota Malang
dikarenakan adanya berbagai faktor.
Dengan adanya bank sampah ini diharapkan dapat meminimalisir adanya
timbulan sampah anorganik sehingga perlu melihat kontribusi keberadan bank
sampah dream dalam mengurangi timbulan sampah anorganik yang nanti dapat
memberi manfaat kepada pengelolaan sampah di tingkat bawah sebelum ke TPA,
dan sejauh telusuran peneliti belum ada penelitian terkait hal tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Kontribusi Bank Sampah Dream Dalam Mengurangi
Timbulan Sampah Anorganik di Perumahan BCL 5 Kota Jambi”.
6
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana “Kontribusi
Bank Sampah Dream” dalam mengurangi timbulan sampah anorganik di
Perumahan Bumi Citra Lestari 5.
1.3.2 Tujuan Khusus
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
C. Sampah spesifik meliputi limbah yang dihasilkan oleh bencana, puing-
puing dari pembongkaran gedung, teknologi yang tidak dapat diolah,
limbah yang terjadi secara tidak teratur, dan limbah yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun (B3)
Menurut Azwar (1990;53), Sampah merupakan sesuatu yang sudah
tidak dipergunakan lagi, tidak disukai dan harus ditangani, oleh karena itu
sampah tentunya harus dikelola dengan baik agar tidak berdampak negatif
bagi kehidupan.
Kodoatie (2003) mendefinisikan sampah sebagai limbah atau
buangan padat atau semi padat, yang merupakan produk sampingan dari
kegiatan perkotaan atau siklus hidup manusia, hewan atau tumbuhan.
Menurut Soekidjo Notoatmodjo, sampah merupakan material atau
benda padat yang tidak lagi dimanfaatkan oleh manusia, atau benda padat
yang tidak lagi digunakan dan dibuang dalam kegiatan manusia. Pakar ahli
kesehatan masyarakat Amerika mendefinisikan bahwa sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disukai, atau dibuang
oleh aktivitas manusia.
Dari batasan ini terlihat jelas bahwa sampah merupakan hasil suatu
kegiatan manusia, dan karena tidak berguna maka dibuang. Oleh karena
itu, tidak semua benda padat yang tidak terpakai dan terbuang disebut
sampah, seperti benda alam, benda yang keluar dari bumi akibat letusan
gunung berapi, dan batang pohon di hutan yang tumbang akibat badai.
9
Perkiraan timbulan sampah saat ini dan yang akan datang
merupakan dasar untuk perencanaan, perancangan dan evaluasi sistem
pengelolaan sampah. Jumlah aktual sampah yang dihasilkan diperoleh
dengan pengukuran sampah langsung di tempat dari berbagai sumber
melalui pengambilan sampel yang representatif. Dari satu daerah ke
daerah lain, atau dari satu negara ke negara lain, rata-rata jumlah sampah
yang dihasilkan akan berbeda-beda. Tata cara penentuan pengambilan
sampel terdapat pada SNI 19-3964-1994, tentang cara pengumpulan dan
pengukuran sampel timbulan dan komposisi sampah perkotaan.
Jika tidak memungkinkan untuk mengukur secara langsung jumlah
sampah yang dihasilkan dapat menggunakan tabel dalam SNI 19-3983-
1995 yang menentukan jumlah sampah yang ditimbulkan berdasarkan
komponen-komponen sumber sampah.
10
Selain itu, tabel di bawah ini menunjukkan nilai timbulan sampah
menurut klasifikasi kota yang dihasilkan menurut SNI 19-3983-1995. Jika
tidak ada data observasi lapangan, dapat menggunakan data ini.
Timbulan Sampah = P x Co
Keterangan :
P = Jumlah penduduk
11
2.1.4 Sumber dan Jenis Sampah
Sumber sampah adalah sumber timbulan sampah. Sumber timbulan
sampah menentukan jenis sampah yang dihasilkan. Berikut sumber dan jenis
sampah yaitu (Chandra, 2007: 113-114) :
A. Pemukiman Penduduk
Sampah disuatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa
keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di
desa atau di kota. Sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan
sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering
(rubbish), abu, atau sampah sisa tumbuhan, kardus, plastik, kayu, kaca,
logam,kaleng, sampah khusus (termasuk barang-barang besar, elektronik
besar, baterai, oli , ban) sampah rumah tangga berbahaya.
B. Tempat Umum dan Tempat Perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang
berkumpul dan melakukan kegiatan, termasuk juga pasar. Sampah yang
dihasilkan berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, Abu, sisa-sisa
bahan bangunan, sampah khusus dan terkadang sampah berbahaya.
C. Fasilitas Layanan Masyarakat Milik Pemerintah
Fasilitas layanan masyarakat milik pemerintah Fasilitas pelayanan umum
yang dimaksud di sini antara lain tempat hiburan, jalan umum, tempat parkir,
tempat pelayanan kesehatan (seperti rumah sakit dan puskesmas), komplek
militer, gedung pertemuan, resort pantai, dan fasilitas pemerintah lainnya.
Sampah yang dihasilkan yaitu dari sampah khusus dan sampah kering.
D. Industri Berat dan Ringan
Industri berat dan ringan meliputi industri makanan dan minuman, industri
kayu, industri kimia, industri logam, instalasi pengolahan air bersih dan air
minum, serta kegiatan industri lainnya yang keduanya hanya di distribusikan
secara alami atau hanya digunakan untuk pengolahan bahan baku. Sampah
yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering,
sampah konstruksi, sampah khusus dan sampah B3.
12
E. Pertanian
Sampah pertanian berasal dari tumbuhan atau hewan. Lokasi pertanian
seperti kebun atau sawah menghasilkan limbah berupa makanan yang
membusuk, limbah pertanian, pupuk dan bahan pembasmi tanaman.
Menurut jenisnya, diketahui ada dua kelompok sampah yaitu
(Suwerda, 2012: 11-12):
a. Sampah Anorganik
Limbah anorganik tidak dapat terurai secara hayati, dan merupakan limbah
yang tidak dapat sepenuhnya terdegradasi atau diuraikan melalui proses
biologis aerobik atau anaerobik. Beberapa sampah anorganik dapat diolah dan
digunakan kembali karena memiliki nilai ekonomis, seperti plastik, kertas
bekas, dan kain perca. Namun, terdapat beberapa sampah anorganik yang
tidak dapat diolah sehingga tidak memiliki nilai ekonomis seperti kertas,
karbon, pempers, pembalut wanita, dan styrofoam dan lain-lain.
b. Sampah organik
Sampah organik bersifat biodegradable yaitu sampah yang dapat
sepenuhnya terdegradasi melalui proses aerobik dan anaerobik, antara lain
sampah dapur, sisa hewan, sampah organik dari pertanian dan perkebunan.
13
C. Faktor Geografis
Lokasi tempat pembuangan apakah didaerah pegunungan, lembah,
pantai, atau di dataran rendah.
D. Faktor Waktu
Bergantung pada faktor harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.
Juariah sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah
pada siang hari lebih banyak daripada jumlah dipagi hari, sedangkan sampah
didaerah pedesaan tidak begitu bergantung pada faktor waktu.
E. Faktor Sosial Ekonomi Dan Budaya
Contoh, adat-istiadat, taraf hidup dan mental masyarakat.
F. Musim
Pada musim hujan, sampah mungkin akan tersangkut pada selokan,
pintu air, atau penyaringan air limbah.
G. Kebiasaan Masyarakat
Contoh, jika seseorang suka mengkonsumsi satu jenis makanan atau
minuman, sampah tersebut akan meningkat.
H. Kemajuan Teknologi
Akibat kemajuan teknologi, jumlah sampah dapat meningkat. Contoh,
plastik, kardus, rongsokan, AC, Kulkas, dan sebagainya.
14
Biaya Rendah
Reduce
Reused
Recycling
Energy Recovery
Biaya Tinggi
Penimbunan Sampah di TPA
15
konsumtif, yaitu mengubah kebiasaan dari yang boros dan
menghasilkan sampah dalam jumlah besar menjadi sampah yang
efisien dan sedikit sampah.
b. Reuse mengacu pada penggunaan kembali satu atau lebih bahan agar
tidak terbuang percuma (tanpa diolah), seperti menggunakan kertas
bolak-balik, menggunakan kembali botol bekas (seperti minuman)
sebagai tempat air minum, dan menggunakan reusable dikemas dalam
kantong (refill), menggunakan baterai yang bisa diisi ulang.
c. Recycle berarti memanfaatkan kembali sampah atau mendaur ulang
suatu bahan setelah melalui proses pengolahan seperti sisa kain perca
menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dan sebagainya, atau mengolah
botol dari plastik untuk menjadi biji plastik lalu dicetak kembali
menjadi ember, hanger , pot dan sebagainya serta mengolah kembali
sampah atau mendaur ulang suatu bahan dengan kualitas yang lebih
tinggi, pada sampah basah dapat diolah menjadi kompos dan lain-lain.
Daur ulang ialah kegiatan untuk mengumpulkan, memisahkan, dan
menjual kembali bahan-bahan sisa yang masih dapat dipakai lagi ataupun
diubah bentuknya menjadi bentukan baru (Kementerian PU, 2013). Menurut
Fadhilah (2011), daur ulang ialah usaha untuk memanfaatkan kembali sisa-
sisa barang yang masih dapat dipakai. Daur ulang sampah memiliki manfaat
untuk meminimalisir sampah-sampah yang ada di bumi ini agar bumi lebih
bersih. Bahan-bahan untuk pendauran pendauran ulang dikenal juga dengan
bahan lapak. Berikut ini adalah contoh-contoh oh bahan lapak yang biasa
digunakan untuk daur ulang (Reswari, 2017: 13-14).
a. Kertas
Kertas adalah lembaran-lembaran yang terbuat dari kayu. Jenis-jenis kertas
yang dapat diproses untuk daur ulang adalah koran HVS, kardus dan
karton. Untuk memanfaatkan limbah kertas dengan sebaik-baiknya, proses
klasifikasi limbah kertas harus dilakukan langsung di sumbernya. Tidak
perlu memilah sampah kertas pada awalnya, sampah berjenis kertas dapat
hancur dengan mudah dan tercampur dengan sampah-sampah lainnya.
16
maka dari itu, sampah kertas tidak dikategorikan sebagai sampah yang
dapat didaur ulang.
b. Plastik
Ada banyak kandungan kimia yang terdapat di plastik, seperti
polyethylene terephthalate (PETE), high density polyethylene (HDPE),
polyvinyl chloride (PVC), low density polyethylene (LDPE),
polypropylene (PP), poly Styrene (PS) dan lainnya. Bahan-bahan itu dapat
didaur ulang dengan cara mengubahnya menjadi biji plastik.
c. Kaca
Cara mendaur ulang sampah kaca ialah dengan memilah sampah kaca
berdasarkan warna-warna yang berbeda. Sampah kaca itu dapat berubah
menjadi botol kaca ataupun produk-produk kaca lainnya. Namun, ada
syarat agar kaca itu boleh didaur ulang, seperti bebas dari kotoran-kotoran,
tidak tersedia dalam bentuk tutup botol, dan bahan-bahan kimia lainnya
yang dapat menghambat proses daur ulang.
d. Logam
Ada banyak macam sampah logam. Cara mendaur ulang sampah logam
adalah dengan memisahkan logam-logam itu berdasarkan macam atau
jenisnya sesuai dengan titik lebur yang berbeda-beda. Jenis sampah logam
itu ialah besi, kaleng, aluminium, dan sebagainya.
17
Kegiatan pemilahan setidaknya terbagi menjadi lima jenis sampah,
antara lain:
1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta
limbah berbahaya dan beracun
2. Sampah yang mudah terurai secara hayati
3. Sampah yang bisa digunakan kembali
4. Sampah yang dapat didaur ulang
5. Sampah lainnya (sampah residu)
Menurut environmental servis dalam Muhammad Fariqi (2016),
keberhasilan rencana pengelolaan sampah terletak pada pemilahan tanpa
pemilahan, pengelolaan sampah akan menjadi sulit, mahal, dan
menimbulkan risiko pencemaran lingkungan serta bahaya bagi kesehatan.
Penanganan sampah melalui pengolahan sampah bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Dari segi
kesehatan lingkungan, jika pengelolaan sampah tidak menjadi media
perkembangbiakan bakteri, maka sampah tidak menjadi media perantara
penularan penyakit, sehingga pengelolaan sampah dianggap baik.
b. Pengumpulan
Pengumpulam dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber adanya sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau
tempat pengolahan sampah terpadu dengan menggunakan gerobak dorong
atau pengumpul sampah khusus untuk mengumpulkan sampah dari sumber
sampah. Dalam hal ini, sampah basah dan sampah kering harus
dikumpulkan di tempat terpisah agar memudahkan pemisahannya.
c. Pengangkutan
Pengangkutan menggunakan truk sampah yang disediakan oleh Dinas
Kesehatan Kota untuk mengangkut sampah dari sumber dan / atau dari
tempat pengumpulan sampah sementara atau dari fasilitas pengolahan
sampah terpadu ke tempat pembuangan akhir.
18
d. Pengolahan Sampah
Sampah tersebut dapat diolah menurut jenis dan komposisinya. Berbagai
alternatif metode yang tersedia dalam proses pengolahan sampah antara
lain sebagai berikut (Sejati, 2009: 25-26) :
1. Modifikasi fisik, meliputi pemilahan dan pemadatan sampah, yang
bertujuan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan.
2. Pembakaran merupakan salah satu teknik pengolahan sampah yang
dapat mengubah sampah menjadi gas, sehingga volumenya dapat
dikurangi hingga 90-95%. Meskipun ini adalah teknik yang efektif,
tetapi ini bukanlah teknik yang direkomendasikan karena teknik
tersebut sangat berpotensi untuk dapat menyebabkan polusi udara dan
pencemaran udara.
3. Pembuatan kompos, yang akan mengubah sampah menjadi produk
bermanfaat lainnya melalui proses mikroba. Output dari proses ini
adalah kompos dan biogas.
4. Pemulihan energi, yaitu mengubah sampah menjadi panas maupun
energi listrik.
e. Pemrosesan akhir
Pemrosesan akhir dari pengolahan sampah adalah mengembalikan
limbah dan/atau residu dengan aman dari pengolahan sebelumnya ke
media lingkungan. Pembuangan limbah akhir harus memenuhi persyaratan
kesehatan lingkungan dan keberlanjutan.
Teknik yang saat ini diterapkan adalah open dumping, dimana limbah
yang ada ditempatkan begitu saja di dalamnya, sehingga kebutuhannya
tidak dapat lagi dipenuhi. Teknik ini dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Teknik yang direkomendasikan adalah metode TPA lahan
urug terkendali, metode lahan urug saniter dan teknologi ramah
lingkungan, yaitu kegiatan tertentu dilakukan di TPA untuk mengolah
timbulan sampah.
19
2.1.9 Dampak Pengelolaan Sampah yang Kurang Baik
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat berdampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat, lingkungan, serta kehidupan sosial
ekonomi dan budaya (Chandra, 2007: 122-123):
A. Dampak terhadap kesehatan
1. Sampah-sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat
berkembang biaknya penyakit dan hewan-hewan yang kotor, seperti
lalat dan tikus.
2. Contoh penyakit yang dapat timbul dari tumpukan sampah adalah
demam berdarah. Penyakit demam berdarah ditemukan semakin
banyak di kalangan masyarakat karena patogen penyakit demam
berdarah itu semakin berkembang biak di air air tergenang di dalam
kaleng dan ban bekas.
3. Sampah yang berserakan juga dapat menimbulkan kecelakaan karena
pengendara motor ataupun mobil terganggu dengan sampah yang
berserakan di jalan. Contoh kecelakaan itu ialah tertusuk benda tajam
seperti besi dan kaca.
4. Penyakit lain akibat penumpukan sampah ialah penyakit psikologis,
seperti sulit bernafars, tidak nyenyak tidur, insomnia, stress, dan
sebagainya.
B. Pengaruh Terhadap Lingkungan
1. Lingkungan menjadi tidak indah untuk dipandang.
2. Mikroba-mikroba yang menguraikan sampah dapat membuat gas-gas
berbau busuk dan mencemari lingkungan.
3. Sampah yang bertumpuk dapat dibakar oleh masyarakat sehingga
membuat polusi udara semakin parah.
4. Sampah yang ditumpuk juga sering dibuang masyarakat ke sungai atau
saluran air lainnya yang beresiko banjir.
5. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari sumber
air masyarakat ataupun sumur dangkal di musim hujan.
20
6. Sebagai dampak sampah, banjir tentu merusak fasilitas kehidupan,
seperti jalan, sekolah, rumah, tempat ibadah, dan jembatan.
21
2. Dapat mengurangi kebiasaan membakar sampah yang akan
menimbulkan pencemaran udara.
3. Dapat mengurangi kebiasaan menumpuk sampah (bahan anorganik)
sehingga mencemari tanah.
4. Sosial ekonomi masyarakat
5. Dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga dari tabungan sampah
6. Dapat mengakrabkan hubungan antar anggota masyarakat.
7. Dapat menekan biaya transportasi yang harus dikeluarkan pengepul
untuk mencari sampah
B. Bagi Pendidikan
Memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya anak-anak
agar terbiasa memilah dan menabung sampah, serta memahami
pentingnya menabung sejak dini, agar masyarakat dapat hidup di
lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah.
C. Bagi Pemerintah
Sebagai salah satu alternatif metode pengelolaan sampah, masih
banyak alternatif pilihan pengelolaan sampah yang sampai saat ini
belum menunjukkan hasil terbaik. Pengelolaan sampah dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem bank sampah, yaitu sistem
pengelolaan sampah dengan sistem menabung sampah, namun
biasanya setara dengan setoran uang di bank. Pengelolaan sampah
melalui sistem bank sampah diharapkan dapat mengatasi masalah
persampahan dengan memperhatikan seluruh lapisan masyarakat.
22
1. Sampah telah dipilah dari rumah
Bank sampah memberikan peraturan kepada nasabah untuk
mengelompokkan sampah yang masuk ke bank sampah sesuai kategori
yang disepakati. Tujuannya untuk mempermudah pengelolaan sampah
yang dilakukan bank sampah dalam penjualan dan pemanfaatan
sampah, karena harga sampah yang diklasifikasikan menurut
kategorinya tinggi. Disisi lain, memilah sampah dari sumber sampah
membantu melatih masyarakat untuk memilah sampah.
2. Terdapat sarana pengumpulan sampah
Sampah yang masuk ke bank sampah akan dilakukan pewadahan
sesuai dengan kategori sampah yang disepakati. Sarana pengumpulan
sampah masuk bank sampah dapat menggunakan glangsing atau
plastik.
3. Pengelolaan bank sampah
Struktur organisasi bank sampah dibagi menjadi beberapa tugas sesuai
dengan kebutuhan bank sampah. Secara garis besar struktur organisasi
dapat dibedakan menjadi beberapa tugas yaitu ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, rangkaian kegiatan, penimbangan dan
pencatatan rapat, rencana simpan pinjam, serta dapat meningkatkan
pengelolaan sesuai kebutuhan bank sampah (Apriliyanti dkk. 2015:
148).
4. Jadwal Pengumpulan Yang Disepakati
Jadwal pengumpulan sampah pada bank sampah harus disepakati
antara nasabah dan karyawan, sehingga bank sampah memiliki
ketetapan tentang waktu operasional. Tanggal dan waktu pelaksanaan
tergantung pada waktu yang biasanya menjadi tanggung jawab
pengelola bank sampah.
5. Sistem pencatatan
Pencatatan pada Bank sampah terdiri dari buku catatan pendaftaran
pelanggan dan buku besar administrasi. Buku Registrasi berisi data
pribadi nasabah bank sampah, sedangkan buku besar pengelolaan
23
berisi tentang bobot sampah, ringkasan hasil penjualan sampah, dan
nilai penjualan sampah.
6. Kerja sama dengan pengepul
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
13 Tahun 2012, kerja sama antara bank sampah dengan pengepul
ditandai dengan adanya dokumen kerja sama / nota kesepahaman.
24
3. Penimbangan
Sampah yang telah disetor kemudian ditimbang berat sampah yang
sudah dimasukkan ke bank sampah. Harga sampah sesuai dengan berat
sampah yang telah ditentukan pada kesepakatan sebelumnya, misalnya
berat harga plastik ataupun botol per kilogram.
4. Pencatatan
Setelah dilakukan penimbangan, petugas akan mencatat jenis dan berat
sampah. Kemudian konversikan hasil pengukuran tersebut menjadi
nilai rupiah dan tuliskan ke dalam buku tabungan. Tabungan bank
sampah dapat diubah menjadi beberapa jenis: tabungan hari raya,
tabungan pendidikan dan tabungan sosial. Pada tahap ini, nasabah
bank sampah akan merasakan manfaat dari sistem penyimpanan
dibank sampah. Dengan menyisihkan sedikit energi untuk memilah
sampah, masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari menabung.
5. Pengangkutan
Bank sampah telah bekerjasama dengan pengepul yang telah ditunjuk
dan disepakati. Dengan cara ini, setelah mengumpulkan, menimbang
dan mencatat sampah, sampah segera diangkut ke tempat pengepul.
25
berdasarkan parameter yang telah ditetapkan sebelumnya atau hasil
evaluasi bulan pertama (Utami, 2013: 12).
26
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 13 Tahun 2012, pemanfaatan
sampah masuk bank sampat dapat dilakukan dengan menjual sampah
kepada pengepul dan mendaur ulang sampah tersebut menjadi kerajinan
tangan atau barang-barang yang memiliki nilai jual.
27
mengurangi estetika dan menyebabkan penyakit berbasis lingkungan yang
disebabkan oleh vektor. (Subekti, 2010: 26)
28
2.2 Kerangka Teori
Sampah
Organik Anorganik
Anorganik
29
2.3 Kerangka Konsep
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1 Populasi
Populasi adalah jumlah total data suatu variabel yang diamati dari suatu
masalah penelitian, yang terdiri dari subjek atau objek penelitian dengan
karakteristik serta kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016).
Populasi penelitian ini adalah 29 rumah yang berada di Perumahan
Bumi Citra Lestari 5 Kota Jambi.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Sampel dalam penelitian ini yaitu rumah masyarakat terdiri dari 29 rumah,
31
Penarikan sampel dilakukan secara sampling jenuh. Teknik Pengambilan
sample dengan sampling jenuh yang dilakukan oleh peneliti karena seluruh
populasi digunakan sebagai sampel.
32
d. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi disini tujuannya untuk mendapatkan data secara langsung
dari lokasi penelitian, meliputi laporan kegiatan, foto-foto, file dokumenter,
dan data yang relevan terkait bank sampah. Untuk mendukung pengumpulan
data dokumentasi, menggunakan alat bantu berupa kamera.
33
menggunakan timbangan
gantung digital. Kegiatan
menimbang dilakukan 2
kali bertujuan untuk
mengetahui berat sampah
keseluruhan dan berat
sampah layak masuk
bank sampah
b. Identifikasi Kegiatan pengelompokan Kategori komposisi Observasi
Komposisi sampah anorganik Sampah anorganik
berdasarkan kategorinya
dari 29 rumah tangga
Kegiatan pengelompokan
sampah dilakukan
sebanyak dua kali
bertujuan untuk
mengetahui
komposisi sampah
keseluruhan dan sampah
layak masuk bank
sampah
2 Tata Cara Persyaratan Bank
Pelaksanaan Sistem Sampah
Bank Sampah Megetahui apakah a. Sampah sudah
bank sampah Dream terpilah dari rumah
a. Standarisasi berjalan sesuai syarat b. Terdapat sarana
sistem bank sampah dapat pengumpul sampah
bank sampah dijalankan berupa karung atau Wawancara
plastik kepada
c. Ada pengelola atau Pemilik Bank
pengurus bank sampah Sampah
d. memiliki jadwal Dream
pengumpulam sampah
yang sudah disepakati
e. memiliki sistem
pencatatan
f. Kerjasama dengan
pengepul dan
perjanjian jadwal
pengumpulan sampah
untuk pengepul
b.Mekanisme Kerja Aktivitas a. Ya, jika dilakukan Observasi dan
1) kasifikasi sampah Pengelompokkan sampah pengelompokan Wawancara
di sumber yang masuk bank sampah berdasarkan komposisi Pemilik Bank
ada atau tidak , sampah Sampah
Berdasarkan komposisi b. Tidak, jika tidak di Dream
34
sampah yang dilakukan lakukan pemilahan
oleh pengurus bank berdasarkan komposisi
sampah. sampah
2) Penyetoran Banyaknya nasabah dari - Observasi
sampah bank sampah yang
nasabah ke bank menyerahkan sampah
sampah layak jual saat
penimbangan pada waktu
penelitian
3) Pengukuran kegiatan mengukur berat - Observasi dan
Sampah total sampah masuk yang Pengukuran
akan dijual ke pengepul
dan identifikasi
komposisi sampah yang
masuk bank
sampah pada waktu
penelitian
4) Pencatatan Proses menulis hasil Pencaatan dilakukan Observasi
penimbangan sampah di buku :
yang masuk bank sampah a. Buku besar
untuk dijual ke pengepul administratif
memuat data terkait
bobot sampah,total
berat sampah dan nilai
jual sampah.
b. Buku tabungan
individu nasabah
memuat data tekait
nama alamat, tanggal
dan pemasukan
c. Buku registrasi
nasabah memuat
daftar data nasabah
beserta identitas
lengkap meliputi
nomer
induk, nama , alamat
dan jumlah orang/KK
5) Pengangkutan Kerjasama pengelola - Observasi
bank sampah dengan
pihak luar dalam
Mendistribusikan sampah
yang masuk bank sampah
c. Keuntungan Ada atau tidaknya target - Wawancara
dari Sistem besaran omset yang kepada
Bank Sampah didapat bank sampah dari Pemilik Bank
35
bulan ke Sampah
Bulan Dream
d. Penerapan Ada atau tidaknya Wawancara
Sistem Bank kegiatan sosialisasi yang Kepada
Sampah dilakukan untuk Pemilik Bank
menjaring nasabah Sampah
baru. Dream
36
3.7 Metode Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber
utamanya (Swarjana, 2016:27). Sumber data primer dari penelitian ini adalah
hasil pengukuran timbulan sampah anorganik di rumah tangga yang telah
ditentukan dan penimbangan total sampah masuk bank sampah. Data primer
juga didapat melalui observasi dan wawancara kepada Ketua Pengurus Bank
Sampah Dream terkait tata cara pelaksanaan sistem bank sampah, selain itu
juga di dapat melalui wawancara kepada nasabah bank sampah Dream terkait
pemilahan sampah di rumah tangga.
37
konteksnya agar tidak mengurangi maknanya. Data yang didapatkan di
lapangan langsung diketik atau ditulis secara detail, serta susunlah data
secara sistematis setelah setiap pendataan selesai. Data yang terkumpul
semakin banyak dan laporan tersebut perlu dikurangi, yaitu dengan
memilih konten utama yang sesuai dengan fokus penelitian kita.
Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam
tentang hasil pengamatan yang mempermudah penelitian untuk
mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan.
b. Penyajian (display) Data
Diperlukan display data agar data yang terkumpul mudah untuk
dipahami. Data biasanya direpresentasikan dalam bentuk matriks,
network, chart atau grafik, dan sebagainya.
c. Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan penelitian dalam menyimpulkan temuan data dilapangan.
Dalam penelitian kualitatif untuk penerikkan kesimpulan tidak terburu-
buru, tetapi kesimpulannya dikemukakan secara bertahap dan tetap
memperhatikan perkembangan pengumpulan data.
Kesimpulan menyatakan ringkasan dari hasil penelitian yang menjawab
tujuan penelitian. Saran menyatakan evaluasi dan perbaikan untuk
pelaksanaan penelitian lebih lanjut.
38
penelitian ini data disajikan berupa tabel dan grafik, angka timbulan
sampah, dan gambaran hasil penelitian.
39
3.9 Jalannya Penelitian
Langkah Hasil
40
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati sampah yang ada di setiap
rumah tangga, kemudian dilakukan pengukuran timbulan sampah. Pengukuran
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pengukuran Sampah
Anorganik Keseluruhan
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Nazir, M. 2013. metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
43
SNI.19-3964-1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Badan
Standarisasi Nasional
44
Lampiran
1. Lampiran Informed Consent
(INFORMED CONSENT)
(.........................................)
45
2. Lembar Pengukuran Timbulan Sampah, Lembar Observasi dan
Wawancara Kepada Nasabah Bank Sampah
Rumah Ke :
Nama Nasabah :
Tanggal Pengambilan Data :
a. Lembar Pengkuran Timbulan Sampah
Rumah ke 1 2 3 4 5 6 7 8 ....... 29
Berat
Anorganik
Berat
Komposisi
Diapers
Plastik
Kertas
Kardus
Kaca
Logam
B3
Tekstil
Keterangan : Satuan Berat : Kilogram/unit
Satuan Komposisi : Kilogram
b. Lembar Observasi
Keterangan
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Terdapat pemilahan antara sampah organik dan
Anorganik
2. Pemilahan sampah anorganik berdasarkan
Komposisi
Keterangan : Cara pengisian lembar observasi, yaitu diberi
tanda Checklist (√) pada kolom.
46
2. Kapan anda melakukan pemilahan sampah
anorganik yang akan di serahkan ke bank
sampah ?
a. Setiap hari
b. Setiap minggu
c. Akhir bulan
d. Lainnya,.....
Alasan................................................................................
3. Apakah anda selalu menyetorkan sampah
anda ke bank sampah setiap bulan ?
a. Ya
b. Tidak
c. Lainnya ,......
Alasan................................................................................
4. Jika anda menyetorkan sampah ke bank
sampah, apakah sampah selalu terpilah
berdasarkan komposisi ?
a. Ya
b. Tidak
c. Lainnya, ......
Alasan................................................................................
5. Sampah apa yang dominan anda setorkan ke bank sampah?
a. Plastik
b. Kertas
c. Kardus
d. Besi dan Logam
Alasan...............................................................................
47
3. Lembar Wawancara, Observasi dan Pengukuran Tata Cara
Pelaksanaan Sistem Bank Sampah “Dream”
48
a. Lembar Wawancara Standarisasi Sistem Bank Sampah
Nama : Bpk. Yudha
Jabatan : Ketua Bank Sampah “Dream”
No Pernyataan Keterangan
1. Sampah nasabah yang menyetor sampah ke
bank sampah dilakukan pemilahan dari
rumah
2. Terdapatnya sarana pengumpulan sampah
masuk bank sampah berupa glangsing atau
plastik
3. Terdapat struktur organisasi pengurus bank
sampah
4. Adanya kesepakatan jadwal pengumpulan
sampah
5. Adanya sistem pencatatan terkait jumlah
nasabah, keuangan, sampah masuk dan
sampah yang dijual ke pengepul.
6. Adanya kerjasama dengan pengepul dan
kesepakatan jadwal pengambilan sampah
oleh pengepul
49
b. Lembar Observasi dan Wawancara Mekanisme Kerja
Bank Sampah
1. Pemilahan Sampah di Bank Sampah
a. Lembar Observasi Pemilahan Sampah di Bank Sampah
Pemilahan
No Pernyataan Ya Tidak
1. Sampah yang akan di jual ke pengepul di
kelompokan berdasarkan komposisi
Keterangan : Cara pengisian lembar observasi, yaitu
diberi tanda Checklist (√) pada kolom.
50
11 Rumah 11
K
12 e Rumah 12
13 t Rumah 13
e
14 r Rumah 14
15 a Rumah 15
n
16 gRumah 16
17 a Rumah 17
n
18 Rumah 18
:
29 Rumah 29
Keterangan :
- Cara pengisian lembar observasi, yaitu diberi tanda
Checklist (√) pada
kolom.
- Penyetoran sampah satu kali saat dilakukan penelitian
51
e. Penimbangan Sampah Masuk Bank Sampah yang Dijual
ke Pengepul
3 Kaca/Gelas
4 Plastik
6 Tekstil
Sampah Total
Keterangan :
- Satuan Berat : Kilogram
Pencatatan dan penimbangan sampah satu kali saat
dilakukan penelitian
52
3. Siapa saja sasaran sosialisasi bank sampah, dan cara
mensosialisasikan (masuk ke acara pengajian, DAMA, dll) ?
a. Ibu rumah tangga b. Sekolah c. Instansi
Keterangan......................
4. Apakah terdapat pihak luar yang membantu
dalam mensosialisasikan bank sampah ?
a. Iya b. Tidak
Keterangan ........................
5. Apakah pengurus Bank Sampah “Dream” membawa buku
registrasi dan buku besar administrasi saat melakukan
sosialisasi ?
a. Iya b. Tidak
Keterangan ......................................
53
i. Lembar wawancara pengembangan bank sampah
1. Apakah bank sampah memiliki jenis simpanan dan pinjaman ?
A. Ya (Lanjut ke nomor selanjutnya)
B. Tidak
Keterangan ...................................................................
2. Jenis simpanan apa yang dikembangkan oleh bank sampah
“Dream”?
A. Unit usaha simpan pinjam
B. Unit usaha sembako
C. Koperasi bank sampah
D. Tabungan Emas
3. Apakah Jenis simpanan dapat dilakukan setiap saat atau hanya
waktu tertentu ?
Keterangan...........................................................................
54
Lampiran Kategori Sampah Anorganik yang Layak Masuk Bank
Sampah dan Kategori Komposisi Sampah Anorganik Keseluruhan
No Komponen Komposisi
1. Kertas/bahan buku tulis, hvs, koran, kertas buram, brosur,kertas
kertas minyak, tisu, kapas, karton (karton susu dan sejenisnya,
karton nasi/kotak nasi, sak semen) dll
2. Kardus kardus warna coklat (kardus televisi , kardus kulkas dan
sejenisnya).
3. Kaca/Gelas Botol beling,kaca
4. Plastik a. PET atau PETE, jenis plastik sekali pakai. Contohnya
botol minuman, botol kecap, botol minyak goreng,
botol obat, botol bening, botol warna
55
b.HDPE, bersifat keras hingga semifleksibel, digunakan
untuk kemasan obat yang tidak tembus pandang dan
makanan. Contohnya tutup botol plastik, botol susu
kecil, botol shampo, botol sabun, jerigen dll
c.PVC, sering digunakan pada mainan anak, bahan
bangunan dan kemasan produk bukan makanan.
d.bangunan dan kemasan produk bukan makanan.
e.PP, transparan tetapi tidak jernih, permukaan berlilin,
kuat, tahan terhadap kimia, panas dan minyak, sehingga
digunakan sebagai kemasan makanan dan minumam
seperti botol susu bayi, sedotan, kemasan makanan
f.PS, kemasan sekali pakai, Contohnya styrofoam.
Kemasan Styrofoam tidak diterima oleh bank sampah.
g.Kemasan Styrofoam tidak diterima oleh bank sampah.
termasuk kategori sebelumnya. Contoh, botol galon air
minum, melamin, piring, mangkuk. Plastik yang masih
memiliki nilai ekonomi sehingga dapat diterima bank
sampah
h.Karet
5. Diapers dan Diapers balita dan pembalut dewasa
Pembalut
6. Besi dan Logam Besi, kabel, kaleng dan kaleng alumunium
7. Sampah Kemasan yang mengandung bahan atau bekas kemasan
domestik B3 bahan berbahaya dan beracun. Contohnya bekas
kemasan pupuk,aki,baterai dll.
8. Tekstil Benda yang berbahan dasar kain (Tas, baju , keset ,
kotak pensil,dll).
56