Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI POLIMER DAN KARET

“TUGAS 1”
Dosen Pengampu: Prahady Susmanto, S.T., M.T.

OLEH:

Robby Kurniawan (03031281823058)

Kelas B Indralaya

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
NO. Peneliti Judul Bahan Baku Tahapan Proses Manfaat
1. Syaiful dkk Pengaruh Temperatur Bahan yang digunakan yaitu: Penelitian ini dilakukan melalui 1. Temperatur vulkanisasi yang
(2018) dan Waktu Vulkanisasi  karet SIR-20 4tahapan yaitu: optimal pada penelitian ini
pada Pembuatan Sol  MBTS (mercapto 1. persiapan bahan baku adalah 140oC, yang dapat
Karet Cetak dengan benzothiazole disulfida) 2. pencampuran (mixing) menghasilkan nilai tegangan
Memanfaatkan Arang  ZnO (zink oksida) 3. vulkanisasi putus, perpanjangan putus,
Aktif Tempurung  asam stearat 4. pencetakan sol karet cetak serta kekerasan dan berat jenis yang
 6 PPD (N- pengujian sifat fisika sol karet terbaik pada pembuatan sol karet
(1,3Dimethylbutyl)-N’- cetak. cetak.
phenyl-p-henylenediamine Variabel yang diteliti adalah pengaruh 2. Waktu vulkanisasi yang paling
 arang tempurung kelapa baik pada penelitian ini yaitu
temperatur dan waktu vulkanisasi pada
 white oil selama 20 menit dengan
pembuatan sol karet cetak. Perlakuan
 TMQ (2,2,4-trimethyl-1,2- temperatur vulkanisasi berkisar
penelitian meliputi variasi temperatur
dihydroquinoline) 100oC-140oC, yang dapat
100oC, 120oC, 140oC, 160oC dan
 sulfur menghasilkan nilai tegangan
variasi waktu vulkanisasi 10 menit,
putus, perpanjangan putus,
15 menit dan 20 menit.
kekerasan dan berat jenis yang
terbaik pada pembuatan sol karet
.
cetak.
3. Vulkanisasi pada temperatur
160ºC dapat menurunkan nilai
tegangan putus, perpanjangan
putus, kekerasan dan berat jenis
pada pembuatan sol karet cetak.
Hal ini disebabkan, karena
kompon karet telah mengalami
scorching atau terlalu matang.
4. Nilai tegangan putus,
perpanjangan putus, kekerasan
dan berat jenis yang sesuai
dengan persyaratan SNI sol
karet cetak terdapat pada
temperatur vulkanisasi 140oC
dengan waktu vulkanisasi selama
20 menit.

2. Cifriadi dkk Pengaruh Jenis Arang  Bahan baku utama berupa Prosedur pembuatan vulkanisat karet 1. Sifat mekanik vulkanisat karet,
(2019) Hitam terhadap Sifat karet alam jenis SIR 20. mengacu pada ASTM D3182-16 selain dipengaruhi oleh derajat
Mekanik Komposit  Bahan kimia kompon karet dengan tahapan sebagai berikut : ikatan silang juga turut
Karet Alam pada terdiri atas ZnO dan Asam 1. Karet alam SIR 20 terlebih ditentukan oleh interaksi antara
Vulkanisat Elastomer Stearat sebagai bahan dahulu dimastikasi dalam mesin karet dengan bahan pengisi.
Bantalan Jembatan pengaktif, Lilin parafin giling terbuka hingga menjadi 2. Partikel bahan pengisi yang
sebagai antiozonan, Ionol, lunak dan plastis. berukuran lebih kecil atau luas
6PPD dan TMQ sebagai 2. Kemudian ke dalam matriks area yang lebih besar
antioksidan, minyak parafinik karet alam yang telah lunak menciptakan interaksi yang kuat
sebagai bahan pelunak karet, ditambahkan bahan kimia dengan molekul karet sehingga
CBS dan TMTD sebagai kompon karet dengan urutan memberikan sifat fisik dan
bahan pencepat, sulfur sebagai sebagai berikut: bahan mekanik yang unggul bagi
bahan pemvulkanisasi, dan pengaktif, bahan antiozon dan vulkanisat komposit karet
carbon black sebagai bahan antioksidasi, rubber processing tersebut, demikian pula
pengisi penguat (reinforcing oil dan bahan pengisi penguat, sebaliknya.

2
filler). bahan pencepat dan terakhir 3. Bahan pengisi arang hitam tipe
bahan pemvulkanisasi. N990 tidak memenuhi standar
3. Karet dan bahan kimianya terus mutu sesuai SNI 3967:2013
digiling hingga terbentuk untuk produk karet bantalan
kompon karet yang homogen. jembatan dan jalan layang Duro
4. Kompon karet dimaturasi 60 karena menghasilkan
selama kurang lebih 24 jam agar vulkanisat karet dengan nilai
bahan kimia karet semakin kekerasan 42 Shore A dan kuat
terdispersi secara merata di tarik 12,5 MPa pada kondisi
seluruh bagian matriks karet sebelum pengusangan, serta 45
alam. Shore A dan 14,1 MPa setelah
5. Kompon karet dicuplik pengusangan.
sebanyak 50 gram untuk 4. Bahan pengisi yang dianggap
pengujian karakteristik sesuai untuk produk karet
vulkanisasi menggunakan bantalan jembatan dan jalan
Rheometer MDR Alpha 2000. layang adalah arang hitam tipe
6. Sisa kompon karet dicetak N550, N774, dan N330 karena
menjadi sampel uji dalam mampu memberikan nilai
Hydraulic press o machine pada pampatan tetap dan ketahanan
suhu 150 C. pengusangan yang unggul pada
7. Parameter pengujian sifat fisika komposit karet. Bahkan mutu
dan mekanik vulkanisat produk karet bantalan jembatan
komposit karet untuk bantalan yang diperoleh dengan
jembatan mengikuti standar menggunakan bahan pengisi
mutu sebagaimana tercantum tersebut mampu bersaing

3
dalam SNI 3967:2013. dengan mutu produk impor
Parameter tersebut meliputi karet bantalan jembatan
kekerasan, kuat tarik, komersial.
perpanjangan putus, pampatan
tetap, dan ketahanan ozon.
Pengujian sifat mekanik
dilakukan sebanyak 3 kali untuk
setiap sampel.
3. Mayasari dkk Kemampuan Proses Bahan-bahan yang digunakan 1. NBR dan EPDM serta bahan 1. Campuran NBR/EPDM
(2018) dan Karakteristik dalam penelitian ini yaitu: tambahan lainnya ditimbang memberikan kemampuan proses
Vulkanisasi Campuran  NBR (Krynac 4975 F dengan sesuai formulasi kompon dan karakteristik
NBR/EPDM kadar ACN 48,5 ± 1,5%,) 2. selanjutnya digiling dengan vulkanisat yang lebih baik
 EPDM (Keltan 4551 A tworoll mill dengan suhu 40- dibandingkan dengan kompon
dengan kadar ENB 8,7%). 50°C. NBR dan kompon EPDM secara
3. Kompon yang diperoleh terpisah berdasarkan mooney
Bahan aditif yang digunakan
dikondisikan pada suhu ruang viscosity (14.455 MU), waktu
yaitu:
selama 24 jam. optimum (948; 444.5; 249.5;
 zinc oxide (ZnO) Indoxide
4. Setelah itu dilakukan uji dengan 129.5 detik pada 150, 160, 170,
dan asam stearat Aflux 42 M
rheometer. Selanjutnya kompon dan 180°C) serta indeks
ex Rhein Chemie sebagai
divulkanisasi sesuai waktu pada kecepatan pematangan (0.113;
aktivator
rheometer. 0.233; 0.440; 0.893 detik-1 pada
 carbon black jenis N330 High
150, 160, 170, dan 180°C).
Abrassion Furnace (HAF) dan
2. Kompatibiliser tidak memberi
N774 Semi Reinforcing
pengaruh yang sangat signifikan
Furnace (SRF) (OCI, Korea)
sebagai filler terhadap waktu scorch dan

4
 parafinic oil dari Indrasari, selisih torsi kompon.
parafin wax Antilux 654 A 3. Kompatibiliser montmorillonite
sebagai anti oksidan memberikan kemampuan proses
 TMQ Kemai sebagai kompon terbaik dengan
antioksidan, 6PPD Starchem viskositas mooney terendah
sebagai anti ozonan (11.735 MU), waktu pemasakan
 2,2’- dithiobis(benzothiazole) optimum yang baik (1059.5;
(MBTS) Kemai, N- 434.5; 263; 128 detik pada 150,
cyclohexyl- 160, 170, dan 180°C) serta
benzothiazylsulphenamide indeks kecepatan pematangan
(CBS) Kemai sebagai tertinggi (0.100; 0.234; 0.422;
akselerator, 0.901 detik-1 pada 150, 160,
 methyl methacrylate- 170, dan 180°C).
butadiene-styrene (MBS) ZB- 4. Kompon dengan
521 ZB-32 (Huaxing), montmorillonite sebagai
montmorillonite (Sigma kompatibiliser membutuhkan
Aldrch), dan Silika (Zeosil energi aktivasi tertinggi untuk
175P, Rhodia Silica Qingdao) memulai reaksi vulkanisasi
sebagai kompatibiliser, (14126.32 kJ/mol). Hal ini
 PEG (PEG 4000 Korea), serta menunjukkan bahwa
sulfur Miwon sebagai bahan montmorillonite dapat menjadi
pemvulkanisasi. kompatibiliser yang sesuai
untuk campuran NBR/EPDM.
4. Siregar, S.M. Pengaruh Konsentrasi Bahan yang digunakan dalam 1. Lateks pekat dan bahan-bahan 1. perlakuan kaolin dengan
(2017) Kaolin sebagai Bahan penelitian ini yaitu: kimia yang sudah didispersi, titanium dioksida (TiO2)

5
Pengisi terhadap  Serbuk lateks pekat emulsi, dan solution ditimbang memberikan pengaruh sangat
Vulkanisasi Benang  serbuk kaolin terlebih dahulu untuk dicampur. nyata terhadap pengembangan.
Karet  serbuk titanium dioksida Untuk titanium dioksida (TiO2) 2. Semakin tinggi konsentrasi
 serbuk kalium hidroksida dan kaolin yang digunakan kaolin maka semakin kecil
 serbuk belerang, serbuk zinc sebagai bahan pengisi juga pengembangannya, sehingga
mercapto benzo thiazole ditimbang. Kemudian dicampur waktu vulkanisasi yang
(ZnMBT) sampai membentuk kompon dibutuhkan semakin lama.
 serbuk zinc oksida inaktif, lalu ditambahkan zat
 serbuk wingstay L-HLS pengaktif yaitu ZDBC dan ZnO
 cairan sunproof untuk membentuk aktif kompon.
 cairan Ca(NO3)2 (kalsium 2. Kompon aktif tersebut dimasak
nitrat) untuk proses pematangan lalu
 cairan methanol dihomogenkan menggunakan alat
 cairan siklohexane. pencampur.
3. Setelah homogen kompon
didinginkan pada temperature ±13
ºC di dalam lemari pendingin.
Diuji ukuran masaknya lalu
disimpan sementara di dalam
penyimpanan sementara agar buih
dan kotoran dapat hilang.
4. Kompon aktif digumpalkan pada
pipa agar berbentuk benang
dengan asam asetat 30%,
kemudian dicuci dengan air panas

6
pada suhu 60 – 70 ºC dan
dikeringkan pada suhu 120 – 125
ºC, lalu dilewatkan melalui kotak
tepung agar kadar airnya hilang
dan tidak lengket. Benang dicetak
dengan pencetak pipa agar
berbentuk pita-pita benang.
5. Kemudian divulkanisasi dengan
suhu 140 ºC, lalu didinginkan.
5. Handayani Pengaruh Vulkanisasi Bahan yang digunakan dalam 1. Lateks pekat diolah dari lateks 1. Daya radiasi mesin berkas
dkk (2019) Lateks Karet Alam penelitian ini yaitu: kebun yang dipekatkan dengan elektron hanya sampai di
dengan Cara Radiasi  lateks pekat dari supplier lokal cara sentrifugasi sehingga permukaan lateks sehingga
menggunakan Mesin diperoleh lateks dengan kadar ikatan silang hanya terjadi di
Bahan kimia kompon yaitu:
Berkas Elektron (Mbe) karet kering (KKK) minimal 60%. permukaan sedangkan lateks di
terhadap Sifat Mekanik  antioksidan ionol 2. Lateks terdeproteinisasi (DPNR) bagian dalam tidak mengalami
dan Kadar Protein  bahan pencepat ZDC (zinc dibuat secara enzimatis ikatan silang. Akibatnya
Barang Jadinya dithiocarbamate) menggunakan enzim proteolitik kekuatan tarik dari film
 bahan pengawet surfaktan KP-3939 sebanyak 0,04% lateksnya sangat rendah
anionik distabilkan dengan 1% SDS dibandingkan dengan lateks
 bahan pengaktif seng oksida selama 12 jam pada suhu 32 °C yang divulkanisasi secara
dengan grade teknis dari dan diikuti dengan sentrifugasi. konvensional (menggunakan
supplier lokal. 3. Fraksi krim didispersikan dalam belerang).
 Enzim proteolitik KP3939 dan larutan SDS 1% untuk 2. Radiasi lateks dengan mesin
surfaktan SDS (Sodium menghasilkan lateks dengan KKK berkas e l ekt ron kurang cocok
Dodecyl Sulphate) dari 30% kemudian dicuci dua kali untuk pembuatan barang jadi
Merck.

7
 bahan pemeka radiasi yaitu dengan sentrifugasi untuk lateks dengan sistem dipping
nBA (n-Butyl Acrylate) dan membuat lateks yang (celup) seperti sarung tangan
Neopelex FS diperoleh dari dideproteinisasi secara enzimatis karet karena lateks tidak
supplier lokal. sesuai metode Yamamoto et al. tervulkanisasi secara sempurna.
(2007).
4. Sebelum diradiasi, contoh lateks
yang telah disiapkan oleh Balai
Penelitian Teknologi Karet
kemudian diencerkan menjadi
KKK 30%. Selanjutnya ke dalam
lateks tersebut ditambahkan bahan
pemeka iradiasi yaitu emulsi
larutan nBA 50% dengan larutan
Neopelex FS 1% dengan
perbandingan 50:50. Campuran
lateks tersebut kemudian diaduk
dengan kecepatan 150 rpm selama
± 15 menit dan lateks siap
diiradiasi.
5. Proses i radiasi lateks dilakukan
dengan memvariasikan jenis
lateks dan dosis iradiasi. Lateks
hasil iradiasi selanjutnya diuji
sifat mekanik dan kadar
proteinnya

Anda mungkin juga menyukai