ABSTRAK
Diare pada anak di bawah usia lima tahun masih menjadi penyebab kedua kematian di dunia
dengan angka kasus diare pada bayi setiap tahunnya mencapai 1,7 milyar. Kejadian kematian
disebabkan karena komplikasi dehidrasi yang ditimbulkan serta penanganan yang kurang
tepat. Sejak dua dekade WHO telah merekomendasikan penangan diare dengan pemberian
cairan rehidrasi oral dengan oralit yang memiliki osmolaritas rendah yang dikenal dengan
oralit 200. Oralit ini direkomendasikan karena memiliki manfaat klinik diantaranya
mempercepar rehidrasi, menurunkan volume feces dan menurunkan muntah, namun orang tua
yang membawa anaknya ke rumah sakit sudah terjadi komplikasi dehidrasi baik ringan-
sedang maupun berat sehingga akan berdampak pada lamanya perawatan anak di rumah
sakit. Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui pengaruh oralit 200 terhadap lamanya
perawatan bayi dengan diare akut dehidrasi ringan- sedang. Penelitian ini dilakukan dengan
membandingkan antara pemberian oralit 200 dengan kelompok kontrol sesuai standar yang
dilakukan di rumah sakit yaitu dengan pemberian terapi infus melalui intrvena. Hasil riset ini
diharapkan dapat menjadi protap rumah sakit untuk meningkatkan mutu rumah sakit dengan
meminimalkan lamanya perawatan anak di rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh pemberian oralit 200 terhadap lama perawatan bayi diare akut dengan
dehidrasi ringan-sedang di RSUD Goeteng Tarunadibrata Purbalingga. Penelitian ini
menggunakan desain kuasi eksperimen post test only control group yang terbagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok pemberian larutan oralit 200 (15 responden), dan kelompok kontrol
dengan pemberian cairan infus langsung (15 responden). Hasil analisis diskriptif pada
responden menunjukkan bahwa usia anak lebih banyak pada 7-12 bulan (53,3%) dengan jenis
kelamindidominasi laki-laki (63,3%) dan pemberian asi, lebih banyak pada anak yang tidak
diberikan asi yaitu 53,3%. Uuji statistik pengaruh pemberian oralit 200 dengan kelompok
kontrol terhadap lama perawatan menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
lama perawatan dengan p value = 0,051 dengan α < 0,05, namun berdasarkan penghitungan
rerata lama perawatan pada bayi dengan diare akut dehidrasi ringan-sedang yang diberikan
oralit 200 adalah 2,67 hari dan pada kelompok kontrol rerata lama perawatan adalah 3,67
hari yaitu selisih satu hari perawatan sehingga dapat mengurangi jumlah biaya yang
dikeluarkan pasien.
Kata Kunci: Bayi, Diare akut dehidrasi ringan-sedang, oralit, lama perawatan
Tabel 1. menunjukkan bahwa umur diare. Kejadian diare pada anak yang
bayi pada penelitian ini lebih banyak pada berusia diatas 6 bulan disebabkan karena
bayi yang berusia 7-12 bulan yaitu 53, 3 anak telah mendapat makanan tambahan
% dibandingkan dengan bayi yang berusia yang kemungkinan makanan telah
1-6 bulan dengan jumlah 46,7%. terkontaminasi mikroorganisme
Karaktersitik dari jenis kelamin pada (Checkley, at al,
masing-masing kelompok lebih didominasi 2003) dan anak usia > 6 bulan memiliki
berjenis kelamin laki-laki dengan karakteristik lebih mulai aktif bermain
prosentasi 63,3% dan yang berjenis sehingga beresiko juga terkena infeksi
kelamin perempuan hanya (Survey Morbiditas Diare, 2010). Jenis
36,3%, sedangkan prevalensi terjadinya kelamin pada hasil penelitian lebih
diare jumlah anak yang tidak diberikan banyak berjenis kelamin laki-laki dengan
frekuensi sebanyak 63,3%, Tngginya
ASI lebih besar yaitu 63,3% dibandingkan
jumlah pasien
yang diberikan ASI hanya 36,7%. Bayi
pada salah satu jenis kelamin/ gender lebih
merupakan kelompok usia yang sangat didasarkan pada kelompok yang berisiko
rentan mengalami masalah kesehatan. terhadap morbiditas. Adapun kelompok
Riskedas (2007) menyatakan bayi yang 299 yang mempunyai risiko morbiditas adalah
berusia 1- 11 bulan merupakan kelompok anak laki-laki, dimana
umur yang paling banyak terjangkit
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
300
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
3.2 Perbedaan pengaruh kelompok oralit 200 dengan kelompok kontrol terhadap lama
perawatan.
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh lamanya perawatan antara kelompok oralit dengan
kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Perbedaan pengaruh antara kelompok oralit 200 dengan kontrol terhadap lama perawatan
Tabel 2. menunjukkan bahwa rata-rata lama 3.3 Pengaruh Oralit 200 dengan
perawatan yang paling singkat adalah pada Cairan infus intravena terhadap
kelompok oralit dengan lama perawatan lama perawatan
2,67 hari dengan standar deviasi 1,175 dan
pada kelompok kontrol dengan pemberian Berdasarkan hasil penghitungan
cairan infus langsung menunjukkan lama statistik bahwa rata-rata lama perawatan
perawatan lebih lama yaitu rerata bayi dengan diare akut dehidrasi ringan-
perawatan 3,67 hari dengan standar sedang dengan pemberian oralit 200
deviasi 1,496. Sedangkan berdasarkan hasil menunjukkan hasil 2,7 hari, sedangkan
uji statistik independent t test dengan CI pada kelompok kontrol yang diberikan
95% menunjukkan bahwa tidak terdapat cairan infus langsung melalui intravena
perbedaan yang signifikan lama perawatan sesuai dengan prosedur rumah sakit rata-
pada kedua kelompok dengan p value= rata lama perawatan adalah 3,7 hari. Hasil
0,051; α > 0,05). Hal ini dikarenakan uji statistik Uji t independent diperoleh p
oralit 200 mengandung kadar natrium dan value sebesar 0,051 tidak ada perbedaan
glukosa yang memiliki nilai osmolaritas pengaruh yang signifikan diantara kedua
rendah, 245 mOsm/l sehingga kelompok terhadap lamanya perawatan
mempercepat absorpsi cairan dalam tubuh bayi dengan diare akut dehidrasi ringan-
dan dengan cepat menggantikan cairan sedang. Penelitian yang dilakukan oleh
secara efektif terutama tubuh dalam Poerwati (2013) tentang determinan lama
keadaan dehidrasi ringan-sedang. Tanda perawatan menunjukkan bahwa lama
bayi yang mengalami dehidrasi ringan- rawat tidak mempunyai hubungan
sedang adalah anak terlihat gelisah, rewel, dengan derajat dehidrasi Penelitian yang
sangat haus, dan buang air kecil mulai dilakukan oleh Alkin, et al (2010)
berkurang. Mata agak cekung, tidak ada air menyebutkan lamanya rawat inap pada
mata, turgor (kekenyalan kulit) menurun, anak dengan gastroenteritis yang berusia 6–
dan mulut kering. Rehidrasi diperlukan 18 bulan yang dilakukan pemberian
dengan memberikan cairan Rehidrasi Oral rehidrasi sesuai standar WHO adalah rata-
(CRO) sebanyak 75ml/kg BB yang rata 2,3-4,9 hari dengan biaya rehidrasi
diberikan dalam 3 dan setelah itu anak baru sebesar 6,45$ atau Rp.87,075 dan apabila
mendapatkan pengobatan lanjutan. Hal ini dengan pengobatan lainnya seperti
sejalan dengan yang disampaikan antibiotic rat-rata 97,4 $ atau Rp.
Sayoeti (2008) bahwa oralit dengan 1.314.900.Dalam penelitian ini
osmolaritas rendah tidak hanya menunjukkan bahwa walaupun secara uji
mengembalikan keseimbangan konsentrasi statistik tidak ada perbedaan pengaruh
natrium dan kalium saja tetapi namun secara klinik dan penghitungan
mempercepat penyembuhan diare dan tepat menunjukkan adanya perbedaan dimana
diberikan pada pada penderita diare akut lama perawatan bayi dengan diare akut
dehidrasi ringan-sedang. Penelitian dehidrasi ringan sampai sadang selisih 1
Spandofer, at al (2016) menyatakan hari atau 24 jam. Pengurangan waktu 1
bahwa pemberian rehidrasi melalui oral hari ini akan berdampak pula pada biaya
membutuhkan pengobatan yang lebih perawatan dan hospitalisasi yang terjadi
singkat daripada dengan rehidrasi melalui pada anak maupun orang tua. Menurut
intrvena yaitu 72 jam lebih pendek daripada WHO, hospitalisasi merupakan pengalaman
intravena. 301 yang mengancam karena stressor yang
dihadapi dapat menimbulkan perasaan
tidak aman (Nursalam, 2005), pada bayi
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
302
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
3.4 Pengaruh antara kelompok Oralit dan kelompok kontrol terhadap perubahan
konsistensi feces
Tabel 3. berikut ini adalah hasil dari pengaruh antara kelompok oralit dengan kelompok
kontrol terhadap perubahan konsistensi feces.
Tabel 3.Pengaruh kelompok oralit dan kontrol terhadap perubahan konsistensi feces
3.5 Pengaruh kelompok Oralit 200 dengan kelompok kontrol terhadap penurunan
frekuensi BAB
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara kelompok oralit 200 dengan kelompok
kontrol terhadap penurunan frekuensi BAB dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Pengaruh kelompok oralit 200 dengan kelompok kontrol terhadap frekuensi BAB
lumen usus karena ion natrium dapat diare. Dengan perbaikan konsistensi
mengikat molekul air. Hal-hal feses yang strukturnya tidak banyak
tersebut di atas, bermanfaat air maka dapat membantu mengurangi
meningkatkan fungsi absorbsi cairan frekuensi buang air besar yang timbul
oleh mukosa usus sehingga sehingga hal tersebut dapat pula
mengurangi kadar air dalam lumen membantu mempersingkat lama diare
usus yang menghasilkan perbaikan pada anak.
pada konsistensi feses pada kejadian
3.6 Pengaruh karakteristik Bayi (usia, jenis kelamin, pemberian ASI) terhadap
lama perawatan pada kelompok Oralit dan kelompok kontrol
Pada tabel 5 dan tabel 6 akan ditunjukkan secara statistik pengaruh karakteristik
responden terhadap lama perawatan
Tabel 5. Rerata lama perawatan bayi berdasarkan karakteristik responden dengan diare
akut dehidrasi ringan-sedang pada kelompok oralit 200
Tabel 6. Rerata lama perawatan bayi berdasarkan karakteristik responden dengan diare
akut dehidrasi ringan-sedang pada kelompok kontrol
No Variabel Usia N Mean SD 95%CI P
value
KESIMPULAN (2015).
Pediatric oral rehydration
1. Setelah pemberian oralit 200 selama 3 for
jam pertama awal perawatan pada bayi gastroenteriris.http://www.ena.org/abo
dengan diare akut dehidrasi ringan- ut/position/position
sedang , lama rata-rata perawatannya Febriansiswati, Ni Made D (2015)
adalah 2,7 hari dengan selisih 1 hari Efektifitas infuse ringer laktat dan infuse
perawatan jika dibandingkan dengan ringer laktas dengan
bayi yang langsung diberikan cairan Zink berdasarkan lama rawat inap
infus melalui intravena.. pada pengelolaan diare anak usia 1-5
2. Pemberian Oralit 200 juga memberikan tahun.Jurnal Ilmiah
pengaruh terhadap konsistensi feces Mhasiswa. Universitas Surabaya vol.4
dan penurunan frekuensi buang air No.2.hal 1-13
besar pada bayi dengan diare akut Firmansyah, A (2002) Cairan rehidrasi
dehidrasi ringan-sedang. oral manfaat dan perkembangannya. Hot
topics in
UCAPAN TERIMA KASIH Pediatric II. Balai penerbit
Penulis mengucapkan terima kasih kepada FKUI.Jakarta
Kementerian Riset, Teknologi, dan Giaquinto, C.,Damme,P,V.,Huet,F &
Pendidikan Tinggi Wiwlwn,M,V (2007) Cost of
Republik Indonesia yang telah memberikan community-acquired pediatric
dana untuk Penelitian Dosen Pemula tahun rotavirus gastroenteritis in 7
anggaran European countries: The Reveaal
2016-2017. study.The JjournalInfektious
Diseases;1995.36-44
Hartling,L.,Bellemare,
DAFTAR PUSTAKA
s.,Wiebe,N.,Russel,K,F.,Klassen,T,P
Alkin,M.,Armah,G.,Akazilli,J & Hodason, A & Craig,W,R.(2007).Oral versus
.(2010). Hospital health care cost of diarrheal intravenous rehydration for treating
disease gastroenteritis in children
in Northoern (review).Evidance-based
Ghana. Child Health: A Cochrane review
Oxfordjournal. Journal,2:163-218
http://jid.oxfordjournals.org/content/20 Jacobs,C.,Manoppo,J.,Warouw,S.( )
2/Supplement_1/S126.full Pengaruh oralit WHO terhadap
American Academy of kadar natrium dan kalium plasma
Pediatrics.(2004).Policy pada anak diare akut dengan
statement:managing acute dehidrasi.Jurnal e-Biomedik
gastroenteritis among children:oral (eBM)vol.1,No.1154-160
rehydration, maintenance, and Juffrie, M (2004) Gangguan keseimbangan
nutritional cairan dan elektrolit pada saluran cerna. Sari
therapy.Pediatric,114(2):507 pediatric
Black, R (2007) Epidemiologi of diarrheal Vol.6 No.1 52-59
diseases. Johns Hopkins Bloomberg School Kemenkes RI (2011) Buletin Jendela data
of Public dan informasi kesehatan. Jakarta
Health. Johnson Hopkins University. Kisara,A.,Satoto,H/.Arifin,J. (2010)
Depkes RI (2008) Buku saku petugas Pengelolaan cairan pediatric:Tinjauan
diare. Dirjen pengendalian infeksi
Pustaka.Jurnal
dan penyehatan lingkungan . Jakarta
Anestesiologi
Dwipoerwantoro,P,G.,Hegar,B &
Indonesia.vol.2.No.2.107-114
Witjaksono,P,A,W. (2005) Pola
Leksana, E (2015) Strategi terapi cairan pada
tata laksana diare akut di beberapa
dehidrasi.CDK-224.Vol.42.No.1.70-73
rumah sakit swasta di Jakarta:
Mafazah, L.( 2013). Ketersediaan sarana
apakah sesuai dengan protocol
sanitasi dasar, personal hygine ibu
WHO?..Sari
dan kejadian diare.Jurnal Kesetahan
Pediatri,Vol.6.No.4. 182-187
masyarakat.Vol.8.No.2.176-182
Elliot E,J.(2007) Acute gastroenteritis in
Mantes,J,C & kang, S.(2013). Hydration
children. Clinical review. BMJ. Vol. 334
management.J Gerontil Nurs;39 (2):9-11
Emergency Nurses Association
(2011).Clinical practice
guideline:Difficult intravenous 305
access.http://www.ena.org/practice;re
search/research/CPG
Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
“Implementasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Untuk Peningkatan Kekayaan Intelektual”
Universitas Muhammadiyah Semarang, 30 September 2017
306