Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi Prokariotik (Archaebacteria & Eubacteria)

Dosen Pengampu:

Nama: Toshiko Monalisa Manoppo


NIM: 20051103010

1. Seorang ilmuan yang bernama Carl Woese mengklasifikasikan organisme prokariotik


secara terpisah Melalui analisis variasi RNAr. Dari klasifikasi tersebut menyatakan bahwa,
organisme prokariotik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Archaebacteria dan Eubacteria.
Pada kedua kelompok ini tentu memiliki ciri-ciri dan perbedaan antara satu dengan yang
lainnya yaitu sebagai berikut.

A. Klasifikasi Archaebacteria

Archaebacteria merupakan kelompok mikroorganisme prokariota yang paling primitif dalam


pengelompokan kelas bakteri. Hal ini dikarenakan pada archaebacteria ini terdapat susunan
yang berbeda dibagian RNA ribosomalnya.  Dari hasil analisis para ilmuan taksonomi,
ditemukan banyak sekali kelompok archaebacteria di tempat habitat bumi purbakala atau
pada saat ini dapat ditemukan pada lingkungan ekstrem di bumi.

Berdasarkan habitat tempat tinggalnya, archaebacteria di klasifikasikan menjadi 3 kelompok,


yaitu sebagai berikut :

1. Methanogen

Methanogen merupakan klasifikasi mikroorganisme yang tidak membutuhkan oksigen dan


bersifat heterotrof atau tidak dapat membuat makanannya sendiri. Methanogen ini bukan
hanya terdapat di perairan melainkan juga bisa didapati pada saluran pencernaan hewan dan
pencernaan manusia.

Adapun terdapat contoh klasifikasi dan fungsi jenis mikroorganisme methanogen ini yaitu

 Lachnospira multiparus
Lachnospira multiparus ini memiliki fungsi  ornanisme yang dapat memproses
penyederhanaan pektin
 Ruminococcus albus
Ruminococcus albus ini berfungsi sebagai bakteri yang akan menghidrolisis selulosa
 Succumonas amylotica
Succumonas amylotica adalah bakteri yang memiliki peran untuk mengurai zat
amilum
 Methanococcus janashii
Methanococcus janashii adalah bakteri yang mempunyai kemampuan sebagai suatu
gas berupa metana

2. Halofit Ekstrim

Halofit Ekstrim merupakan jenis klasifikasi yang bersifat aerob heterotrof, tetapi ada juga
yang bersifat anaerob serta fotosintetik dengan terdapatnya pigmen yang dimilikinya berupa
bakteriorodopsin. Jenis klasifikasi ini adalah mikroorganisme yang habitatnya di daerah yang
berkadar garam tinggi contohnya di laut mati, bahkan bisa kita temukan juga di makanan
yang mempunyai kandungan garam.

3. Thermo Asidofil

Themo Asidofil merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menggunakan h2s sebagai
sumber energinya. Mikroorganisme ini dapat kita temuka di daerah yang panas. Habitat ini
hidup di air panas, misalnya di kawah gunung berapi di dasar laut.

B. Klasifikasi Eubacteria

Eubacteria ini merupakan mikroorganisme yang memiliki sifat prokariotik. Sel bakteri yang
di miliki eubacteria dapat mengeluarkan atau menghasilkan lendir menuju ke permukaan
dinding selnya. Dari lendir yang dihasilkan tersebut akan membentuk kapsul yang digunakan
sebagai pelindung diri apabila di sekitar habitatnya tidak dapat menguntungkan lagi.

Berdasarkan cara memperoleh makanannya, bakteri jenis eubakteria ini


dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Bakteri Heterotrof

Bakteri heterotrof adalah jenis bakteri yang memiliki 2 sifat yaitu parasit dan saprofit.
Mikroorgnisme ini tidak dapat membuat makanannya sendiri atau bergantung pada bakteri
lain. Bakteri ini akan mengambil nutrisi yang berasal dari organisme lain. Untuk itulah
mengapa bakteri ini disebut parasit. Sebaliknya pada tahap saprofit, ia akan mengambil
nutrisi pada organism yang sudah mati.

2. Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof adalah jenis bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri. Bakteri ini
terdiri dari 2 sifat yaitu fotoautotrof, memperoleh makanan dengan memanfaatkan sumber
energi cahaya matahari, dan kemoautotrof yaitu memperoleh makanan dengan memanfaatkan
sumber energi kimia.

Anda mungkin juga menyukai